PRAKTEK LAPANGAN
ACARA PENGOLAHAN TEH
Disusun Oleh :
Amillea ZH Ramadhani Damanik
17/18926/THP/STIPP
Disusun Oleh :
17/18926/THP/STIPP
A. Latar Belakang
Tanaman teh merupakan tanaman tahunan yang menghasilkan daun sebagai
hasil dari produksinya. Tanaman ini dapat tumbuh subur dan berkembang baik
di daerah dengan ketinggian mencapai 200 hingga 2000 meter di atas
permukaan laut. Semakin tinggi letak daerahnya maka semakin baik kualitas
teh yang akan dihasilkan. Dalam perkembangannya, industri teh di Indonesia
mengalami pasang surut sesuai dengan perkembangan pasar dunia maupun
perkembangan pasar di Indonesia`
Teh (Camellia sinensis (L.) Kuntze) merupakan minuman non alkohol yang
banyak digemari oleh masyarakat. Teh sebagai bahan minuman, dibuat dari
pucuk muda yang telah mengalami proses pengolahan. Daun teh mengandung
khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, salah satunya adalah
sebagai antioksidan. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh berasal dari
kandungan bahan kimia yang terdapat dalam daun teh.
Teh adalah minuman yang mengandung kafeina, sebuah infusi yang dibuat
dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari
tanaman teh dibagi menjadi empat kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau,
dan teh putih.
Teh hijau (green tea) yaitu teh tidak mengalami proses fermentasi. Karena
aktivitas enzim sengaja di hentikan dengan panas/steam. Teh hijau memiliki
kandungan zat tanin yang sangat tinggi. Teh oolong, teh yang proses
fermentasinya berjalan secara tidak sempurna. Sehingga masih mengandung
sedikit tanin dan beberapa senyawa turunannya. Teh oolong merupakan
perpaduan dari teh hijau dan teh hitam. Teh hitam (black tea), teh yang proses
fermentasinya berlangsung secara sempurna sehingga hampir semua
kandungan tanin terfermentasi menjadi tehaflavin dan teharubigin. Dan yang
terakir adalah teh putih. Teh putih (white tea), teh yang di buat hanya dari bagian
pucut teh yang terlindung dari sinar matahari sehingga tidak terjadi
pembentukan klorofil.
B. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan praktek lapangan dari acara pengolahan teh ini adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu melakukan pengolahan teh menjadi teh wangi dan teh
celup.
2. Mahasiswa mampu melakukan pelayuan, penggulungan, fermentasi, serta
pengeringan dalam proses pengolahan teh wangi dan teh celup.
3. Mahasiswa mampu melakukan pembuatan teh wangi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
Definisi teh mengacu pada produk dari daun, kuncup daun, dan ruas dari
Camellia sinensis tanaman yang disiapkan dengan metode yang berbeda. Teh
juga mengacu pada minuman aromatik yang dibuat dari daun yang diseduh
dengan kombinasi dengan air panas atau mendidih. Tanaman teh (Camellia
sinensis) merupakan tanaman dari genus Camellia, genus dari tanaman
berbunga yang berasal dari famili Theaceae. Camellia sinensis merupakan
tanaman asli Asia Tenggara meskipun saat ini lebih dari 30 negara di dunia
membudidayakan tanaman ini. Daun teh segar biasa digunakan untuk
manufaktur teh dan dipetik dengan menggunakan tangan atau menggunakan
mesin (Chaturvedula, Prakash, 2011).
B. Analisa Ekonomi
1. Analisa ekonomi pembuatan teh wangi
TFC (Total Fix Cost)
= Rp. 105.411
C. Pembahasan
Pada praktek pengolahan teh, dilakukan dua proses produksi, yaitu proses
produksi teh wangi dan teh celup. Pada proses produksi teh wangi, pertama kali
dilakukan tahap penggosongan, yaitu teh hijau dengan berat 50 gram
digosongkan dengan pemanasan dengan suhu 90 oC selama 5 menit dengan
rotary atau drayer/hong. Setelah digosongkan, teh hijau bersifat porous
(mengandung banyak ruang kapiler) sehingga luas permukaan penyerapan
meningkat serta tidak mengandung gas-gas yang tidak dikehendaki. Dalam
keadaan demikian, teh hijau gosong akan memiliki kekuatan menyerap yang
besar apabila dihadapkan pada molekul gas (aroma bunga). Berat setelah
penggosongan adalah 48 gram dan warna menjadi hitam.
Selanjutnya dilakukan tahap pelembaban, yaitu pemberian air pada teh
gosong kira kira 20 % dari berat teh hijau, yaitu 10 mL. Caranya dengan
diperciki air atau disemprot diaduk dengan rata, lama pelembaban adalah 2
menit. Pelembaban dapat melonggarkan gulungan teh. Berarti memperluas
permukaan teh hijau, karena pewangian pada keadaan dingin akan
menghasilkan teh wangi yang sangat harum dan tingkat keharumannya tidak
mudah hilang. Air yang ditambahkan selama pelembaban selain berguna untuk
membuka gulungan teh juga berguna untuk menjaga agar kondisi bunga tetap
segar sehingga kegiatan fisiologisnya tetap dapat berlangsung.
Kemudian dilakukan tahap pewangian bunga melati 100 gram yang mau
mekar dicampur dengan perbandingan teh antara bunga adalah 1 : 2. Pewangian
dilakukan pada malam saat bunga mekar dan wangi optimal, dan dibiarkan
selama 24 jam dengan jumlah pengadukan 5 kali, campuran teh dan bunga
diaduk merata supaya wanginya merata. Selanjutnya pada tahap terakhir
dilakukan tahap pengeringan, yaitu bunga melati setelah proses pewangian
dipisahkan. Teh kemudian dikeringkan dengan alat pengering suhu masuk 110
o
C dan suhu udara keluar 50 oC selama 30 menit. Berat teh kering adalah 118
gram, berat berkurang karena terjadi penyusutan kadar air saat dilakukan
pengeringan.
Pada proses produksi teh celup, pertama kali dilakukan tahap pelayuan,
yaitu pucuk daun teh dimasukkan ke dalam hong, dipanaskan dengan api di
bawahnya sambil diputar porosnya. Pelayuan kira-kira 10 menit. Kemudian
tahap penggulungan, yaitu daun teh yang telah layu digulung dengan tangan
diatas nyiru sampai semua tergulung dan cairan sel keluar, kemudian
dikeringkan. Selanjutnya tahap pengeringan, yaitu dilakukan dengan wajan,
dipanaskan sambil diaduk-aduk dengan sendok kayu. Pengeringan dihentikan
bila daun sudah rapuh atau mudah dipatahkan. Kemudian tahap pencampuran,
yaitu dilakukan dengan mengecilkan ukuran dari daun teh dengan
menggunakan blender. Setelah itu mencampur daun teh bubuk sebanyak 35
gram dan jahe bubuk sebanyak 15 gram dengan perbandingan 7 : 3. Selanjutnya
memasukkan teh rempah ke dalam kantong teh celup sebanyak 2 gram per
kantong. Kemudian dilakukan perekatan kemasan teh celup dengan
menggunakan sealer, jumlah teh celup yang dihasilkan sebanyak 25 buah.
Harga HPP teh celup dan teh wangi adalah Rp. 5.250. TC teh wangi adalah
Rp. 105.882 sedangkan TC teh celup adalah Rp. 105.411.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktek lapangan dan hasil pengamatan maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembuatan teh wangi dimulai dari tahap penggosongan, pelembaban,
pewangian, dan pengeringan. Pembuatan teh celup dimulai dari tahap pelayuan,
penggulungan, pengeringan, pencampuran dan perekatan kemasan teh celup.
2. Pelayuan, penggulungan, serta pengeringan dalam proses pengolahan teh wangi
dan teh celup dilakukan secara bertahap dan berurutan sesuai cara kerja.
3. Teh wangi dibuat dari teh hijau yang dicampur dengan bahan pewangi dari
bunga melati atau culan, melalui proses pengolahan tertentu untuk mendapatkan
cita rasa yang khas.
4. Harga HPP teh celup dan teh wangi adalah Rp. 5.250. TC teh wangi adalah Rp.
105.882 sedangkan TC teh celup adalah Rp. 105.411.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2019. Petunjuk Teknis Praktek Lapangan. Institut Pertanian Stiper.
Yogyakarta.
Chaturvedula., Prakash. 2011. The aroma, taste, color and bioactive constituents of
Tea. Journal of Medicinal Plants Research 5(11) : 2110- 2124.
Puspita Eka. 2014. Laporan Pembuatan Teh Penyegar. Universitas Jenderal
Soedirman : Purwokerto.