Anda di halaman 1dari 25

Paper Mesin Dan Peralatan

MESIN PEMBUATAN TEH CELUP

Disusun oleh :
Sri Muliani; 1705105010041
Saidatul Wulya; 1705105010005
Asmaul Husna; 17050105010014
Januar Rizki; 1705105010073

Dosen pembimbing:
Martunis, S.TP., M.Sc.

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2018
ABSTRAK
Teh merupakan salah satu produk minuman yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia. Ada 3 jenis teh yang dihasilkan di Indonesia yaitu teh
hitam (Black Tea), teh hijau (Green Tea), dan teh wangi (Jasmine Tea). Seiring
perkembangan zaman, orang-orang mulai beralih untuk menikmati teh secara
instan dan lebih menghemat waktu yaitu dengan teh celup. Teh celup merupakan
produk olahan teh yang dikemas di dalam kemasan kantung (bag) yang terbuat
dari filter paper. Sistem pengolahan teh terbagi menjadi dua, yaitu sistem
orthodox dan sistem sistem CTC (Chrushing Tearing Curling). Pada sistem
pengolahan teh ini memanfaatkan sistem orthodox rotorvane, yang dilakukan
dengan berbagai tahapan yaitu penimbangan bahan baku, pelayuan
,penggulungan, penggilingan, sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi
kering, pengemasan dan terakhir penyimpanan. Setiap teh memiliki tehnik
pengolahan yang sedikit berbeda. Pada proses pembuatan teh hitam dipilih hanya
bagian tunas. kemudian pada tahap pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar
air hingga 70% didalam withering trough. Pada tehnik fermentasi secara penuh
dengan memanfaatkan bantuan enzim polyphenol oksidase yang alami terdapat
didaun tanpa bantuan mikroba pada suhu 24-35ºC dan kelembapan 95%. Pada
tahap pengeringan dengan driyer, daun menjadi kecoklatan dengan tingkat
kelembapan 6%. Selanjutnya dikemas kedalam kertas kantung teh dengan bantuan
alat tea bag Packaging machine.

Kata kunci : Teh hitam, Teh celup, Fermentasi, Pengolahan

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3
BAB III. METODOLOGI ....................................................................................... 5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 7
4.1 Proses Pengolahan Teh Celup ....................................................................... 7
4.2 Mesin dan Peralatan Industri ......................................................................... 8
KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
BAB I. PENDAHULUAN

Perkebunan teh merupakan salah satu sektor pertanian yang


menguntungkan di Indonesia, karena letak geografis Indonesia yang sangat
strategis. Teh juga merupakan komoditas terbesar kebutuhan dunia. Teh
merupakan minuman penyegar yang disukai hampir seluruh penduduk di dunia.
Teh merupakan salah satu produk minuman yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia bahkan minuman teh sudah banyak sekali dijadikan sebagai
minuman sehari-hari. Minuman ini banyak dikonsumsi karena memiliki cita rasa
dan aroma yang khas, memberikan kesegaran, dan memberikan manfaat yang baik
untuk kesehatan. Teh juga berkhasiat sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel
yang rusak, mencegah kanker, dan melancarkan sirkulasi darah.
Ada 3 jenis teh yang dihasilkan di Indonesia yaitu teh hitam (Black Tea),
teh hijau (Green Tea), dan teh wangi (Jasmine Tea). Penggolongan tersebut
didasarkan pada sistem pengolahannya. Secara garis besar perbedaan antara
pengolahan teh hitam, teh hijau, dan teh wangi terletak pada proses pemeraman
(fermentasi). Teh hitam merupakan hasil pengolahan melalui proses fermentasi,
sedangkan teh wangi merupakan kelanjutan hasil yang diproses dari teh hijau
yang ditambah bunga melati. Teh hijau sendiri diolah tanpa melalui proses
fermentasi. Pengembangan produk pangan berbasis teh hitam salah satunya dalah
teh celup (Wijana dkk, 2017).
Minum teh sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, seiring dengan
perkembangan jaman dan bertambahnya kesibukan masyarakat dalam dunia kerja
menyebabkan masyarakat lebih cenderung memilih produk instan, karena
menurut mereka akan lebih menghemat waktu, tidak terkecuali dalam proses
penyeduhan teh. Produsen teh melihat peluang ini kemudian menciptakan produk
teh celup yang mudah diseduh tanpa ada proses penyaringan.
Teh merupakan salah satu produk minuman yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia. Saat ini secara perlahan terjadi perubahan pola konsumsi
masyarakat dari teh seduh ke teh celup. Teh celup merupakan produk olahan teh
yang dikemas di dalam kemasan kantung (bag) yang terbuat dari filter paper
(Handayani, 2010). Beralihnya konsumen dari teh seduh ke teh celup sejalan

1
dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin menginginkan
kepraktisan, termasuk dalam menyeduh teh. Terlihat pula dari perkembangan
konsumsi teh celup perkapita di Indonesia yang sangat pesat. Berdasarkan hasil
SUSENAS tahun 2015, rata-rata pertumbuhan konsumsi perkapita teh celup tahun
2011-2015 mencapai 14,82% per tahun (Pusdatin, 2015).
Proses pengolahan teh celup ini memerlukan alat dan mesin pengolah yang
tidak sedikit jumlahnya. Alat-alat dan mesin didesain dan dibuat sesuai dengan
tujuan penggunaan dan fungsinya masing-masing. Penggunaan alat dan mesin
tersebut akan berpengaruh terhadap mutu produksi yang dihasilkan. Disini kami
akan menjelaskan bagaimana proses pengolahan teh celup dan mesin apa saja
yang akan digunakan dalam menunjang produksi teh celup.

2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Teh celup merupakan produk olahan teh yang dikemas dalam kantung
(bag) yang terbuat dari filter paper (kantong kertas celup dari bahan tissue dan
tahan panas (Handayani, 2010). Keunggulan yang menjadi nilai tambah dari teh
celup adalah cara penyajiannya yang praktis, rasa teh yang tetap terjaga,
kebersihan dari hasil seduhan, serta hemat dalam jumlah pemakaiannya (Atmojo,
2012).
Teh hitam merupakan olahan daun teh (Camelia sinensis) yang paling
banyak dikonsumsi oleh seluruh orang di dunia. Sekitar 80% dari seluruh orang di
dunia mengkonsumsi teh hitam dan menjadi salah satu jenis teh yang paling
digemari di Amerika, Eropa, dan Indonesia. Teh hitam berkhasiat untuk
mencegah beberapa macam penyakit, diantaranya kanker, jantung koroner,
menurunkan kadar kolesterol dalam darah, dan mencegah penuaan dini, yang
disebabkan adanya kandungan senyawa antioksidan (Danang, 2011).
Tanaman teh (Camellia sinensis) berbentuk pohon. Tingginya biasanya
mencapai belasan meter. Namun, Tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas
untuk memudahkan pemetikan sehingga tingginya 90120 meter. Mahkota
tanaman teh berbentuk kerucut, daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur
terbalik. Tepi daun bergerigi, daun tunggal dan letaknya hampir berseling. Tulang
daun menyirip, permukaan atas daun muda berbulu halus sedangkan permukaan
bawahnya bulunya hanya sedikit. Permukaan daun tua halus dan tidak berbulu
lagi. Bunga teh berwarna putih dengan serbuk sari berwarna kuning. Tanaman teh
mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada ketiak atau
bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan pembentukan
daun. Tunas baru pada teh memilikki daun kuncup. (Nazaruddin dan paimin,
1993).
Menurut Balitri (2013), komponen aktif dalam teh yang mempunyai
kemampuan antioksidan paling efektif adalah polifenol. Theaflavin dan
thearubigin tergolong dalam komponen polifenol yang terkandung cukup tinggi
pada teh hitam. Komponen polifenol bersifat mudah rusak, kerusakan tersebut
bisa disebabkan oleh panas, oksigan, cahaya, logam berat, maupun zat kimia lain.

3
Oleh karena itu, pengembangan produk pangan berbasis teh hitam harus
dipikirkan agar memenuhi karakteristik komponen polifenol yang terkandung
dalam teh hingga dapat mencegah kerusakannya.
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat populer di dunia. Teh
dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia sinensis L.Kuntze).
Berdasarkan proses pengolahannya, secara tradisional produk teh dibagi menjadi
3 jenis yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Asia terutama China dan Jepang, sedangkan teh hitam lebih
populer di Negara Barat. Sementara, teh oolong hanya diproduksi di negeri
China.( Hartoyo, 2003).

4
BAB III. METODOLOGI

Sistem pengolahan teh hitam di Indonesia dapat menjadi dua, yaitu sistem
orthodox (orthodox murni dan orthodox rotorvane) serta sistem baru khususnya
sistem CTC. Sistem orthodox murni sudah jarang sekali dan yang umum saat ini
adalah sistem orthodox rotorvane dan sistem CTC (Chrushing Tearing Curling ).
Proses pengolahan teh hitam menjadi teh celup yang digunakan disini
menggunakan sistem orthodox rotorvane. Pengolahan teh hitam orthodox
rotorvane terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:
1) Penimbangan bahan baku
2) Pelayuan
3) Penggulungan,Penggilingan,dan Sortasi basah
4) Fermentasi
5) Pengeringan
6) Sortasi Kering
7) Pengemasan dan Penyimpanan
Pengolahan teh hitam menjadi teh celup secara skematis dapat dilihat pada
gambar berikut :

Pelayuan OTP

RRB

PCR

RV

5
Keterangan :
OTP = Open Top Roller
RV = Roter Vane
PCR = Press Cap Roller
RRB = Rotary Roll Breaker

6
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Pengolahan Teh Celup


Teh hitam adalah jenis teh yang dalam pengolahannya melalui proses
fermentasi secara penuh. Fermentasi tidak menggunakan mikroba sebagai sumber
enzim, tetapi menggunakan enzim polyphenol oksidase yang terdapat di dalam
daun teh. Daun teh yang akan digunakan untuk produksi teh hitam biasanya
adalah satu tunas dan dua daun yang kemudian disebar didalam withering trough
yang berbentuk kotak-kotak untuk melayukan. Kotak-kotak tersebut biasanya
sudah diberikan kipas khusus untuk menghembuskan angin ke dalam kotak.
Proses pelayuan ini akan mengurangi kadar air daun teh sampai 70%. Tahap
selanjutnya penggilingan daun teh yang telah dilayukan. Tujuan dari tahap
penggilingan ini adalah untuk memecah daun teh agar memudahkan proses
fermentasi. Setelah proses penggilingan selesai, daun-daun teh yang sudah
dihancurkan kemudian dimasukkan ke dalam ruangan fermentasi. Daun teh ditata
setipis mungkin di atas lantai dengan suhu 25-35oC dan kelembaban >95%. Proses
fermentasi berlangsung selama setengah sampai tiga jam, tergantung varietas
tanaman teh, umur daun teh, ukuran daun teh yang sudah dihancurkan, dan
kondisi fermentasi. Proses selanjutnya setelah hasil fermentasi diperoleh adalah
pengeringan untuk menonaktifkan enzim dan menghentikan proses fermentasi.
Proses ini menghasilkan daun teh yang berwarna kecoklatan atau hitam, aroma
berubah, dan kelembaban berkurang menjadi 6%. Tahap terakhir yaitu proses
pengemasan yaitu memasukkan beberapa gram teh yang telah diolah kedalam
kertas teh.

7
Gambar 1. Penampakan Proses Pembuatan Teh Secara Keseluruhan.

4.2 Mesin dan Peralatan Industri


1. Tahap Pelayuan
Withering trough berfungsi untuk menghamparkan pucuk teh segar dalam
proses pelayuan. Spesifikasi withering trough :
Tabel 1. Spesifikasi Withering Trough.
Merk Keterangan Spesifikasi
Fa. Teha Kapasitas 1800 kg
(Bandung) Kecepatan aliran elektromotor 38000 cfm
 Tegangan 220 volt
 Kuat arus 25 ampere
 Daya 10 HP
 Putaran 950 rpm
Sirocco Kapasitas 1000 kg
(India) Kecepatan aliran elektromotor 24000 cfm
 Tegangan 220 volt
 Kuat arus 8,2 ampere
 Daya 5 HP
 Putaran 400 rpm

8
Gambar 2. Sketsa Withering Trough

Gambar 3. Withering Trough Machine

a. Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada withering trough :


1. Heater Exchanger, berfungsi sebagai sumber udara panas yang
diperlukan untuk proses pelayuan.
2. Mixing chamber, Merupakan pintu masuk udara segar dan panas yang
menuju ke withering trough.
3. Main fan, berfungsi untuk mendorong udara ke mixing chamber.
4. Brander pemanas, merupakan sumber panas yang digunakan pada proses
pelayuan.
5. Exhaust fan, berfungsi untuk menghisap asap ke pembuangan.

9
Gambar 4. Heater Exchanger

Tabel 2. Spesifikasi Heater Exchanger


Keterangan Spesifikasi
Pabrik pembuat Fa. Teha Bandung
Merk/Tipe TEHA
Tahun pembuatan 1987
Bahan bakar Kayu bakar

b. Prinsip Kerja
Mula-mula sumber panas dihasilkan oleh brander. Setelah panas, udara
panas dari ruang pembakaran tersedot oleh main fan dan bercampur dengan
udara segar dari luar yang langsung menuju withering trough sehingga
mengenai pucuk teh yang dibeber. Sedangkan asap sisa pembakaran dihisap
oleh exhaust fan selanjutnya dibuang ke cerobong asap.

2. Tahap Penggilingan
A. Open Top Roller (OTR) , berfungsi untuk menggulung, dan memotong pucuk
teh yang sudah layu.

Gambar 5. Open Top Roller

10
Tabel 3. Spesifikasi Open Top Roller
Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Fa. Teha Bandung
Merk TEHA
Tahun pembuatan 1986
Kapasitas 350 – 375 kg
Elektromotor
 Merk/tipe English Electric
 Daya 20 HP
 Putaran 1450 rpm
 Tegangan 220/380 volt

a. Bagian-bagian dari OTR antara lain:


1. Silinder (Jubung). Bagian ini berfungsi untuk menampung pucuk layu
yang dimasukkan dari bagian atas pucuk silinder. Silinder ini terbuat dari
stainless steel dengan tinggi 100 cm dan diameter 119 cm.
2. Conus. Bagian ini berfungsi untuk menjamin kesempurnaan pembalikan
pucuk-pucuk dalam silinder. Conus berbentuk kerucut dan terletak pada
bagian dasar silinder.
3. Batten. Bagian ini berfungsi untuk menggulung dan memotong pucuk teh.
Batten berbentuk seperti pisau tumpul yang melengkung dan berada
disekeliling conus.
4. Pintu keluaran. Bagian ini berfungsi untuk mengeluarkan bubuk teh yang
sudah tergiling. Pintu keluaran ini menjadi satu dengan conus dan
terletak ditengah-tengah meja giling. Pintu keluaran dapat dibuka dengan
memutar handle yang berada dibagian depan dari OTR.

b. Prinsip Kerja
Open Top Roller digerakkan oleh elektromotor. Elektromotor akan
menggerakkan poros engkol. Perputaran poros engkol ini akan menggerakkan
silinder. Putaran silinder akan mengaduk pucuk layu dan dengan adanya conus
dan betten proses penggulungan menjadi sempurna/merata. Sistem kerja OTR
adalah single action yaitu hanya bagian atas yang berputar. Proses
penggulungan OTR ini berlangsung selama 50 menit.

11
B. Rotary Roll Breaker (RRB), berfungsi untuk mengayak bubuk teh basah hasil
penggilingan. Pada RRB, satu mesin hanya terdapat satu ayakan besar. Ayakan
pada RRB terdiri dari tiga buah mesh yang berukuran 6, 6, 7.

Gambar 6. Rotary Roll Breaker

Tabel 4. Spesifikasi Rotary Roll Breaker


Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Fa. Teha Bandung
Merk TEHA
Tahun pembuatan 1978
Kapasitas 300 kg/jam
Ukuran mesh 6, 6, 7
Putaran 135-140 rpm

a. Prinsip Kerja
Elektromotor pada pada rotary roll breaker akan memutar poros engkol.
Gerakan putar dari poros engkol kemudian akan menggerakkan ayakan. Bubuk
teh basah dibawa conveyor menuju ayakan. Karena gerakan ayakan, bubuk teh
akan bergerak. Bubuk teh basah yang lolos ayakan akan jatuh melalui corong
samping dan ditampung pada baki fermentasi, sedangkan yang tidak lolos
ayakan akan keluar menuju corong bagian depan menuju mesin PCR. Pada
proses ini berlangsung selama 10 menit.

C. Press Cup Roller (PCR), berfungsi untuk menggulung bubuk teh basah yang
masih belum lolos dari pengayakan RRB, sehingga dapat mengeluarkan cairan
essensial oil.

12
Gambar 7. Press Cup Roller

Tabel 5. Spesifikasi Press Cup Roller


Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat England
Merk Marshall
Tahun pembuatan 1965
Kapasitas 300-350 kg
Elektromotor
 Merk/tipe English Electric
 Daya 15 HP
 Putaran 1440 RPM
 Tegangan 220/380 volt

a. Prinsip Kerja
prinsip kerja PCR hampir sama dengan OTR perbedaannya hanya pada
proses penekanan. Pada OTR tekanan pada daun hanya berasal dari berat daun
itu sendiri sedangkan pada PCR tekanan pada daun berasal dari piringan
penekan. Sistem kerja PCR adalah double action yaitu bagian atas dan bawah
berputar. Proses penggilingan pada PCR ini berlangsung selama 30 menit
dengan uraian sebagai berikut (10 menit pengisian, 7 menit pres, 3 menit buka,
7 menit pres, dan 3 menit buka).

D. Rotorvane, berfungsi untuk menggulung dan memotong bubuk kasaran yang


berasal dari Rotary Roll Breaker.

13
Gambar 8. Rotorvane

Table 6. Spesifikasi Rotorvane


Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Fa. TEHA Bandung
Merk TEHA
Tahun pembuatan 1985
Kapasitas 300 kg/jam
Elektromotor
 Daya 1 HP
 Kuat arus 20 Amp
 Putaran 1400 rpm
 Tegangan 220/380 volt

a. Prinsip Kerja
Rotorvane digerakkan oleh elektromotor dengan transmisi sabuk
vanbelt yang berfungsi sebagai pemutar as rotor speed reducer. Pucuk yang
dibawa oleh belt conveyor kemudian menuju ke corong pintu masuk rotorvane,
disini pucuk akan digiling menjadi kecil-kecil dan keluar melalui plat ujung.

3. Tahap Fermentasi
A. Humidifier berfungsi untuk mengatur kelembaban udara dalam ruang
pengolahan basah agar sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan yaitu
berkisar antara 90% - 98%.

14
Gambar 9. Humidifier

Tabel 7. Spesifikasi Humidifier


Spesifikai Keterangan
Tegangan 220/380 volt
Daya 1 HP
Putaran 1400 rpm

a. Prinsip Kerja
gerakan putar dari elektromotor mengakibatkan kipas ikut berputar.
Pada saat yang bersamaan air dipompakan dan menyembur pada bagian
piringan. Air ini kemudian akan terpecah merata sehingga akan tampak seperti
kabut tebal.
B. Trolly, berfungsi untuk membawa bubuk hasil penggilingan yang telah
diletakkan dalam baki ke ruang fermentasi dan kemudian membawanya ke
ruang pengeringan.

C. Baki fermentasi, berfungsi untuk meletakkan bubuk hasil penggilingan di


ruang fermentasi.

4. Tahap Pengeringan
A. Mesin Pengering (Dryer), mesin pengering berfungsi untuk menghentikan
proses fermentasi dan untuk menurunkan kadar air dalam bubuk teh.

15
Gambar 10. Mesin Pengering (Dryer)

Tabel 8. Spesifikasi Mesin Pengering (Dryer)


Keterangan
Spesifikasi
Pengering I Pengering II
Pabrik pembuat ANDREW YULE & CO. MARSHALL, ENGLAND
LTD INDIA
Merk Sirocco Marshall
Tahun pembuatan 1978 1965
Kapasi 200 kg/jam 200 kg/jam
Keterangan Tahun 1989 dimodifikasi Tahun 1990 dimodifikasi
oleh Fa. Teha oleh Fa. Teha
Elektromotor
 Merk INDUCTION MOTOR INDUCTION MOTOR
 Daya 3 HP 1 HP
 Putaran 1400 rpm 1410 rpm
 Tegangan 220/380 volt 220/380 volt
Dapur api
 Merk WEISHAUPT L5Z WEISHAUPT L2Z
 Daya 1,4 kw 1,4 kw
 Tegangan 220/380 volt 220/380 volt
 Bahan bakar Kayu bakar Kayu bakar

a. Bagian-bagian dari mesin pengering antara lain :


1. Trays berfungsi untuk menghamparkan dan membawa bubuk teh yang
akan dikeringkan.
2. Roda gigi berfungsi untuk menggerakkan trays. Terdapat disamping
kanan dan kiri mesin pengering.

16
3. Termometer inlet dan outlet berfungsi untuk mengukur suhu udara masuk
dan keluar dari mesin pengering, dengan suhu inlet 90-950C dan suhu
outlet 50-550C.

b. Prinsip Kerja
bubuk teh hasil proses fermentasi dimasukkan ke mesin pengering.
Sebelum masuk ke trays, bubuk teh diatur ketebalan hamparannya dengan
menggunakan spinder. Bubuk teh yang telah diatur ketebalannya kemudian
dibawa oleh trays paling atas. Trays akan berjalan kedepan dan berputar
kembali. Dengan adanya perputaran trays ini maka bubuk dari trays paling atas
akan jatuh ke trays dibawahnya. Bersamaan dengan itu, udara panas yang
berasal dari heat exchanger dihembuskan dari bagian bawah trays dan
mengenai bubuk. Udara panas ini akan menguapkan air dari bubuk teh. Proses
pengeringan ini akan terus berjalan hingga bubuk teh melewati empat tingkat
trays. Setelah bubuk teh berada pada tingkatan terakhir, bubuk teh akan
dikeluarkan melalui pintu keluaran.

5. Tahap Sortasi
A. Hopper, berfungsi untuk menampung bubuk I sebelum dilakukan proses sortasi
kering.

Gambar 11. Hopper

B. Bubble Tray, berfungsi untuk memisahkan fraksi daun dengan tangkainya


dan memisahkan fraksi daun besar dengan yang kecil.

17
Gambar 12. Bubble Tray

Tabel 9. Spesifikasi Bubble Tray


Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Fa. TEHA Bandung
Merk TEHA
Tahun pembuatan 1978
Kapasitas 300 kg/jam
Ayakan (p x l x t) 250 cm x 90 cm x 15 cm
Elektromotor
 Merk INDUCTION MOTOR
 Daya 3 HP
 Putaran 950 rpm
 Tegangan 220/380 volt

C. Chota Shifter berfungsi untuk menggradekan atau menjeniskan teh. Alat ini
terdiri dari enam tingkat dengan ukuran mesh yang berbeda-beda, yaitu 12, 14,
18, 24, dan 60. Prinsip kerja Chota Shifter adalah mengayak bubuk teh kering
dengan sistem ayakan bertingkat.

Gambar 13. Chota Shifter

18
Tabel 10. Spesifikasi Chota Shifter
Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Fa. Teha Bandung
Merk TEHA
Tahun pembuatan 1980
Kapasitas 75 kg
Elektromotor
 Merk INDUCTION MOTOR 3
 Daya HP
 Putaran 1430 rpm
 Tegangan 220/380 volt

D. Vibro Mesh berfungsi membersihkan bubuk teh kering dari serat-serat dan
kotoran.

Gambar 14. Vibro Mesh

Tabel 11. Spesifikasi Vibro Mesh


Spesifikai Keterangan
Pabrik pembuat Baja Karya Semarang Indonesia
Merk Baja Karya
Tahun pembuatan 1978
Kapasitas 200 kg
Elektromotor
 Merk INDUCTION MOTOR
 Daya 3 HP
 Putaran 1400 rpm
 Tegangan 220/380 volt

19
6. Pengepakan
A. Tea Bag Packaging Machine

Gambar 15. Tea Bag Packaging Machine

Tabel 12. Spesifikasi Packaging Machine


Spesifikai Keterangan
Merk MSP-TB -30+label
Total power 1 hp / 220v
Kapasitas 280 kg
Machine Size 800 x 1000 x 2200
Sealer Heating 4x 300w

20
KESIMPULAN

Teh merupakan produk olahan minuman yang paling banyak digemari


orang-orang. Setiap jenis teh memiliki ciri khas tehnik pengolahannya masing-
masing. Pada tehnik pengolahan teh hitam yang menjadi mayoritas teh yang
paling banyak dikonsumsi memanfaatkan sistem orthodox rotorvane. Sistem ini
dibagi menjadi 7 tahapan yaitu: penimbangan bahan baku, pelayuan
,penggulungan, penggilingan, sortasi basah, fermentasi, pengeringan, sortasi
kering, pengemasan dan terakhir penyimpanan. Masing-masing tahapan ini
dilakukan dengan memfungsikan alat-alat yang berbeda sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Pada tahapan awal yaitu pemilihan daun teh, yang dipilih adalah
bagian tunasnya saja. Kemudian dilakukan penglayuan dengan alat withering
trough yang dapat mengurangi kadar air hingga 70%. Tahap selanjutnya
pengilingan guna menghaluskan daun dan mempermudah fermentasi dengan alat
open top roller, rotary roll breaker, rotorvane. Pada tahap fermentasi ini
dimanfaatkan enzim polyphenol oksidase untuk dapat mensintesis zat yang
terkandung didalam teh. Selanjutnya dikeringkan hingga kadar airnya menjadi 6%
dengan driyer dilanjutkan dengan alat bubble tray, chota shifter, dan penyaringan
dengan vibro mesh. Tahap terakhir adalah pengemasan dengan bantuan alat tea
bag packanging machine. Hingga selesai menjadi produk teh celup yang dapat
dinikmati oleh konsumen.

21
DAFTAR PUSTAKA

Atmojo, E. D. 2012. Analisis Sikap dan Kepuasan Konsumen terhadap Teh Celup
Merek Sarimurni (Studi Kasus Giant Hypermart-Botani Square, Bogor).
Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Balitri. 2013. Kandungan Senyawa Kimia pada Daun Teh (Camellia sinensis).
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 19, No.
3, Hal. 143-147.
Danang, K. 2011. Hasil Pengolahan Teh. Fakultas teknologi pertanian, Jember.
Handayani, Y. 2010. Kajian Pembuatan Teh Celup dengan Daun Pegagan
(Centella asiatica L. Urban). Skripsi. Bogor. Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Hartoyo, A. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Penerbit Kanisius,
Jakarta.
Nazaruddin, F dan B. Paimin 1993. Pembudidayaan dan pengolahan teh. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2015. Statistik Konsumsi Pangan
Tahun 2015. Pusdatin, Jakarta.
Wijana, S., Sucipto., dan M. Wulandari. 2107. Formulasi Teh Celup Fungsional,
Pengaruh Jenis Teh (Hitam dan Hijau) dan Penambahan Bubuk Kulit
Buah Manggis. J. Science Tecnology. Vol. 26, No. 3, Hal. 211-219.

22

Anda mungkin juga menyukai