Anda di halaman 1dari 10

Laporan Fisika Tanah

Hari : Senin

Pukul : 08:00 WIB

Asisten : 1. Dhea Pratiwi

2. Muhammad Hifzan Azka

3. Shintya Malik

4. Anna Bella

PENETRASI TANAH

Sri Ananda Wahyuni

1805108010011

LABORATORIUM FISIKA TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang terdiri atas batuan yang telah melapuk
ditambah bahan organik lainnya. Tanah di setiap permukaan bumi tidaklah akan selalu sama,
hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu iklim, bahan induk batuan, suhu, waktu, serta
bahan-bahan hidup. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organikdan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti:
N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl) dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif
(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang
produktivitas tanah untuk menghasilkan biomas dan produksi.

Tanah memiliki tingkat ketahanan yang berbeda-beda, yang setiap perbedaannya


memiliki pengaruh kepada pertumbuhan tanaman. Ketahanan penetrasi tanah merupakan
cerminan mudah tidaknya tanah ditembus oleh akar tanaman. Akar tanaman harus mampu
menembus tanah tanpa adanya hambatan untuk menyerap air dan hara yang dibutuhkan
tanaman. Ketahanan penetrasi pada tanah dipengaruhi oleh kadar air tanah, tekstur, bobot isi,
dan kandungan bahan organik. Sifat-sifat tanah tersebut sampai tahap tertentu dipengaruhi
oleh penggunaan lahan yang berbeda. Tingkat kekerasan tanah dapat  diukur menggunakan
alat penetrometer. Kekerasan tanah ini berpengaruh terhadap daya tembur akar terhadap
tanah. Dalam bidang pertanian, untuk mengetahui ketahanan tanah terhadap penetrasi akar
tanaman digunakan penetrometer atau penetrograph. Penggunaan penetrometer dimaksudkan
untuk menilai kondisi tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
akar di dalam tanah, hasil panen, dan sifat-sifat fisik tanah lainnya yang berhubungan dengan
produksi pertanian.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat kepadatan suatu
tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
menghitung tingkat kepadatan suatu tanah sebagai bahan informasi tentang kompaksi tanah
dan dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Penetapan kekuatan tanah merupakan penetapan yang menyangkut baik konsistensi
maupun struktur tanah. Masuknya penetrometer ke dalam tanah mengahadapi kompresi dan
gesekan antara logam dengan tanah yang menyangkut friksi dan kohesi. Kekuatan tanah
digambarkan sebagai besarnya ketahanan tanah terhadap penetrasi, sehingga sering juga
disebut resdistensi tanah. Penetrasi tanah adalah daya yang dibutuhkan oleh sebuah benda
untuk masuk ke dalam tanah. Penetrasi tanah merupakan refleksi dari kemampuan akar
tanaman menembus tanah. Masuknya akar tanaman ke dalam tanah tergantung dari
kemampuan akar tanaman, sifat fisik tanah, seperti struktur, tekstur, kepadatan tanah, retakan
yang ada dalam tanah, kandungan bahan organik, dan kelembaban tanah (Utomo, 2016).

Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja keras fisik adhesi dan kohesi
partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan. Bentuk kerja tersebut tercermin
antara lain: (a) ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi, dan tarikan dan (b)
kecenderungan massa tanah untuk melekat satu dengan yang lain atau terhadap benda lain.
Dua faktor utama yang mempengaruhi konstisten tanah, yakni (a) kondisi kelengasan tanah
dan (b) tekstur tanah. Konsistensi tanah penting untuk menentukan cara pengolahan tanah
yang baik, juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawag dan kemampuan tanah
menyimpan lengas. Ada dua cara penentuan konsisten tanah (a) di lapangan dan (b) di
laboratorium berdasarkan angka Atterberg (Sutanto, 2005).

Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kemunduran sifat
kimia dan fisik tanah, seperti kehilangan unsur hara dan bahan organik, menurunnta kapasitas
infitrasi dan kemampuan menahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi
tanah, serta berkurangnya kemantapan struktur tanah, yang pada akhirnya menyebabkan
memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas. Hal ini karena lapisan
tanah atas setebal 15 sampai 30 cm memiliki sifat kimia dan fisik lebih baik daripada lapisan
bawah (Yani, 2007).

Indikator untuk respon kompresi adalah indeks kompresi, stres precompression, indeks
resistensi dan indeks ketahanan berdasarkan sifat fisik tanah. Ketahanan tanah dinilai terhadap
siklus beku-cair (FT) dan basah-kering (WD). Kandungan C-organik meningkat dengan
peningkatan pemupukan dan mengakibatkan kepadatan awal massal, porositas berisi udara
total pori, dan meningkatkan organisasi ruang pori. Resistensi tanah menurun dengan
meningkatnya kandungan C-organik, tetapi korelasi ini tidak signifikan. Namun demikian,
bobot isi dan kadar air gravimetri secara signifikan berkorelasi positif dengan indeks resistensi
kompresi tanah, dimana efek BI secara signifikan lebih kuat (Ryan, 2016).
BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu

Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Fisika Tanah dan Lingkungan Prodi
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala pada hari Senin tanggal 02 Desember
2019 pada pukul 08:00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Penetrometer
2. Spidol
3. Karet gelang

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Tanah

3.3 Cara Kerja


1. Disiapkan lahan/ tanah yang ingin diuji ketahanan tanahnya.
2. Disiapkan alat pengukur ketahanan tanah (penetrometer).
3. Dipasang kertas kurva pada alat.
4. Ditekan alat tembus ke dalam tanah pada saat gelembung water pass berada di tengah.
5. Dilihat kekuatan dan kedalam tanah di kertas kurva yang sudah tergambar.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ryan, M.S. 2016. Pengelolaan Lahan Untuk Kebun Kopi. Malang: Penerbit Gunung
Samudera.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyalarta: Kanisius.
Utomo, Muhajir. 2016. Dasar-Dasar Pengolahan. Jakarta: Kencana.
Yani, Ahmad. 2007. Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai