Hari : Selasa
Pukul : 16.00-18.00 WIB
Asisten : 1. Dwi Ajeng Pratiwi
2. Aldi Fahreza
Oleh:
Resma Selviani
2205108010050
Hakim, N., Nyakpa, MY., Lubis, AM, Nugroho, S.G., Diha, MA, Hong, G.B.Bailey, H.H.
2016. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. 488 hal.
Rahayu, U. 2017. Pengaruh Pemberian Arang dan Molase Terhadap Kemantapan Agregat
pada Udipsaments Colomadu. Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret.
BAB III. METODEOLOGI PERCOBAAN
636 + 559,2
=
100
= 11,957
2. Pengayakan basah
Berat agregat tanah kering oven
- Ayakan 2,0 mm : 29,9gr
- Ayakan 1,0 mm : 40,27 gr
- Ayakan 0,5 mm : 15,6 gr
- Ayakan 0,2 mm : 14,7 gr
- Ayakan 0,1 mm : 24,6 gr
Total : 125,07 gr
Rata-rata berat diameter pengayakan basah
(29,9 × 5,0) + (40,27 × 1,5) + (15,6 × 0,75) + (14,7 × 0,375) +× (24,6 × 0,178)
=
100
231,496
=
100
= 2,31
Indeks instabilitas = 11,957 – 2,314
= 9,63
1
= × 100
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑠𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
1
= x 100
9,63
= 10,38
4.2 Pembahasan
Agregat Tanah Hampir semua karakteristik sifat fisik tanah ditentukan oleh
keberadaan agregat. Porositas, infiltrasi dan permeabilitas adalah salah satu sifat fisik tanah
yang nilainya sangat ditentukan oleh jumlah, ukuran dan stabilitas agregat tanah. Agregat
tanah terdiri dari pengelompokan erat sejumlah butir-butir primer tanah. Pembentukan
agregat tergantung pada adanya butir-butir primer yang dapat beragregasi, penggumpalan
dan penjonjotan butir-butir tanah, serta sedimentasi dari bahan-bahan yang menggumpal
menjadi agregat yang stabil. Pengukuran nilai agregat tanah di diawali dengan pengambilan
contoh tanah dengan agregat utuh di lokasi percobaan. Setelah itu di bawa ke laboratorium
untuk dilakukan pengayakan. Sebelum dilakukan pengayakan, terlebih dahulu contoh tanah
di kering udarakan. Setelah dikering udarakan, lalu dilakukan pengayakan kering. Pertama,
taruh kurang lebih 500 gram tanah kering udara di atas ayakan 8 mm, di bawah berturut-
turut ayakan 4,76, 2,83, 2 dan 0 mm. Tumbuk tanah dengan menggunakan alu kecil hingga
seluruh tanah turun melalui ayakan 8 mm.
Gerak- gerakan ayakan ini kurang lebih 5 kali, kemudian timbang masing-masing
fraksi agregat, dan diwujudkan dalam %. Persentase agregat adalah 100 % dikurangi dengan
% agregat yang lebih kecil dari 2 mm. Setelah itu lakukan pengayakan basah. Hitung selisih
antara rata-rata berat diameter agregat tanah pada pengayakan kering dan pengayakan basah,
jika selisihnya makin besar berarti makin tidak stabil tanah tersebut.. Nilai agregat tanah di
sekitar lubang resapan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Penambahan
bahan organik berupasampah organik yang banyak mengandung berbagai macam senyawa
seperti lemak, karbohidrat, protein dan lignin berdampak pada meningkatnya aktivitas
organisme sehingga za-zat perekat butiran- butiran tanah seperti getah dan lilin yang berguna
untuk mengikat butir-butir primer ke dalam lubang resapan yang telah dibuat beberapa bulan
sebelumnya telah mempengaruhi kualitas sifat.
Stabilitas atau kemantapan agregat sangat berperan penting bagi tanah bidang
pertanian dan perkebunan. Agregat tanah yang stabil dapat menciptakan kondisi yang baik
bagi pertumbuhan tanaman serta lingkungan fisik yang baik bagi perkembangannya
terutama bagi akar tanaman melalui dampaknya terhadap porositas, aerasim dan daya
tampung menahan air. Untuk mengetahui kemampuan agregat terhadap daya tahan dari gaya
perusak eksternal, dapat ditentukan secara kuantitatid melalui pengukuran Aggregate
Stability Index (ASI).
Salah satu cara untuk menentukan kemantapan agregat adalah dengan menggunakan
metode vilensky, yaitu sebuah pengukuran terhadap kemantapan agregat tanah berdiameter
2-3 mm dengan menghitung volume tetesan air yang dibutuhkan untuk memecahkan dan
menghancurkan agregat tanah yang diukur. Ukuran tetesan air yang diperbesar membuat
volume tetesan air dan massanya semakin besar. Besar massa dapat memengaruhi energi
potensial dan kecepatan agregat untuk pecah dan hancur. Selain itu, perhitungan SD (Standar
Deviasi) digunakan untuk menyebarkan data yang sangat besar terhadap nilai reratanya.
Klasifikasi indeks stabilitas agregat adalah sebagai berikut :
Sangat stabil sekali >200
Sangat stabil 80-200
Stabil 66-80
Agak stabil 50-66
Kurang stabil 40-50
Tidak stabil <40
Agregat Tanah Hampir semua karakteristik sifat fisik tanah ditentukan oleh
keberadaan agregat. Porositas, infiltrasi dan permeabilitas adalah salah satu sifat fisik tanah
yang nilainya sangat ditentukan oleh jumlah, ukuran dan stabilitas agregat tanah. Agregat
tanah terdiri dari pengelompokan erat sejumlah butir-butir primer tanah. Pembentukan
agregat tergantung pada adanya butir-butir primer yang dapat beragregasi, penggumpalan
dan penjonjotan butir-butir tanah, serta sedimentasi dari bahan-bahan yang menggumpal
menjadi agregat yang stabil. Pengukuran nilai agregat tanah di diawali dengan pengambilan
contoh tanah dengan agregat utuh di lokasi percobaan. Setelah itu di bawa ke laboratorium
untuk dilakukan pengayakan. Sebelum dilakukan pengayakan, terlebih dahulu contoh tanah
di kering udarakan. Setelah dikering udarakan, lalu dilakukan pengayakan kering. Pertama,
taruh kurang lebih 500 gram tanah kering udara di atas ayakan 8 mm, di bawah berturut-
turut ayakan 4,76, 2,83, 2 dan 0 mm. Tumbuk tanah dengan menggunakan alu kecil hingga
seluruh tanah turun melalui ayakan 8 mm.
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun hasil dari praktikum porositas tanah adalah:
1. Hasil penetapan kemantapan agregat tanah adalah 10,38
2. Sehingga klasifikasi indeks stabilitas agregat yang didapat adalah tidak stabil.
3. Tingkat kemantapan agregat dapat diketahui dengan cara tanah ditetesi menggunakan
air.
4. Lamanya kehancuran tanah berdasarkan banyaknya tetesan air tersebut.
5. Tanah yang lama hancurnya berarti tanah tersebut memiliki tingkat kemantapan yang
tinggi.
5.2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini, sebaiknya cara kerja dalam praktikum harus
dilakukan dengan sesuai dan teliti agar mendapatkan hasil yang benar serta praktikan harus
lebih memerhatikan apa yang disampaikan oleh asisten saat asisten memberikan arahan.
LAMPIRAN