Hari : Kamis
Pukul : 12.00 WIB
Asisten : 1. Anna Bella
2. Shintya Malik
3. Dhea Pratiwi
4. M. Hifzan Azka
SAFRIADI
1805108010033
.
BAB III. METODOLOGI PERCOBAAN
B. Pengayakan Basah
1. Ditimbang semua tanah yang di ayak kemudian masing-masing tanah dimasukkan
kedalam cawan alumunium. Banyaknya agregat tersebut harus memiliki total 100
gram.
Contoh perhitungan
Agregat antara 8 dan 2,0 mm = 63 gram
Agregat antara 2,0 dan 1,0 mm = 37 gram
2. Diteteskan air pada tanah dalam cawan aluminum sampai kapasitas lapang dari
buret 30 cm.
3. Dipindahkan tiap agregatdari cawan alumunium keayakan sebagai berikut
Agregat antara 8 dan 2.0 diatas ayakan 2,0
Agregat antara 2,0 dan 1,0 diayakan 1,0
4. Dipasang susunan ayakan-ayakanpada alat pengayak basah yang telah diisi oleh air
terlebih dahulu. Air yang digunakan harus menggunakan Ca2+ kurang-kurangnya 2
x 10-3.
5. Dilakukan pengayaka selama 25 menit.
6. Dipindahkan agregat-agregat tanah tersebut kedalam cawan alumuniun yang telah
di kethu beratnya.
7. Dimasukan kedalam oven dan setelahnya ke eksikator lalu di timbang.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
= 3,71
Berat agregat
- Agregat 2,0 =10,4 gram
- Agregat 1,0=10,4 gram
- Agregat 0,500=6,7 gram
- Agregat 0,250=4,1 gram
𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 0,168 =4,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
-
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙=35,7 𝑔𝑟𝑎𝑚
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum kali ini mengenai penentuan kemantapan agregat tanah
menggunakan metode ayakan yakni di adakan 2 ayakan yaitu ayakan basah dan ayakan
kering. Pada penghitungan tiap tetes air, kita harus mengamati tanah agregat tersebut. Pada
tetesan keberapa tanah yang diuji lepas dari agregat tersebut. Pada saat itulah kita mampu
menjelaskan tingkat agregat tanah menggunakan metode ini. Setiap tetes air dihitung
banyaknya milliliter (ml) air yang dibutuhkan untuk membuat tanah menjadi lunak dan
kemudian hancur.
Penetapan kemantapan agregat tanah dilakukan secara berkali-kali pada jenis tanah
yang sama namun agregatnya berbeda. Mula-mula tanah harus ditimbang sesuai kebutuhan
dalam percobaan ini tanah yang di timbang adalah 100 gram. Tanah 100 gram di timbang
sebanyak 3 kali dan kemudian tanah di saring dengan penyaringan dengan ukuran 8 mm
,2.0 mm dan 1,0mm. semua tanah di saring sehingga tanah telah terpisah-pisah sesuai
denagan tingkat kehalusannya. Tanah harus di ayak sesuai urutan. Setelah pengayakan
kering dilakukan maka pengayakan basah pun selanjutnya di lakukan denagn 5 ukuran
ayakan yang masing-masing adalah 0.200, 0.100, 0.500, 0,250, 0.106.
Penyaringan ini dilakukan didalam air yang sudah di beri kapur pertanian.
Percobaan untuk penyaringan basah ini di lakukan kira-kira 20 menit untuk memisahkan
bagian-bagian dari tanah tersebut.untuk perhitungannya maka kita sebagai praktikan harus
mencari rata-rata diameter dari tanah tersebut baik melalui ayakan kering maupun ayakan
basah. Kemudian harus mengetahui rata-rata agregatnya dan selanjutnya mengetahui berat
agregatnya darisitulah kita bias mengetahui indek stabilitasnya.
Dari pengamatan didapat rata-rata untuk diameter agregat nya adalah 3,71. Untuk
nilai dari rata-rata agregat dari pengayakan basahnya adalah 0,053mm. untuk berat agregat
tanah didapat 53,7 gram .untuk rata-rata berat diameternya adalah sejumlah 1,24 dari
perhitungan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa indeks stabilitas suatu tanah
yang diamati adala berkisar 40. Maka dapat di simpulkan bahwa tanah yang diamati ini
kurang stabil dan dapat di katakana agregatnya tidak baik atau kurang baik.
4.3 Manfaat dibidang pertanian
Adapun manfaat mengetahui agregat tanah di bidang pertanian adalah sebagai
pembanding suatu tanah sehingga apa bila di ketahui tanah tersebut memiliki kemantapan
agregat yang tinggi atau stabil maka tanah tersebut tidak bagus menjadi budidaya tanaman
karena tidak cocok bagi tanaman karena tanah yang agregatnya mantap biasanya sulit
untuk menyerap unsur hara.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Tingkat kemantapan agregat dapat diketahui dengan cara tanah ditesi menggunakan
air.
2. Lamanya kehancuran tanah berdasarkan banyaknya tetesan air tersebut.
3. Tanah yang lama hancurnya berarti tanah tersebut memiliki tingkat kemantapan
yang tinggi.
5.2 Saran
Sebaiknya cara kerja dalam praktikum harus dilakukan dengan sesuai dan teliti agar
mendapatkan hasil yang benar serta praktikan harus lebih memerhatikan apa yang
disampaikan oleh asisten saat asisten memberikan arahan.
DAFTAR PUSTAKA