SOAL :
1.jelaskan makna struktur tanah dan minimal 4 fungsi nya sebagai regulator sifat fisik tanah!
JAWABAN :
1. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel
tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di
dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-
agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat
(makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah
yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan
tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut granular.
a.menyinambungkan arah pipa yang terbentuk dari berbagai ukuran pori-pori yang berinterkoneksi
,stabilitas dan durabilitas.
1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari
2 cm.
2. Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal.
3. Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya.
4. Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal.
1. Lempeng (platy) yaitu bentuk struktur tanah jika sumbu vertikal struktur tanah lebih pendek dari
sumbu horisontal.
2. Prismatik (prismatic) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horizontal dan sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horizontal dan sisi-sisi atas membulat.
4. Gumpal bersudut (angular blocky) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal sama dengan
sumbu horizontal dan sisisisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal membulat (subangular blocky) yaitu jika struktur tanah memiliki sumbu vertikal sama
dengan sumbu horizontal dan sisisisi membentuk sudut membulat.
6. Butiran (granular) yaitu jika struktur tanah membulat, atau banyak sisi. Masing-masing butir ped
tidak porous.
7. Remah (crumb) yaitu jika struktur tanah membulat atau banyak sisi, sangat porous.
C.Gradasi, indikator derajat agregasi atau perkembangan struktur, yang dibagi menjadi:
(1) tanpa struktur, jika agregasi tak terlihat atau berbatas tidak jelas atau baur dengan batas-batas
alamiah,
(3) sedang, jika ped dapat terbentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi tak jelas pada tanah
utuh, dan
(4) kuat, jika ped kuat, pada tanah utuh jelas terlihat dan antarped terikat lemah namun tahan jika
dipindahkan dan hanya terpisah apabila tanah terganggu.
4. Agregat tersusun dengan distribusi ukuran pori yang seimbang dan mempunyaikemantapan agregat
yang tinggi. Agregat mempunyai sumbu vertikal sama atau lebih tinggi, ujungnya tumpul (bulat),
berukuran pasir atau kerikil dan agregat tahan air. Ketahanan rata- rata agregat tanah melawan
pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air.
Kemantapan tergantung pada ketahanan jonjot tanah melawan daya dispersi air dan kekuatan
sementasi atau pengikatan. Struktur tanah disyarati oleh tekstur, adanya bahan organik dan bahan-
bahan perekat lain serta nisbah atau perbandingan antara berbagai kation yang ada dalam tanah.
Struktur tanah berpengaruh penting atas regim udara dan air dalam tanah, antara hidrolik dan
konsekuensinya yang berpengaruh atas pertumbuhan akar dan kegiatan biologi dalam tanah.
6. Tanah dinyatakan tidak berstuktur apabila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lainnya. Tanah
yang memiliki struktur yang baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah
tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah tidak mudah rusak jadi pori-pori tanah tidak cepat tertutup
bila hujan. Tanah yang dominan liat memiliki konsistensi yang kuat, sehingga struktur mantap.
Apabila konsistensi kuat maka struktur makin mantap
7. Agregat tanah terbentuk jika partikel-partikel tanah menyatu membentuk unit-unit yang lebih besar.
Kemper dan Rosenau (1986), mendefinisikan agregat tanah sebagai kesatuan partikel tanah yang
melekat antara satu dengan lainnya lebih kuat dibandingkan dengan partikel partikel disekitarnya. Dua
proses pembentukan agregat yang dipertimbangkan sebagai proses awal dari pembentukan agregat
tanah, yaitu flokulasi dan fragmentasi. Flokulasi terjadi apabila partikel tanah yang pada awalnya
dalam keadaan terdispersi atau terpecah, kemudian bergabung membentuk agregat, sedangkan
fragmentasi terjadi jika tanah dalam keadaan masif, kemudian terpecah-pecah membentuk agregat
yang lebih kecil (Rachman dan Adimiharja, 2006 ). Tanah yang teragregasi dengan baik biasanya
dicirikan oleh tingkat infiltrasi, permeabilitas, dan ketersediaan air yang tinggi.
Menurut Arsyad (2010) gaya yang menyatukan butir-butir primer menjadi agregat tanah
adalah: (a) gaya intermolekuler (gaya Van der Waals London dan ikatan H); (b) gaya kapiler yang
timbul oleh adanya meniskus; dan (c) gaya kimia, termasuk pengaruh kation yang terabsorpsi. Pada
mekanisme pembentukan struktur mikro dan makro bahan organik tanah mengikat bahan mineral
tanah melalui proses kimia dan fisika. Salah satu teori yang menjelaskan tentang mekanisme
pembentukan agregat adalah teori yang dikemukakan oleh Tisdall dan Oades pada tahun 1982 yakni
model hirarki agregat. Edwards dan Bremner menjelaskan pembentukan agregat terjadi melalui
beberapa cara yang dikelompokkan dalam tingkat ukuran yaitu makroagregat (> 250 μm) dan
mikroagregat (< 250 μm).
8. Struktur tanah berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman, dimana struktur tanah yang
remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju partum-buhan tanaman dan produksi persatuan
waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar
tanaman yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman
yang tumbuh pada tanah berstruktur berat.
Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per
satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi
akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar
memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada
tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang bertekstur
halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk
menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah.