Anda di halaman 1dari 3

Pemupukan pada Tanaman Cabai

Kegiatan pemupukan menjadi bagian yang sama pentingnya dengan pengolahan tanah atau
pengendalian hama penyakit.

Seringkali masalah klasik yang muncul dalam kegiatan pemupukan adalah tidak efektif atau kurang
tepatnya aplikasi pupuk yang diberikan. Jika pupuk yang diberikan sedikit pertumbuhan tanaman
menjadi lambat, tetapi jika terlampau berlebihan berakibat pada gejala overdosis dan pemborosan
biaya.

Pada tanaman cabai kebutuhan pupuk akan bertambah seiring dengan bertambahnya fase
pertumbuhan. Selain pupuk dasar, tanaman cabai juga membutuhkan pemupukan susulan.

Pemberian pupuk susulan dimaksudkan agar tanaman cabai tidak kekurangan nutrisi pada saat
pertumbuhan vegetatif hingga tanaman berbuah.

Pemupukan dasar

Pemberian pupuk dasar dilakukan pada tahap awal penanaman tanaman cabai sebelum penutupan
dengan mulsa plastik. Dosis pupuk dasar yang digunakan disesuaikan dengan musim tanam cabai.

Untuk musim penghujan, dosis pupuk yang diberikan adalah SP36 400 kg, Za 150 kg, KCl 400 kg, dolomit
3 ton dan pupuk kandang 6 ton. Sementara jika tanaman cabai ditanam saat musin kemarau, maka dosis
pupuk yang diberikan adalah SP36 350 kg, Za 200 kg, KCl 350 kg, dolomit 2 ton dan pupuk kandang 5
ton.

Pupuk tersebut diberikan dengan cara disebar merata di permukaan bedengan dan diaduk dengan
kedalaman 15-20 cm. Selanjutnya pupuk dibiarkan selama 2-3 minggu agar tercampur serta larut
terdegradasi dengan tanah, baru kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik.
Perbedaan pemberian pupuk dasar ini dilakukan karena adanya perbedaan respon tanaman cabai di
kedua musim tersebut serta jenis OPT yang menyerang di kedua musim itu berbeda.

Pemupukan susulan

Pemberian pupuk susulan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara pengocoran dan dengan
cara ditabur. Aplikasi kedua cara tersebut disesuaikan dengan kondisi. Jika musim kemarau pemupukan
susulan lebih efektif dengan cara pengocoran, sedangkan jika musim hujan pemupukan susulan
dilakukan dengan cara ditabur.

Pengocoran dilakukan dengan membuat lubang di sisi tanaman dengan jarak 15 cm dari batang
tanaman. Sedangkan cara tabur dapat dilakukan dengan menaburkan pupuk disekeliling tanaman
dengan jarak 15 cm dari batang utama.

Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman cabai mulai memasuki umur 10 HST atau pada saat kondisi
perakaran tanaman cabai telah dapat beradaptasi atau tumbuh dilahan yang baru.

Pemupukan susulan I (umur 10 hst), sebanyak 4 kg pupuk NPK 16 dilarutkan dengan 250 liter air
kemudian dikocorkan pada tanaman cabai dengan dosis 250 ml / tanaman.

Pemupukan susulan II (umur 17 hst) juga dilakukan dengan cara dikocor. Dosis dinaikkan sedikit, yaitu 6
kg pupuk NPK 16 dilarutkan dengan 250 liter air dan dikocorkan pada tanaman cabai dengan dosis 250
ml / tanaman.

Pupuk Susulan III (umur 24 hst), pupuk yang digunakan adalah Urea 1 kg, NPK 4 kg, KNO Putih 1 kg, TSP 1
kg dan MKP 1 kg.

Pupuk Susulan IV (umur 30 hst) bisa menggunakan pupuk Urea 1 kg, NPK 4 Kg, KNO Putih 2 kg, TSP 2 kg
dan MKP 1 kg.

Pupuk Susulan V (umur 40 hst) menggunakan NPK 6 kg, KNO putih 2 kg, TSP 2 kg dan MKP 2 kg.

Pupuk Susulan VI (umur 50 hst) dan seterusnya menggunakan NPK 8 kg, KNO putih 2 kg, TSP 3 kg dan
MKP 2 kg.
Pemupukan susulan dilakukan hingga tanaman memasuki panen ke-7, setelah itu tidak perlu dilakukan
pemupukan susulan, karena secara otomatis produktifitas tanaman akan menurun.

Cara pemupukan susulan di atas adalah panduan umum dan tidak mutlak. Sebab kenyataan di lapangan
bisa berubah, sesuai dengan kondisi tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Dan juga setiap tanah
memiliki kandungan hara yang berbeda-beda. Dosis dan pupuk yang digunakan disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan tanaman.

Referensi:

hortikultura.litbang.pertanian.go.id

belajartani.com

tipspetani.com

duniacabe.com

nuansa.web.id

Kategori

Artikel Cabai Pemupukan Pemupukan Cabai Budi Daya Pupuk Nutrisi Unsur Hara

Anda mungkin juga menyukai