Music
SAYA
Putrasaaputra
Lihat profil lengkapku
Minggu, 05 Oktober 2014
POLIGON
3.1 Maksud dan Tujuan
Pengukuran poligon dimaksudkan untuk mendapatkan dan merapatkan titik ikat
pengukuran di lapangan dengan tujuan sebagai dasar untuk keperluan pemetaan atau
keperluan teknis lainnya.
3.2. Dasar Teori
3.2.1 Pengertian Poligon
Poligon berasal dari kata poly yang berarti banyak dan gono yang berarti sudut. Jadi
poligon merupakan suatu rangkaian sudut banyak atau deretan titik yang
menghubungkan dua titik tetap (titik triangulasi).
Merupakan poligon yang deretan titik-titiknya terikat pada titik-titik tetap pada awal
dan akhir poligon tersebut serta diketahui azimuth awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran
dapat dikontrol dan diketahui kesalahannya, melalui proses hitungan perataan.
awal
akhir
3.2.2.2.Poligon Terbuka Tidak Sempurna
Merupakan poligon yang deretan titik-titiknya hanya terikat pada satu titik tetap.
Dalam hal ini, hasil ukurannya tidak dapat dikontrol atau diketahui kesalahannya.
3.2.2.3.Poligon Tertutup
Adalah poligon yang deretan titik-titiknya terikat kepada satu titik tetap yang
berfungsi sebagai titik awal sekaligus titik akhirnya (artinya titik awal dan titik akhirnya
sama). Hasil pengukuran dapat dikontrol dan dikoreksi kesalahannya.
A
F
1. Tentukan koordinat awal, azimuth awal, koordinat akhir dan azimuth akhir, jika harga-
harganya tidak langsung diketahui.
2. Hitung salah penutup sudut.
Poligon terbuka
...….....…..........….. 5.1
Poligon tertutup
Apabila yang diukur sudut dalam :
f = u - (n - 2) 180
…….............................….……….. 5.2
f = u - (n + 2) 180
Apabila yang diukur sudut luar :
......…..........................……….. 5.3
V = - f/n
3. Hitung harga koreksi setiap sudut.
..............…............…………………………… 5.4
Pembagian harus merupakan bilangan bulat. Apabila pembagiannya bersisa, maka sisa
tersebut dibagi-bagikan ke sudut-sudut yang mempunyai sisi-sisi terpendek.
i = u + VI
4. Hitung harga definitif setiap sudut.
..........……………………………………… 5.5
.........................…..…….……….5.6
6. Hitung selisih absis (X) dan selisih ordinat (Y) antara titik-titik poligon.
7.
..……........................…..…….. 5.8
8.
D = du
Hitung jumlah panjang sisi-sisi poligon.
........……………………...........…....………..……..5.9
.......………….…… 5.10
……..……….………..……. 5.11
……………..………..…………. 5.12
2. Dirikan alat pada titik awal pengukuran dalam kedudukan benar dan sempurna, pada titik
awal sebaiknya alat diutarakan terlebih dahulu;
3. Putar alat searah jarum jam. Untuk setiap titik, pembidikan dilakukan dua kali, tehadap titik
sebelum dan titik berikutnya;
4. Tempatkan alat pada kedudukan biasa, bidik target pertama yang ditemui dari arah utara
searah jarum jam. Lakukan pembacaan benang difragma pada bagian atas, tengah dan
bawahnya. Kemudian catat pembacaan skala vertikal dan skala horizontal. Untuk pembacaan
skala horizontal ini sebaiknya vizier atau teropong diarahkan langsung ke patok atau titik
(rambu) terendah yang dapat di bidik;
5. Arahkan vizier/teropong ke titik target berikutnya. Catat bacaan benang diafragma dan
bacaan skala horizontal serta skala horizontalnya;
6. Masih pada titik yang sama, ubah posisi alat dari kondisi biasa ke posisi luar biasa. Catat
bacaan benang diafragma, skala vertikal dan skala horizontalnya;
7. Arahkan kembali teropong ke target pertama tadi. Lakukan pembacaan benang diafragma
serta skala vertikal dan horizontalnya;
8. Untuk keperluan beda tinggi ukur tinggi alat dari permukaan tanah;
9. Kemudian pindahkan alat ketitik selanjutnya. Lakukan hal yang sama dari titik tersebut
terhadap dua titik yang mengapitnya
3.5 Contoh Perhitungan Poligon dengan Excel
BAB IV
PENGIKAT KEMUKA
Penggunaan methoda pengikatan kemuka ini memerlukan minimal dua titik tetap
yang telah diketahui koordinatnya.
Koordinat titik P dapat ditentukan dari koordinat titik A (XA,YA) dan koordinat titik
B (XB,YB) dengan cara mengukur langsung dilapangan sudut-sudut pada kedua titik tetap
tersebut.
Titik-titik tersebut adalah β1 (<PAB) dan β (<ABP) Koordinat titik P ditentukan dari
titik A (XA,YA)
Diketahui :
A (XA , YA)
B (XB , YB)
αAP, αBP
DAP = m Sin β
Distance BP
DBP = m Sin α
Koordinat definitif titik P adalah harga rata-rata kedua hasil hitungan diatas:
XP =
YP =
Penyelesaian
β.a dalam = α.AB - α.AP = 73°14’20” = 73,23889
β.b dalam = 360° - βb dalam = 100°7’55” = 100,1319
β.p dalam = 180° - β.a dalam - β.b dalam = 6°37’45”
= 6,629167
α.BP = α.AB - 180° + sin β.b dalam = 215°48’35”
= 215,8097
DAP = (dAP : sin β.p) x sin β.b = 170,5442
DBP = dAB : sin β.p) x sin β.a = 165,8857
D sungai = dAP x sin β.a = 163,2987
Xp rata-rata = -15,0838
Yp rata-rata = -25,8612
X Y Diposting oleh Putrasaaputra di 20.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
A 100 100 Label: LAPORAN PRAKTIKUM
Home
Cerita
o Derita Anak Teknik Sipil
Laporan
o Laporan IUT.BAB1
o Laporan IUT.BAB.2
o Laporan IUT.BAB.3&4
o Laporan IUT.BAB.5,6,& 7
Blog Archive
► 2020 (1)
► 2016 (1)
► 2015 (7)
▼ 2014 (7)
o ▼ Oktober (7)
GEOMETRIK JALAN
Tugas Disain Jalan Raya 2014
Cara Membuat Menu Bar
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah BAB.5, BAB.6 & B...
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah BAB.3 & BAB.4
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah BAB.2
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah BAB.1
Blogger Smart
http://leosentosa0.wordpress.com
Popular Posts
JENIS-JENIS PONDASI YANG DIGUNAKAN PADA BANGUNAN
Pondasi merupakan salah satu elemen struktur yang paling vital dari suatu konstruksi
bangunan, karena pondasi bertugas paling akhir dalam m...
Cowok Teknik Sipil Menantu Ideal
Jangan pikir lho anak Teknik Sipil cuma berkutat sama bahan bangunan dan kansturksi
semata. Di balik “KERAS”nya kehidupan kami, yang biasan...
Gambar Laporan Hidraulika
GEOMETRIK JALAN
BAB I PENDAHULUAN Jalan raya merupakan prasarana transportasi. Jalan ini memegang
peranan penting dalam menghubungkan antar daerah ...
SIPIL bisa PUITIS
Dasar-Dasar Pemindahan Tanah Mekanis
https://drive.google.com/folderview?id=0B37cO5gXiONvOG1BdUpoUXlEZVk&usp=shari
ng
Langganan
Postingan
Komentar
Gambar tema oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.