Anda di halaman 1dari 17

PENETAPAN STRUKTUR TANAH

OLEH :

Boby Josua Hutagalung

210304120

AGB - 2

PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
Judul Praktikum Penetapan Struktur Tanah

Tanggal Praktikum 01 Maret 2022


dimulai
06 Maret 2022
Tanggal Praktikum
Selesai
Struktur tanah menggambarkan cara bersatunya
1. PENDAHULUAN partikel-partikel promer tanah (pasir, debu, dan liat)

1.1 Latar belakang menjadi butir-butir (agregat tanah). Atau dengan kata lain,
struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel
pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Struktur
tanah dijelaskan dalam bentuk ukuran, dan tingkatan
perkembangan ped. Di dalam tanah dengan struktur yang
baik, partikel pasir dan debu sangat erat kaitannya dengan
agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan
kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat
(makropori) membentuk sirkulasi air dan udara sehingga
memudahkan akar tanaman untuk dapat memanjangkan
akarnya masuk ke dalm tanah. Sedangkan ruangan kosong
yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan
tanaman.

Karena struktur sangat berhubungan dengan


penentuan ciri suatu tanah tertentu, tipe khusus
penggolongan butir yang kebetulan menguasai sangat besar
pengaruhnya. Istilah sturktur digunakan untuk
menunjukkan penggolonganpenggolongan yang dimaksud.
Struktur hanyalah istilah lapangan yang tegas melukiskan
secara garis besar keseluruhan agregasi atau susunan butir-
butir tanah. Profil dapat dikuasai oleh pola stuktur tunggal.
Sering kali dijumpai macam agregasi yang merupakan
perkembangan dari horizon.
Dengan mudah dapat dilihat, bahwa keadaan dan ciri
seperti gerakan air, pemindah panas, aerasi, kerapatan
massa, dan gumpalan akan banyak dipengaruhi oleh
struktur. Sebenarnya perubahan fisik yang diusahakan oleh
petani melalui kegiatan membajak, mengolah,
mendrainase, dan sebagainya hanya bersifat struktural.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman terjadi secara langsung.
1.2 Tujuan Praktikum Untuk menggolongkan bentuk, ukuran, dan tingkat
perkembangan struktur tanah Inceptisol, serta untuk
mengetahui kemantapan struktur tanah Inceptisol terhadap
pengaruh air yang diam dan bergerak. Adapun kegunaan
dari praktikum ini adalah untuk memberikan pemahaman
yang lebih spesik terhadap teori struktur tanah yang telah
didapatkan di runag kuliah guna, dan juga dapat menjadi
sumber informasi bagi para pembaca mengenai struktur
tanah.
2.TINJAUAN PUSTAKA Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-


butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena
butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh
suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan
lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini
mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan)
yang berbeda-beda. Struktur tanah dikelompokkan dalam 6
bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
1) Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul,
bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
2) Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk
gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya
menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk
gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal
bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu
vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah
iklim basah.
3) Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu
vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan
bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B
pada tanah iklim kering.
4) Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu
vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan
bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada
horison B pada tanah iklim kering.
5) Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu
vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini
ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat
6) Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk
bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon
A.
Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan
tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granular di
tanah lapisan atas (top soil) yaitu di horison A dan struktur
gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil).
Akan tetapi, pada tanah yang terbentuk di daerah (Wasit,
2010)

Struktur tanah dapat dikatakan baik apabila di


dalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik,
yaitu terdapat ruang pori di dalam dan diantara agregat yang
dapat diisi air dan udara dan sekaligus mantap keadaannya.
Agregat tanah sebaiknya mantap dan tidak mudah hancur
oleh adanya gaya dari luar seperti pukulan butiran air hujan.
Dengan demikian tidak mudah atau tahan erosi sehingga
pori-pori tanah tidak gampang tertutup oleh partikel-
partikel tanah halus sehingga infiltrasi tertahan dan run off
menjadi besar. Struktur tanah yang jelek tentunya
sebaliknya dengan keadaan tersebut di atas (Sarief, 1989).

Struktur mengubah pengaruh tekstur dengan


memperhatikan hubungan kelembaban dan udara. Ukuran
makroskopis sebagian besar berakibat terhadap ruang-
ruang antar ped yang lebih besar daripada ruang-ruang yang
sama yang ada diantara partikel-partikel pasir, debu dan liat
yang berdekatan di dalam ped. Hal ini merupakan akibat
struktural pada hubungan ruang pori yang membuat
struktur menjadi begitu penting. Gerakan udara dan air
dipermudah (Foth, 1995)

Menurut Hamran (2010), ada beberapa factor penting


yang mempengaruhi tekstur tanh, yaitu :
1. Bahan Induk Variasi penyusun tanah tersebut
mempengaruhi pembentukan agregatagregat tanah serta
kemantapan yang terbentuk. Kandungan liat menentukan
dalam pembentukan agregat, karena liat berfungsi sebagai
pengikat yang diabsorbsi pada permukaan butiran pasir dan
setelah dihidrasi tingkat reversiblenya sangat lambat.
Kandungan liat > 30% akan berpengaruh terhadap agregasi,
sedangakan kandungan liat < 30% tidak berpengaruh
terhadap agregasi.

2. Bahan organik tanah Bahan organik tanah merupakan


bahan pengikat setelah mengalami pencucian. Pencucian
tersebut dipercepat dengan adanya organisme tanah.
Sehingga bahan organik dan organisme di dalam tanah
saling berhubungan erat.

3. Tanaman Tanaman pada suatu wilayah dapat membantu


pembentukan agregat yang mantap. Akar tanaman dapat
menembus tanah dan membentuk celahcelah. Disamping
itu dengan adanya tekanan akar, maka butir-butir tanah
semakin melekat dan padat. Selain itu celah-celah tersebut
dapat terbentuk dari air yang diserp oleh tanaman tesebut.

4. Organisme tanah Organisme tanah dapat mempercepat


terbentuknya agregat. Selain itu juga mampu berperan
langsung dengan membuat lubang dan menggemburkna
tanaman.Secara tidak langsung merombak sisa-sisa
tanaman yang setelah dipergunakan akan dikeluarlan lagi
menjadi bahan pengikat tanah.

5. Waktu Waktu menentukan semua faktor pembentuk


tanah berjalan. Semakin lama waktu berjalan, maka agregat
yang terbentuk pada tanah tersebut semakin mantap.
6. Iklim Iklim berpengaruh terhadap proses pengeringan,
pembasahan, pembekuan, pencairan. Iklim merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan
agregat tanah.
3. METODE
PRAKTIKUM
3.1 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
:
1. Tanah
2. Air

3.2 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1. Cangkul
2. Penggaris
3. Pisau
4. Pulpen

1)Memilih dan mengambil beberapa gumpalan tanah dari


3.3 Prosedur Kerja masing-masing lapisan dengan ukuran yang sama.

2) Mengamati dengan teliti bentuk dari gumpalan tanah


tersebut dengan mencocockkannya dengan bentuk-bentuk
tipe tanah yang ada dalam penuntun.

3) Mengulangi langkah (1) untuk mengamati ukuran dan


tingkat perkembangan struktur dengan berpedoman pada
teori yang ada pada buku penuntun.
4. HASIL DAN UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR SUATU
PEMBAHASAN SAMPEL TANAH

4.1Hasil Lokasi pengambilan sampel tanah :


Perumahan Tanjung Selamat Indah Tahap 1, Kecamatan Pancur
Batu, Kabupaten Deli Serdang , Sumatera Utara, Indonesia.

Disesuaikan sama bentuk(tipe) struktur tanah :


Hasil : Granular
4.2 Pembahasan Struktur tanah adalah susunan dari partikel-
partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat) menjadi
agregat-agregat (butir majemuk/butir sekunder). Antara
agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
bidang bedah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk
secara alam (natural aggregate) disebut ped.

Pengamatan struktur tanah meliputi bentuk (tipe)


struktur, ukuran (kelas) struktur, kemantapan struktur
(taraf) perkembangan.
Berdasarkan bentuk tanah dibawah ini dapat kita
simpulkan :

SAMPEL TANAH : Granular


Peranan tanah bagi kehidupan sangatlah banyak. Baik
bagi sektor pertanian maupun sektor nin pertanian. Sifat
fisik tanah sangat lah berpengaruh dalam
kehidupan,contohnya saja tekstur tanah. Tekstru tanah
merupsksn perbsndingan porporsi tekstur tekstur tanah
,yaitu pasir,debu dan liat.

Fraksi fraksi tersebut memiliki sifat fisik,kimia dan


biologis yang berbeda beda. Selain itu juga ada factor yang
mempengaruhi oleh tekstur tanah antara lain :pengolahan
tanah, struktur, konsistensi, dan organisme.

Dengan melakukan pengamatan pada tanah, salah


satunya dengan mengamati warna tanah, kita dapat
membatu para para petani akan mengetahui tanaman apa
yang cocok di tanam pada kelas-kelas warna yang ada,
karena tanah adalah media tanam bagi tanaman selain
media-media tanam lainnya.
5. KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Struktur tanah sangat berperan penting dalam
menngkatkan infiltrasi air, jadi mengurangi limpasan (run
off) dan erosi serta meningkatkan jumlah air tersedia untuk
tanamam, meningkatkan daya perkecambahan biji,
pertumbuhan akar dan kedalaman perakaran, serta
meningkatkan permeabilitas.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam memilih lahan untuk pertanian harus
diperhatikan struktur tanahnya, karena struktur tanah yang
baik akan membuat tanaman yang tumbuh di atasnya
tumbuh optimal dengan ketesediaan unsur hara yang
mencukupi.
6.DAFTAR PUSTAKA Anonymous1 . 2010. Macam Struktur Tanah.
http:www.wikipedia.com/id/wiki (diakses tanggal
8Oktober 2010)

Anonymous2 . 2010. Structur Of Soil.


http:www.google.com (diakses tanggal 10 Oktober 2010)

Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta

Rayes, M.L. 2000. Karakteristik, Genesis Dan Klasifikasi


Tanah Sawah Dari Bahan Volkan

Merapi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai