Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU TANAH HUTAN


ACARA IV
STRUKTUR TANAH

Disusun oleh:
Nama : Rizky Dwi Septian
NIM : 23/517562/KT/10296
Co-Ass : Nafitah
Shift : Rabu 13:00 – 14:40

LABORATORIUM FISIOLOGI POHON DAN TANAH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
ACARA IV
STRUKTUR TANAH

I. DASAR TEORI
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Struktur tanah
merupakan properti tanah penting yang mempengaruhi beberapa proses penting
terhadap kapasitas produktif tanah, kualitas lingkungan. Penurunan struktur tanah
dapat memicu terjadinya proses degradasi, misalnya pemadatan, percepatan erosi,
ketidakseimbangan air dan garam, serta penipisan kesuburan tanah. Melalui proses-
proses ini, kerusakan struktur tanah mempunyai dampak lokal, regional dan global
terhadap ekonomi, kualitas lingkungan dan keberlanjutan sumber daya (Yusra, D., &
Iman, H., 2022)
Bersatunya fraksi pasir, fraksi debu, dan fraksi liat membentuk bangunan tiga
dimensi dalam bentuk agregat mengakibatkan terjadinya struktur tanah. Dalam
pembentukan struktur tanah, fraksi pasir dan debu berfungsi sebagai kerangka
sedangkan fraksi liat, humus, dan/atau sesquioksida berfungsi sebagai perekat yang
menyatukan fraksi pasir dan fraksi debu. Keberadaan liat, humus, dan sesquioksida
tanah mengakibatkan struktur tanah menjadi lebih mantap sehingga lebih tahan
terhadap kekuatan fisik yang menekan, misalnya energi kinetik butiran air hujan.
Selain sebagai perekat partikel-partikel tanah, humus juga menyebabkan partikel –
partikel tanah yang didominasi debu dan pasir menjadi tidak padat bila diolah secara
berulang. Secara umum terdapat beberapa jenis struktur tanah yang berkembang di
dalam tanah, yang dapat dibedakan berdasarkan bentuknya: granular, gumpal
(blocky), lempeng, columnar atau prismatik (tiang) dan butiran tunggal (single
grain).
Untuk menciptakan struktur tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman,
maka diperlukan adanya sistem olah tanah. Struktur tanah yang remah tidak padat,
membuat perakaran tumbuh dengan baik. Dengan adanya sistem olah tanah bertujuan
untuk menciptakan kondisi lingkungan di bawah tanah yang sesuai untuk
pertumbuhan tanaman. Pemupukan merupakan salah satu usaha pemberian unsur-
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menambah persediaan unsur hara di
dalam tanah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak
struktur tanah (Djamaluddin, I., & Oldriyanti, L., 2022).
II. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Agar dapat membandingkan struktur tanah dari berbagai contoh tanah.
2. Agar dapat menjelaskan sifat struktur tanah dari masing-masing contoh tanah.
3. Agar dapat menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab perbedaan
struktur tanah dari masing-masing contoh tanah.
4. Agar dapat mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dengan mengetahui
struktur.

III. METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Jenis tanah mediteran tipe struktur gumpal (blocky)
4. Jenis tanah mediteran tipe struktur granular
5. Jenis tanah mediteran tipe struktur columar
6. Jenis tanah vertisol tipe struktur gumpal (blocky)
7. Jenis tanah pasir tipe struktur butir Tunggal (single grain)
B. Cara Kerja
Cara yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.

Contoh tanah diamati dan


Ditentukan tipe strukturnya
diukur

Ditentukan klas strukturnya Ditentukan derajat strukturnya

Hasil data ditulis sebagai hasil Semua proses diulang kembali


pengamatan. dengan contoh tanah berbeda
Deskripsi
1. Contoh tanah diamati dan diukur, dengan cara diraba dan ditekan secara
perlahan serta diukur panjang maksimal gumpalan tanahya.
2. Ditentukan tipe strukturnya, dengan cara dilihat dan diukur gumpalan
dominannya. Jika bentuknya butiran maka itu butiran tunggal (single grain), jika
tidak berbentuk dengan ukuran 1-10 mm itu granular dan 5-50 mm adalah
gumpal (blocky), jika berbentuk seperti tiang maka itu adalah columnar atau
prismatic serta jika berbentuk pipih maka itu lempeng.
3. Ditentukan derajat strukturnya, dengan cara contoh tanah diraba dan ditekan
secara perlahan jika mudah hancur maka derajat strukturnya lemah, jika sedikit
keras namun masih bisa hancur dengan tekanan kecil maka derajat strukturnya
sedang, jika dengan tekanan kecil gumpalan tersebut keras dan masih utuh maka
derajat strukturnya kuat.
4. Ditentukan klas strukturnya, dengan cara contoh tanah diukur dan diraba. Data
yang didapatkan adalah sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar.
5. Hasil data ditulis sebagai hasil pengamatan dalam bentuk tabel dengan isi tabel
antara lain jenis tanah, tipe struktur, derajat struktur, klas struktur.
6. Semua proses diulang kembali dengan contoh tanah berbeda sampai semua
contoh tanah selesai diamati.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Yusra, D., & Iman, H. (2022). Analisis Lapis Tanah Dasar Jalan Baru Menggunakan
Atterberg Limit dan Batas Susut. Jurnal online Sekolah Tinggi Teknologi
Mandala, 17(1), 85-93.
Gunawan, R., Rabbirl, H., & Rini, H. 2020. Morfologi dan Klasifikasi Tanah.
Pontianak: Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
Djamaluddin, I., & Oldriyanti, L. (2022). Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pupuk
Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Fakultas Pertanian, 2(1), 137-142.
Lampiran

Gambar 1. Contoh tanah mediteran Gambar 2. Contoh tanah vertisol


columnar gumpal/blocky

Gambar 3. Contoh tanah mediteran Gambar 4. Contoh tanah pasir butir


granular tunggal

Gambar 5. Contoh tanah mediteran


gumpal/blocky
Gambar 6. Acc data praktikum
acara IV

Anda mungkin juga menyukai