Oleh
I WAYAN EGGY PERDANA PUTRA
NIM : 1610521056
Oleh
I WAYAN EGGY PERDANA PUTRA
NIM : 1610521056
BUKIT JIMBARAN
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
1610521056
Menyetujui,
(Dr.Ir. Luh Putu Wrasiati. M.P.) (I Made Gelgel Pradnya, S.Pd, M,Si)
NIP. 19651118 199003 2 001
Dekan
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
ii
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas karunia serta bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan ini pada waktunya. Laporan Praktek Kerja Lapangan yang
berjudul “Mempelajari proses produksi dan pengendalian mutu teh jasmine
green di PT. Bali Cahaya Amerta, Gianyar, Bali” dapat terselesaikan. Praktek
kerja lapangan ini dilakukan mulai tanggal 2 September 2019 sampai dengan 4
Oktober 2019 dengan tujuan dapat memahami, memperdalam dan
mengembangkan disiplin Ilmu Teknologi Pertanian. Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan kelulusan sarjana Strata Satu (S1)
di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Univeritas
Udayana.
iii
5. Bapak Mustofa selaku Komisaris sekaligus Konsultan Teh di perusahaan
yang telah memberikan penulis banyak informasi dan bimbingan selama
praktek kerja lapangan.
6. Ibu Deby Sintya Ari selaku Direktur Human Resource Development (HRD)
PT. Bali Cahaya Amerta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk dapat melakukan praktek kerja lapangan.
7. Seluruh staff karyawan yang telah memberi arahan, mebantu dan bersedia
untuk disusahkan selama penulis berada di PT. Bali Cahaya Amerta.
8. Bapak, Ibu, Dilla dan Ayu yang telah memberikan doa dan dukungan kepada
penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan.
9. Krisna dewi selaku teman seperjuangan dalam melaksanakan Praktek
Kerjapangan di PT Bali Cahaya Amerta.
10. Indah Surya, Zainul Fikri, Fitria Alviana, Sampta,dan Sri Wahyuni sebagai
teman yang selalu ada saat keadaan senang maupun sedih dan selalu memberi
masukan, semangat, doa dan dukungan kepada penulis.
Penulis berharap laporan praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat dan
dapat memberikan informasi kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai koreksi
dan motivasi agar menjadi lebih baik.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.5.3 Perusahaan.............................................................................................. 4
v
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................... 12
V. PENUTUP................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 36
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Denah Lokasi PT. Bali Cahaya Amerta………………………...………… .. .36
2. Tata Letak Brew Me Tea Pabrik Galery ...................................................... .37
3. Tata Letak Tea Factory .............................................................................. .38
4. Struktur Organisasi Di PT. Bali Cahaya Amerta ......................................... ..40
5. Jenis – Jenis Teh Brew Me …………………………………………………...41
6. Ruangan Produksi di PT. Bali Cahaya Amerta ………………………………44
7. Mesin Produksi ……………………………………………………………...45
8. Jenis Kemasan di PT. Bali Cahaya Amerta…………………………………..46
9. Surat Penerimaan Di Perusahaan……………………………………………..47
10. Absensi Praktek Kerja Lapangan .............................................................. .48
ix
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Standar mutu teh Jasmine Green ………………………...………… .. …..26
2. Standar Nasional Indonesia Teh Hijau SNI 0103945-1995………………..27
x
I. PENDAHULUAN
yang baik bagi tubuh. Hasil penelitian Anon (2007) dalam Towaha (2013)
menyatakan bahwa katekin dalam teh hijau berkemampuan 100 kali lebih efektif
untuk menetralisir radikal bebas daripada vitamin C dan 25 kali lebih efektif dari
vitamin E. Selain itu, katekin pada teh berperan untuk menentukan sifat produk teh
seperti rasa,warna dan aroma.
PT. Bali Cahaya Amerta merupakan perusahaan di Bali yang bergerak di
bidang pangan pada khususnya di bidang perkebunan dan pengolahan teh. PT.
Bali Cahaya Amerta memiliki produk-produk teh yang dihasilkan seperti teh
putih, teh oolong, teh hijau, teh hitam, teh herbal dan teh bunga. Pada masing-
masing jenis teh tersebut akan dikelompokan lagi berdasarkan mutu atau grade
dari daun teh itu sendiri. Jasmine green adalah salah satu produk olahan teh hijau
assamica dengan campuran bunga melati. Jasmine green merupakan salah satu
produk pada PT. Bali Cahaya Amerta yang memiliki peminataan cukup tinggi
dibandingkan produk lainnya. Jasmine green memiliki rasa yang menyegarkan
dan harum. Selama proses produksi teh jasmine green ini dibutuhkan
pengendalian mutu untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang baik hingga sampai kepada konsumen. Pengendalian mutu dimulai
dari proses pemeliharaan kebun teh, pemetikan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, dan pendistribusian. Bila tahapan proses pengolahan mampu
dikendalikan dengan baik, maka akan menghasilkan produk yang berkualitas.
Masyarakat pada umumnya belum banyak yang mengetahui bagaimana
teh yang baik diproduksi serta cara penyajian yang tepat agar teh memiliki khasiat
dan kualitas yang baik. Oleh karena itu penulis memilih perusahaan ini untuk
dijadikan tempat praktek kerja lapangan karena ketertarikan dengan proses
pengolahan teh dari daun teh basah hingga menjadi produk yang siap dipasarkan
khususnya pada teh hijau. Penulis berharap dapat mengetahui dan mempelajari
segala aspek yang berhubungan dengan teh hijau maupun kinerja dalam suatu
perusahaan industri.
3
5
6
Logo pada Brew Me digambarkan dengan daun teh yang terdiri dari pucuk dan
dua daun muda serta lingkaran. Pucuk dan dua daun muda diartikan bahwa teh
berasal dari daun teh pilihan yaitu pucuk dan dua daun teh muda, sedangkan
lingkaran diartikan sepanjang masa atau tidak ada ujungnya yang dimana
diharapkan bahwa produk-produk teh yang dihasilkan tidak digerus oleh zaman
dan perusahaan ini terus berdiri sepanjang masa. Logo Brew Me dapat di lihat
pada Gambar 2.
serta mampu menjadi perusahaan terbuka (tbk) di tahun 2022 melalui penerapan 8
pilar perusahaan.
Misi :
1) Membangun perkebunan teh di Bali yang berstandar international.
2) Memberikan kontribusi yang optimal kepada stake holders.
3) Menjadikan kebun, pabrik dan tea house sebagai tujuan utama dari para tourist
melalui konsep eduagro tourism.
4) Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat Bali dan sekitar.
5) Mengembangkan pertanian berkelanjutan.
6) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
7) Menjadi perusahaan teh yang terkenal di dunia melalui penerapan strategi
perusahaan.
b. Strategi
Strategi merupakan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, pendayagunaan
dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan. Strategi PT. Bali Cahaya Amerta
sebagai berikut:
1) Product branding
Usaha yang mampu menjadikan sebuah produk untuk mempengaruhi
konsumen, agar konsumen tersebut memilih produk tersebut dibandingkan produk
pesaing lainnya.
2) Corporate branding
Aspek perusahaan yang dimulai dari produk yang ditawarkan hingga kontribusi
pegawai perusahaan terhadap masyarakat.
3) Personal branding
Suatu proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek yang dimiliki
oleh seseorang baik kepribadian, kemampuas serta nilai-nilai untuk menimbulkan
persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai alat
pemasaran.
4) Plan-do-check-action (PDCA)
PDCA merupakan sebuah singkatan yang diartikan sebagai rencanakan,
kerjakan, cek dan tindak lanjuti adalah suatu proses pemecahan masalah yang
umum digunakan untuk pengendalian kualitas.
8
c. Nilai perusahaan
Nilai perusahaan merupakan suatu kondisi tertentu perusahaan yang telah
dicapai sebagai gambaran kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.
Nilai perusahaan yang diterapkan di PT. Bali Cahaya Amerta sebagai berikut:
1) Integritas
2) Profesionalisme
3) Fokus pada pelanggan
4) Perubahan untuk menjadi lebih baik
d. Budaya perusahaan
Perusahaan adalah penerapan nilai - nilai yang berada di masyarakat yang
diterapkan pada perusahaan untuk mengubah sikap dan perilaku individu agar
dapat meningkatkan produktivitas pekerja. Budaya perusahaan yang diterapkan di
PT. Bali Cahaya Amerta sebagai berikut:
1) Jujur berkualitas
2) Disiplin dan konsisten
3) Kerja cerdas, efektif dan efisien
4) Inovatif dan proaktif
5) Fokus dan kompeten
6) Kerjasama team
7) Bertanggungjawab
8) Sopan dan santun
9) Peduli
2. Akuntabilitas (Accountability)
Suatu kejelasan sistem pertanggungjawaban pengelola perusahaan dalam
kejelasan pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab masing-masing.
Sehingga pengelolaan perusahaan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perwujudan kewajiban perusahaan untuk melaporkan kesesuaian pengelolaan
perusahaan dengan pengaturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban
umum, kesusilaan dan keberhasilan maupun kegagalannya dalam pencapaian visi,
misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
4. Kemandirian (Independency)
Keadaan perushaan yang dikelola secara professional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun yang bertentangan dengan
penganturan perundang-undangan.
5. Kewajaran (Fairness)
Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. K.4
Pilar K.4 yang diterapkan di PT. Bali Cahaya Amerta sebagai berikut :
1) Kebersihan
2) Kerapian
3) Keteraturan
4) Keindahan
g. Go Green
Go green merupakan suatu tindakan untuk menyelamatkan bumi dari
kerusakan dan pemanasan global akibat ulah manusia. PT. Bali Cahaya Amerta
menerapkan pilar go green dalam upaya ikut menyelamatkan bumi, adapun upaya-
upaya yang dilakukan sebagai berikut :
1) Menanam dan merawat pohon dengan tidak menggunakan pestisida dan pupuk
kimia
2) Minimasi penggunaan plastik
3) Memisahkan sampah organik dan non organik
4) Minimasi penggunaan air
10
pengolahan daun teh basah menjadi daun teh kering. Denah Tea Galery terdapat
pada Lampiran 1.
4) Tea Factory
Tea factory berlokasi di Jln. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Desa Lebih,
Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar lokasi ini terletak tidak jauh dari Brew
Me Tea Galery. Berbagai macam jenis teh diproduksi di tea factory. Denah tea
factory terdapat pada Lampiran 2.
5) Brew Me Tea Studio
Brew Me Tea Studio berlokasi di Jln. Petitenget No.1A, Seminyak, Bali dengan
konsep kafe yang menyediakan khusus teh.
6) Restoran
Restoran yang berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai No. 482 Sanur Kauh,
Denpasar Bali di sebelah kantor pusat.
kesehatan, dapur, mess untuk karyawan dan gudang penyimpanan barang, lantai
dua digunakan sebagai tempat pencampuran produk teh (blending), pengemasan
(packing) teh, sortasi teh dan laboraturium (tea testing). Tata letak tea factory
terdapat pada Lampiran 3.
2.5 Ketenagakerjaan
2.6.2 Pemasaran
Sistem pemasaran di PT. Bali Cahaya Amerta dilakukan oleh tim pemasaran
untuk daerah Bali sendiri ditujukan ke berbagai hitel, rumah makan, kafe, dan
restoran yang ada didaerah Bali contohnya seperti Warung Mina, PT. Ara Savis
Sejahtera, Warung Men Tingen, L Hotel, Ruko Cafe, Remix Juice, Havelteh,
Savage Kitchen, Inaya Putri Bali Hotel, CV. Balitaza, None Kitchen and Lounge,
Harris Hotel maupun luar Bali. Tidak hanya melalui sistem door to door,
perusahaan ini juga melakukan pemasaran dengan berjualan online. Selain itu juga
perusahaan ini menerima pesanan sesuai permintaan pembeli. Pemasaran produk
perusahaan ini sudah mencangkup internasional, antara lain Singapura, Jepang,
Perancis, Hongkong, India, Sri Langka dan Arab Saudi.
16
17
golongan bukan fenol, golongan aromatis dan enzim (Towoha, 2013). Berikut ini
adalah jenis daun teh yang digunakan di PT. Bali Cahaya Amerta dapat dilihat
pada Gambar 3 dan 4.
Gambar 3. Daun teh varietas Assamica Gambar 4. Daun teh varietas Sinensis
(Sumber : PT. Bali Cahaya Amerta) (Sumber : PT. Bali Cahaya Amerta)
untuk menjaga jangan sampai ada pucuk yang masih dapat diolah tetapi ikut
terbuang saat dipangkas.
+3m
+2m
m
B
P
Gambar 5. Ranting dengan kuncup burung (B) dan ranting dengan kuncup
peko (P), 1 daun muda (+1), 2 daun muda (+2m), 3 daun muda (+3m).
(sumber : Setyamidjaja, D. 2000).
Jenis petikan berdasarkan pucuk teh dapat dibedakan menjadi beberapa
macam yaitu :
1. Petikan Halus
Petikan halus dilakukan menggunakan rumus P+1, B+1, dan B+2. P+1 artinya
petikan memiliki peko dan 1 daun teh. Sedangakan B+1 menandakan petikan
tidak memiliki peko tetapi mempunyai kuncup burung dan 1 daun teh. Dan untuk
B+2 menandakan petikan tidak memiliki peko tetapi mempunyai kuncup burung
dan 2 daun teh. Petikan ini akan mendapatkan kualitas teh terbaik tetapi
membutuhkan waktu relatif lebih lama karena diperlukan ketelitian.
2. Petikan Medium
Petikan medium berdasarkan rumus P+2m, P+3m, dan B+3m. P+2 artinya
petikan mengandung peko dan dua daun teh begitu juga rumus P+3m yang
ditambah 3 daun teh. Sedangkan B+2m berarti petikan tanpa kuncup peko tetapi
terdapat kuncup burung ditambah dengan dua daun teh muda begitu juga rumus
B+3m yang ditambah dengan 3 daun teh muda. Petikan medium digunakan untuk
menghasilkan pucuk teh yang diproduksi menjadi bubuk teh. Petikan ini
dilakukan untuk memenuhi jumlah produksi agar sesuai dengan permintaan pasar
serta standar mutu teh kering.
19
3. Petikan Kasar
Petikan kasar menggunakan rumus P+4, B+1t, B+2t, B+3t dan B+4t. Untuk
rumusa petikan P+4 artinya dengan peko ditambah 4 daun teh yang tua.
Sedangkan rumus petikan B+1t adalah petikan tanpa kuncup peko tetapi hanya
terdiri dari kuncup burung dan 1 daun teh tua begitu juga dengan rumus petikan
B+2t, B+3t dan B+4t yang ditambah dengan daun teh tua sesuai angka pada
rumusnya.
Jenis pemetikan sangat berpengaruh terhadap kualitas teh. Pemetikan yang
dilakukan di PT. Bali Cahaya Amerta selama pelaksanaan praktek kerja lapangan
yaitu petikan medium (p+2m). Setelah dilaksanakannya pemetikan pucuk, pucuk
teh akan diangkut ke pabrik menggunakan kendaraan. Sebelum proses produksi,
pucuk teh harus dalam keadaan baik, yang berarti tidak mengalami perubahan
selama proses pemetikan hingga sampai dilokasi produksi.
Pucuk yang dijejalkan setelah dipetik akan cepat mengalami kemerahan dan
panas yang dapat mengakibatkan tejadinya fermentasi, maka dari itu diperlukan
suatu persiapan untuk mempertahankan kesegaran pucuk daun. Persiapan tersebut
diperlukan selama pemetikan sampai pengangkutan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan selama pengangkutan yaitu:
1. Daun tidak boleh mengalami tekanan yang berat.
2. Daun yang diangkut harus dihindarkan dari penyinaran matahari secara
langsung dengan meletakkannya dibawah pohon yang berada disekitar area
kebun.
3. Daun tidak boleh ditumpuk terlalu lama agar tidak terjadi proses oksidasi
3.2.1 Pelayuan
Pelayuan adalah suatu aktivitas untuk menonaktifkan enzim polifenol
oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk hingga 60-70% agar pucuk
menjadi lentur dan mudah digulung. Proses pelayuan juga dapat mengembangkan
aroma dan oksidasi parsial akibat kerusakan dinding sel yang disebabkan oleh
menurunnya kadar air dalam daun. Proses pelayuan dilakukan akibat terjadinya
penguapan air baik dipermukaan maupun di dalam daun teh. Pelayuan dilakukan
dengan jangka waktu yang singkat dalam pemberian uap panas agar terhindar dari
hidrolisis klorofil. Proses pelayuan pucuk dengan metode steaming dapat dilihat
pada Gambar 6.
Proses pelayuan yang dilakukan di PT. Bali Cahaya Amerta dengan metode
Jepang yaitu memberikan uap panas pada daun segar (steaming). Proses steam,
dilakukan menggunakan alat yang sederhana dengan cara mengukus daun teh dari
air mendidih dengan suhu ± 100oC selama ± 5 menit. Suhu dan waktu yang
digunakan harus diperhatikan, jika melebihi batas maksimum akan menghasilkan
daun teh dengan tingkat kelayuan yang berbeda dan daun teh akan terlihat
kecoklatan sehingga mempengaruhi aroma dan rasa yang dihasilkan. Pengukuran
tingkat kelayuan yang dilakukan di PT. Bali Cahaya Amerta dilakukan tanpa
menggunakan alat hanya menggunakan perkiraan dari karyawan yang sesuai
dengan standar operating procedure (SOP). SOP dalam proses produksi teh hijau
dalam tahap pelayuan ditandai dengan aromanya seperti mangga muda atau wangi
khas pucuk layu jika dihirup, jika dilipat tidak patah dan terdengar bunyi kress.
21
Selain itu, tidak keluar cairan jika pucuk layu diremas dan warna daun menjadi
hijau botol. Daun teh yang telah layu segera diangkat dan disebar pada nampan
bambu yang tersedia sambil didinginkan menggunakan kipas untuk proses
pendinginan secara cepat. Jenis pelayuan yang digunakan adalah pelayuan sedang
hal ini dikarenakan jika menggunakan pelayuan berat pada proses penggulungan
daun teh ketika digulung mengalami kerusakan.
3.2.2 Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan untuk mendinginkan daun setelah dilayukan.
Suhu yang digunakan dalam pendinginan yaitu pada suhu 16 oC. Tujuan dari
pendinginan dengan suhu tersebut adalah untuk mendinginkan daun secara cepat
dan untuk mengefisiensikan waktu produksi. Pendinginan harus dilakukan secara
cepat guna menghindari daun teh menjadi matang jika didiamkan terlalu lama.
Proses pendinginan dapat dilihat pada Gambar 7.
3.2.3 Penggulungan
Penggulungan daun teh dilakukan segera setelah pucuk layu menggunakan
mesin Open Top Roller (OTR). Mesin penggulung OTR merupakan sebuah
silinder yang terbuka di bagian atasnya dan bergerak memutar horizontal di atas
sebuah meja yang dilengkapi dengan jalur-jalur gigi dan kerucut tumpul pada titik
pusatnya, alat ini terbuat dari bahan metal yang tahan karat dan memiliki
kecepatan putaran 42 rpm. Penggulungan dilakukan untuk pembentukan mutu,
baik secara fisika maupun kimia dan mengecilkan ukuran menjadi partikel kecil
22
yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu juga, penggulungan bertujuan
untuk membuka dinding sel daun, mememarkan, menggulung pucuk hasil
pelayuan dan memeras cairan sel agar menempel dipermukaan daun tanpa
mengakibatkan kehancuran, mengurangi kelembaban daun dan membentuk
produk akhir. Lama penggulungan yang dilakukan dengan mesin OTR yaitu
berkisar 15-20 menit dan dilakukan pengecekan setiap 5 menit dengan kapasitas
mesin 20 kg. Penggulungan dilakukan satu kali agar tidak terjadi kerusakan terlalu
banyak pada daun teh dan mengurangi penurunan bubuk daun teh. Proses
penggulungan daun teh dapat dilihat pada Gambar 8.
3.2.4 Pengeringan
Pengeringan dalam produksi teh bertujuan untuk menurunkan kadar air dari
pucuk yang digiling hingga 3-4%, memekatkan cairan yang menempel di
permukaan daun sampai berbentuk seperti perekat, dan memperbaiki bentuk
23
gilingan. PT. Bali Cahaya amerta menggunakan mesin Rotary dryer dengan suhu
120oC selama 90 menit. Pucuk teh yang sudah kering ditandai dengan batang
mudah dipatahkan dan tidak terdapat benang-benang dibagian batang. Alat proses
pengeringan dapat dilihat pada Gambar 9.
3.2.6 Penggilingan
Teh hijau assamica yang sudah diproses hingga menjadi teh bentuk teh
hijau wiry ini akan digiling menggunakan mesin dixmil agar mendapatkan bentuk
bubuk teh hijau.
3.2.7 Pengayakan
Pengayakan merupakan kegiatan memisahkan ampas teh dengan bubuk teh
menggunakan mesin pengayak 60 mesh. Pengayakan bertujuan untuk
memisahkan, memurnikan dan membentuk atau mengelompokan jenis mutu
bubuk teh dengan bentuk dan ukuran yang seragam sesuai dengan standar PT.
Bali Cahaya Amerta. Hal ini membutuhkan proses penyotiran atau pemisahan
bubuk teh dari ampas – ampasnya untuk mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang
seragam.
25
3. Ditimbang sebanyak 2,80 gram sampel teh yang akan diuji dan dimasukkan ke
dalam cangkir.
4. Dituangkan air panas ke dalam cangkir sebanyak ±150 ml dan langsung
ditutup.
5. Didiamkan selama 5 menit kemudian dituangkan pada cawan dan dilakukan
uji kenampakan, sifat seduhan dan ampas teh.
Hasil penilaian organoleptik di PT. Bali Cahaya Amerta yaitu, air seduhan
berwarna kuning kehijauan dan cerah, rasa air seduhan sepet, dan bau khas teh
hijau tanpa benda asing. Sedangkan untuk ampas seduhan berwarna hijau
kecoklatan dan seduhan mengkilat. . Standar mutu organoleptik teh jasmine green
yang ditetepakan oleh PT. Bali Cahaya Amerta dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar mutu teh Jasmine Green
Aspek Mutu Karakteristik
Kenampakan (Appearance) Berwarna hijau mekar, bentuk gulungan rata,
bersih, seragam
Ukuran (Size) Maksimal 8mm dan minimal 4mm
Sifat Seduhan (Cup Liquor) Hijau terang agak kekuningan, rasanya khas,
cita rasa teh hijau,tajam
Ampas (Infussion) Berwarna hijau dan daun rata
Sumber: PT. Bali Cahaya Amerta (2019).
Untuk teh hijau ada standar yang harus dipenuhi untuk bisa masuk dalam
pasar, yaitu meliputi warna, bentuk, bau, tekstur, keragaman ukuran, dan benda
asing, sehingga di PT. Bali Cahaya Amerta juga menerapkan standar teh hijau
yang diproduksi menurut SNI dapat dilihat pada Tabel 2.
PT. Bali Cahaya Amerta saat ini hanya melakukan pengujian secara fisik
(organoleptik) pada teh hijau dan belum dilakukan pengujian secara kimia (kadar
air dan katekin) serta mikrobiologis.
27
*) yang dimaksud dengan benda asing adalah benda-benda lain bukan daun,
gagang ataupun bahan pewangi
3.2.11 Penyimpanan
Produk yang telah jadi dilakukan penyimpanan sebelum didistribusikan ke
pihak konsumen dengan tujuan untuk melindungi teh dari kerusakan,
mempertahankan kondisi teh agar tetap kering, serta menjaga kualitas teh. Tempat
penyimpanan harus tetap terjaga dengan baik. Adapun syarat penyimpanan yaitu
dinding terbuat dari tembok, lantai terbuat dari semen, produk diusakan tidak
kontak langsung dengan lantai, dan dengan ventilasi yang cukup serta tempat
penyimpanan diusakan agar selalu dalam keadaan bersih dan kering.
Penyimpanan teh hijau yang dilakukan di PT. Bali Cahaya Amerta di
sebuah gudang yang terletak pada lantai 1 yang mana gudang tersebut
berhubungan langsung dengan ruang packing di lantai 2 dengan sebuah lift
barang sebagai penghubungnya. Teh hijau yang telah dikemas dapat bertahan
hingga 2 tahun. Hal tersebut dapat diketahui dari waktu produksi.
29
Penggilingan
(t=15menit, mesin giling)
steam
Pengeringan
(T=1000 C, t=90menit, Penyimpanan/Gudang
mesin RD
Gambar 11. Diagram alir proses pembuatan jasmine green di PT. Bali Cahaya
Amerta. (Sumber : PT. Bali Cahaya Amerta)
IV. PENGENDALIAN MUTU TEH JASMINE GREEN
Selain itu, Perlu adanya pelatihan dan pengawasan kebun secara rutin, karena
akan mempengaruhi mutu teh yang dihasilkan.
Bunga melati yang digunakan pada PT. Bali Cahya Amerta untuk keperluan
blending masih membeli ke perusahaan lain dalam bentuk bunga melati kering.
PT. Bali Cahaya Amerta bekerjasama dengan PT.Wisk Tea dalam memenuhi
bahan – bahan keperluan blending untuk proses produksi. Kedepannya diharapkan
perusahaan dapat memproduksi bunga melati dengan alasan lebih terjangkau
untuk harga.
4.3.1 Pelayuan
Pelayuan adalah suatu aktivitas untuk menonaktifkan enzim polifenol
oksidase dan menurunkan kandungan air dalam pucuk hingga 60-70% agar pucuk
menjadi lentur dan mudah digulung. Pelayuan yang dilakukan di PT. Bali Cahaya
Amerta yaitu menggunakan metode steaming. Metode yang digunakan tersebut
mengalami beberapa permasalahan diantaranya keterbatasan alat, pengukuran
temperatur dan waktu pelayuan yang tidak sesuai dengan standar operating
procedure (SOP) yang ditetapkan. Standar operating procedure (SOP) yang
diterapkan di PT. Bali Cahaya Amerta yaitu daun teh yang telah layu ditandai
dengan aromanya seperti mangga muda atau wangi khas pucuk layu jika dihirup.
jika dilipat tidak patah dan terdengar bunyi kress, tidak keluar cairan jika pucuk
layu diremas, warna daun menjadi hijau botol dan batang tidak patah dengan
tingkat kandungan air dalam pucuk hingga 70%. Alat yang digunakan dalam
proses pelayuan yaitu kompor dan panci stainlees steel. Suhu yang digunakan
dalam proses steam yaitu sebesar 100oC selama ± 5 menit.
Namun hal tersebut terkadang belum sesuai dengan SOP sehingga daun
yang di steam mengalami kematangan akibat penggunaan suhu yang terlalu
tinggi sehingga daun teh menjadi keras yang menyebabkan teh menjadi hancur.
Serta, proses steam tidak dilakukan secara bersamaan melainkan daun teh
33
dimasukkan sedikit demi sedikit sehingga tingkat kelayuan teh berbeda dan
menyebabkan kualitas teh tidak seimbang. Hal ini disebabkan oleh alat yang
masih sederhana, suhu dan waktu proses pelayuan tidak diatur. Untuk
menanggulangi hal tersebut, diharapkan PT. Bali Cahaya Amerta
mempertimbangkan penyediaan alat steam yang lebih banyak, alat pengukur suhu
(thermometer) dan waktu (stopwatch) untuk menstabilkan proses pelayuan
(steaming).
4.3.3 Pengemasan
Kemasan merupakan suatu kegiatan yang dilakuakan untuk menjaga
keamanan selama perjalanan, sebagai identitas produk, melindungi bahan yang
terdapat didalamnya, menarik konsumen, meminimalisir kerusakan, sebagai
media informasi dan produk terlihat bersih. Jenis pengemasan terdapat dua
macam yaitu pengemasan primer dan sekunder. Pengemasan teh hijau yang
dilakukan di PT. Bali Cahaya Amerta menggunakan kemasan primer yaitu tube,
paper brown, tea bag envelope, standing pouch, plastik, tea bag dan daiso
sedangkan kemasan sekunder biasanya menggunakan aluminium foil. Produk
yang dikemas menggunakan kemasan tersebut memiliki berat yang berbeda-beda
sesuai dengan permintaan konsumen. Permasalahan yang terjadi di PT. Bali
Cahaya Amerta dalam pengemasan teh Jamine Green yaitu dengan menggunakan
kemasan tube dan tea bag .
Kemasan tube yang digunakan tidak dilakukan sterilisasi terlebih dahulu
yang mana kemasan tube langsung digunakan sehingga teh mudah terkontaminasi
yang menyebabkan teh menjadi berbau apek. Pada kemasan tea bag kerusakan
teh biasanya disebabkan oleh kemasan teh yang kurang rapat masih ada celah
34
udara yang bisa masuk kedalam kemasan tersebut. Hal ini yang menyebabkan
timbulnya bau apek yaitu akibat kerusakan fisik, kimia dan mikroba. Mengingat
teh yang mudah menyerap bau-bauan dan mudah berubah aromanya sehingga
diperlukan sterilisasi dalam penggunaan tube dan tea bag untuk kedepannya agar
mutu teh tidak mengalami penurunan setelah dikemas.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktek kerja lapangan di PT. Bali
Cahaya Amerta diantaranya :
1. Proses produksi teh Jasmine Green di PT. Bali Cahaya Amerta menggunakan
metode Jepang (steam) dengan produk teh hijau curly yang meliputi proses
pemetikan, pelayuan, pendinginan, penggulungan, pengeringan, sortasi kering,
penggilingan, pengayakan, blending, tea testing uji organoleptik teh,
pengemasan produk jadi, dan penyimpanan.
2. Pengendalian mutu teh Jasmine Green di PT. Bali Cahaya Amerta dilakukan
dari penanganan bahan baku datang yaitu pengolahan daun teh sesuai dengan
standar, dan pengendalian mutu proses meliputi proses pelayuan, blending dan
pengemasan. Mesin, peralatan serta ruangan dapat mempengaruhi menurunya
mutu teh yang disebabkan kurangnya kesadaran karyawan akan kebersihan
mesin dan peralatan.
5.2 Saran
Saran yang dapat dipertimbangkan sebagai upaya peningkatan kualitas
produk, antara lain :
1. Diharapkan selama proses pelayuan, dilakukan pengontrolan suhu dan waktu
untuk mengetahui apakah proses pelayuan dapat dihentikan dan layu pucuk
secara merata. Sesuai dengan SOP yang sudah di tetepkan dalam produksi teh
hijau.
2. Melaksanakan pengendalian mutu berdasarkan SNI 0103945-1995 teh hijau.
Dan belum dilakukan pengujian secara kimia (kadar air dan katekin) dan
mikrobiologis dalam proses pengendalian mutu tea testing.
3. PT. Bali Cahaya Amerta lebih memperhatikan kebersihan dan kesterilan bahan
pengemas seperti tube, mesin dan peralatan maupun ruangan sehingga proses
produksi berjalan dengan lancar.
4. Diperlukan kesadaran dan disiplin diri kepada seluruh karyawan dalam proses
produksi agar terjaminnya mutu teh dan perlu mengetahui ilmu mengenai
standar teh.
35
36
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, N., dan A. Sutriningsih. (2017). Peran Konsumsi Teh Hijau (Camelia
sinensis) Terhadap Penurunan Indeks Massa Tubuh (IMT) Mahasiswa
Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Jurnal Care, 5(2): 194–
204.
Ayuningtyastuty, H. 2009. Laporan Magang - Quality Control Pada Proses
Produksi Teh Hijau. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Syakir, M., D.S. Efendi., M. Yusron dan Wiratno. 2010. Budidaya dan Pasca
Panen Teh. Kementrian Pertanian, Bogor.
Towaha, J. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis).
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 19, No.3 hal
12-16.
Wan X., D. Li and Z.Zhang. 2009. Green tea and black tea. In Ho CT, Lin JK,
Shahidi F. (Eds.). Tea and Tea Product:Chemistry and Health Promoting
Properties, CRC Press, Taylor and Francis Group, USA, p. 1- 8.
37
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Lokasi PT. Bali Cahaya Amerta (sumber : Google Maps)
Lantai I
40
Lampiran 3. Lanjutan
Lantai II
41
BREW ME
PRICE LIST-WHOLESALE
Ruangan Laboratorium
Aluminium foil
48