Anda di halaman 1dari 14

OPTIMASI KEUNTUNGAN DARI PRODUKSI EKSTRAK TEH HIJAU

EKONIMI MANAJERIAL

Di susun oleh ;

Muhammad Andi Irawan

193402516261

UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

MANAJEMEN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul OPTIMASI KEUNTUNGAN DARI
PRODUKSI EKSTRAK DAUN TEH HIJAU di Indonesia.

Kami menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI........................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I ....................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .................................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ....................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
2.1 Pengertian Pajak .................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Perbedaan dalam sistem perpajakan ................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Macam- Macam Pajak........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang besar, terdapat
lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-tumbuhan, lebih kurang 7.500 jenis diantaranya termasuk tanaman
obat. Biodiversitas Indonesia dikatakan sebagai yang tertinggi kedua setelah Brasil. Keanekaragaman
hayati ini merupakan aset nasional yang bernilai tinggi untuk pengembangan industri agromedisin di
dunia. Potensi bahan baku di dalam negeri sebenarnya sangat melimpah.

Salah satunya ialah Teh yang dimana merupakan minuman yang dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat. Seiring dengan perkembangan perekonomian, kemajuan pendidikan masyarakat, arus
informasi yang semakin baik, dan perubahan gaya hidup membuat pola konsumsi masyarakat berubah.
Termasuk konsumsi masyarakat terhadap minuman teh. Perusahaan yang memproduksi minuman teh
mengembangkan berbagai produk guna memenuhi keinginan konsumen yang menginginkan
kepraktisan.

Teh juga bisa menjadi bahan baku minuman Sebuah ulasan yang dipercaya dapat mencegah,
mengobati, dan meredakan gejala penyakit Dan telah digunakan oleh ribuan tahun. Ada banyak
penelitian tentang manfaat kesehatan dari teh. Kelompok kimia dalam teh yang memiliki pengaruh
terbesar pada rasa Dan sifat khusus adalah polifenol. Polifenol Teh mengandung flavanol dan flavonol
Glikosida, flavonoid, asam. Flavanol Apakah bahan utamanya? (Sekitar 75%) dari total polifenol teh
hijau. Kandungan polifenol dalam teh rebung Sekitar 13% -35% padatan kering.

Penggunaan Ekstraksi Teh Hijau Pelarut organik memiliki kelebihan Terutama pelarut yang
selektif untuk kehidupan polifenol. Diperoleh ekstrak teh hijau, yang mengandung Bahan baku yang
dibutuhkan untuk polifenol tinggi Teh hijau memiliki kandungan polifenol yang tinggi, Proses dan
penggunaan pelarut selektif polifenol. jadi Hal ini diperlukan untuk menentukan proses terbaik
Dapatkan ekstrak polifenol tinggi Teh hijau menggunakan beberapa pelarut organik.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah yang akan saya jelaskan sebagai berikut :

1. Apa definisi dari teh hijau


2. Bagaimana cara mengekstrakan daun teh hijau
3. Kandungan apa saja yang ada didalam daun teh hijau

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi manajeerial.


2. Mengetahui definisi dari daun teh hijau.
3. Mengetahui manfaat apa saja yang ada didalam daun teh hijau

1.3.2. Manfaat Penulisan

Penelitian ini dapat diharapkan berguna sebagai refrensi bagi mahasiswa yang akan
mempelajaari atau meneliti pengekstrakan daun teh hijau. Dan Penulis berharap dengan penulisan
ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada semua pihak, diantaranya penulis yang
merupakan realisasi dari teori, teori yang selama ini penulis peroleh dari beberapa sumber. selain
itu, Penulis juga dapat mengelola wawasan dan pengetahuan permasalahan yang terkait pada
OPTIMASI KEUNTUNGAN DARI PRODUKSI EKSTRAK TEH HIJAU sehingga dapat
dimanfaatkan secara seluas-luasnya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teh Hijau

Teh dibuat dari daun kering pohon teh (Camellia sinensis). Theaceae) melalui proses
tertentu. Teh adalah minuman paling populer saat ini Kedua setelah air mineral. Secara umum,
berdasarkan metode atau proses Untuk pengolahannya, daun teh dapat dibedakan menjadi tiga
(tiga) kategori yaitu teh hijau, Teh oolong dan teh hitam. Teh hijau dibuat dengan
menonaktifkan enzim Oksidase atau fenolase hadir dalam kuncup teh segar, melalui Gunakan
uap panas untuk memanaskan atau menguap, jadi teroksidasi secara enzimatis Memerangi
katekin dapat dicegah. Teh hitam digunakan Oksidasi enzimatik katekin teh. Pada saat yang
sama, teh Teh oolong diproduksi melalui proses pemanasan, yang dilakukan segera setelah
diproses Menggulung atau menggulung daun, tujuannya untuk menghentikan proses
Bergejolak. Oleh karena itu, teh oolong disebut teh semi fermentasi Dengan teh hitam dan teh
hijau.

Teh telah lama dikenal sebagai minuman bercita rasa khas dan berkhasiat bagi
kesehatan. Budaya minum teh berasal dari Cina sejak tahun 2373 sebelum masehi, tepatnya
pada masa Kaisar Shen Nung berkuasa. Kaisar Shen Nung juga dikenal sebagai bapak tanaman
obat tradisional cina saat itu (Syah, 2006). Di Jepang, dikenal upacara minum teh. Serangkain
upacara ini diawali dengan pembersihan teko penyajian, memasak air, menuang teh hijau ke
dalam teko. Menuang air panas kedalamnya; mengaduk sampai rata dan berbuih, serta
menyajikannya pada tamu rata cara khas Jepang. Meskipun upacara ini tampak sederhana,
tetapi ada suatu getaran ritual yang membuat upacara minum teh ini menjadi suatu seni yang
bertahan selama berabad-abad. Namun, bukan ritual itu yang membuat teh berkhasit, tetapi
kandungan kimia seperti katekin yang membuat teh berkhasiat bagi kesehatan (Syah, 2006).
Tanaman ini mulanya merupakan tanaman Asia Timur yang tumbuh sebagai batang rimbun.
Saat ini tanaman tersebut telah ditemukan di seluruh bagian Asia, Timur Tengah dan sebagian
Afrika. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia sudah menggunakan rebusan daun
teh sejak ribuan tahun yang lalu. Teh saat ini merupakan minuman terbanyak setelah air putih
yang dikonsumsi masyarakat. Ratusan juta masyarakat dunia minum teh dan penelitian
menunjukkan bahwah teh hijau (Camellia sinensis) khususnya mempunyai efek
menguntungkan dalam kesehatan (Agoes, 2002). Munculnya teh di Indonesia berasal ketika
Dr. Andreas Cleyer, seorang berkebangsaan Belanda, yang membawa bibit tanaman teh untuk
dijadikan tanaman hias pada tahun 1686. Mulai tahun 1728 bibit teh dari Cina mulai
dibudidayakan di pulau Jawa, Usaha tersebut baru berhasil pada tahun 1824, saat Dr. Van
Siebold, yang meneliti teh di Jepang, mempromosikan bibit teh asal Jepang. Sementara
perkebunan teh di Indonesia baru dimulai tahun 1828 dan dipelopri oleh Jacobson (Soraya,
2002). Produk teh yang dikonsumsi terbesar dan terpopuler di Indonesia adalah teh hitam.
Namun, seiring dengan perkembangan pangsa pasar, teh hijau kini menjadi produk unggulan
dan berbagai kelebihan yang dimiliki. Kini minuman 7 teh hijau dalam kemasan sudah marak
di pasaran setelah sebelumnya minuman teh kemasan yang beredar adalah teh hitam, seperti
teh botol dan teh kotak (Syah, 2006).

Teh hijau pertama kali dipakai menjadi bahan pengobatan pada China kuno semenjak
ribuan tahun lalu (Chen et al, 2015). Tanaman ini banyak diperbudidayakan pada asia tenggara
menjadikan bahan standar pembuatan obat tradisional. Konsumsi teh hijau secara teratur bisa
menaikkan system pertahanan dan memperbaiki fungsi organ tubuh.Hal ini ditimbulkan teh
hijau mengandung polifenol pada jumlah yang tinggi (Anindita, 2012). Seperti yang tercantum
pada kabar penelitian dan pengembangan tumbuhan industri oleh Towaha J. (2013) (tabel II.3),
kandungan polifenol katekin teh hijau setelah pengolahan sebanyak 10,04% lebih akbar
dibandingkan teh oolong 9,49 % teh hitam yang hanya 5,91%.

Pengolahan teh hijau

Teh hijau diproses dari bahan bakuberupa pucuk teh (p+3) klon GMB7 dengan
pengolahan sistem steaming selama 2 menit. Teh hijau kering yang dihasilkan digerus
memggunakan mesin cutter atau crusher dan diayak menggunakan ayakan ASTM mesh 14.
Fraksi yang lolos digunakan sebagai bahan baku proses ekstraksi. Parameter yang diamati
adalah kadar air dengan menggunakan Brabender Moisture Tester, kadar ekstrak air (water
extract) menggunakan metode ISO 9768:1994(E), kadar polifenol diuji dengan metode
kolorimeter Folin-ciocalteu reagent (ISO 14502-1:2005 (E) pada Panjang gelombang 740nm
dan mengacu pada prosedur penentuan polifenol di SNI 7707:2011 Teh Instan.

Morfologi Tanaman Camellia sinensis, suatu tanaman yang berasal dari famili
theaceae, merupakan pohon berdaun hijau yang memiliki tinggi 10 - 15 meter di alam bebas
dan tinggi 0,6 - 1,5 meter jika dibudayakan sendiri. Daun dari tanaman ini berwarna hijau muda
dengan panjang 5 - 30 cm dan lebar sekitar 4 cm. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna
putih dengan diameter 2,5 - 4 cm dan biasanya berdiri sendiri atau saling berpasangan dua-dua
(Mahmood et al., 2010). Buahnya berbentuk pipih, bulat, dan terdapat satu biji dalam masing-
masing buah dengan ukuran sebesar kacang
2.2 Bagaimana Cara Mengekstrakan Daun Teh Hijau

Ekstrak teh hijau adalah suplemen yang berasal dari tanaman teh hijau. Ini mengandung
senyawa antioksidan, polifenol, vitamin dan flavonoid. Jika sebuah kapsul mengandung jumlah bahan
aktif yang sama dengan secangkir teh hijau, mengapa Anda tidak beralih saja ke kapsul? Tapi, ada
beberapa fakta yang harus Anda ketahui tentang ekstrak teh hijau.

Cara Ekstraksi teh hijau dengan cara mengabdikan pemecah organik menyerahkan keuntungan
terutama pemecah yang selektif terhadap rampai polifenol. Untuk memetik esens teh hijau yang
memiliki kandungan polifenol tinggi diperlukan benih baku bercorak teh hijau yang tinggi polifenolnya,
jalan dan praktik pemecah yang selektif terhadap polifenol. Oleh karena itu diperlukan pemastian jalan
optimal untuk menggenggam esens polifenol yang tinggi pecah teh hijau mengabdikan sejumlah
pemecah organik.

Meskipun ekstrak teh hijau memberikan manfaat nutrisi yang sama seperti minum secangkir
teh hijau, tapi Anda harus ingat bahwa suplemen akan selalu tetap menjadi suplemen. Bahkan ahli gizi
lebih mendukung untuk makan makanan kaya protein daripada mengandalkan kapsul suplemen protein.

Ekstrak teh hijau seharusnya mengandung jumlah protein yang sama seperti yang terkandung dalam
daun teh hijau. Tetapi ternyata proses ekstraksi hanya memberikan sedikit manfaat, tidak selengkap dari
daun teh hijau.

Dan, selalu ada risiko pemalsuan dari setiap pabrik. Konsumen tidak akan pernah yakin apakah mereka
mendapatkan produk dalam bentuk murni.

Apa pun yang tertelan dalam bentuk paling murni, itu sudah pasti yang lebih baik bagi tubuh. Secangkir
teh hijau yang baru diseduh akan lebih baik daripada meminum pil suplemen.

Tetapi, jika Anda sudah mencoba minum teh hijau asli dan tidak suka dengan rasanya yang pahit, Anda
bisa mencoba ekstraknya. Kapsul ini memberi Anda manfaat kesehatan yang hampir sama dengan
minum teh hijau, tetapi Anda juga harus tetap berhati-hati. Sebaiknya tidak mengonsumsi kapsul dalam
dosis tinggi, dan harus dikonsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk rekomendasi.

Ekstraksi teh hijau dengan variasi konsentrasi pelarut terpilih Teh hijau diekstrak dengan variasi
konsentrasi pelarut (solvent) aseton dalam air yaitu air, pelarut organik 20%, pelarut organik 40%,
pelarut organik 60%, pelarut organik 70%, pelarut organik 80%, pelarut organik 99,7%. Proses ekstraksi
mengikuti
Perbandingan jenis pelarut organik Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstraksi dengan pelarut aseton
70% diperoleh ekstrak dengan kadar polifenol sebanyak 50,09% (b/b) yang merupakan hasil tertinggi
dibanding pelarut lainnya. Begitu juga pengamatan terhadap rendemennya, pelarut aseton 70% dapat
menghasilkan ekstrak teh hijau tertinggi, 48,03% (b/b). Jika dikombinasikan antara pengamatan
rendemen dan polifenol maka pelarut aseton 70% memberikan hasil tertinggi dalam mengekstrasi
polifenol yakni 24,06%. Ekstraksi teh hijau dengan variasi konsentrasi aseton-air Hasil analisis
menunjukkan bahwa penggunaan aseton murni sebagai pelarut memberikan rendemen yang sangat
rendah, yaitu 6,7%. Sedangkan jika aseton dicampur dengan air diperoleh rendemen setinggi 46,1%.
Hal ini berlaku juga pada analisis polifenol. Penggunaan air sebagai campuran pelarut aseton
berpengaruh terhadap perolehan kadar polifenol dalam ekstrak keringnya. Perolehan ekstrak polifenol
jika dilihat dari kombinasi antara rendemen dan kadar polifenol dalam ekstrak yang dihasilkan, maka
diperoleh hasil optimal pada penggunaan campuran pelarut aseton 70% dalam air mampu
mengekstraksi polifenol sebesar 23,2% dari teh hijau keringnya.

2.3 Kandungan Apa Saja Yang Ada Di Dalam Daun Teh Hijau

Teh merupakan salah satu jenis minuman yang digemari oleh berbagai kalangan masyarakat.
Batang tegak berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus.

Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips
memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6 – 18 cm,
lebar 2 – 6 cm warnanya hijau. Pucuk daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman. Teh
dapat tumbuh di daerah beriklim lembab, tropis dan subtropis (Rani et al., 2014).

Terdapat empat jenis teh berdasarkan tingkat oksidasi yang terjadi pada daun teh saat pengolahan. Jenis-
jenis teh tersebut adalah Teh putih (tidak mengalami proses oksidasi sama sekali), Teh hijau (proses
oksidasi dalam jumlah minimal), Teh oolong(mengalami semioksidasi) dan Teh hitam (mengalami
oksidasi paling lama).

Kandungan Nutrisi Teh Hijau

Di dalam 100 gram teh hijau, terkandung beragam nutrisi sebagai berikut:

1 kkal energi

0,2 gram protein

1 miligram magnesium

8 miligram kalium

12 miligram kafein

Selain itu, teh hijau juga mengandung antioksidan, antiradang, dan antikanker yang baik untuk menjaga
kesehatan tubuh.

Manfaat Teh Hijau Bagi Kesehatan

Teh hijau kaya akan kandungan antioksidan yang bermanfaat dalam melawan radikal bebas yang masuk
ke dalam tubuh. Paparan radikal bebas berlebih dapat merusak sel-sel tubuh hingga menyebabkan
penuaan dini dan penyakit berbahaya seperti kanker.

Salah satu kandungan antioksidan dalam teh hijau adalah katekin. Senyawa katekin berperan penting
dalam menghentikan kerusakan sel-sel tubuh. Jika dikonsumsi secara rutin, teh hijau dapat memberikan
banyak manfaat bagi kesehatan, seperti:

1. Mencegah penyakit jantung dan stroke

Penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, merupakan penyebab kematian
tertinggi di dunia. Sebuah riset menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau dapat menurunkan kolesterol
total dan kolesterol jahat (LDL).
Selain itu, teh hijau juga mengandung asam fenolik, yang dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit
jantung koroner.

2. Menghambat pertumbuhan sel kanker

Polifenol merupakan salah satu antioksidan yang terkandung di dalam teh hijau. Senyawa ini dapat
menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker, seperti kanker kulit, kanker paru-paru, kanker
lambung, dan kanker payudara.

Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut dan menyeluruh untuk memastikan efektivitas teh
hijau dalam mencegah kanker.

3. Mencegah diabetes

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa teh hijau dapat meningkatkan kinerja insulin dan mengurangi
kadar gula darah pada penderita diabetes. Oleh karena itu, teh hijau aman dikonsumsi oleh orang yang
menderita diabetes.

4. Menurunkan berat badan

Sebuah uji klinis menunjukkan bahwa teh hijau bermanfaat dalam meningkatkan metabolisme tubuh
dan membakar lemak, terutama lemak di bagian perut. Namun, manfaat teh hijau untuk menurunkan
berat badan ini tidak berlaku pada orang dewasa yang mengalami obesitas.

5. Menstabilkan tekanan darah

Teh hijau diketahui dapat melemaskan otot-otot di pembuluh darah, sehingga mampu menurunkan
tekanan darah. Selain itu, kandungan polifenol di dalamnya juga mampu menurunkan tekanan darah
dalam tubuh.
Selain beberapa manfaat di atas, teh hijau juga diyakini dapat memperbaiki kerusakan kulit, mengurangi
gejala rheumatoid arthritis, menjaga kesehatan otak, dan mengurangi kecemasan. Namun, penelitian
lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan efektivitas teh hijau bagi kesehatan secara luas.

Manfaat teh hijau dapat Anda dapatkan secara maksimal, bila dikonsumsi secara teratur dan tidak
berlebihan. Namun, agar kesehatan tubuh tetap terjaga, Anda tetap harus menerapkan pola hidup sehat,
yaitu dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, mencukupi waktu istirahat, dan berolahraga secara
rutin.

Bila Anda sedang mengonsumsi obat-obatan atau suplemen, sebaiknya konsultasikan dulu dengan
dokter sebelum Anda minum teh hijau. Hal ini karena teh hijau bisa menimbulkan efek interaksi dengan
obat atau suplemen tertentu.

Komposisi kimia daun teh sepertiganya berupa polifenol. Katekin dari kelompok flavonoid merupakan
kelompok terbesar. Katekin utamanya yaitu epikatekin galat, epikatekin, epigalokatekin dan
epigalokatekin galat.

Selain itu mengandung alkaloid, asam amino, karbohidrat, protein, klorofil, senyawa organik mudah
menguap (menciptakan bau teh), fluor, alumunium, mineral dan trace element (Namita et al., 2012).
Kadar pektin bervariasi yaitu 4,9-7,6% dari berat kering daun (Andi, 2006). Senyawa alkaloid yang
dikandungnya berkisar antara 3-4 % dari berat kering daun teh yang memberi sifat menyegarkan.

Alkaloid utama dalam daun teh adalah senyawa kafein, theobromin dan theofolin (Towaha, 2013).
Kandungan mineral dalam daun teh sekitar 4 – 5% dari berat kering daun (Towaha, 2013). Mineral
tersebut yaitu magnesium, kalium, flour, natrium, kalsium, seng, mangan dan cuprum (Andi, 2006).
Kandungan kimia daun teh segar.

Katekin merupakan kelompok besar senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan karena sebagai
sumber antioksidan. Katekincepat diserap ke dalam tubuh dan berhubungan dengan beberapa potensi
manfaat kesehatan teh.

Mekanisme polifenol teh sebagai antioksidan yaitu denganmenangkapoksigen, nitrogen reaktif dan
senyawa khelat sehingga dapat mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit
jantung koroner (Gupta et al., 2009).

Daun teh juga bermanfaat untuk kesehatan mulut dan fungsi fisiologis lainnya seperti efek
antihipertensi, mengontrol berat badan, dan aktivitas antivirasik, meningkatkan kepadatan mineral
tulang, sifat antifibrotik dan kekuatan saraf. Sebagai obat herbal, teh hijau ini sering digunakan untuk
mengurangi ketidaknyamanan perut, muntah dan untuk menghentikan diare (Namita, 2012).

Katekin teh hijau bersifat antimikroba yang disebabkan oleh adanya guguspirogalol dan galoil. Sifat
antimikrobaini meliputimikroba Staphylococcus aureus, Aeromonassabria, Clostridium perfringens,
dan C. botulinum.

Selain itu juga ampuh terhadap bakteri Vibrio parahaemolyticus (kolera), Streptococcus mutans (karies
gigi), Salmonella typhi (tipes) dan E. coli (diare) (Andi, 2006). Gugusgaloil pada theaflavin teh hitam
dapat menghambat aktivitas beberapa virus yang berkemampuan reverse transkriptase dan polimerase
DNA manusia seperti virus HIV (Andi, 2006).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Daun teh hijau memiliki khasiat yang sangat baik untuk tubuh. Minuman teh hijau Ini adalah cara
tradisional yang sedang mengglobal untuk menjaga kesehatan tubuh. Kandungan katekin dan flavonoid
yang terkandung dalam teh hijau dipercaya mampu untuk Mencegah berbagai penyakit. Penguapan
adalah cara membuat teh Hijau menjadi ekstrak nutrisi. Dalam penelitian saya menggunakan variabel
waktu 30 menit, Siklus pencampuran adalah 7/10 dan suhu 50oC, 55oC dan 65oC. Tunjukkan
pemanasan Sebaiknya pada suhu 65oC dengan densitas 1,0160 gr/mL dan Viskositas 1,39749 Cp.
Penelitian Handoko juga membuktikan hal ini (2007) Dianggap kondisi terbaik untuk penguapan air di
kisaran 60OC-70OC Ekstraksi, karena tidak akan memakan waktu terlalu lama, sehingga akan rusak
Senyawa polifenol dalam ekstrak daun teh hijau.

Tugas 2 INFOGRAFIS

https://www.instagram.com/p/CSnR_SyBeaJD629JhTn4HrCpvYaN3lV54LKb9A0/?utm_medium=
copy_link
DAFTAR PUSTAKA

https://farmasi.unpak.ac.id/berita/daun-teh-berfungsi-sebagai-sumber-antioksidan

https://food.detik.com/info-sehat/d-4494996/mana-yang-lebih-sehat-teh-hijau-atau-ekstraknya

https://www.researchgate.net/publication/320834397_Optimization_and_characterization_of_green_t
ea_polyphenol_extract_from_various_solvents

http://eprints.umm.ac.id/42979/3/jiptummpp-gdl-rullyclaud-51076-3-babii.

https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena/article/view/844/651

Anda mungkin juga menyukai