Anda di halaman 1dari 8

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Latar belakang penulis membuat karya tulis ini adalah agar kita mengetahui manfaat tempe
bagi kesehatan tubuh manusia. Tempe adalah salah satu makanan yang sering dikonsumsi
oleh masyarakat Inodnesia. Tempe juga merupakan salah satu produk olahan berbasisi
bioteknologi. Bioteknologi merupakan bidang ilmu yang vital dan berhubungan dengan
teknologi pertanian. Metode ini sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dahulu. Tetapi hal ini
belum disadari masyarakat umum .
Tempe merupkan makanan tradisional yang sangat populer di Indonesia makanan tersebut
dibuat dengan cara fermentasi (peragian).
Penulis sangat mengharapkan saran dan krtik dari berbagai pihak, karena penulis sadar
sepenuhnya bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan,
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mengambil judul “Manfaat Tempe Bagi
Kesehatan Manusia”

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah : “Apa sajakah manfaat tempe bagi
kesehatan manusia” ?

1.3.Metode Penelitian
Penyusunan karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut

1.3.1.      Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dimana penelitian melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2004:104)

1.3.2.      Metode Interview
Yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab lisan secara sepihak yang
dikerjakan secara sistematis  dan berlandaskan pada tujuan penelitian, Teknik wawancara
bebas terpimpin dimana penawaranya menyajikan daftar pertanyaan, akan tetapi
cara  bagaimana penawaran menyajikan diserahkan kepada kebiijakan penawaran (Sutrisno
Hadi, 1987 : 206)

1.3.3.      Metode Dokumentasi
Metode dokumneter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti
arsip-arsip dan buku-buku tentang pendapat, teori atau hukum yang berhubungan dengan
masalah penelitian (Margono. 1997 : 187 )

1.4.Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Dalam menyusun karya tulis ini penulis mempunyai beberapa tujuan dan kegunaan

1.4.1.      Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui manfaat tempe bagi kesehatan tubuh manusia

1.4.2.      Kegunaan Penelitian
1.      Mengetahui sejarah perkembangan tempe
2.      Mengetahui bagaimana pembuatan tempe
3.      Mengetahui manfaat dan kandungan tempe

     

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Situasi dan Kondisi Tempat Penelitian


Industri pembutan tempe terletak di pekon Pringkumpul  Kecamatan Pringsewu Kabupaten
Pringsewu pemilik industri  rumah tangga ini adalah bapak Feri dan ibu Dwi, bapak Feri
memulai usaha ini pada tanggal 7 September 2014.
Bapak Feri di bantu sang istri dan tiga orang karyawan satu orang laki-laki dan dua orang
perempuan dalam menjalankan usaha ini sehingga semakin berkembang.
Pertama kali bapak Feri memasarkan tempe sendiri dengan menggunakan sepeda motor di
wilayah Pringsewu, Podosari dan Sukohajo,  tetapi awal tahun 2015 ia hanya memasarkan
tempe buatanya di pasar terminal Pringsewu. Bapak Feri  menggunakan kedelai impor
Amerika dikarenakan lebih berkualitas, tetapi akhir-akhir ini mengalami kendala
menggunakan kedelai impor untuk bahan baku pembuatan tempe karena harganya lebih
mahal dibandingkan kedelai lokal.
Bapak Feri menggunakan 65 kg kedelai per harinya untuk membuat tempe dan dapat
menghasilkan kurang lebihnya 1000 bungkus perharinya, Bapak Feri mendapatkan
keuntungan bersih sebesar Rp 100.000 perhari.
2.2  Pengumpulan Data dan Penyajian Data
2.2.1        Sejarah Perkembangan Tempe
Tempe berwarna keputih-putihan akibat hifa  kapang  yang melakatkan biji-biji kedelai tidak
seperti makanan kedelai tradisional lain yang bisanya bersal dari Cina atau Jepang. Tempe
berasal dari Indonesia tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian,
makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan
budaya makan jawa, khusunya di Yogyakarta dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab
12  manuskrip serat centhini dengan santing  Jawa   abad ke-169 telah dikatakan kata “tempe”
misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe
dengan santan ) dan kedelai tempe srundingan. Hal ini dan catatan sejarah lainya menunjukan
bahwa mungkin pada mulanya tempe di produksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat
perdesaan  tradisional jawa mungkin dikembangkan di  daerah Mataram Jawa Tengah, dan
berkembang sebelum abad ke-16.

Kata “tempe” di duga berasal dari bahasa jawa kuno terdapat makan berwarna putih terbuat
dari tepung sagu yang disebut tempe , tempe segar yang juga berwarna putih juga terlihat
memiliki keasaman dengan makan tempe tersebut

Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus
bahasa  Jawa  Belanda,  sumber lain mengatakan bahwa pembutan tempe diawali semasa era
tahun paksa dijawa pada saat itu, masyarakat jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan,
seperti singkong, ubi dan kedelai , sebagai sumber pangan, selain itu ada pula pejabat  yang
mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang tionghoa
yang  memproduksi makan sejenis, yaitu biji kedelai  yang difermentasikan menggunakan
kapang Aspergilus, selanjutnya teknik pembuatan tempe menyebar keseluuh Indonesia,
sejalan dengan penyebaran masyarakat jawa yang bermigrasi keseluruh penjuru tanah air.

2.2.2        Cara Pembuatan Tempe


Tempe merupakan makanan tradisional  Indonesia, terutama di pula Jawa teknik
pembuatan tempe ini telah diketahui sejak sebelum tahun  1900, tetapi prosedur pembuatanya
masih sederhana banyak bahan dasar yang dapat digunakan pembuatan tempe, tetapi yang
banyak dikenal adalah tempe dari kedelai, untuk memperoleh tempe yang berkulitas baik,
maka kedelai yang digunkan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan
bahan lainnya, seperti jagung, kacang hijau, dan biji-bijian lainya selain itu prosedur
pengolahan harus dilakukan dengan tepat.
Prosedur pembuatan tempe pada dasarnya adalah prosess menumbuhkan spora jamur tempe,
yaitu Rhizopus sp, pada biji kedelai, dalam pertumbuhanya , rhizopus sp, membentuk
benang-benang yang bisanya disebut sebagai tempe.
Selama masa pertumbuhannya, jamur  rhizopur sp, juga menghasilkan enzim yang dapat
menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protien-protein dalam biji
kedelai ini mudah di uraikan, selama masa pertumbuhan jamur rhizopus sp, selain rhizopus,
dipirkan banyak jenis mikroorganisme lain yang mungkin turut campur, aktifitas perumbuhan
rhizopus sp, melampau masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang
berwarna putih kehitaman, hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau
disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amaoniak, adanya bau anomiak
pada tempe menunjukan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak
ini masih terasa sekalipun telah di masak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen,
oleh karena itu, agar di proleh tempe yang  berkualitas baik dan tahan agak lama, maka
selama proses  pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit
(inokalum) yang akan digunakan.

Cara membuat tempe yaitu :


1.      Biji kedelai yang telah dipilih / dibersihkan dalam kotoran, dicuci dengan air PDAM atau air
sumur yang bersih selama 1 jam.
2.      Setelah bersih, kedelai direbus dalam air selama 2 jam
3.      Kedelai kemudian di redam 12 jam dalam air panas sehingga bekas air rebusan supaya
kedelai mengembang
4.      Berikutnya kedelai diredam dalam air dingin selama 12 jam
5.      Setelah 24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 diatas, kedelai dicuci dan dikuliti
(dikupas)
6.      Setelah dikupas untuk membunuh materi yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
7.      Kedelai diambil dari dandang, diletakan diatas tampah dan diratakan tipis-tipis selanjutnya
kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes habis.
8.      Sesudah itu, kedelai dicampur dengan (ragi 2 %) guna mempercepat / merangsang
pertumbuhan jamur, proses mencapur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit,
tahap peragian ( permentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe
kedelai.
9.      Bila bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran tersebut pada layang atau cetakan kayu
dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembunkus, sebelumnya
plastik dilubangi/ ditusuk-tusuk, maksutnya iyalah untuk memberi  udara supaya jamur yang
tumbuh berwarna putih, proses pencetakan / membungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang
biasanya digunakan untuk membungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang
berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi “aneh” dan tempe lebih
mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun ).
10.  Campuran kedelai yang sudah dicetak dan diratakan permukaanya dihamparkan diatas Rak
dan kemudian ditutup selama 24 jam.
11.  Setelah 24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan / dianginkan. Anginkan
selama 24 jam lagi, setelah itu, campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.

2.2.3        Manfaat Tempe Bagi Kesehatan Manusia


Bahan baku pembuata tempe biasanya menggunakan kedelai, kedelai merupakan bahan
makanan penting sebagai sumber protein Nabati, penggunaan kedelai umumnya
dimanfaatkan  untuk konsumsi masyarakat dan masukan dalam usaha tani kedelai, kedelai
yang dikonsumsi masyarakat sebagian besar dalam bentuk olahan dan hanya sebagian kecil
yang dikonsumsi ( Kasryno et all 1998 ).

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat
proses penuaan dan pencegah terjadinya penyakit degeneratik ( Anterosklerois, jantung
koroner, diabetes, kangker dan lain-lain ), selain itu tempe juga mengandung zat anti bakteri
penyebab Diare, Penurunan Kolestrol Darah, Pencegah Penyakit Jantung, Hipertensi, dan
lain-lain. Komposisis gizi tempe baik kadar protein, lemak dan karbohidratnya tidak banyak
berubah dibandingkan dengan kedealai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang
dihasilakan oleh tempe, maka proten, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih
mudah dicerna didalam tubuh dibandingkan yang terdapa didalam kedelai. Olekh karena itu,
tempe sangat baik untuk dibarikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia )
sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.

Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe, secara
kimiawi hal ini bis adilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlrut, asam
amino bebas, asam lema k bebas, milar cerna, milan efesiensi protein, serta skor proteinya,
beberapa penelitian menunjukan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,diserap, dan
dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada
bayi dan anak balitapenderita gizi buruk dan diare kronis. Dengan pemberian tempe
pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh
dalam waktu singkat, pengelolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa
dan stakiosa, yaitu suatu sanyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi ( kembung perut ).

Mutu gizi temope yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untukmeningkatkan mutu
serealia dan umbi-umbian.  Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau
tiwil akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram)
sudah cukup untuk meningkatkan gizi 200g nasi. Bahan makanan campuran beras –tempe,
jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan 7:3 sudah cukup baik untuk diberikan
kepada anak balita.

2.2.4        Kandungan gizi tempe


a.       Asam lemak
selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan drajat ketidak jenuhan
terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (Poivunsaturated fatty
olids. Pufa) meningkat jumlahnya.

Dalam poses itu asam pamiat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan sedangkan
kenaikan kenaikan terjadi  pada asam obat dan linolenat (Asam unoinat tidak terdapat pada
kedelai). Asama lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan
kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh

b.      Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut
lemak (Vitamin A,D,E, dan K)  tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial,
jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tramin), vitamin B6
(piridoksin), dan B12 (siokobolamin) , vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk
hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian
namun tempe mengandung vitamin  B12  sehingga tempe menjadi satu-satunya
sumber  vitamin yang potensial  dari bahan pangan nabati kenikan kadar vitamin B12 paling
mencolok pada pembuatan tempe : Vitamin B12 aktifitasnya meningkat 33 kali selama
fermentasi dari kedelai, riblotiavin naik sekitar 8-47 kali, pidoksin 4–14 kali, niosin 2-5 kali,
biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat, vitamin ini tidak
diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti klebsiella pne limo nial
dan cirobekter frundri, kadar vitamin B12 dalam tempe berkisat antara 1.5 sampai 6,5
mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin
B12 sesorang perhari dengan adanya vitamin B12 pada teme, para vegetarian tidak perlu
merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam
menu harianya.

c.       Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.  Jumlah mineral
besi, tembaga, dan zink, kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan
menguraikan asam fitat (yang  mengikat  beberapa mineral-mineral tertenu (seperti besi,
kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh

d.      Antioksidan
Zat antioksidan dan juga demikian diadakan bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan tubuh
untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai  terdapat tiga jenis iso
flavon, yaitu daidxein, gustin, dan genestin, pada tempe di samping ketiga jenis isoflavon
tersebut juga terdapat antioksidan paling kuat di bandingkan dengan isoflavon dalam kedelai,
antioksidan iini disintetis pada saat trerjadinya proses fregmentasi kedelai menjadi tempe
oleh bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.

Penuan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari
mengandung antoksidan yang cukup, karena tempe merupakan sumber antroksidan yang
baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses
penuaan dini lebih lanjut, Universitas Clifornia Utara, Amerika Serikat, meneliti tempe dan
menemukan bahwa genestin dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat
mencagah kanker prostat dan payudara.

BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan ini penulis mengambil kesimpulan :
1.      Tempe merupakan makanan asli Indonesia, tempe banyak digemari oleh Bangsa Indonesia
karena rasanya yang enak dan kandungan gizinya yang banyak
2.      Sepotong tempe mengandung berbagai unsur bermanfaat, seperti karbohidrat, lemak, protein,
serat, vitamin, enzim, daidzein, genestin, serta komponen, anti bakteri bermanfaat untuk
kesehatan
3.      Tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umum (dari bayi hingga lansia)
4.      Temper merupakan sumber antioksidan yang baik
5.      Pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk
Akan meningkatkan dan diare akan menjadi sembuh dalam waktu singkat”
6.      Pabrik rumah atau usaha sendiri sangatlah menunjang untuk meningkatkan perekonominan
masyarat, serta dapat pula menciptakan manusia yang kreatif, cerdas dan berusaha untuk
maju
7.      Bersirinya industri pembuatan tempe milik bapak Feri dari pekon Pringkumpul menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri

3.2  Saran-Saran
Bagi masyarakat luas pada umumnya dan bagi para siswa khusunya, bahwasanya kekayaan
alam Indonesia sanngatlah melimpah, oleh karena itu penulis memberikan saran
1.      Hendaknya dapat mencerdakan anak bangsa serta mencukupi sebagian gizinya, kede;lai
sangatlah besar manfaatnya
2.      Terus berinovasi dalam pembuatan tempe agar makanan Indonesia ini tidak kalah saing
dengan makanan dari luar negeri
3.      Hendaknya masyaraka Indonesia dapat melestarikan tempe dengan cara tidak malu untuk
mengkonsumsinya
4.      Hendaknya dalam pembuatan tempe bisa lebih dikembangkan lagi cita rasanya agar
mempunyai nilai jual yang leb tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Alamanda, Nadya Qourina, 2015, Pengaruh Objek Wisata Candi BorobudurTerhadap


Ekonomi Perdagangan di Kawasan Wisata Candi Borobudur, Pringsewu, MAN Pringsewu
Fauzan , 2015, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pringsewu MAN Pringsewu
Hanitiyana, Rega 2011 Manfaat Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Bagi siswa-siswi
MAN 1 Pringsewu Mushola Nurul Fajri Pekon Bulurejo Kecamatan Gadingrejo Pringsewu :
MAN 1 Pringsewu
https://Personalityyolayohana,wordpress.com (diakases pada tanggal 2 februari 2016)
www.artikel kesehatan99.com/tempe/makanan-asli-indonesia-kaya manfaatnya, html
(diakases pada tanggal 2 februari 2016)
www.sarjanaku.com/203/04/pengertian-metode-observasi-devinisi html (diakases pada
tanggal 28 maret 2016)
www.sarjanaku.com/2011/06/metode dokumentasi.html (diakases pada tanggal 28 maret
2016)

Anda mungkin juga menyukai