Anda di halaman 1dari 12

“PENGOLAHAN MAKANAN AWETAN DARI

BAHAN NABATI”
PEMBUATAN TEMPE

DISUSUN OLEH :
kelompok 4
 Bahrun Aldiansyah
 Fristy Okta Rahmadani
 Iren mawar Yemima Sihombing
 Jibran ananta

Kelas X IPA 4

SMA NEGERI 17 BATAM

1
BATAM, 2021
Kata pengantar

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai waktu yang
diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas ”Cara Pembuatan Tempe “. Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam pengetahuan mengenai makanan awetan
dari bahan nabati. Makalah yang disusun dan diuraikan sedemikian rupa
dengan dilandasi atau didasari oleh pengetahuan dan kerja sama dari teman-
teman sekelompok. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Maka dari itu mohon maaf atas kekurangan makalah
ini dan semoga bermanfaat

Batam, 13 Oktober 2021

2
Penulis

Daftar isi

Sampul : ............................................................................................................................
1
Kata pengantar : ...............................................................................................................
2
Daftar isi : .........................................................................................................................
3
Bab I : ................................................................................................................................
4
A. Landasan teori : ..................................................................................................... 4
B. Cara pembuatan tempe : ........................................................................................
5
C. Pembahasan : ........................................................................................................ 6
Bab II : ...............................................................................................................................
8
A. Pemasaran : ...........................................................................................................
8
Bab III : ..............................................................................................................................
8
A. Penutup : .............................................................................................................
11
a. Kesimpulan : .............................................................................................
11
b. Saran : ...................................................................................................... 11
Daftar pustaka : ...............................................................................................................
12

3
Bab I
A. Landasan teori

Tempe (Rhizopus oligosporus) adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang
difermentasikan menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe”). Selain itu terdapat pula
makanan serupa tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata “tempe”
diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa kuno terdapat makanan berwarna
putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe yang juga berwarna putih terlihat
memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi
komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Tempe banyak dikonsumsi di
Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang
telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat ini tempe tidak hanya
diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak tempat di dunia. Berbagai penelitian di
sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.
Tidak seperti makanan kedelai tradisional lain yang biasanya berasal dari Cina atau
Jepang, tempe berasal dari Indonesia. Makanan tradisional ini sudah dikenal sejak berabad-
abad lalu, dalam tatanan budaya makan masyarakat Suku Jawa, khususnya di Yogyakarta
dan Surakarta. Dalam bab 3 dan bab 12 manuskrip Serat Centhini dengan seting Jawa abad
ke-16 (Serat Centhini sendiri ditulis pada awal abad ke-19) telah ditemukan kata “tempe”,
misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe

4
dengan santan) dan kadhele tempe serundengkan. Hal ini dan catatan sejarah yang tersedia
lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam,
berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah
Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.
Kata “tempe” berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan
berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga
berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut. Selain itu
terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-
Belanda. Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam
Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan,
seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Kedelai yang difermentasikan
menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke
seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh
penjuru Tanah Air

B. Cara pembuatan tempe

Produksi/pembuatan tempe kebanyakan dilakukan oleh industri skala kecil dan rumah
tangga. Metode dalam memproduksi tempe umumnya menggunakan cara-cara yang
tradisional. Artinya, masih belum menerapkan teknologi modern. Pada dasarnya, cara
membuat tempe terdiri dari 2 bagian besar, yaitu proses pemasakan kedelai dan dilanjutkan
dengan proses fermentasi.
Berikut ini adalah langkah-langkah proses pembuatan tempe :
1. Agar benar-benar mendapatkan biji kedelai yang bagus, dilakukan penyortiran.
Caranya tempatkan biji kedelai pada tampah, kemudian ditampi.
2. Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
3. Biji kedelai yang sudah bersih dimasukkan ke dalam panci berisi air, kemudian
direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang.
4. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi
asam.
5. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan ke dalam air,
kemudian remas-remas sambil dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping
kedelai.
6. Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti mencuci beras yang
hendak ditanak.
7. Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip seperti menanak
nasi.
8. Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah. Ditunggu sampai
dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai mengering.

5
9. Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada kedelai
dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg kedelai menggunakan
sekitar 1 gram ragi.
10. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan daun pisang
atau plastik.
11. Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik, pemeraman
dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak. Bila
pembungkusnya berupa daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang
ditutup goni.
12. Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar
udara Segar dapat masuk ke dalam bahan tempe.
13. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan siap
Dikonsumsi.

C. Pembahasan

Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional berbahan baku kedelai dengan
bantuan jamur Rhizopus oligosporus. Kedelai merupakan bahan baku tempe. Mempunyai
ciri-ciri berwarna putih, tekstur kompak dan flavor spesifik. Warna putih disebabkan adanya
miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur yang kompak juga
disebabkan oleh miselia-miselia jamur yang menghubungkan antara biji-biji kedelai
tersebut. Terjadinya degradasi komponen-komponen dalam kedelai dapat menyebabkan
terbentuknya flavor spesifik setelah fermentasi. Tempe memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan kacang kedelai.
Tempe, sebagai makan dengan nilai kandungan gizi yang tinggi, sudah lama diakui.
Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-an sampai dengan 1960-an
menyimpulkan bahwa banyak tahanan Perang Dunia II pada zaman pendudukan Jepang di
Indonesia berhasil terhindar dari disentri dan busung lapar karena tempe. Penelitian
terhadap nilai gizi tempe terus dilakukan dan dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa
tempe mengandung elemen yang berguna bagi tubuh, yakni: asam lemak, vitamin, mineral,
dan antioksidan.

a. Asam lemak
Proses fermentasi pada tempe meningkatkan derajat ke tidak jenuhan terhadap lemak.
Akibat proses ini, asam lemak tidak jenuh majemuk pada tempe meningkat jumlahnya.
Asam lemak tidak jenuh ini mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol
serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

6
b. Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan
larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat
potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1, B2, asam
pantotenat, asam nikotinat, vitamin B6, dan B12. Vitamin B12 umumnya terdapat pada
produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan,
dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-
satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin
B12 paling mencolok pada pembuatan tempe.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram
tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari.
Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan
kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.

c. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.
Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink. Kapang tempe dapat menghasilkan
enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa
mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-
mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih
tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
d. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon
yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan
radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein,
glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut
juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai
sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.
Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai
menjadi tempe oleh bakteri micrococcus luteus dan coreyne bacterium.
Tempe memiliki banyak manfaat dalam kehidupan manusia. Adapun beberapa manfaat
tempe bagi kehidupan manusia, yaitu:
1) Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga baik
untuk mengatasi diare.
2) Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan
tekanan darah.

7
3) Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal bebas, baik
bagi penderita jantung.
4) Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin
karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng (Zn), protein, asam folat
dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut terkandung dalam tempe.
5) Anti infeksi. Hasil survei menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa anti
bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan antibiotika
yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.
6) Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe bersifat dapat
menurunkan kadar kolesterol.
7) Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.
8) Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta
berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.
9) Mencegah timbulnya hipertensi.
10) Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis.

Bab II
A. pemasaran
Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2006), pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana melalui proses tersebut individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuh kan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak Lainnya. Definisi pemasaran
menurut William J. Stanton 2003, yaitu suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, Mempromosikan dan mendistribusikan
barang-barang yang memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini
maupun konsumen potensial. Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan Harga, mempromosikan, dan
Mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial (Basu dan Hani 2000).
Sedangkan menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. David (2009)
menggambarkan pemasaran sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan,
serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa.
Ada tujuh fungsi dasar pemasaran :
1) Analisis pelanggan.
2) penjualan produk/jasa.
3) perencanaan produk dan jasa.
4) Distribusi.

8
5) Riset pemasaran.
6) Analisis peluang.
Pemahaman terhadap fungsi-fungsi ini membantu penyusun strategi mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.
Dalam pemasaran diperlukan adanya perluasan pasar agar produk yang diproduksi dapat
berkembang, Perluasan pasar adalah sebuah strategi pertumbuhan di mana sebuah
organisasi target produk yang sudah ada ke pasar baru, Pengembangan pasar dengan
menargetkan pasar geografis baru, segmen demografis atau psikografis baru, atau
pengguna benar-benar baru.
Terdapat 2 strategi di mana perusahaan ingin memperluas produk atau pasarnya, yaitu:
1) Strategi pengembangan pasar, ini dilakukan bilamana perusahaan mulai mencari
saluran baru atau wilayah baru untuk Pasar produknya yang belum tersentuh dari
produk tersebut.
2) Strategi pengembangan produk, strategi ini Dilakukan bilamana perusahaan telah
melakukan dua strategi sebelumnya di mana produk sebelumnya Dilakukan
diversifikasi atau penemuan turunan dari produk tersebut.
Strategi Pemasaran menurut Rangkuti (2005), strategi merupakan alat untuk mencapi
tujuan. Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil
yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku.
Menurut Kotler dan Armstrong (2006), rencana pemasaran strategis adalah
mengembangkan tujuan dan strategi pemasaran luas yang berdasarkan pada analisa situasi
dan peluang pasar saat ini. Rencana pemasaran adalah alat utama dalam pengarahan dan
Pengkoordinasian usaha pemasaran.
Menurut Assauri (2008: 163) bahwa strategi Pemasaran secara umum ini, dapat dibedakan
tiga jenis strategi pemasaran yang dapat ditempuh perusahaan yaitu :
1) Strategi pemasaran yang tidak membeda bedakan pasar (Undifferentiated
marketing).
Dengan strategi ini, perusahaan menganggap pasar sebagai suatu keseluruhan,
Sehingga perusahaan hanya memperhatikan kebutuhan konsumen secara umum.
Oleh karena itu perusahaan hanya menghasilkan dan memasarkan satu macam
Produk saja dan berusaha menarik semua pembeli dan calon pembeli dengan suatu
Rencana pemasaran saja. Strategi ini bertujuan untuk melakukan penjualan secara
Massal, sehingga menurunkan biaya. Perusahaan memusatkan perhatiannya pada
Seluruh konsumen dan kebutuhannya, serta merancang produk yang dapat menarik
Sebanyak mungkin para konsumen tersebut. Perusahaan yang menggunakan Strategi
ini, tidak menghiraukan adanya kelompok pembeli yang berbeda-beda. Pasar
dianggap sebagai suatu keseluruhan dengan ciri kesamaan dalam Kebutuhannya.
Salah satu keuntungan strategi ini adalah kemampuan perusahaan untuk Menekan
biaya sehingga dapat lebih ekonomis. Sebaliknya, kelemahannya adalah Apabila
banyak perusahaan lain juga menjalankan strategi pemasaran yang sama, Maka akan

9
terjadi persaingan yang tajam untuk menguasai pasar tersebut (hyper Competition),
dan mengabaikan segmen pasar yang kecil lainnya. Akibatnya, Strategi ini dapat
menyebabkan kurang menguntungkannya usaha-usaha pemasaran Perusahaan,
karena banyak dan makin tajamnya persaingan.

2) Strategi pemasaran yang membeda-bedakan pasar (Differentiated marketing).


Dengan strategi ini, perusahaan hanya melayani kebutuhan beberapa kelompok
Konsumen tertentu dengan jenis produk tertentu pula. Jadi perusahaan atau
Produsen menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda-beda untuk tiap
Segmen pasar. Dengan perkataan lain, perusahaan atau produsen menawarkan
Berbagai variasi produk dan product mix, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
Keinginan kelompok konsumen atau pembeli yang berbeda-beda, dengan program
Pemasaran yang tersendiri diharapkan dapat dicapai tingkat penjualan yang tertinggi
dalam masing-masing segmen pasar tersebut. Perusahaan yang menggunakan
strategi ini bertujuan untuk mempertebal kepercayaan kelompok konsumen tertentu
terhadap produk yang dihasilkan dan dipasarkan, sehingga pembeliannya akan
dilakukan berulang kali. Dengan demikian diharapkan penjualan perusahaan akan
lebih tinggi dan kedudukan produk perusahaan akan lebih kuat atau mantap di
segmen pasar. Keuntungan strategi pemasaran ini, penjualan dapat diharapkan akan
lebih tinggi dengan posisi produk yang lebih baik di setiap segmen pasar, dan total
penjualan perusahaan akan dapat ditingkatkan dengan bervariasinya produk yang
ditawarkan. Kelemahan strategi ini adalah, terdapat kecenderungan biaya akan lebih
tinggi karena kenaikan biaya produksi untuk modifikasi produk, biaya administrasi,
biaya promosi, dan biaya investasi.
3) Strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concentrated Marketing).
Dengan strategi ini, perusahaan mengkhususkan pemasaran produknya dalam
Beberapa segmen pasar, dengan pertimbangan keterbatasan sumber daya
Perusahaan. Dalam hal ini perusahaan produsen memilih segmen pasar tertentu dan
Menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kelompok
konsumen yang ada pada segmen pasar itu, yang tentunya lebih spesifik. Strategi
Pemasaran ini mengutamakan seluruh usaha pemasaran pada satu atau beberapa
Segmen pasar tertentu saja. Jadi perusahaan memusatkan segala kegiatan akan
Memberikan keuntungan yang terbesar.

10
Bab III
A. Penutup
a. Kesimpulan
Tempe merupakan salah satu produk makanan hasil fermentasi yang melibatkan
Jamur Rhizopus oligosrus (ragi tempe). Jamur ini berperan dalam pembentukan
miselia yang berupa benang-benang putih yang terdapat di permukaan tempe.
Pembuatan tempe dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu melalui tahap
pengupasan, pencucian, penirisan, peragian, pembungkusan dan fermentasi.
Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena
kapang Rhizopus oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob
(membutuhkan oksigen). Sehingga jika dalam medium fermentasi tidak ada oksigen
yang masuk maka tidak akan ada aktivitas perkembangan dari Rhizopus, akibatnya
tidak akan terjadi proses fermentasi.
Dalam proses fermentasi, suhu dan oksigen(O2) sangat berpengaruh, karena
kapang Rhizopus oligosporus dapat berkembang dalam keadaan aerob
(membutuhkan oksigen). Sehingga jika dalam medium fermentasi tidak ada oksigen
yang masuk maka tidak akan ada aktivitas perkembangan dari Rhizopus, akibatnya
tidak akan terjadi proses fermentasi.
Tempe merupakan makanan yang memiliki kandungan gizi yang kompleks, seperti
protein, lemak, energi, serat, kalsium, fosfor, besi, karotin dan kandungan lainnya.
Secara kuantitatif, nilai gizi tempe mamang lebih rendah dari kedelai. Namun secara
kualitatif tempe memiliki nilai cerna yang lebih baik, hal ini disebabkan karena kadar
protein akan meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik yang mengakibatkan
protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi mudah dicerna di dalam tubuh
dibandingkan kedelai.

11
Tempe sangat bermanfaat bagi tubuh manusia karena banyak mengandung nilai
gizi sehingga dapat mengatasi berbagai penyakit contohnya anemia, hipokolestrol,
kanker dan lain-lain.
b. Saran
Tempe adalah salah satu alternatif makanan murah dan bergizi tinggi
yang dapat memperlancar pencernaan. Untuk itu sebaiknya tempe
dijadikan salah satu makanan yang sering dikonsumsi dan pilihlah tempe
dengan kualitas baik.

Daftar isi

https://www.gramedia.com/best-seller/cover-makalah/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tempehttps://id.m.wikipedia.org/wiki/Tempe

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/431439/contoh-kata-pengantar-untuk-
tugas-makalah-karya-ilmiah-dan-laporan

https://123dok.com/document/yn4n53jz-makalah-pembuatan-tempe-
bioteknologi-ter.html

http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpmipa/Jur._Pend._Biologi/
Diana_Rochintaniawati/Biology_Terapan/Pembuatan_Ragi_Tempe_
%26_Tempe.pdf

https://indonesiabaik.id/infografis/proses-pembuatan-tempe-lebih-sehat-dan-
bermanfaat

12

Anda mungkin juga menyukai