Anda di halaman 1dari 5

PABRIK GULA PANGKAH

Makalah ini dibuat oleh kelompok 2


Yang beranggotakan :
1. Aji Faturrahman (1)
2. Aqshal farhansyah (4)
3. Daffa Rizky A (7)
4. Haditia Dwi Kusuma( 11)
5. Maulana Ayub Firdaus Bagastian (16)
6. M. Asytar Radafa Putra (18)
7. Taufik Hidayat (30)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 TEGAL


Th Pelajaran 2022/2023
X DKV II NAMA KELOMPOK:
1. HADITIA DWI KUSUMA
2. AJI FATURRAHMAN
3. AQSHAL FARHANSYAH
4. ASYTAR RADAFA PUTRA
5. MAULANA AYUB FIRDAUS BAGASTIAN
6. TAUFIK HIDAYAT
7. DAFFA RIZKY A

1. PEMILIHAN TOPIK
Pabrik Gula Pangkah
2. HEURISTIK (PENGUMPULAN DATA)
a. Alamat
25FC+Q64, Posong, Pangkah, Kec. Pangkah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah 52471
b. Sumber data
- http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Pabrik-Gula-Pangkah_122107_p2k-
unkris.html

- https://www.solopos.com/pabrik-gula-tertua-di-indonesia-ada-di-tegal-
usianya-hampir-2-abad-1368776

c. Narasumber yang diwawancarai


Seorang pengurus tempat wisata agrowisata sekaligus seseorang pria paruh baya yang
mengetahui sejarah lebih dalam tentang pabrik gula pangkah

3. Verivikasi sumber
- Kritik intern
Artikel ini sudah berisi tentang perancanaan secara langsung dilapangan sehingga apa yang
tertera dalam artikel ini layak sebagai makalah yang dapat dipercaya dan terjamin

- Kritik ekstern
Pabrik yang didirikan pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1831 yang berfungsi
sebagai sarana untuk mengubah tebu menjadi gula

4. Interpretasi
Apa yang telah kami muat di atas adalah tentang singkatnya pabri ini. Pabrik yang didirikan
oleh Belanda pada tanggal 1832 ini menjadi saksi bahwa penjajahan pun merebak di Tegal
ini. Sebetulnya pabrik ini berfungsi sebagai pengolahan tebu untuk dijadikan gula
Menurut narasumber untuk sejarah, pabrik ini didirkan oleh perwira Belanda bernama tuan
Harbos sebetulnya ada 6 Pabrik Gula yang ada di Tegal salah satunya Pabrik Gula Pangkah
ini. Untuk Pabrik Gula di Pangkah ini sudah di-nonaktifkan sejak 2 tahun yang lalu mungkin
dikarenakan faktor pandemi atau apa kami hanya bisa berspekulasi yang jelas terdapat
masalah yang tidak bisa narasumber beritahu akan pasti di-nonaktifkannya Pabrik ini.
berlanjut pada sejarahnya, pada tahun 1991 pabrik ini diambil alih oleh pemerintahan
setempat yang bernama PT Nusantara IX. Lalu, tentang peristiwa Metikan yang telah
menjadi tradisi turun temurun pada sebuah Pabrik Gula. narasumber menjelaskan bahwa
tradisi Metikan diadakan sebelum masa panen jadi, ketika tebu sudah siap untuk diolah
maka, mereka membuat Slametan

5. Histografi
Sebuah bangunan besar masih terlihat utuh berdiri di perumahan pegawai Pabrik Gula
Pangkah. Bangunan tersebut ternyata masih digunakan sampai sekarang sebagai rumah
dinas kepala Pabrik Gula Pangkah. Pabrik Gula Pangkah sendiri merupakan salah satu pabrik
gula besar di wilayah Slawi, Jawa Tengah.

Gula, menjadi sebuah industri di tanah Jawa sejak pemerintah kolonial Belanda
mengenalkan tanaman tebu untuk ditanam di berbagai tempat di Jawa. Pembuatan gula
tebu sendiri konon sudah dimulai sejak masa awal Masehi, ketika seorang penulis Yunani
menulis mengenai cairan pekat dan rapuh seperti madu di India, dan Arab. 

Hal ini dikuatkan oleh R.J.Forbes, yang mencatat kalau gula sudah dibuat di India jauh
sebelum masa awal Masehi dalam jumlah yang tidak banyak. Industri gula juga sudah
berkembang di Tiongkok, bahkan kerap digunakan sebagai obat selain bahan pencampur
dalam makanan, dan pengawet makanan.

Istilah gula sendiri, kemungkinan berasal dari kata gur (bahasa Hindi), yang artinya bola,
menunjuk pada gula merah atau gula Jawa. Sedangkan gula tebu atau gula putih konon
diperkenalkan oleh orang-orang Tiongkok yang datang ke nusantara. Namun belumlah
menjadi gula untuk komoditas.

Dan pada masa UU Agraria lahir di Hindia


Belanda, gula dari tanaman tebu kemudian
dijadikan komoditas. Tanaman tebu ditanam
secara masal di berbagai tempat yang
bertanah subur, dengan pengairan yang
cukup, di nusantara terutama Jawa. Tanaman
ini ditanam dilahan-lahan yang disewakan
oleh pemerintah Hindia Belanda selama 75
tahun. Tebu-tebu dibawa dengan perahu
melalui sungai, dan ketika sudah dibangun rel kereta, tebu-tebu pun dibawa dengan kereta
api. 

Sebetulnya tanaman tebu ini sudah mulai ditanam pada masa kebijakan tanam paksa 1830
sampai dengan kebijakan awal liberal 1870, namun terbatas pada lahan milik orang pejabat
Belanda ataupun Tionghoa. Dengan adanya UU Agraria ini, pemerintah Hindia Belanda
waktu itu membuka kesempatan bagi semua orang Belanda memiliki lahan dengan sistem
menyewa, dan mengembangkan tanaman-tanaman tebu yang sudah ada, atau menanam
lebih banyak tanaman tebu. 

Hal ini terjadi sampai tahun 1930-an. Pada perkembangan selanjutnya, pabrik-pabrik gula
yang mengolah tebu dari perkebunan-perkebunan tebu pun banyak didirikan. Hampir di
setiap kota besar di Pulau Jawa misalnya, terdapat satu pabrik gula.
Pabrik-pabrik tebu ini meskipun secara administratif dijalankan oleh orang Belanda, namun
kenyataannya, produksi pabrik tebu ini tergantung dari hasil perkebunan tebu yang baik
secara kualitasnya dan pengolahan tebu nya yang konsisten dan memerlukan ketrampilan
khusus. Perkebunan tebu pun diolah oleh pekerja-pekerja musiman dari daerah sekitar
perkebunan. Sedangkan pengolahan tebu menjadi gula kristal dalam pabrik dikerjakan oleh
orang-orang Tionghoa,yang berasal dari Fujian.

      
Ibu Rumah Tangga Ditemukan Dalam Perut Ular Raksasa: Rekamannya shocking!
Recommended by
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ada berbagai macam komoditas unggulan Hindia
Belanda, dan gula sebagai salah satunya. Dan di Slawi, terdapat salah satu peninggalan
pabrik gula yang memproduksi gula tebu besar-besaran yaitu Pabrik Gula Pangkah. Pabrik
gula yang dibangun pada 1832 ini, masih berfungsi sampai sekarang meskipun produksinya
sudah tidak sebesar pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pabrik ini dimiliki oleh Nv
Mitjot Explitatie Dert Suiker Fabrieken dikelola oleh NV KOSY dan SUCIER yang bekedudukan
di Surakarta, Jawa Tengah.

Pabrik Gula di Pangkah, Slawi, Jawa


Tengah ini, mengalami masa jaya sampai
tahun 1930-an. Ketika krisis ekonomi
dunia tahun 1933 terjadi, pabrik ini pun
mengalami dampaknya, apalagi terdapat
pembatasan harga gula dunia, yang
mengakibatkan produksi gula harus dibatasi.

 Dan ketika Jepang masuk ke nusantara, banyak pabrik gula yang dibumi hanguskan, namun
Pabrik Gula Pangkah masih bertahan. Ada sekitar 179 pabrik gula di Jawa pada masa Hindia
Belanda, menjadi 49 saja pada masa Jepang berkuasa.

Ketika masa kemerdekaan Indonesia, pabrik gula yang tersisa kemudian diatur oleh
Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI), yang kemudian dikelola di bawah
Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Ketika nasionalisasi perusahaan
asing terjadi di tahun 1957 (berdasarkan UU Nomor 86 Tahun 1958), produksi gula di pabrik
ini semakin menurun. 

Para ahli Belanda dan Tionghoa juga sudah tidak terlibat lagi di dalam pabrik gula. Kemudian
para petani tebu juga menolak mendukung produksi perkebunan tebu, bahkan banyak yang
meminta lahan kebun menjadi milik sendiri, atau dapat membeli lahan tersebut.

Akhirnya perkebunan tebu yang luas pada awal pendiriannya, saat ini hanya tersisa lebih
dari separuhnya yang merupakan milik perkebunan tebu. Pabrik gula pun mulai menerima
tebu-tebu hasil para petani tebu untuk digiling dan diproses jadi gula sampai sekarang.
Sisa-sisa kejayaan Pabrik Gula Pangkah ini masih bisa dinikmati sampai sekarang, karena
masih banyak mesin-mesin, bangunan, dan lain-lainnya yang masih tersisa. Bahkan
pemukiman para pegawai pabrik gula, termasuk rumah administrator pabrik masih
ditempati oleh kepala pabrik. Namun produksi gula tebu semakin menyusut. 

Dari setelah nasionalisasi masih bisa berproduksi setiap hari, saat ini pabrik hanya
berproduksi paling cepat seminggu satu kali. Itu pun biaya produksi yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan harga yang dikenakan. Karena itu hanya tinggal menunggu waktu untuk
nasib Pabrik Gula Pangkah, akan Berjaya seperti dulu lagi, ataukah tinggal kenangan masa
Hindia Belanda?

Histografi ini diambil dari :


https://www.kompasiana.com/didy/5aefd3625e1373387b5ab273/jejak-pabrik-gula-
pangkah-di-slawi-jawa-tengah

6. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai