KELOMPOK 3 :
KELOMPOK 3 MAB C P1
2021
1. PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
2. PERKEBUNAN KARET
Tanaman karet mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda.
Awalnya karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai koleksi saja. Pemerintah
Belanda mengembangkan usaha perkebunan karet karena perdagangan tembakau dan
kopi mengalami kelesuan. Perkebunan karet mulai diperkenalkan di
Indonesia,perkebunan karet dibuka ole Hofland pada tahun 1864 di daerah
Pemanukan dan Ciasem,Jawa Barat. Hingga tahun 2014, tercatat ada 3.600.000 ha
luas areal perkebunan karet dengan jumlah produksi mencapai 3.150.000 ton.
Untuk menghasilkan getah karet yang maksimal dan berkualitas tinggi,
tanaman karet perlu dipelihara dengan budidaya yang tepat. Bakal bibit diambil dari
biji karet yang jatuh dari pohon lalu disemai menggunakan pasir putih dengan jarak
tanam 1-2 cm. setiap harinya persemaian harus disiram. Benih akan mulai
berkecambah pada usia 10-14 hari setelah tanam dan siap dipindahkan ke area tanam.
Bibit ditanam pada kedalaman 15 cm tujuannya agar akar tumbuh dengan sempurna.
Kemudian proses okulasi atau sama dengan proses perkawinan silang akan
menghasilkan pohon karet sesuai dengan yang diinginkan. Batang akan tumbuh
sempurna hingga 2 minggu. Batang pohon karet menjadi tanaman yang siap
menghasilkan dan dipindahkan ke lahan yang lebih luas dengan jarak tanam 7x3
meter. Pergantian musim penghujan ke musim kemarau merupakan saat yang paling
tepat untuk memberikan pupuk untuk tanaman ini.
Pohon karet akan siap disadap pada usia 5 tahun, penyadapan pohon karet
tidak sembarangan tetapi dengan Teknik memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan
bawah dan sudut kemiringan 30 derajat dari horizontal semakin dalam sadapan akan
semakin banyak menghasilkan lateks atau getah karet. Dalam sehari 1 hektar pohon
karet dapat menghasilkan 1,5 ton lateks. Berdasarkan perbedaan bahan baku
pembuatan yang digunakan, pengolahan karet dibedakan menjadi :
1. Lateks
Lateks segar dari kebun → Saringan → Bak Koagulasi (ditambah bahan koagulan
dan pemutih warna) → Pembutiran (dengan mesin pisau berputar/pelletiser) →
Pencucian → Pengeringan (dengan mesin pengering dan ban berjalan) →
Pengepakan
2. Karet Rakyat mutu rendah
Slab, scraps, unsmoked sheet, dll → Sortasi, Pencucian, Pemotongan →
Pembersihan (dengan mesin hammer mill) → Penggilingan crepe → Pembutiran
(dengan mesin pisau berputar/pelletiser) → Perlakuan Kimia (perendaman dalam
larutan asam fosfat atau asam amino) → Pengeringan & Pengepakan
Pengolahan Technical Spesific Rubber (TSR) dari karet rakyat bermutu rendah
tidak jauh berbeda dengan Pengolahan TSR lateks. Yang membedakan hanya
terletak dari perlakuan kimia. TSR dari karet mutu rendah diberikan perlakuan
kimia yaitu perendaman dalam larutan asam fosfat atau asam amino. Sedangkan
daro TSR lateks tidak mengalami perlakuan tersebut.
3. PERKEBUNAN KOPI