Anda di halaman 1dari 1

SEJARAH KEJAYAAN INDUSTRI GULA PADA MASA HINDIA BELANDA

Pada tahun 1925 ada 200 pabrik gula yang masih aktif memproduksi gula. Pada saat itu juga menjadi
kejayaan industri gula. Pada abad ke-18 Jawa menjadi pemasok gula terbesar di dunia bersaing dengan
Kuba. Setelah 5 tahun kemudian industri gula mengalami resepsi dan hanya tersisa 50 pabrik yang lainya
tutup dan hancur

Pada zaman dahulu PASURUAN menjadi salah satu penelitian gula yang saat kita kenal dengan P3GI yang
ada di jalan pahlawan. Tugas P3GI mencari bibit yang unggul untuk ditanam. Dengan cara mengawinkan
silang tebu.

Ada juga bibit yang diambil dari atas batang tebu yang sudah dewasa. Sebelum bibit tebu ditanam para
wanita mengolesi rumon sebelum ditanam agar cepat tumbuh akar. Setelah itu proses penanaman
dibuat dengan cara menggali tanah seperti got-got (selokan) karena tanaman tebu butuh air tapi tidak
boleh kebanyak an air. Setelah itu dilakuan proses penyiraman yang dilakukan oleh perkeja wanita dan
anak-anak. Kemudian dilakukan pemupukan dengan cara 2 orang ada yang melobangi dan ada yang
memasukkan pupuk ke tempat yang sudah dilubangi oleh orang pertama tadi. Pada saat udah agak
besar tanaman tebu baru ditimbun dengan tanah lagi.

Setelah itu pada saat musim kemarau pabrik-pabrik besar membuat irigasi dengan membuat sifon
metro. Sifon metro mampu mengaliri sawah atau kebun seluas 3000 hektar. Dan tidak hanya itu juga
pada saat musim kemarau juga dibuat dam-dam kecil untuk mengaliri perkebunan tebu.

Pada saat musim panen tebu,semua tebu dipanen setelah itu diangkut menggunakan kereta tebu dan
ada yang menggunakan gerobak sapi. Sebelum memasuki pabrik gerobak sapi atau pun kereta yang
mengangkut tebu ditimbang terlebih dahulu. Setelah ditimbang tebu diangkat menggunakan krin untuk
dimasukan keruang loading. Diruang loading pekerja menggunakan floder atau tangan mekanis untuk
mengontrol masukan tebu ke konveyer pengangkut. Setelah itu tebu digiling. Lalu Tebu dipress dan
menghasilkan ampas,ampas ini digunakan untuk bahan bakar tebu. Diruangan penelitian sudah banyak
para pribumi yang meneliti. Diruang pemerasan tebu murni yang dimasukan kedalam stasiun penguapan
, dimasak dan diuapkan untuk menghasilkan kristal. Distasiun sentrifugal untuk mengeringkan kristal
gula. Setelah itu dilakukan pengemasan dengan cara dikarungi dengan berat 100kg. Kemudian karung
gula diangkat ke kereta untuk dikirimkan ke kapal yang ada di tanjung perak Surabaya untuk dikirimkan
keluar negri.

Pada saat musim panen juga diadakan pesta menggiling tebu bersama, acara makan-makan, ada tarian
adat, serta masih banyak lainya. Masyarakat pribumi juga banyak yang diundang diundang dalam acara
tersebut. Setelah pesta ada pembagian upah untuk masyarakat yang berkerja. Pada saat berakhirnya
musim panen para pemilik kebun tebu berkumpul untuk membahas laporan taunan .

Anda mungkin juga menyukai