Anda di halaman 1dari 53

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

17 AGUSTUS 1945

PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA

I. AWAL PENDUDUKAN
Imperialisme Jepang Th 1937 menduduki
Cina.
Tahun 1940 menduduki Vietnam.
Tanggal 8 Desember 1942 Jepang menyerang
pangkalan AL Amerika serikat di Pear Harbaur
Sekutu membalas Agresi Jepang dengan
membentuk pasukan gabungan ABDACOM
(American British Dutch Australian Command)
yang bertugas melawan agresi Jepang di Asia
fasifik di pimpin Jend Terporthen.

PERJANJIAN KALIJATI
Belanda menyerahkan wilayah jajahan atas
Indonesia kepada Jepang tanpa syarat di Kalijati
jabar tg 8 Maret 1942 yang disebut perjanjian
Kalijati.
PEMERINTAHAN JEPANG DI INDONESIA
Jepang membentuk pemerintahan militer yang terdiri
dari :
1. Pemerintah Tentara ke enam belas (XVI) AD dengan
wilayah Jawa dan Madura pusat Jakarta.
2. Pemerintah Tentara ke dua puluh lima (XXV) AD
dengan wilayah Sumatra pusat Bukittinggi.
3. Pemerintah armada Selatan II AL dengan wilayah
Kalimantan, Sulawesi, Nusa tenggara, Papua, Maluku
pusat Makasar.
Ketiga wilayah pemerintahan ini dipimpin Kepala
staf dengan gelar GUNSEIKAN.

LATAR BELAKANG PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


Restoraisi Meiji yaitu program pembaharuan pemerintah
Jepang.
Keinginan Jepang menguasai Asia.
Jepang ingin menjadi negara Industri.
Jepang anti terhadap imperialisme barat.
TUJUAN JEPANG MENJAJAH INDONESIA
1. Indonesia dijadikan sumber memperoleh bahan baku.
2.Rakyat Indonesia untuk dijadikan kekuatan
menghadapi Sekutu

DAMPAK PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA


BIDANG EKONOMI
Struktur Ekonomi rakyat Indonesia rusak.
Jepang memonopoli hasil bumi.
Diadakan pengerahan untuk memenuhi
kebutuhan perang Jepang.
Diterapkan sistem Autarki ( Rakyat di semua
daerah harus memenuhi kebutuhan sendiri ).
Jepang memonopoli kekayaan alam Indonesia.

DAMPAK BIDANG PENDIDIKAN

Pendidikan mengalami penurunan, jumlah sekolahpun


semakin berkurang. Beberapa Sekolah yang ada saat itu :
1. Sekolah umum :
a. SR lama belajar 6 Tahun
b. SMP lama belajar 3 Tahun
c. SMA lama belajar 3 Tahun
2. Sekolah Guru :
a. Sekolah guru 2 Tahun.
b. Sekolah guru 4 Tahun
c. Sekolah guru 6 Tahun

DAMPAK BIDANG KEBUDAYAAN


Bahasa Indonesia aktif digunakan sebagai bahasa
pengantar.
Bahasa Belanda dilarang digunakan.
Terbit Koran berbahasa Jepang dan Bahasa
Indonesia.
Film dengan bahasa Belanda di larang.
Diberlakukan tradisi Seikeirei yaitu membungkukkan
badan kearah matahari terbit sebagai wujud
penghormatan Kaisar Jepang dan Dewa Matahari.

DAMPAK BIDANG BIROKRASI


Jepang mengatur negara jajahan melalui :
UU No.27 Tentang aturan pemerintah daerah.
UU No.28 Tentang aturan pemerintah Syu ( Karesidenan ).
Pembagian daerah menjadi 3 Pemerintahan militer.
DAMPAK BIDANG POLITIK
Dimasa pendudukan Jepang organisasi soosial Politik
dilarang kecuali MIAI ( Majlis Islam Ala Indonesia ) karena
dijadikan Mitra sebab sebagian besar penduduk Indonesia
beragama Islam, selanjutnya bl Oktober 1943 MIAI diubah
menjadi Masyumi.

DAMPAK BIDANG MILITER


Bidang militer bangsa Indonesia banyak
memperoleh keuntungan dengan ditekankan
pendidikan :
Seishin ( Semangat berjuang )
Bhusido ( Kesatria berani mati )
Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela
Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal Pangkat :
Daidanco = Komandan batalyon.
Cudanco = Komandan Kompi.
Shodanco = Komandan Pleton.
Budanco = Komandan regu.
Giguyun = Prajurit Sukarela

DIBENTUK GERAKAN MASSA

Seinendan
= Barisan pemuda
Seinentai
= Barisan murid-murid SD.
Gakukotai
= Barisan murid SMP.
Fujin-Seinentai = Barisan gadis-gadis.
Fujinkai
= Barisan wanita.
Keibodan
= Barisan Cadangan Polisi.
Heiho
= Barisan cadangan prajurit.
Romusha
= Barisan pekerja paksa.

PEMBENTUKAN BPUPKI
LATAR BELAKANG

Pada tahun 1944 Saipan jatuh ke tangan Sekutu (Amerika).


Pasukan Jepang di Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan
Kepulauan Marshall, dipukul mundur oleh pasukan Sekutu.
Seluruh garis pertahanan Jepang di Pasifik sudah hancur dan
bayang-bayang kekalahan Jepang mulai nampak.
Jepang mengalami serangan udara di kota Ambon, Makasar,
Menado dan Surabaya.
Pasukan Sekutu telah mendarat di daerah-daerah minyak seperti
Tarakan dan Balikpapan.
7 september 1944 PM. Kuniaki Kaiso menyatakan bahwa
Pemerintah jepang akan memberikan kemerdekaan di kelak
kemudian hari dan sejak ini bangsa indonesia boleh mengibarkan
bendera merah putih bersamaan dengan Hinomaru dan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesiaraya dengan Kimigayo

Pada tanggal 1 maret 1945


Letnan Jendral Kumakici
Harada, membentuk BPUPKI
(Dokuritsu zyunbi tyoosakai)
60 orang anggota
Tujuan BPUPKI untuk
menyelidiki hal-hal penting
menyangkut pembentukan
negara Indonesia merdeka.
KETUA : dr. K.R.T. Radjiman
Wediodiningrat
Ketua Muda (Fuku Kaico)
pertama : Icibangase.
Kepala Sekretariat : R.P.
Suroso dibantu oleh Toyohito
Masuda dan Mr. A.G.
Pringgodigdo.

PERESMIAN BPUPKI
Pada tanggal 28 Mei 1945
bertempat di gedung Cuo Sangi
In, Jalan Pejambon, Jakarta.
Dihadiri pula oleh dua pejabat
Jepang, yaitu : Jenderal
Itagaki (Panglima Tentara
Ketujuh yang bermarkas di
Singapura dan Letnan
Jenderal Nagano (Panglima
Tentara Keenambelas yang
baru).
Dikibarkan bendera Jepang,
Hinomaru oleh Mr. A.G.
Pringgodigdo yang disusul
dengan pengibaran bendera
Sang Merah Putih oleh
Toyohiko Masuda.

SIDANG-SIDANG BPUPKI
Untuk itulah pada kata pembukaannya,
ketua BPUPKI, dr. Radjiman
Wediodiningrat meminta pandangan
para anggota mengenai dasar Negara
Indonesia merdeka tersebut.
Pada hari pertama persidangan pertama
tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin
mengemukakan lima Azas Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia sebagai
berikut :

1. Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ke-Tuhanan;
4. Peri Kerakyatan;
5. Kesejahteraan Rakyat.
Pada 30 Mei 1945 Drs. Muhamad Hatta
Menyampaikan Konsep dasar Ekonomi
Indonesia ( Ps. 33 UUD 1945)

Dua hari kemudian pada


tanggal 31 Mei 1945 Prof.
Dr. Mr. Supomo
mengajukan Dasar Negara
Indonesia Merdeka adalah
sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

persatuan
kekeluargaan
keseimbangan
musyawarah
keadilan sosial

Keesokan harinya pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno


mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai
Lahirnya Pancasila.
Keistimewaan pidato Ir. Sukarno adalah selain berisi
pandangan mengenai Dasar Negara Indonesia Merdeka,
juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara,
yaitu : Pancasila, Trisila, atau Ekasila.
Sidang memilih nama Pancasila sebagai nama dasar
negara.
Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir. Sukarno adalah
sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan;
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial;
5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

1.Peri Kebangsaan;
2.Peri Kemanusiaan;
3. Peri Ke-Tuhanan;
4. Peri Kerakyatan;
Kesejahteraan
Rakyat.
1.
2.
3.
4.
5.

1.persatuan
2.kekeluargaan
3.keseimbangan
4.musyawarah
5keadilan sosial

Kebangsaan Indonesia;
Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
Mufakat atau demokrasi
Kesejahteraan sosial;
Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

PANITIA SEMBILAN

Persidangan pertama BPUPKI berakhir


pada tanggal 1 Juni 1945. Selanjutnya
diadakan masa reses selama satu
bulan lebih.
Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI
membentuk Panitia Kecil yang
beranggotakan 9 orang. Anggotaanggota Panitia Sembilan ini adalah
sebagai berikut :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ir. Sukarno
Drs. Moh. Hatta
Muh. Yamin
Mr. Ahmad Subardjo
Mr. A.A. Maramis
Abdulkadir Muzakkir
K.H. Wachid Hasyim
K.H. Agus Salim
Abikusno Tjokrosujoso.

PIAGAM JAKARTA
Musyawarah dari Panitia Sembilan ini
kemudian menghasilkan suatu rumusan
yang Oleh Muh.Yamin rumusan itu diberi
nama Jakarta Charter atau Piagam
Jakarta. Rumusan draft dasar negara
Indonesia Merdeka itu adalah :
1. Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan
Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
2. (menurut) dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. (dan) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan;
5. (serta dengan mewujudkan suatu) keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1PANITIA PERANCANG
UNDANG-UNDANG
DASAR

Pada 10 juli 1945 piagam jakarta


disahkan BPUPKI
Pembentukan Panitia:
1. Panitia Perancang Undangundang Dasar yang diketuai oleh
Ir. Sukarno dan beranggotakan 21
orang.
2. Panitia Pembelaan Tanah air diketuai
Abikusno Cokrosuyoso.
3. Panitia Ekonomi dan Keuangan
diketuai Drs.M. Hatta.
Pada tanggal 11 Juli 1945, Panitia
Perancang Undang-undang Dasar
dengan suara bulat menyetujui isi
preambule (pembukaan) yang
diambil dari Piagam Jakarta.

PANITIA KECIL
PERANCANG UNDANGUNDANG DASAR
Selanjutnya panitia tersebut
membentuk Panitia Kecil Perancang
Undang-undang Dasar yang diketuai
Prof. Dr. Mr. Supomo
Anggotanya Mr. Wongsonegoro, Mr.
Ahmad Subardjo, Mr. A.A. Maramis,
Mr. R.P. Singgih, H. Agus Salim dan
Sukiman.
Hasil perumusan panitia kecil ini
kemudian disempurnakan bahasanya
oleh Panitia Penghalus Bahasa yang
terdiri dari Husein Djajadiningrat,
Agus Salim dan Supomo.

12 juli 1945 Sidang Panitia Pembelaan tanah


air dipimpin Abikusno Cokrosuyoso
13 Juli 1945 Sidang Panitia Ekonomi dan
Keuangan dpimpin Drs. Mohamad Hatta.
14 Juli 1945 Sidang Laporan hasil Panitia
Perancang UUD dalam Pleno BPUPKI
15 Juli 1945 Sidang Pleno BPUPKI menerima
laporan hasil sidang Panitia Pembelaan Tanah air
dan Panitia Ekonomi dan Keuangan
16 Juli 1945 Melaporkan hasil BPUPKI kepada
pemerintah pendudukan Jepang .
6 Agustus Pemboman oleh Sekutu atas kota
Hirosima .

PEMBENTUKAN PPKI
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
dibubarkan. Sebagai gantinya pemerintah
pendudukan Jepang membentuk PPKI
(Dokuritsu Junbi Inkai).
Sebanyak 21 anggota PPKI yang terpilih
tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari
Jawa, tetapi juga dari berbagai pulau,
yaitu : 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari
Sumatera, 2 wakil dari Sulawesi, seorang
dari Kalimantan, seorang dari Sunda Kecil
(Nusatenggara), seorang dari Maluku dan
seorang lagi dari golongan penduduk Cina.
Ir. Sukarno ditunjuk sebagai ketua PPKI
dan Drs. Moh. Hatta ditunjuk sebagai
wakil ketuanya. Sedangkan Mr. Ahmad
Subardjo ditunjuk sebagai penasehatnya.
Pada 8 Agustus 1945 Rusia (USSR)
menyampaikan perang kepada Jepang.
9 Agustus Pemboman atas kota Nagasaki
oleh Sekutu ( Amerika )

MENUJU MARKAS BESAR TERAUCI DI


DALAT
Jenderal Besar Terauci memanggil tiga
tokoh Pergerakan Nasional, yaitu Ir.
Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan dr.
Radjiman Wediodiningrat.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 mereka
berangkat.
10 Agustuss Jepang bersedia menerima
syarat syarat penyerahan tanpa syarat
(yang sudah dituntut dalaperjanjian
Posdam 26juli) dan meminta damai
pada sekutu
11 Sekutu menerima kapitulasi Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal
Besar Terauci menyampaikan kepada
ketiga tokoh itu bahwa Pemerintah
Kemaharajaan telah memutuskan untuk
memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia( 24 Agustus).
Pelaksanaannya dapat dilakukan segera
setelah persiapannya selesai oleh PPKI.
Wilayah Indonesia akan meliputi
seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

13 Agutus 1945 pertemuan berakhir.


Ketika ketiga tokoh itu berangkat kembali
menuju Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1945,
Jepang telah dibom atom oleh Sekutu di kota
Hirosima dan Nagasaki.
11.00 Sokarno, Hatta, & Rajiman mendarat di
Kemayoran jakarta lalu makan dg seikosikikan di
istana
12.00 Jepang menyerah tanpa syarat diumumkan
dalam pidato radio.
14.00 Hatta dirumahnya jl Diponegoro, 57
ditunggui syahrir lalu bersama ke rumah
Sukarno. Dan minta supaya kemerdekaan
disampaikan lepas dari dukungan Jepang.

Uni Soviet mengingkari janjinya dan


menyatakan perang terhadap Jepang seraya
menyerbu Manchuria.
Keesokan harinya, pada tanggal 15 Agustus
1945 Sukarno-Hatta tiba kembali di tanah air.
Dengan bangganya Ir. Sukarno berkata :
Kalau dahulu saya berkata Sebelum jagung
berbuah, Indonesia akan merdeka : sekarang
saya dapat memastikan Indonesia akan
merdeka, sebelum jagung berbuah.
Perkataan itu menunjukkan bahwa Ir. Sukarno
pada saat itu belum mengetahui bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu.

15 agustus 1945:
Pagi hari (06.00) Sukarno & Hatta bersama
Ahmad Subarjo ke rumah Laks. Maeda untuk
memastikan berita penyerahan jepang. Dan Hatta
menginstruksikan bahwa besok jam 10.00 PPKI
bersidang.
Sore (17.00) Hatta didesak supaya tdk
menyetujui Proklamasi di depan PPKI.
20.00 pertemuan pemuda diInstitut Bakteriologi
dan mengutus Wikana & Darwis bertemu dan
mendesak Sukarno- Hatta.
22.00 Sukarno di rumahnya didesak supaya tdk
memproklamasikan kemerdekaan dimuka PPKI
24.00 pertemuan pemuda di Cikini 71. Chaerul
saleh menyampaikan kegagalan mendesak
Sulkarno Hatta.

16 Agustus 1945
04.00 M.Hatta dibawa Soekarni ke rumah Ir. Soekarno
04.30 Ir.Soekarno & Hatta di bawa ke Rengasdengklok oleh
Pemuda.
10.00 Anggota PPKI berkumpul di Gedung Pejambon tapi gagal
melaksakan sidang karena tidak dihadiri Ketua dan Wakilnya.
12.00 Instruksi Mabes Tentara Jepang di Saigon, Agar Tentara
Jepang tidakm mendukung Proklamasi kemerdekaan
Indonesia.dan menjaga statusqua sampai Sekutu datang.
17.30 Rombongan Ahmad Subarjo dtg di Rengasdengklok
menjemput Soekarno & Hatta.
18.15 Kasman Singodimejo berkata kepada Chaerul Saleh bahwa
Peta dan Heiho tidak bisa ikut aksi pemuda karena tidak
dperintahkan Soekarno.
20.00 Soekarno dan Hatta kembali ke jakarta
22.00 Soekarno dan Hatta ke rumah Laks. Maeda di Jl Diponegoro
11, diantar Ahmad Subarjo.

Berita tentang kekalahan Jepang,


diketahui oleh sebagian golongan muda
melalui radio siaran luar negeri.
Pada malam harinya Sutan syahrir
menyampaikan berita itu kepada Moh.
Hatta. Syahrir juga menanyakan
mengenai kemerdekaan Indonesia
sehubungan dengan peristiwa tersebut.
Moh. Hatta berjanji akan menanyakan
hal itu kepada Gunseikanbu.
Setelah yakin bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu, Moh. Hatta
mengambil keputusan untuk segera
mengundang anggota PPKI.

RAPAT
GOLONGAN
MUDA
Rapat golongan muda dilakukn di
Lembaga Bakteriologi di Jalan
Pegangsaan Timur, Jakarta, pada
tanggal 15 agustus 1945, pukul
20.30 waktu Jawa.
Rapat yang dipimpin oleh Chairul
Saleh itu menghasilkan keputusan :
kemerdekaan Indonesia adalah hak
dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak
dapat digantungkan pada orang dan
negara lain. Segala ikatan dan
hubungan dengan janji kemerdekaan
dari Jepang harus diputuskan dan
sebaliknya diharapkan diadakan
perundingan dengan golongan muda
agar mereka diikutsertakan dalam
pernyataan proklamasi.

Keputusan rapat itu disampaikan


oleh Wikana dan Darwis pada
pukul 22.30 waktu Jawa kepada Ir.
Sukarno di rumahnya.
Isi keputusan golongan muda : agar
Ir. Sukarno segera
memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia tanpa menunggu hadiah
dari Jepang.
Tuntutan Wikana yang disertai
ancaman bahwa akan terjadi
pertumpahan darah jika Ir. Sukarno
tidak menyatakan proklamasi
keesokan harinya telah
menimbulkan ketegangan.
Ir. Sukarno marah dan berkata Ini
leher saya, seretlah saya ke pojok
itu dan sudahilah nyawa saya
malam ini juga, jangan menunggu
sampai besok. Saya tidak bisa
melepaskan tanggungjawab saya
sebagai ketua PPKI. Karena itu
saya tanyakan kepada wakil-wakil
PPKI besok.

Moh. Hatta berkata, Dan kami


pun tak dapat ditarik-tarik atau
didesak supaya mesti juga
mengumumkan proklamasi itu.
Kecuali jika Saudara-saudara
memang sudah siap dan sanggup
memproklamasikan. Cobalah!
Saya pun ingin melihat
kesanggupan Saudara-saudara !
Utusan itu pun menjawab Kalau
begitu pendirian Saudarasaudara berdua, baiklah ! Dan
kami pemuda-pemuda tidak
dapat menanggung sesuatu, jika
besok siang proklamasi belum
juga diumumkan. Kami pemudapemuda akan bertindak dan
menunjukkan kesanggupan yang
saudara kehendaki itu!

PERISTIWA
RENGASDENGKLOK
Dini hari tanggal 16 Agustus 1945 di
asrama Baperpi, golongan muda
kembali mengadakan rapat.
Selain juga dihadiri oleh Sukarni,
Jusuf Kunto, dr. Muwardi dari
Barisan Pelopor dan Shudanco
Singgih dari Daidan PETA Jakarta
Syu.
Rapat ini membuat keputusan
menyingkirkan Ir. Sukarno dan Drs.
Moh. Hatta ke luar kota dengan
tujuan untuk menjauhkan mereka
dari segala pengaruh Jepang.
Untuk menghindari kecurigaan dari
pihak Jepang, Shudanco Singgih
mendapatkan kepercayaan untuk
melaksanakan rencana tersebut.

Rencana ini mendapatkan


dukungan perlengkapan Tentara
PETA dari Cudanco Latief
Hendraningrat.
Maka pada tanggal 16 Agustus
1945 pukul 04.30 waktu Jawa
sekelompok pemuda membawa Ir.
Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke
luar kota menuju
Rengasdengklok, sebuah kota
kawedanan di pantai utara
Kabupaten Karawang.
Alasan yang mereka kemukakan
ialah bahwa keadaan di kota
sangat genting, sehingga
keamanan Sukarno-Hatta di dalam
kota sangat dikhawatirkan.
Tempat yang dituju merupakan
kedudukan sebuah cudan (kompi)
tentara PETA Rengasdengklok
dengan komandannya Cudanco
Subeno.

Sehari penuh Sukarno dan


Hatta berada di
Rengasdengklok.
Dalam suatu pembicaraan
berdua dengan Ir. Sukarno,
Shudanco Singgih
beranggapan Sukarno bersedia
untuk menyatakan proklamasi
segera setelah kembali ke
Jakarta.
Oleh karena itulah Singgih
pada tengah hari itu kembali
ke Jakarta untuk
menyampaikan rencana
proklamasi kepada kawankawannya.

Di Jakarta para anggota PPKI memenuhi


undangan rapat pada tanggal 16 agustus dan
berkumpul di gedung Pejambon 2.
Akan tetapi rapat itu tidak dapat dihadiri oleh
pengundangnya Sukarno-Hatta.
Satu-satu jalan untuk mengetahui mereka
adalah melalui Wikana salah satu utusan yang
bersitegang dengan Sukarno-Hatta malam
harinya.
17.30 Antara Mr. Ahmad Subardjo mendekati
Wikana tercapai kesepakatan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta.
Maka Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Mr.
Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok.
Di Rengasdengklok Ahmad Subardjo
memberikan jaminan bahwa Proklamasi
Kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan
harinya tanggal 17 Agustus 1945
20.00 Dengan adanya jaminan itu, maka
komandan kompi PETA Rengasdengklok,
Cudanco Subeno bersedia melepaskan Ir.
Sukarno dan Drs. Moh Hatta kembali ke Jakarta.
22.30 Sukarno Hata kembali ke Jakarta

PERUMUSAN TEKS
PROKLAMASI
16 Agustus 1945 Rombongan tiba kembali di
Jakarta pada pukul 23.30 waktu Jawa.
Setelah Sukarno dan Hatta singgah di rumah
masing-masing rombongan kemudian menuju
ke rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam
Bonjol No. 1, Jakarta.
Hal itu juga disebabkan Laksamana Tadashi
Maeda telah menyampaikan kepada Ahmad
Subardjo (sebagai salah satu pekerja di
kantor Laksamana Maeda) bahwa ia menjamin
keselamatan mereka selama berada di
rumahnya.
24.00 Subarjo dipertemukan oleh Soekarni
dengan kelompok Chaerul saleh di Manggarai.
24.00 Soekarno kembali ke rumah Laks.
Maeda dengan 50 orang anggota PPKI dan
beberapa orang jepang dengan Mayoshi
sebagai penterjemah.

Pk.00.30.Sebelum merumuskan naskah


proklamasi, terlebih dahulu Sukarno dan
Hatta menemui Somubuco (Kepala
Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal
Nishimura, untuk menjajagi sikapnya
mengenai Proklamasi Kemerdekaan.
Mereka ditemani oleh Laksamana Maeda,
Shigetada Nishijima dan Tomegoro
Yoshizumi serta Miyoshi sebagai
penterjemah.
Nishimura menegaskan bahwa garis
kebijakan Panglima Tentara Keenambelas
di Jawa adalah dengan menyerahnya
Jepang kepada sekutu berlaku ketentuan
bahwa tentara Jepang tidak
diperbolehkan lagi merubah status quo
(status politik Indonesia).
Berdasarkan garis kebijakan itu
Nishimura melarang Sukarno-Hatta untuk
mengadakan rapat PPKI dalam rangka
proklamasi kemerdekaan.

03.00 Sukarno-Hatta berkesimpulan bahwa


tidak ada gunanya lagi membicarakan
kemerdekaan Indonesia dengan pihak
Jepang.
Akhirnya mereka hanya mengharapkan
pihak Jepang tidak menghalang-halangi
pelaksanaan proklamasi.
Mereka kembali ke rumah Laksamana
Maeda. Sebagai tuan rumah Maeda
mengundurkan diri ke lantai dua.
Sedangkan di ruang makan, naskah
proklamasi dirumuskan oleh tiga tokoh
golongan tua, yaitu : Ir. Sukarno, Drs.
Moh. Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo.
Peristiwa ini disaksikan oleh Miyoshi
sebagai orang kepercayaan Nishimura,
bersama dengan tiga orang tokoh pemuda
lainnya, yaitu : Sukarni, Mbah Diro dan
B.M. Diah.
Sementara itu tokoh-tokoh lainnya, baik
dari golongan muda maupun golongan tua
menunggu di serambi muka.

Perumusan naskah
proklamasi
Ir. Sukarno yang menuliskan konsep naskah
proklamasi, sedangkan Drs. Moh. Hatta dan Mr
Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran secara
lisan. Kalimat pertama dari naskah proklamasi
merupakan saran dari Mr. Ahmad Subardjo
yang diambil dari rumusan BPUPKI. Sedangkan
kalimat terakhir merupakan sumbangan pikiran
dari Drs. Moh. Hatta. Hal itu disebabkan
menurut beliau perlu adanya tambahan
pernyataan pengalihan kekuasaan (transfer of
sovereignty).

PERUMUSAN TEKS
PROKLAMASI
Ir. Sukarno yang menuliskan
konsep naskah proklamasi,
sedangkan Drs. Moh. Hatta dan
Mr Ahmad Subardjo
menyumbangkan pikiran
secara lisan.
Kalimat pertama dari naskah
proklamasi merupakan saran
dari Mr. Ahmad Subardjo yang
diambil dari rumusan BPUPKI.
Sedangkan kalimat terakhir
merupakan sumbangan pikiran
dari Drs. Moh. Hatta. Hal itu
disebabkan menurut beliau
perlu adanya tambahan
pernyataan pengalihan
kekuasaan (transfer of
sovereignty).

Pada pukul 04.30 waktu Jawa konsep


naskah proklamasi selesai disusun.
Selanjutnya mereka menuju ke serambi
muka menemui para hadirin yang
menunggu.
Ir. Sukarno meminta kepada semua
hadirin untuk menandatangani naskah
proklamasi selaku wakil-wakil bangsa
Indonesia.
Pendapat itu diperkuat oleh Moh. Hatta
dengan mengambil contoh naskah
Declaration of Independence dari
Amerika Serikat.
Usulan tersebut ditentang oleh tokohtokoh pemuda. Karena mereka
beranggapan bahwa sebagian tokohtokoh tua yang hadir adalah budakbudak Jepang.
Selanjutnya Sukarni, salah satu tokoh
golongan muda, mengusulkan agar yang
menandatangani naskah proklamasi
cukup Sukarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia.

PELAKSANAAN
PROKLAMASI

17 agustus 1945 Pagi hari itu10,00, rumah Ir.


Sukarno dipadati oleh sejumlah massa
pemuda yang berbaris dengan tertib.
Untuk menjaga keamanan upacara
pembacaan proklamasi, dr. Muwardi (Kepala
Keamanan Ir. Sukarno) meminta kepada
Cudanco Latief Hendraningrat untuk
menugaskan anak buahnya berjaga-jaga di
sekitar rumah Ir. Sukarno.
Sedangkan Wakil Walikota Suwirjo
memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk
mempersiapkan pengeras suara.
Untuk itu Mr. Wilopo dan Nyonopranowo
pergi ke rumah Gunawan pemilik toko radio
Satria di Jl. Salemba Tengah 24, untuk
meminjam mikrofon dan pengeras suara.
Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud
(Komandan Pengawal Rumah Ir. Sukarno)
untuk menyiapkan tiang bendera.
Suhud kemudian mencari sebatang bambu di
belakang rumah. Bendera yang akan
dikibarkan sudah dipersiapkan oleh Nyonya
Fatmawati.

Menjelang pukul 10.30 para pemimpin


bangsa Indonesia telah berdatangan
ke Jalan Pegangsaan Timur. Diantara
mereka nampak Mr. A.A. Maramis, Ki
Hajar Dewantara, Sam Ratulangi, K.H.
Mas Mansur, Mr. Sartono, M. Tabrani,
A.G. Pringgodigdo dan sebagainya.
Lima menit sebelum acara dimulai,
Bung Hatta datang dengan berpakaian
putih-putih.
Setelah semua siap, Latief
Hendraningrat memberikan aba-aba
kepada seluruh barisan pemuda dan
mereka pun kemudian berdiri tegak
dengan sikap sempurna.
Dengan suara yang mantap Bung
Karno mengucapkan pidato
pendahuluan singkat yang dilanjutkan
dengan pembacaan teks proklamasi.
Acara dilanjutkan dengan pengibaran
bendera Merah Putih oleh S. Suhud
dengan bantuan Cudanco Latif
Hendraningrat.
Bendera dinaikkan perlahan-lahan.
Tanpa dikomando para hadirin spontan
menyanyikan Indonesia Raya. Acara
selanjutnya adalah sambutan dari
Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.

Berita proklamasi yang sudah


meluas di seluruh Jakarta
disebarkan ke seluruh
Indonesia. Pagi hari itu juga,
teks proklamsi telah sampai di
tangan Kepala Bagian Radio
dari Kantor Berita Domei,
Waidan B. Palenewen.
Berita proklamasi juga
disiarkan lewat pers dan surat
selebaran. Hampir seluruh
harian di Jawa dalam
penerbitannya tanggal 20
Agustus 1945 memuat berita
proklamasi dan Undangundang Dasar Negara Republik
Indonesia.

18 AGUSTUS 1945 SIDANG PPKI

PAGI. 08.00
Sebelum rapat PPKI dimulai, Sukarno-Hatta
meminta Ki Bagus Hadikusumo, K.H. Wachid
Hasjim, Mr. Kasman Singodimejo dan Teuku Moh.
Hassan untuk membahas kembali Piagam Jakarta.

Hal itu disebabkan pemeluk agama lain merasa


keberatan terhadap kalimat Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.

Rapat sepakat untuk merubah kalimat itu


menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
PK. 10.00 SIDANG PPKI

Pembahasan dan Pengesahan Undang-undang Dasar


Masalah Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden
1. Pembentukan Komite Nasional

SIDANG PPKI
TANGGAL 19 AGUSTUS 1945
Pembagian Wilayah RI Menjadi 8
Propinsi
Menetapkan 12 Kementerian
Pembahasan anggota-anggota
Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP).

Pada tanggal 22 Agustus 1945, Presiden


Sukarno dalam pidato di radio menyatakan
pembentukan tiga badan baru, yaitu :

Komite Nasional Indonesia(KNI)


Partai Nasional Indonesia(PNI)
Badan Keamanan Rakyat(BKR)

20 Oktober 1945
Maklumat pemerintah tentang
pembentukan Badan Pekerja KNIP
( BPKNIP) melaksanakan tugas
legislatif sebagaimana UUD 1945

3 Nopember 1945
Maklumat wakil presiden tentang
pembentukan partai partai politik
untuk terciptanya demokrasi

14 Nopember 1945
Maklumat wakil presiden tentang
pembentukan kabinet Parlementer.
Sistem Presidensiil diganti dengan
Sistem Parlemetnter.
> PM. Sutan Syahrir.

SOAL-SOAL LATIHAN
1. Peristiwa-peristiwa apa yang melatarbelakangi terbentuknya BPUPKI
?
2. Ketika lr.Soekarno, Moh. Hatta dan dr. Radjiman dalam perjalanan
ke Vietnam Selatan, Amerika menjatuhkan bom di kota Hirosima
dan Nagasaki sehingga Jepang menyerah kepada Sekutu.
Bagaimana reaksi golongan muda mendengar kekalahan Jepang
tersebut ?
3. Bagaimanakah perbedaan pendapat golongan muda dan golongan
tua mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan!
4. Apa tujuan golongan muda melakukan penculikan Rengasdengklok ?
5. Apa alasan Sumubuco Mayor Jendral Nishimura melarang SoekarnoHatta mengadakan rapat PPKI dalam rangka pelaksanaan
Proklamasi kemerdekaan ?
6. Mengapa tokoh-tokoh pemuda tidak menyetujui jika semua tokoh
yang hadir di rumah Maeda menandatangani proklamasi ?
7. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh kaum muda untuk
meyebarkan berita proklamasi kemerdekaan RI ?
8. Jelaskan proses perumusan naskah proklamasi dan sebutkan
naskah asli yang dibacakan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta pada
tanggal 17 Agustus 1945.

TUGAS SEJARAH KELAS XI-IS


HARI SABTU, 7 MARET 2009
TUGAS UNTUK :
KELAS XI IS 2 JAM 1-2
KELAS XI IS 3 JAM 3-4
KELAS XI IS 1 JAM 5-6
SISWA FOTO COPI HAND OUT
SISWA MEMPELAJARI ISI HAND OUT
MENGERJAKAN PADA KERTAS INI 7 SOAL
PADA BAGIAN AKHIR HAND OUT
DIKUMPULKAN.

Anda mungkin juga menyukai