Disusun oleh :
PENDIDIKAN SEJARAH
2020
PEMBAHASAN
Orientasi yang sebenarnya lebih diarahkan pada upaya eksploitasi sumber daya alam,
mobilisasi sumber daya manusia, serta mengupayakan mobilisasi sumber daya kerja untuk
kepentingan perang Asia Timur Raya. Pada masa ini telah terjadi berbagai perubahan yang
mendasar pada alam sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan
yang terjadi itu merupakan dampak dari pendudukan Jepang yang sangat menekan dan sangat
memeras.
Jepang dipercaya orang Indonesia akan membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Apalagi tersiar kabar bahwa Jepang akan membawa perubahan ekonomi ke arah yang lebih
baik, kabar ini diikuti dengan menurunnya harga makanan. Di awal pendudukan Jepang
kondisi ekonomi Indonesia tidaklah stabil. Harga makanan, barang dan jasa naik-turun tidak
terprediksi. Jepang di Indonesia adalah usaha untuk menghasilkan lebih banyak lagi hasil
bahan pangan. Dan mulailah dilakukan beberapa pengajaran seputar pertanian.
Kabar gembira ini tak berlangsung lama, rupanya rakyat Indonesia belum mengetahui
bahwa tujuan utama Jepang memajukan sektor ekonomi Indonesia semata hanya untuk
menunjang kepentingan perang Jepang. Pemerintah Jepang akhirnya mengeluarkan
peraturan-peraturan baru guna mengendalikan dan mengatur kembali hasil bumi Indonesia.
Keadaan ini diperburuk dengan putusnya hubungan kerja sama dengan pasar ekspor
tradisional. Kondisi demikian terjadi secara bersamaan dan semakin menabah keruh
perekonomian Indonesia. Untuk menangani masalah demikian pemerintah Jepang memilih
untuk memperbanyak dalam mencetak mata uang. Akibatnya terjadilah Inflansi. Warga
pribumi dipaksa untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang. Mereka harus meningkatkan
produksi pertanian dan semuanya harus diserahkan atau diambil paksa oleh Jepang.1
2). Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran
yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa
persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang.
Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu, gula, pohon jarak, kapas dan sekaligus
memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung
berkaitan dengan kebutuhan perang.
3). Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua
kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat
baik fisik maupun material.
4). Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan
akan kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah
Jepang mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran
melalui Jawa Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi
pemerintah.
5). Sulitnya pemenuhan kebutuhan pangan semakin terasakan bertambah berat pada saat
rakyat juga merasakan penggunaan sandang yang amat memprihatinkan. Pakaian rakyat
compang camping, ada yang terbuat dari karung goni yang berdampak penyakit gatal-gatal
1
Azzunah. 2011 Jurnal Uinsby. Kondisi Indonesia selama masa pendudukan jepang.
akibat kutu dari karung tersebut. Adapula yang hanya menggunakan lembaran karet sebagai
penutup.2
Kebijakan atas orang Belanda dan harta milik orang Belanda. Terdiri dari 4
kebijakan yaitu: 1) pemanfaatan orang Belanda, 2) pengamanan orang Belanda, 3)
prosedur harta milik orang Belanda, dan 4) orang Indo-Eropa dan harta benda yang
dimilikinya. Diatur larangan penempatan orang Belanda sebagai pejabat tinggi atau
polisi, persyaratan kembali kerja bagi orang swasta, pengamanan bagi yang dianggap
berbahaya dan tindakan pengecualian. Kebijakan tersebut diterapkan juga atas orang
Indo-Eropa.
4
http:/Indonesian.persons//masa-pendudukan-jepang-di-indonesia.
pembangunan sistem baru ekonomi masyarakat Jawa. Bahwa misi utama Perang Asia
Timur Raya adalah membebaskan wilayah Asia Timur Raya dari penjajahan ekonomi
dan politik oleh Amerika dan Europa, dan supaya tercapai target ini, pembangunan
ekonomi Jawa penting.5
Keadaan beras di Jawa tahun 1942 sangat mengkhawatirkan. Oleh kerena itu produksi
padi perlu ditingkatkan. Dalam rangka itu Jepang merencanakan penambahan areal tanah.
Cara menambah areal tanah ini adalah dengan dengan membuka tanah baru terutama bekas
perkebunan tanah lainya yang belum pernah ditanami. Disamping itu Jepang yang
memeperkenalkan teknik penanamam padi yang baru, yaitu menanam bibit padi tanaman
padi garis lurus dan Jepang mengemukakan bahwa hal ini adalah penyebab rendahnya
produktivitas padi. Petani diharapkan menanam bibit padi lebih dari 2 centimeter dan tidak
membiarkan tanaman terlalu besar di tempat pembibitan sebelum dipindahkan. Cara
penanaman padi yang diperkenalkan oleh Jepang ini akhirnya diterima oleh petani Jawa,
karena cara tersebut lebih efektif dalam rangka meningkatkan produksi padi.
Pada masa pendudukan Jepang, Jawa ditetapkan sebagai pemasok beras pulau-pulau
diluar Jawa serta untuk keperluan medan pertempuran di medan pertempuran di pasifik
selatan. Beras didatangkan dari Jawa semakin memiliki arti yang sangat penting karena
semasa perang angkatan jarak jauh dan perkapalan sangat sulit serta keamanan di laut
memburuk. Disamping itu, beras Jawa dikenal bermutu tinggi dan rasanya enak. Oleh karena
itu, Jepang berkeinginan untuk memperolah beras dari Jawa sehingga kebijakan mereka
ditujukan unuk memeksimalkan produksi dan pengumpulan beras.
6
Eko, dadot.. pendudukan jepang di indonesia. Eprints dinus.
C. DAMPAK DAN SITUASI EKONOMI DI TINGKAT LOKAL
( PADANG/SUMATERA)
Tentara jepang memasuki kota padang pada maret 1942. Jepang terlihat serius
membangun kekuatan kerisedenan sumatera barat. Penduduk sumatera barat sebagian
besar mata pencahariannya adalah petani sebelum masuknya pengaruh asing. Hasil
pertanian dan hasil hutan merupakan sumber ekonomi utama.didaerah pegunungan secara
berkala dibuka pasar pasar yang dilakukan secara bergilir dari desa ke desa.7
Di pulau sumatera secara umum dan keresidenan sumatera barat secara khusus,
jepang lebih menekan pasokan karet, minyak bumi, timah batubara dan bauksit. Bahan
bahan mentah ini sangat vital dalam menunjang kegiatan ekonomi dan industry militer
jepang. Pertaninan dan perkebunan khususnya beras kurang mendapat prioritas dan
terkesan terabaikan. Meski swasembada beras tetap dilakukan, tetapi sama halnya seperti
dijawa, beras hanya untuk mencukupi kebutuhan pemerintah jepang dan dianggap tidak
terlalu bisa menjadi penyangga kepentingan jepang dalam menguasai asia.8
Perubahan konsep dikotomi jawa dan sumatera berdampak buruk bagi para
petani. Para petani banyak dipaksa untuk mengerjakan kepentingan jepang seperti
memperbaiki landasan pesawat terbang di bukittinggi, payakumbuh dan bergotongroyong
membuat jalan kereta api di Logas. Akibatnya banyak tanah persawahan dan lading
lading di payakumbuh dan solok penghasil tembakau dan cengkeh menjadi terlantar.
Ada gejala ekonomi baru di masa pendudukan jepang, yaitu munculnya pedagang
pedagang yang sama sekali tidak mempunyai took dan kantor tetapi menguasai
perdagangan pasar. Pedagang ini disebut dengan istilah pedagang keliling. 9 Umumbya
mereka berjualan dan mendatangi masyarakat, system dagang yang mereka lakukan
adalah system barter.
7
Mochtar naim. Merantau (Yogyakarta: gajah mada university, 1979) hlm 16
8
Mestika Zed, Giyugun: cikal bakal tentara nasional di sumatera, (Jakarta:LP3ES, 2005) hlm 14-15
9
M.D Mansoer. Hlm 12