Anda di halaman 1dari 26

“TIRANI MATAHARI TERBIT”

PENGUASAAN KEPULAUAN INDONESIA

1. FA R A H S U C I FA U Z I Y YA H (14)
2. INDIRA DEWI C (18)
3. N U R A F I FA S I T I A I S A H (23)
4. S I T I M U N AW WA R O H (28)

XI MIPA 3
BAB I
PENDAHULUAN

Tirani Matahari Terbit bangsa Jepang


A. Latar Belakang
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan
udara Jepang pada 8 Desember 1941,serangan terus
dilancarkan ke angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik.
Kemenangan pasukan Jepang seolah-olah tak dapat
dikendalikan dan pasukan itu berturut-turut
menghancurkan basis militer Amerika.
Pada tanggal 11 Januari 1942 Jepang mendarat di
Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku. Meskipun
pasukan KNIL(Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan
pasukan Australia berusaha menghalangi,tapi kekuatan
Jepang tidak dapat dibendung. Daerah tarakan di
Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang
bersamaan Balikpapan(12 januari 1942).
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Jepang datang dan menjajah bangsa
Indonesia?
2. Apa saja yang dilakukan Jepang sewaktu berada di
Indonesia?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami masa penguasaan Jepang
di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TIRANI MATAHARI TERBIT **
Istilah tirani digunakan untuk menggambarkan
tindakan otoriter dan kekejaman Jepang. Istilah “Matahari
Terbit” digunakan untuk penamaan tentara Jepang, sebab
posisi Negara Jepang jika dilihat dari Indonesia , terletak di
arah timur atau sama dengan arah saat matahari terbit.
Sehingga Negara Jepang disebut Negara Matahari Terbit.

**pengenalan istilah
B. LATAR BELAKANG KEDATANGAN JEPANG
Kedatangan Jepang ke Indonesia dilatarbelakangi
oleh beberapa hal, yaitu:
1. Indonesia kaya akan bahan-bahan mentah, seperti
minyak bumi dan batubara.
2. Kebutuhan Jepang akan bahan perang, serta cadangan
logistik.
3. Wilayah Indonesia mengasilkan banyak produksi
pertanian dan peternakan yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan perang Jepang.
4. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah besar
untuk membantu perang Jepang.
C. SAMBUTAN BANGSA INDONESIA (SELAMAT
DATANG “SAUDARA TUA”)
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan
senang hati oleh rakyat Indonesia. Jepang di eluh-eluhkan
sebagai “Saudara Tua” yang dipandang dapat
membebaskan dari kekuasaan Belanda. Dimana-mana
terdengar ucapan ”Banzai-banzai” (selamat datang-
selamat datang). Sementara itu pihak tentara Jepang terus
melakukan propaganda-propaganda untuk terus
mengerakkan dukungan rakyat Indonesia. Jepang juga
mengatakan akan membantu memajukan rakyat
Indonesia. Untuk lebih meyakinkan rakyat Indonesia,
Jepang menegaskan kembali bahwa Jepang tidak lain
adalah “Saudara Tua”, Jepang dan Indonesia sama.
Adapun tujuan Jepang melakukan propaganda
tersebut adalah untuk membuat masyarakat pribumi
Indonesia menerima didirikannya pemerintahan militer,
untuk mengarahkan kebijakan-kebijakan pemerintah militer
agar dapat menghapuskan pengaruh-pengaruh barat di
kalangan rakyat Jawa dan memobilisasi rakyat Jawa agar
Jepang mendapatkan kemenangan ketika melakukan
Perang Asia Timur Raya. Kedatangan bangsa Jepang
dengan segala propagandanya tersebut sebenaranya
adalah mimpi buruk bangsa Indonesia yang mengharapkan
terbebas dari belenggu penjajahan justru malah lebih
menyengsarakan rakyat Indonesia dengan tindakan-
tindakan oleh pemerintah dan bala tentara Jepang yang
seenaknya mengatur dan memperkerjakan bangsa
Indonesia tanpa memandang belas kasihan.
D. HAL-HAL YANG DILAKUKAN JEPANG DI INDONESIA

Untuk menjalankan propagandanya untuk


menguasai Indonesia serta memenangkan Perang Asia
Pasifik, pemerintah Jepang melakukan beberapa hal,
diantaranya:
A. Membentuk Pemerintahan Militer
Untuk memperlancar kekuasaan pendudukan
militernya, maka timbulah pemikiran dari Markas Besar
Tentara Jepang agar penduduk di daerah pendudukan
(termasuk Indonesia) dilibatkan dalam aktivitas
pertahanan dan kemiliteran.
Oleh karena itu, pemerintah Jepang mengeluarkan
Osamu Seirei yang berisi:
a. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia
Belanda dihapuskan dan segala kekuasaan yang
dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima
tentara Jepang di Jawa.
b. Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di
masa Hindia-Belanda tetap diakui kedudukannya,
asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara
pendudukan Jepang.
c. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di
masa Belanda tetap diakui secara sah untuk
sementara waktu, asalkan tidak bertentangan dengan
aturan pemerintah militer Jepang.
Berikut adalah susunan pemerintahan militer Jepang di Asia
Tenggara (termasuk Indonesia) adalah sebagai berikut:
1. Gunshireikan (Panglima Terntara)
2. Gunseikan (kepala pemerintahan militer)
Terdapat lima bu (semacam departmen). Kelima bu tersebut
ialah:
a) Somobu (Departemen Dalam Negeri)
b) Zaimubu (Departemen Keuangan)
c) Sangvobu (Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerajinan
Tangan)
d) Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
e) Shihobu (Departemen Kehakiman)
3. Gunseibu (bertugas memulihkan ketertiban dan keamanan)
B. Membentuk Pemerintahan Sipil
Jepang juga membentuk Pemerintahan Sipil untuk
mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan
Jepang yang bersifat kemiliteran.
C. Membentuk Organisasi Sipil
Pada tanggal 20 Maret 1942, Pemerintah Militer
Jepang mengeluarkan UU Nomor 3 Tahun 1942 yang
isinya:
1. Membubarkan semua organisasi pergeakan
nasional yang sudah ada sejak zaman penjajahan
Belanda.
2. Melarang semua aktivitas politik rakyat Indonesia.
3. Rakyat Indonesia hanya boleh aktif pada
organisasi-organisasi yang didirikan Jepang.
Contoh-Contoh Organisasi Sipil:

1. Gerakan Tiga A
Perkumpulan ini memiliki tiga semboyan, yaitu
Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang
Pemimpin Asia.
2. Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA)
Jepang berusaha mengajak tokoh-tokoh nasionalis
untuk menggerakkan seluruh rakyat. Empat Serangkai,
yang terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta,
Ki Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansyur, dipercaya
untuk memimpin gerakan tersebut.
3. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Kebaktian yang dimaksud mencangkup tiga hal,
yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan,
dan melaksanakan suatu tindakan dengan bukti.
4. MIAI dan Masyumi
Jepang lebih ingin bersahabat dengan umat Islam di
Indonesia. Jepang memerlukan kekuatan Islam yang
besar untuk membantu melawan tentara sekutu. Oleh
karena itu, pemerintah Jepang memutuskan untuk
mengaktifkan kembali organisasi MIAI yang
sebelumnya telah dibekukan oleh Belanda.
D. Membentuk Organisasi Militer dan Semimiliter
Organisasi Semimiliter:
1. Seinendan (Korps Pemuda) adalah organisasi para pemuda
yang berusia 14-22 tahun.
2. Seinentai adalah organisasi barisan pelajar yang diperuntukan
bagi pelajar sekolah dasar. Sedangkan Gakutotai adalah
organisasi barisan pelajar yang diperuntukan bagi pelajar
sekolah lanjutan.
3. Keibodan merupakan organisasi semimiliter yang anggotanya
para pemuda berusia 25-35 tahun.
4. Fujinkai adalah organisasi himpunan wanita yang
diperuntukan wanita yang berusia diatas 15 tahun.
5. Barisan Pelopor adalah organisasi yang beranggotakan para
pemuda, baik terpelajar maupun yang berpendidikan rendah.
6. Kaikyo Seinen Teishinti /Hizbullah/Tentara Allah dibentuk
pada tanggal 15 Desember 1944. Hizbullah adalah pasukan
cadangan dan sukarelawan dari pemuda-pemuda Islam.
Organisasi Militer
1. Heiho
Heiho (Pasukan Pembantu) adalah prajurit Indonesia yang
langsung ditempatkan di dalam organisasi militer Jepang, baik
Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Kegiatannya antara lain:
membangun kubu-kubu pertahanan, menjaga kamp tahanan, dan
membantu perang tentara Jepang di medan perang.
2. Pembela Tanah Air (PETA)
Pada tanggal 3 Oktober 1943 secara resmi dibentuklah
PETA. Berdirinya PETA ternyata disambut hangat oleh kalangan
pemuda Indonesia. PETA merupakan pasukan yang berdiri
sendiri lepas dari struktur militer Jepang. Tujuannya adalah untuk
membela dan mempertahankan Indonesia dari serangan Sekutu.
E. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN JEPANG
A. Kebijakan Ekonomi Perang
Setiap daerah harus menerapkan sistem ekonomi autarki,
yaitu sistem ekonomi yang mengharuskan setiap daerah harus
berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri.
Untuk menerapkan pelaksanaan ekonomi perang, pemerintah
militer Jepang mengambil kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
1. Melakukan rehabilitasi sarana ekonomi, seperti jembatan,
jalan raya, alat-alat produksi, transportasi, serta
telekomunikasi
2. Semua objek vital dan alat-alat produksi dikuasai oleh Jepang
dan dibawah pengawasan yang sangat ketat
3. Mengeluarkan beberapa peraturan yang berfungsi sebagai
kontrol terhadap kegiatan ekonomi perang termasuk
ditetapkannya peraturan pengendalian kenaikan harga. Bagi
mereka yang melanggar akan dijatuhi hukuman berat.
B. Pengendalian Di Bidang Pendidikan Dan
Kebudayaan

Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan


pendidikan. Jumlah sekolah dikurangi secara drastis.
Jumlah sekolah dasar menurun dari 21.500 menjadi
13.500 buah. Sekolah lanjutan menurun dari 850
menjadi 20 buah. Jumlah tenaga pengajar murid pun
menurun secara signifikan. Hal ini dikarenakan
pemerintah Jepang lebih berorientasi pada kemiliteran
untuk kepentingan Perang Asia Timur Raya dibanding
pendidikan..
C. Pengerahan Romusha
Romusha adalah kerja paksa untuk membangun sarana dan
prasarana militer Jepang dalam rangka memenangkan Perang Asia
Timur Raya.
Strategi penerapan romusha oleh Jepang antara lain:
1. Pengerahan tenaga kerja romusha mula-mula dilakukan secara
sukarela dengan mempropagandakan Romusha dengan istilah
“Kerja Bakti”, “Kerja Gotong Royong”.
2. Untuk menarik simpati rakyat, Jepang melakukan propaganda
dengan cara membentuk “Barisan Romusha” dengan menampilkan
tokoh-tokoh pemimpin rakyat.
3. Melancarkan kampanye bahwa romusha adalah “Prajurit Ekonomi”
atau “Pahlawan Pekerja”, mereka bukan kuli melainkan pekerja
yang melaksanakan tugas suci dan mulia untuk angkatan perang
Jepang.
Namun dalam kenyataannya, rakyat Indonesia yang menjadi
romusha diperlakukan tidak senonoh tanpa mengenal peri
kemanusiaan.
BAB III
KESIMPULAN

Rakyat menderita karena penjajahan Jepang


DAPAT KITA AMBIL KESIMPULAN, KEDATANGAN
JEPANG KE INDOANESIA MEMBERIKAN DAMPAK
SEBAGAI BERIKUT:
A. Bidang Politik
Dalam bidang politik,jepang melakukan kebijakan dengan
melarang penggunaan bahasa belanda dan mewajibkan
penggunaan bahasa jepang. Struktur pemerintahan dibuat sesuai
dengan keinginan jepang, misalnya Desa dengan Ku, kecamatan
dengan So, kewedaan dengan Gun, kotapraja dengan Syi,
kabupaten denga ken, dan keresidenan dengan Syu. Setiap
upacara bendera lakukan penghormatan kearah Tokyo dengan
membungkukkan badab 90 derajat yang ditujukan pada kaisar
Jepan Tenno Heika. Seperti telah diterangkan diatas bahwa
jepang juga membentuk pemerintahan militer dengan angkatan
darat dan angkatan laut. Pemerintahan itu berada di bawah
pimpinan panglima tertinggi jepang untuk Asia Tenggara yang
berkedudukan di Dalat (Vietnam). Tujuan utama pemerintah
jepang adalah menghapuskan mpengaruh barat dan menggalang
masyarakat agar memihak Jepang.
B. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi
Untuk membiayai perang Pasifik,jepang mengarahkan semua tenaga
kerja dari indonesia.Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-
benteng pertahanan.Mula-mula tenaga kerja dikerahkan dari pulau jawa
yang padat penduduknya. Kemudian dikota-kota dibentuk barisan
Romusha Sebagai sarana propaganda. Saat itu kondisi masyarakat
menyedihkan. Bahan makanan sulit didapat akibat banyak petani yang
menjadi pekerja Romusa. Gelandangan dikota-kota besar seperti
Surabaya, Jakarta, Bandung, dan Semarang semakin tumbuh subur.
Pasar gelap tumbuh dikota-kota besar.
Jepang membentuk Tonarogumi (Rukun Tetangga) untuk memobilisasi
masa dengan efektif. Sementara itu, komunikasi di indonesia
mengalami kesulitan baik komunikasi antar pulau maupun komonikasi
dengan dunia luar, karena semua saluran komunikasi dikendalikan oleh
jepang. Sementara itu,untuk mengawasi karya para seniaman agar tidak
menyimpang dari tujuan jepang, maka didirikanlah pusat kebudayaan
pada tanggal 1 april 1943 di Jakarta, yang bernama Keimun Bunka
Shidosho.
C. Pendidikan
Pada masa pendudukan Jepang, keadaan pendidikan di
indonesia semakin memburuk. Pendidikan tingkat dasar
dikurangi. Hal itu sebagai politik Jepang untuk memudahkan
pengawasan pada pelajar wajib mempelajari bahasa jepang.
Mereka juga mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu
kebangsaan Jepang, Kimigayo. Bahasa indonesia sebagai bahasa
penghantar disemua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran
wajib. Sementara itu, Perguruan tinggi ditutup pada tahun 1943.
Beberapa perguruan tinggi yang dibuka lagi adalah perguruan
tinggi kedokteran(Ika Daigaku)di jakarta dan perguruan tinggi
teknik(Kogyo Daigaku) di Bandung.Satu hal keuntungan pada
masa Jepang adalah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
penghantar. Para pelajar juga dianjurkan untuk masuk
militer.Mereka diajarkan Heiho atau sebagai pembantu prajurit.P
emuda-pemuda juga dianjurkan masuk barisan Seinenden dan
Keibodan (Pembantu Polisi).
D. Birokrasi dan Militer
Dalam bidang birokrasi,dengan dikeluarkanya UU No.27
Tentang aturan pemerintah daerah dan UU No.28 tentang aturan
pemerintah Syu dan Tokubetshu Syi, maka berakhirlah
pemerintahan sementara.Kedua aturan aturan itu merupakan
pelaksanaan struktur pemerintah dengan datangnya tenaga sipil
dari Jepang di Jawa. Pembentukan provinsi yang dilakukan
Belanda diganti dan disesuaikan dengan struktur Jepang, daerah
pemerintahan yang tertinggi, yaitu Syu.
Dengan propagandanya, Jepang berhasil membunjuk
penduduk untuk menghadapi sekutu. Karena itulah mereka
melatih menduduk dengan latihan-latihan militer. Bekas pasukan
PETA itulah yang menjadi kekuatan inti Badan Keamanan
rakyat(BKR), yang menjadi tentara keamanan rakyat (TKR) dan
sekarang dikenal dengan Tentara Nasional Indonesia(TNI).
TERIMA
KASIH
atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai