Anda di halaman 1dari 14

Masa Demokrasi Parlementer

Mykael Betrand Andrian Aqilah Salsabila

Kelompok 4

Nur Khalisa Zaidan Putri Novi


Periodisasi Perkembangan Demokrasi di
Indonesia
Upaya untuk mengembangkan budaya demokrasi terus berjalan dari masa ke masa. Sejak bangsa Indonesia mengikrarkan
proklamasi kemerdekaan dan berdiri sebagai sebuah negara yang merdeka, Indonesia menerapkan sistem demokrasi yang
tertua dengan jelas dalam sila keempat Pancasila. Dalam mewujudkan demokrasi, Indonesia mengalami pasang surut dalam
penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal hendak dilakukan atau diselenggarakan
oleh sebuah negara, seperti misalnya kita mengenal ungkapan “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.

Ungkapan normatif tersebut biasanya diterjemahkan dalam konstitusi pada masing-masing negara, misalnya dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi pemerintahan Republik Indonesia.
Perkembangan Demokrasi saat Orde Lama
Masa ini diawali dengan berlakunya sistem pemerintahan parlementer sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945
hingga 1959. Dinamakan sistem parlementer karena saat itu yang berperan mengelola jalannya pemerintahan adalah kabinet-kabinet
atau parlemen yang dipimpin oleh perdana menteri.

bentuk demokrasi yang pertama diterapkan pada masa ini pun juga dinamai Demokrasi Parlementer atau sering juga disebut Demokrasi
Liberal. Seperti yang dilaporkan oleh Kompas (2022), sebenarnya masa ini merupakan masa kejayaan bagi demokrasi, karena setiap
elemen pemerintahan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dengan baik dalam berpolitik. Hal ini dapat dilihat dari peran lembaga
perwakilan rakyat atau parlemen yang tinggi, pejabat pun bisa dipercaya kinerjanya. Masyarakat memiliki kebebasan berpendapat,
termasuk pers yang bisa dengan berani menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Ketika pemilu, masyarakatnya pun dapat memilih
tanpa ada tekanan-tekanan dari luar.

Namun sayangnya, peran parlemen (DPR) yang tinggi saat itu justru sering menyebabkan kabinet berumur pendek lantaran sering
dijatuhi mosi tidak percaya. Akhirnya, rata-rata umur kabinet-kabinet di masa ini hanya delapan bulan saja hingga akhirnya lengser. Hal
itu pun tidak baik untuk pertumbuhan ekonomi dan politik Indonesia. Karena diikuti dengan kekurangan-kekurangan lainnya, sistem
pemerintahan ini pun akhirnya selesai dan digantikan dengan masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) yang ditandai dengan terpusatnya
kepemimpinan pada presiden saat itu, Ir. Soekarno.
• Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 mulai berlaku dan
menjadi hukum dasar dalam penyelenggaraan ketatanegaraan Republik Indonesia. Setelah proklamasi
kemerdekaan, terjadi banyak gejolak dalam kehidupan pemerintahan negara Republik Indonesia. Oleh karena
itu, pelaksanaan UUD Tahun 1945 sebagai konstitusi negara tidak dapat berjalan secara maksimal. UUD Tahun
1945 hasil sidang PPKI hanya berlaku dalam kurun waktu 18 Agustus 1945–27 Desember 1949.UUD Tahun
1945 yang berlaku pada periode 18 Agustus 1945–27 Desember 1949 terdiri atas tiga bagian, yaitu
pembukaan, batang tubuh, dan penjelasan. Batang tubuh dalam UUD Tahun 1945 terdiri atas 16 bab yang
terbagi dalam 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan. Batang tubuh UUD Tahun 1945
merupakan penjabaran lebih lanjut dari bagian pembukaan. Dalam batang tubuh diatur mengenai lembaga-
lembaga negara, pelaksanaan kekuasaan lembaga negara, dan hak-hak warga negara.
Lembaga negara menurut UUD Tahun 1945 terdiri atas MPR sebagai lembaga tertinggi serta
lembaga tinggi negara, yaitu DPR, BPK, Presiden, DPA, dan MA. Setelah kemerdekaan
hingga akhir tahun 1949, UUD Tahun 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya karena
bangsa Indonesia masih berjuang mempertahankan kemerdekaan. Selain itu, sistem
pemerintahan dan organ-organ pelaksana pemerintahan belum terbentuk sempurna untuk
menjalankan roda pemerintahan secara kukuh. Bentuk negara Indonesia sesuai UUD Tahun
1945 adalah negara kesatuan berbentuk republik. Sistem pemerintahan yang dianut adalah
sistem pemerintahan presidensial. Presiden bertanggung jawab terhadap jalannya
pemerintahan. Presiden sebagai mandataris MPR dan bertanggung jawab kepada
MPR.Berlakunya UUD Tahun 1945 pada periode 18 Agustus 1945–27 Desember 1949 telah
terjadi perubahan praktik ketatanegaraan dalam pemerintahan negara Republik Indonesia .
Penyelenggaraan pemerintahan negara pada kenyataannya tidak sesuai ketentuan dalam UUD
Tahun 1945 sebagai hukum dasar yang mengatur struktur ketatanegaraan Indonesia. Menurut
UUD NRI Tahun 1945 kekuasaan negara dijalankan oleh MPR, DPR, Presiden, DPA, BPK,
dan MA. Akan tetapi, pembagian kekuasaan negara tersebut tidak berjalan sebagaimana
mestinya karena belum terbentuk lembaga-lembaga negara sesuai ketentuan dalam UUD
Tahun 1945. Sejak 18 Agustus–16 Oktober 1945 hanya terdapat Presiden, Wakil Presiden,
menteri, serta KNIP. Kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dijalankan oleh Presiden
dibantu KNIP hingga tanggal 16 Oktober 1945.
Sistem Pemerintahan Parlementer

Jabatan Presiden hanya sebagai Kepala Yang Memiliki Hak Lembaga Eksekutif
Negara, sedangkan untuk Kepala
Prerogatif adalah Perdana Memiliki Tanggung Jawab
Pemerintahan adalah Perdana Menteri Terhadap Lembaga
Menteri
Legislatif
Sistem Pemerintahan Parlementer

Anggota Menteri Memiliki Tanggung Lembaga Legislatif memiliki


Jawab Terhadap Lembaga Legislatif wewenang untuk menurunkan Lembaga Eksekutif dipilih
lembaga eksekutif oleh Lembaga Legislatif
Herbet feith mencatat beberapa segi positif dari pelaksanaan
demokrasi liberal di indonesia antara lain sebagai berikut:

a). DPR dapat berfungsi dengan baik. Banyak hal yang dapat diselesaikan bersama pemerintah.

b). Adanya kebebasan pers dapat menginspirasi rakyat untuk mengeluarkan pikiran atau pendapat.

c). Badan-badan pengadilan mempunyai kebebasan dalam menjalankan fungsi-fungsinya.

d). Pemerintah juga berhasil melaksakan program-progam, seperti pendidikan dan perekonomian.

e). Minimnya ketegangan-ketegangan antarumat beragama

f). Keberhasilan menyelenggarakan KAA telah membawa nama baik indonesia di mata internasional.

g). Cukup meningkatkanya status sosial karena makin bertambahnya jumlah sekolah sekolah.

Aqilah
Adapun kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a) Dominannya politik aliran, artinya berbagai golongan politik dan partai politik ya ada
ternyata lebih mengutamakan kepentingan sendiri atau kelompok daripada
kepentingan umum/bangsa.
b) Landasan sosial ekonomi rakyat masih rendah. Pada itu keadaanekonomi rakyat
masih sangat lemah sehingga mereka lebih tertarik mengurusi perekonomian
daripada perpolitikan.
c) Para anggota konstituante tidak mampu menetapkan dasar negara baru sebagai
pengganti UUDS 1950 yang masih bersifat sementara sehingga permasalahan
menjadi semakin berlarut-larut.

Anda mungkin juga menyukai