Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH POLITIK DAN KEPARTAIAN

Peristiwa Mundurnya Seoharto Dari Jabatan


Presiden Indonesia

Disusun Oleh:
Dea Fitri Handayani 4201913110
Dina Meijilandari 4201913009
Dilla Zainatun 4201913073
Farni Al Idrus 4201913132

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


PRODI ADMINISTRASI NEGARA
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur hendaknya senantiasa kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
dengan judul “Peristiwa Mundurnya Seoharto dari Jabatan Presiden Indonesia”.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Politik dan Kepartaian
yang bertujuan untuk menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi di Indonesia
pada masa orde baru yaitu peristiwa mundurnya Seoharto dari jabatan Presiden
Indonesia.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen mata kuliah Politik dan
Kepartaian yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang juga
sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan
kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Kami harap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
kami dan para pembaca.

Pontianak, 28 Mei 2022

i
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
A. Perkembangan Politik di Indonesia Pada Masa Orde Baru .............................. 3
B. Permasalahan yang Terjadi Pada Perkembangan
Politik di Indonesia (Peristiwa Mundurnya Seoharto Dari Jabatan Presiden
Indonesia)........................................................................................................... 3
C. Solusi/Upaya yang dilakukan Untuk Mencegah Terjadinya Pemerintahan
Seperti Pada Masa Seoharto............................................................................ 7

BAB III PENUTUP (KESIMPULAN)........................................................................11


DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Menurut Aristoteles

Negara terjadi karena penggabungan antara keluarga-keluarga menjadi


kelompok yang lebih besar, kelompok ini bergabung dengan kelompok lain untuk
memenuhi rasa keadilan. Ketika ada keadilan akan menciptakan kebahagiaan dan
negara yang menjunjung nilai keadilan tersebut. Sejumlah warga negara ikut
berpartisipasi dalam kegiatan bermusyawarah. Dengan adanya keadilan
memungkinkan suatu masyarakat dapat berkumpul dengan damai ,tidak adanya
kekerasan dalam kehidupan. Semua dapat berjalan dengan tentram,damai,dan
nyaman. Tetapi, dalam kebersamaan pasti ada seseorang yang mencari
kesempurnaan dan kepuasn pribadi. Tidak mementingkan orang lain.   

2. Menurut Plato

Kebutuhan manusia/ individu yang berbeda dan mereka harus bersatu dan
bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama tersebut. Persatuan dari individu
ini yang kemudian disebut oleh masyarakat sebagai negara. Di dalam kerjasama
dibutuhkan susunan struktur yang identik sebagai ciri khas dari sesuatu individu. 

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan politik di Indonesia pada masa orde baru ?
2. Apa permasalahan yang terjadi pada perkembangan politik di Indonesia?
3. Bagaimana solusi yang dapat diambil dari permasalahan tersebut?

C. Tujuan
Untuk mengetahui perkembangan politik di Indonesia pada masa orde baru
serta, untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi pada masa orde baru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Politik di Indonesia Pada Masa Orde Baru


Memasuki masa orde baru, oleh para ahli politik dan penguasa waktu itu
istilah sistem politik demokrasi terpimpin diubah menjadi sebutan sistem
politik demokrasi Pancasila. Istilah Pancasila digunakan sebagai sumber
segala sumber hukum dan menjadi landasan idil kehidupan politik negara
sedangkan landasan formilnya adalah UUD 1945.
Pada sistem demokrasi pancasila dalam pengisian jabatan politik di
lembaga legislatif menggunakan mekanisme pemilihan umum, di mana
proses pemilihan umum diadakan untuk memilih wakil rakyat yang akan
duduk di lembaga legislatif, yang selanjutnya para anggota legislatif memilih
presiden. Pemilihan umum sepanjang masa orde baru menggunakan
mekanisme sistem proporsional yang dikaitkan dengan stelsel daftar.
Sistem politik demokrasi pancasila ini juga mampu menstabilkan
pemerintahan melalui berbagai strategi kebijakan, seperti strategi fusi partai
politik, penerapan asas tunggal Pancasila dan rekayasa politik di dalam
komposisi lembaga legislatif sehingga banyak program-program
pembangunan dari pemerintahan dapat terwujud dan terlaksana.
Strategi fusi partai politik dilakukan sekitar tahun 1973, melalui kebijakan
yang dibuat presiden dengan menyederhanakan 10 (sepuluh) partai politik
menjadi 3 (tiga) partai politik. Penerapan asas tunggal Pancasila
dimaksudkan dengan keharus an partai politik yang ada untuk menggunakan
1 asas tunggal, yaitu Pancasila, sedangkan rekayasa politik di lembagaan
legislatif dilakukan melalui politik standar ganda, dimana sebagian anggota
lembaga legislatif dipilih melalui mekanisme pemilihan umum dan sebagian
lagi melalui mekanisme pengangkatan oleh presiden.
Strategi-strategi kebijakan politik di atas, ternyata lama kelamaan,
tepatnya terakhir di usia ke 30 tahun menyebabkan sistem politik demokrasi
Pancasila mengalami kemunduran dan keruntuhan, yang begrounnya terjadi
perkembangan kondisi masyarakat domestik dan masyarakat internasional,
yang menunjukkan ketidakpuasan dan cenderung mendesak perubahan
aspek kehidupan dengan slogan istilah reformasi.
Ternyata akumulasi problem pembusukan politik sangat fatal terjadi
melalui pengaturan fusi partai politik dan penerapan asa tunggal Pancasila
serta rekayasa politik dalam kelembagaan legislatif dengan mekanisme
pengangkatan dan pemilihan anggotanya, ditambah lagi dengan rekayasa
hasil pemilu melalui birokrasi menjadi mesin politik bagi pemenangan partai
politik tertentu.
Alhasil kesemuaan rekayasa politik ini memunculkan dominasi kekuasaan
presiden yang mutlak (absolute) dan tanpa batas, yang berimbas pada
terjadinya ketidakseimbangan mekanisme kekuasaan yang berjalan.
Kekuasaan eksekutif (presiden) menjadi besar/kuat, yang otomatis
menjadikan presiden sebagai aktor utama segala keputusan politik
kenegaraan.
2
B. Permasalahan yang Terjadi pada Masa Orde Baru ( Peristiwa Mundurnya
Seoharto dari Jabatan Presiden Indonesia)

Peristiwa Mundurnya Seoharto dari Jabatan Presiden Indonesia


Presiden Soeharto merupakan  Presiden kedua di Indonesia yang
menjabat dari tahun 1966 sampai tahun 1998 menggantikan Presiden
Soekarno. Presiden Soeharto merupakan satu-satunya presiden di Indonesia
yang memiliki masa jabatan terlama yaitu 32 tahun.Yang dikenal dengan
sebutan “Bapak Pembangunan”. Dibawah pemerintahannya Soeharto sukses
menghantarkan Indonesia menjadi negara Swasembada dimana sektor
dibidang pertanian amat berkembang dengan pesatnya melalui progaram
Rapelitanya. Soeharto menjabat sebagai Presiden terlama karena
kemampuannya dalam membangun dan menggelar seperangkat instrumen
penindasan, kemudian melakukan pertukaran dan menciptakan organisasai
yang efektif dalam budaya Indonesia hingga terkenal di dunia.  Sebelum
menjadi seorang Presiden, Soeharto merupakan pemimpin militer pada masa
pendudukan Jepang dan Belanda dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.
Soeharto dilahirkan di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan
Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Pada tanggal 8 Juni 1921 oleh pasangan
Sukirah dan Kertosudiro. Menikah dengan seorang wanita yang bernama
Tien Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947. Dan dikaruniai 6 orang anak
( 3 laki-laki dan 3 perempuan). Selama menjabat menjadi Presiden, Soeharto
di dampingi oleh Hamengkubuwono IX, Adam Malik,Umar W, Sudharmono,
Try Sutrisno dan B.J Habibie. Di dunia internasional, Soeharto sering
mendapat julukan “The Smiling General” atau  “Sang Jenderal yang
Tersenyum”. Soeharto mendapat julukan tersebut karena raut mukanya yang
selalu tersenyum. Saat masa pemerintahannya, Soeharto menggunakan
sistem Pemerintahan Orde Baru. Dimana istilah tersebut digunakan pada
masa setelah pemberontakan Gerakan 30 September pada tahun 1965.
Pemerintahan Orde Baru mulai berlaku setelah dikeluarkannya
SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) oleh Presiden Soekarno.
Dalam masa kekuasaannya, Soeharto membangun negara yang stabil dan
mencapai kemajuan ekonomi dan infrastruktur. Soeharto juga dianggap
membatasi kebebasan warga negara Indonesia keturunan Tionghoa,
menduduki Timor Timur dan dianggap sebagai rezim paling korup dalam
sejarah dunia modern dengan estimasi kerugian negara sekitar 15-35 miliar
dolar Amerika Serikat.
Kelebihan dan Kekurangan Presiden Soeharto saat memimpin menggunakan
Orde Baru, yaitu :

3
Kelebihan Orde Baru :
1. Ada perkembangan GDP per kapita Indonesia, pada tahun 1968 hanya
$70 menjadi lebih dari $1.000 pada tahun 1996.
2. Ada nya Program Keluarga Berencana yang berhasil di rencanakan pada
masa orde baru.
3. Kebutuhan bahan pokok makanan yang tercukupi, sehingga mengurangi
dampak dari kekurangan gizi.
4. Keamanan dalam negari meningkat dan ketat.
5. Menurunya masyarakat yang tidak bisa membaca. Sehingga
pengangguran dapat dikurangi.
6. Sukses Gerakan Wajib Belajar dan Sukses Gerakan Orang Tua asuh.
7. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.

Kelemahan Orde Baru :

1. Ramainya korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang terjadi, terutama di tahun


1990 an.
2. Karena pembangunan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, yang disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat. Terutama di Aceh dan Papua.
3. Sering menebar isu rasian dan kurang menghargai HAM
4. Karena perbedaan pendapat yang tidak merata antara si kaya dan si
miskin menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Si kaya merasa lebih
bagi dalam segala bidang.
5. Kurang ada kebebasan pers sehingga banyak koran dan majalah yang
dibreidel.
6. Adanya program “Penembakan Misterius” (petrus) demi terciptanya
keamanan. Ketika ada seseorang yang menghina Soeharto/ ketika ada
sesorang yang berbeda pendapat dengan Soeharto malam nya orang itu
akan diculik / ditembak secar misterius.
7. Tidak ada nya kebebasan berpendapat.
Pada tanggal 21 Mei 1998 merupakan suatu momen penting dalam sejarah
Indonesia, juga merupakan momen penting bagi Soeharto. Saat itu, dia
menyatakan diri mundur dari kursi kepresidenan. Sebelum kemundurannya
Indonesia mengalami krisis politik dan ekonomi dalam 6 sampai 12 bulan
sebelumnya. Presiden Soeharto mundur karena adanya tuntutan rakyat untuk
mengadakan reformasi di segala bidang, terutama permintaan pergantian
kepemimpinan nasional.  Dengan mundurnya Soeharto juga menandai akhir
dari masa Orde Baru. Berikut ini kronologisnya lengsernya Presiden Seoharto

5 Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR
untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggung jawaban Presiden
yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda
reformasi nasional. Mereka diterima Fraksi ABRI.

4
11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpahi menjadi presiden dan wakil presiden.
14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinrt baru yang dinamai Kebinet Pembangunan
VII.
15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri proses dan kembali ke kampus
karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta
dan negeri melakukan unjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik.
18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Abri Jendral Purn. Wiranto dan
14 Menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa
di Pekan Raya Jakarata namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari
berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri dan Menteri Penerangan Alwi
DAchlan mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
 
2 Mei 1998
Pernyataan itu diralaat dan kemudian dinyatkan bahwa Soeharto mengatkan
reformasi bisa dilakukan sejak sekarang ( tahun 1998-red)
4 Mei 1998
Mahasiswa di Medan,Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga
bahan bakar minyak (2 Mei 1998) dengan demonstrasi besar-besaran.
Demokrasi itu berubah menjadi kerusuhan sasat para demonstrasi terlibat
bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundam Bandung
misalnya,  16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.
5 Mei 1998
Demonstrai mahasiswa besar-besaran terjadi di Medan yang berujung pada
kerusakan.
9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir. Untuk menghadiri pertemuan KTT G-15.
Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
12 Mei 1998
Aparat keamanan menembak empat mahasiswa  Trisakti yang
berdemonstansi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat
berada di halaman kampus.
13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang dan
Bekasi dating ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita.Kegitan itu
diwarnai kerusuhan.

5
14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika
rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di
Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat
perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro,
Goro, Ramayana dan Borobudur.  Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan
itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran
yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
15 Mei 1998
Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia
membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri.  Suasana Jakarta
masih mencekam. Toko - toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih
takut keluar rumah.
16 Mei 1998
Warga asing berbondong - bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di
Jabotabek masih mencekam.
19 Mei 1998
Soeharto memangil Sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid,
Abdurachman Wahid, Malik Fajar , dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama hamper 2,5 jam itu para tokoh membeberkan situasi
terakhir, diamana eleman masyarakat tetap menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu meningajukan pembentukan
Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau
dipilih lagi menjadi presiden. NAmun hal ini tidak mampu meredam aksi
massa, mahasiswa yang dating ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin
banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan
Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan
pagar kawat berduri untuk mencegah mssa masuk lewat komplek Monumen
Nasional namun, pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien
Rais meminta massa tak dating ke Lapangan Monumen Nasional karena ia
khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa. Sementara ribuan
mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung
MPR/DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.
21 Mei 1998
Di istana Merdeka, Kamis pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari
kursi Presiden dan Bj Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.

6
C. Solusi

Presiden Soeharto merupakan  Presiden kedua di Indonesia.


Yang menjabat sebagai Presiden terlama yakni 32 tahun  dari tahun 1966 sampai
tahun 1998 menggantikan Presiden Soekarno. Di masa pemerintahan Soeharto
banyak terjadi kasus Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN) yang terjadi, terutama di
tahun 1990 an. Yang menyebabkan seseorang lebih mementingkan diri sendiri dari
pada orang lain. Dengan terjadinya KKN akan menyebabkan seseorang dengan
mudahnya menebar isu dan kurang menghargai HAM. Selain itu juga Karena
pembangunan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan pembangunan antara
pusat dan daerah, yang disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar
disedot ke pusat. Terutama di Aceh dan Papua. Adanya perbedaaan yang mencolok
anatara si kaya dan si miskin. Adanya program “Penembakan Misterius” (petrus)
sehingga membuat masyarakat enggan berkomentar akan segala hal yang terjadi.
Tidak adanya kebebasan berpendapat masyarakat dalam segala hal . Ketika ada
seseorang yang menghina Soeharto/ ketika ada sesorang yang berbeda pendapat
dengan Soeharto malam nya orang itu akan diculik / ditembak secara misterius. 

Teori Aristoteles menjelaskan Ketika ada keadilan akan menciptakan


kebahagiaan dan negara yang menjunjung nilai keadilan tersebut. Tetapi di dalam
kepemimpinannya, Soeharto tidak memberikan keadilan kepada masyarakat seperti
tidak adanya kebebasan berpendapat sehingga menghambat pers, banyak koran
dan majalah yang dibreidel. Tidak adanya masyarakat yang ikut bermusyawarah.
Didalam kepemimpinannya soeharto lebih mementingkan diri sendiri dari pada
masyarakat. Adanya penembak Jitu yang digunakan kepada masyarakat apabila
melanggar dan tidak mengikuti keinginan Soeharto.
Jadi Masyarakat  tidak bebas dan tidak aman pada saat pimpinan soeharto .

Teori plato menjelaskan keadilan ini yang dianggap aristoteles sangat penting
keadilan menunjuk pada”equality” yang memiliki karakteristik proposional bukan
sekedar asal sama. Di dalam teori ini menujukan bahwa adanya perbedaan yang
menojol antara kaum atas dan bawah( si kaya dan si miskin). Dengan adanya uang
semua bisa berjalan dengan lancar. Contohnya pembangunan yang tidak merata
menyebabkan kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, yang
disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat, terutama di
Aceh dan Papua. Karena perbedaan pendapat yang tidak merata antara si kaya dan
si miskin menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Si kaya merasa lebih
bagi dalam segala bidang.

Lalu masyarakat ingin mengunjuk kepada presiden tapi sayangnya tidak


berani tapi Mahasiswa mengetahui adanya itupun akan berunjuk rasa untuk mencari
kedilan pada 5 Maret 1998- 21 Mei 1998. Semua mahasiswa dari berbagai

7
Universitas turun ke jalan untuk mencari keadilan kepada Presiden. Mahasiwa ingin
adanya pergantian Presiden karena di masa kepemimpinannya banyak terjadi
kekerasan dan sikap,sifat yang tidak profesional di tempatnya. Disaat mahasiswa
berunjuk rasa dengan cara mengepung gedung MPR/DPR tetapi di gedung itu di
jaga ketat oleh aparat kepolisian. Kemudian dari hari ke hari jumlah mahasiswa yang
berunjuk rasa untuk melengserkan jabatan Soeharto sebagai Prsiden semakin
bertambah.

Teori Alenia ketiga yaitu leisure time ( waktu luang ) yang dimaksud
Aristoteles aktivitas-aktvitas yang dapat membangun peradaban budaya, filsafat dan
humanisme. Teori alinea ketiga ini sangat bersangkutan dari pemimin presiden
soeharto sebab semakin banyak orang yang bisa membaca sehingga angka
pengangguran menurun itu adanya gerakan pemerintah. Ada perkembangan GDP
per kapita Indonesia, pada tahun 1968 hanya  $70 menjadi lebih dari $1.000 pada
tahun 1996. Ada nya Program Keluarga Berencana yang berhasil di rencanakan
pada masa orde baru. Dengan adanya program KB ini, diharapkan masyarakat tidak
terlalu mengikuti tradisi kuno yang berbunyi “ Akeh anak, Akeh rejeki” yang memiliki
arti “Banyak Anak , banyak Rejeki” yang pada hakikatnya samua hal itu tergantung
dari nasib dan kerja keras orang tua untuk membiayai kehidupan anak-anaknya.
Kebutuhan bahan pokok makanan yang tercukupi, sehingga mengurangi dampak
dari kekurangan gizi. Dengan kebutuhan bahan pokok berupa makanan dan vitamin
diharapkan masyarakat tidak kekurangan gizi. Keamanan dalam negeri semakin
meningkat tidak ada orang berani bermacam-macam saat pemimpin soeharto
sedang berlangsung sebab kalau berani bermacam-macam banyak orang hilang
entah kemana dan banyak orang di tembak secara langsung dengan penembak
misterius (Petrus), dan Pembangunan Rencana pembangunan lima tahun (Repelita)
sukses dilaksanakan.  Menurunya masyarakat yang tidak bisa membaca. Sehingga
pengangguran dapat dikurangi. Sukses Gerakan Wajib Belajar dan Sukses Gerakan
Orang Tua asuh.nSukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam
negeri.

Teori menurut Plato yakin bahwa pengetahuan itu dapat dicapai, dimiliki
dengan sepenuhnya. Pengetahuan yang sifatnya sempurna dan sebagai objek yang
benar-benar nyata dari bentuk aslinya, baginya ia akan permanen dan tidak akan
pernah berubah dengan kaitan soeharto itu saat memimpin, soeharto sangat jelas
melakukan kasus KKN dan banyak kasus lain-lain. Lalu di ketahui oleh Mahasiswa
yang menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak dengan demonstrasi besar-
besaran yang berubah menjadi kerusuhan saat para demonstrasi terlibat bentrok
dengan petugas keamanan. Aparat keamanan menembak empat mahasiswa
Trisakti yang berdemonstansi secara damai. Keempat mahasiswa tersebut ditembak
saat berada di halaman kampus. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di

8
Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk
menyatakan duka cita.Kegitan itu diwarnai kerusuhan.

  Soeharto memangiil Sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid,


Abdurachman Wahid, Malik Fajar , dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang
berlangsung selama hampir 2,5 jam itu para tokoh membeberkan situasi terakhir,
dimana eleman masyarakat tetap menginginkan Soeharto mundur. Permintaan
tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu meningajukan pembentukan Komite Reformasi.
Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden.
Namun hal ini tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke
Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais
mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati
Hari Kebangkitan Nasional. . Sepanjang jalan di blokade oleh petugas dengan pagar
berduri tapi massa tidak menghiraukan pagar tersebut mahasiswa masih tetap
bertahan untuk mendesak soeharto untuk turun dari jabatannya. Mahasiswa saat
unjuk rasa banyak menelan korban jiwa. Pada 21 Mei 1998 Soeharto  mundur dari
jabatannya beliau di gantikan oleh wakilnya yaitu B.J Habibie. B.J Habibie di sumpah
menjadi Presiden yang ketiga.

Kelengseran jabatan Presdien soeharto sangat tragis bagi Masyarakat atau


Mahasiswa yang menelan banyak korban jiwa tapi usaha mahasiswa tidak sia-sia
karena perjuangnya yang tidak pernah mundur kejadian itu saat turunan Soeharto
yang dinamakan Tragedi Tri Sakti untuk mengingat perjuang-perjuangan Mahasiswa
saat unjuk rasa kepada Presiden yang kedua yang akan di ingat sejarah sampai
sekarang ini yang tidak akan di lupakan oleh siapapun.

Solusi yang dapat kami berikan terhadap pemerintahan pada masa orde baru
oleh Seoharto ini sebagai berikut :

1. Demonstrasi dalam menyampaikan aspirasi boleh saja dilakukan, dengan


catatan tidak membuat kerusuhan yang berujung bentrokan antara demonstran
dengan pihak keamanan.
2. Pihak keamanan dalam menjalankan tugas untuk mengamankan aksi
demonstrasi harus memiliki strategi yang tepat agar eristiwa dimana pahlawan
revolusi tertembak oleh pasukan cakrabirawa ada pemerintahan Orde Lama tidak
terulang kembali, dan pahlawan reformasi peristiwa 12 Mei 1998 dimana empat
mahasiswa Trisakti tertembak oleh pasukan penembak jitu yang sampai
sekarang belum jelas pelakunya dan yang harus bertanggung jawab.
3. Pemerintah seyogianya harus mempertimbangkan aspirasi mahasiswa. Dalam
hal ini pemerintah seharusnya bekerja sama dan mendukung sepenuhnya apa
yang diinginkan oleh mahasiswa. Karena gerakan mahasiswa merupakan

9
gerakan moral yang berfungsi menyampaikan tuntutan masyarakat Indonesia
tanpa ada unsur politk didalamnya seperti politik balas budi atau politik modal.
4. Kunci dari suksesnya suatu gerakan adalah memiliki keorganisasian yang jelas,
memiliki tujuan yang jelas, memiliki orator tangguh yang bisa membakar api
semangat mahasiswa ketika sedang berdemonstrasi, dan kunci utamanya adalah
memiliki massa yang besar karena dengan adanya massa ini demonstrasi yang
dilancarkan akana semakin besar.
5. Gerakan mahasiswa tahun 1998 telah berhasil mewujudkan impiannya dengan
adanya reformasi total. Walaupun reformasi total tersebut membutuhkan proses
yang sangat panjang, akan tetapi dengan turunnya Seoharto dari bangku
kepresidenan seyogianya telah mengakhiri kepemimpinan yang otoriter di
Indonesia. Oleh karena itu, gerakan mahasiswa sekarang ini diharapkan bisa
menyampaikan aspirasi rakyat.
Solusi diatas dimaksudkan agar tidak terjadinya pemerintahan seperti pada masa
kepemimpinan Seoharto.

10
BAB III
PENUTUP (KESIMPULAN)

Pada 5 Maret 1998 sampai 21 Mei 1998 ada tragedi penurunan jabatan
presiden Soeharto oleh Mahasiswa. Karena tragedi ini menyebabkan banyak korban
jiwa yang berjatuhan . Seharusnya Soeharto tidak mementingkan diri sendiri, harus
bisa mengontrol masyarakat sehingga kejadian tersebut tidak terjadi dengan cara
berunding dengan mahasiswa dan masyarakat. Apabila soeharto melihat dan
menggunakan teori plato dan aristoteles kejadian tersebut dapat dihindari.

Sebagai pemimpin yang baik seharusnya mendengarkan keinginan rakyat.


Mengapresiasi masyarakat, memberikan hak-hak masyarakat, memberikan
kebebasan berpendapat,menyatakan keinginan, kebebasn pers dan
bermusayawarah, sampai saat ini kejadian lengsernya Presiden Soeharto masih
dikenang oleh masyarakat karena merupakan salah satu kejadian sejarah yang
sangan tragis dan di kenal Tri Sakti oleh Rakyat Indonesia dan tidak akan di lupakan
untuk mengingat perjuangan pahlawan mahasiswa untuk keturunan jabatan
Presiden Soeharto

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, A. (2017). Filsafat Moral (Pergumulan Etis Keseharian Hidup Manusia )

Buku diskursus filsafat pancasila dewasa ini.

https://id.wikipedia.org/wiki/Soeharto

https://nasional.kompas.com/read/2008/01/27/16234932/
Kronologi.Kelengseran.Soeharto..Mei.1998

12

Anda mungkin juga menyukai