Disusun Oleh ;
Reni Marsalinda
22042291
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan
karunia-Nya pula penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Periodesasi Perkembangan
Sistem Politik Indonesia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak dosen mata kuliah Sistem Politik Indonesia
yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau,
mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.
DAFTAR ISI
Bab I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………….i
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….1
C. Tujuan Makalah……………………………………………………………………………....1
Bab II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………...ii
A. Periode Demokrasi Parlementer………………………………………………………………2
B. Periode Demokrasi Terpimpin………………………………………………………………...2
C. Periode Orde Baru……………………………………………………………………………..3
D. Periode Reformasi……………………………………………………………………………..5
Bab III PENUTUP……………………………………………………………………………………iii
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang besar dan kompleks, telah mengalami berbagai
perkembangan dalam sistem politiknya sejak era kolonial hingga era reformasi.
Perkembangan ini tidak selalu berjalan mulus, dan seringkali diwarnai oleh krisis dan
konflik politik yang mempengaruhi stabilitas negara. Oleh karena itu, penting untuk
memahami periodesasi perkembangan sistem politik di Indonesia untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan tersebut dan
menemukan solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas sistem politik di
Indonesia. Makalah ini akan membahas periodesasi perkembangan sistem politik di
Indonesia dari masa kolonial hingga era reformasi, serta analisis kelebihan,
kekurangan, dan tantangan sistem politik Indonesia saat ini. Selain itu, makalah ini
juga akan membahas upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
sistem politik di Indonesia, seperti pendidikan politik, partisipasi masyarakat, dan
penguatan lembaga-lembaga negara. Dengan pemahaman yang lebih mendalam
tentang sistem politik di Indonesia, diharapkan dapat membantu masyarakat,
akademisi, dan pemerintah dalam memperbaiki sistem politik yang lebih efektif dan
efisien bagi negara.
B. Rumusan Masalah
Apa saja periode perkembangan sistem politik Indonesia?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang periodesasi perkembangan sistem politik di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Periode demokrasi parlementer
Periode ini merupakan periode yang unik dalam kehidupan politik Indonesia.
Meskipun secara keseluruhan, periode ini disebut periode parlementer, namun selama
kurun waktu 1945-1949, Indonesia memakai UUD 1945 yang menganut sistem
presidensil. Pada masa ini terdapat dua sistem kabinet yang pernah muncul dalam
pelaksanaan tugas-tugas eksekutif, yaitu presidensil dan perlementer. Dari 8 kabinet
(dengan mengecualikan kabinet darurat Sjafruddin Prawiranegara) yang pernah
muncul dalam periode 1945-1949, terdapat 3 kabinet persidensil dan sisanya kabinet
parlementer.
Tentu saja isu reformasi birokrasi hanya menjadi wacana yang diproduksi oleh
masyarakat. Serangkaian reformasi birokrasi yang dilancarkan oleh pemerintah Orde
Baru tetap dalam pagar-pagar otoritarian, dan tetap saja bersifat kosmetikal, terutama
untuk mengurangi tekanan publik. Birokrasi era Orde baru ditata secara hirarkis dan
konsentris sebagai bagian yang interen dari pemeliharaan status quorezim otoritarian
yang dibangun oleh Soeharto.
D. Periode reformasi
Dominasi eksekutif era Orde baru telah menggorogoti sistem politik Indonesia dan
mengalami berbagai krisis. Beranjak dari kenyataan ini, satu terobosan yang
dilakukan MPR pasca Orde Baru adalah melakukan amandemen terhadap berbagai
ketentuan dalam UUD 1945 yang sarat executive heavy. Beberapa perubahan
mendasar diantaranya pembatasan masa jabatan presiden hanya sampai dua kali,
adanya penegasan konsultatif presiden dengan DPR dalam hal menentukan pimpinan
MA, BPK, KSAD, KSAU, KSAL serta Kapolri. Dengan demikian, eksekutif pasca
orde baru tidak lagi memiliki kekuasaan politik yang lebih besar dibandingkan
lembaga-lembaga politik lainnya.
Masalah yang serius adalah birokritisasi politik dan politisasi birokrasi. Birokratisasi
politik merupakan upaya penguatan birokrasi yang harus dipertahankan, karena
birokrasi yang kuat adalah pilar institusional politik dan kuatnya Negara di hadapan
masyarakat. Birokrasi yang kuat juga menjadi pilar bagi stabilitas demokrasi. Hanya
saja, birokratisasi politik harus direvitalisasi sehingga lebih sehat dan professional,
dan yang jelas bahwa birokratisasi dilakukan secara netral untuk kepentingan
penguasa secara pribadi.