PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak hanya berbicara tentang ritual atau perintah atau halal dan haram, akan tetapi juga
bermasyarakat, sehingga dapat menghasilkan tatanan yang sesuai dengan nilai agama
Dalam kehidupan, agama dan politik terdapat dua aspek yang mendasar.
Hubungan antara agama dan politik bukanlah hal yang baru dikaji, permasalahan
hubungan antara kedua aspek tersebut sudah ditelaah oleh para filosof maupun teolog
sepanjang sejarah (Nurchalis madjid, 1985). Keduanya dapat dipahami sebagai tatanan
kehidupan bagi manusia secara umum. Dalam konteks politik praktis, agama bukan saja
digunakan menjadi kedok agar mendapat kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat
belaka, melainkan harus berjalan sebagaimana mestinya. Sama halnya juga dengan
politik, politik bukan hanya dimaknai sebagai media dalam mendapatkan kedudukan
dan otoritas formal dalam struktural kekuasaan tentang dunia, melainkan sebagai jalan
Islam merupakan agama terbesar di dunia dan memiliki sejarah yang panjang
tentang praktik politik. Peradaban yang dibangun oleh Rasulullah SAW sebagai Rasul
yang menyebarkan agama Islam, memberikan dobrakan politik yang membuat Islam
tersebar di seluruh dunia. Hal ini terbukti dengan karakteristik awal masuk dan
Bukti betapa jayanya politik Islam pada saat itu adalah penaklukan kota
Madinah. Madinah didirikan dan dipimpin oleh Rasulullah SAW, Robert N. Bellah
mengungkapkan, sistem yang dibangun oleh Nabi yaitu “A Better Model For Nation
Community building Than Might be Imaged” yaitu sebuah model bangunan komunitas
nasional modern yang lebih baik. Model pembangunan dinamakan dengan “modern”,
penerimaan pemimpin terkait dengan penilaian yang sesuai dengan kemampuan para
Madinah termaktub dalam dokumen termasyhur yang pernah ada, yaitu Piagam
Madinah, yang dikenal juga oleh para sarjanawan modern sebagai Konstitusi Madinah.
Piagam Madinah adalah manifestasi politik pertama Islam yang dipimpin oleh
Rasulullah SAW, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menjadikan masyarakat
yang harmonis, sejahtera dan adil di atas perbedaan suku, bangsa, bahasa dan agama
perbedaan. Salah satu tokoh guru bangsa Gus Dur menyebutkan bahwa Pancasila
Piagam Jakarta, dan pada sidang konstitusi. Permasalahan itu yang akhirnya
yang ada di Indonesia dan tata pemerintahan yang mengikut sertakan masyarakat dalam
dalam pemerintahan baru saja terwujud ketika orde lama tumbang oleh gerakan
Nasionalis. Dasar pembentukan setiap partai berbeda-beda, salah satunya adalah dasar
pembentukan berbasis agama seperti partai PPP, PKS, PKB dan lain sebagainya yang
menjadikan ajaran politik Islam sebagai acuan. Partai-partai yang lahir berupaya
Pemilihan umum adalah salah satu bentuk demokrasi yang paling diterapkan di
Indonesia dengan asas “LUBER” (Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia) yang diatur
pemimpin atau wakil-wakilnya untuk duduk di kursi pemerintahan. Pada ajang ini
setiap pemilihan umum yang ada di Indonesia baik di tingkat daerah maupun tingkat
nasional sebagai bentuk usaha partai untuk menciptakan nilai-nilai Islam di dalam
pemerintahan Islam. Selain para partai ada juga tokoh-tokoh agama yang ikut juga
salah satu calon pemimpin Indonesia. Geliat Tokoh Muslim untuk memberikan
Hal tersebut juga terjadi pula di Manggarai, Nusa tenggara Timur. Dengan
Muslim dalam Partai Politik sangat minim. Tercatat terdapat 23.390 dari 319.607 jiwa
yang sedikit juga berdampak pada representasi pemimpin muslim pula di Manggarai
khususnya yang menjadi Bupati dan Wakil Bupati (Sumber: data layanan urusan
keagamaan Kemenag, Kab. Manggarai tahun 2019 dan data Badan Pusat Statistik Kab.
Bupati dan wakil Bupati di Manggarai tercatat dipimpin oleh bupati yang
beragama Nasrani. Sejarah Manggarai mencatat belum ada perwakilan umat muslim
yang terpilih menjadi Bupati ataupun Wakil Bupati. Gambaran utama ini kemudian
menjadi menarik untuk dijadikan kacamata dalam memandang Islam dan urusan
sejauh ini masih dalam wilayah pemilihan DPRD. Pada pemilihan DPRD tahun 2019
terpilih salah satu tokoh muslim yang diiusung oleh partai PKS melalui dapil
Kecamatan Reok. Hal ini menunjukkan adanya gairah dan keterlibatan kelompok
muslim untuk menggiring opini ataupun mengajak secara langsung kepada kelompok
muslim lainnya untuk memilih pemimpin yang seagama maupun yang mampu
merealisasikan nilai-nilai agama, selain PKS ada juga partai PKB yang diharapkan
mendapatkan kursi legislatif di Kabupaten Manggarai, akan tetapi hasilnya tidak sesuai
dengan ekspektasi.
akan diselenggarakan, tim sukses para pasangan tentunya telah dibentuk untuk
mendapatkan suara rakyat Manggarai, tidak terkecuali suara kelompok Muslim. Pada
pemilihan kali ini, tidak terdapat calon bupati atau wakil bupati yang beragama muslim,
akan tetapi partisipasi kelompok muslim sangat tinggi dalam menentukan pemimpin
Manggarai kedepannya.
2020 ini sangat signifikan, terlihat dari adanya keterlibatan imam masjid, tokoh PHBI
maupun tokoh agama lainnya yang turut mendukung dan menyuarakan untuk memilih
salah satu kandidat bupati dan wakil bupati. Tidak sampai disitu saja salah satu ketua
PHBI kecamatan Reok turun langsung sebagai ketua tim pemenangan pasangan H2N.
tanpa adanya diskrimansi Agama, suku, dan ras, yang selama ini sering muncul ketika
Maka dari itu, dari keterliban kelompok muslim tersebut peneliti tertarik untuk
memilih pemerintah yang pro atau mendengar aspirasi muslim dalam pemerintahan
walaupun tidak melalui calon bupati dan wakil bupati yang beragama Muslim, dengan
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi kelompok minoritas dalam aktifitas
C. Tujuan Penelitian
D. Kerangka Teori
1. Partisipasi Politik
demokrasi di Indonesia dan hal tersebut sangat berkaitan dengan partisipasi politik dari
masyarakat itu sendiri. Sebuah buku yang berjudul “The Civic Culture” Almond dan
secara umum, agar dapat hidup berdampingan dengan nuasa demokrasi yang stabil.
Meskipun diakui bahwa ada batasan dan penghalang dalam menjalankan demokratisasi
Dalam sistem demokrasi partisipasi politik merupakan sebuah aspek yang harus
ataupun kelompok yang turut berperan aktif dalam politik yakni dengan cara ikut serta
dalam pemimpin, dan secara tidak langsung juga ikut dalam memberikan sumbangsih
disampaikan oleh Huntington dan Nelson yaitu jika partisipasi politik merupakan
aktivitas masyarakat untuk memberikan pengaruh terhadap sebuah kebijakan yang akan
diambil oleh pemerintah, yang sifatnya dapat berupa individu, kolektif, spontanitas,
mantap ataupun sporadis, lembut atau keras, maupun secara legal ataupun ilegal
organisasi masyarakat, parpol, dan lembaga perwakilan rakyat hingga pada sistem
Secara lebih lanjut, partisipasi politik berkembang dengan opini public dan
kekuatan massa jadi media masa penuh dengan tuntutan masyarakat di tempat public
dan kantor lembaga politik penuh dengan demonstran. Aktivitas tersebut biasanya
berbentuk orasi maupun mogok makan. Dengan aksi tersebut masyarakat menunjukkan
kekuatan massa.
politik merupakan aktivitas individu ataupun kelompok yang dilakukan dengan efektif
atau tidak efektif, secara sopan atau tidak sopan dalam rangka keikutsertaan dalam
Teori partisipasi politik ini digunakan oleh peneliti dalam dengan maksud untuk
melihat partisipasi politik kelompok muslim manggarai dalam rangka Pilkada tahun
2020. Fokus kajian teori ini lebih kepada langkah yang dilakukan oleh kelompok
muslim dalam hal ini tokoh muslim dalam mengambil langkah strategis dalam
Banyak sekali bentuk partisipasi politik, akan tetapi lebih terlihat kepada
berbagai kegiatan politik yang dilakukan. Bentuk partisipasi politik yang sering
dijumpai dan digunakan adalah hak untuk memilih kepala daerah, perwakilan rakyat
politik maupun presiden dalam pemungutan suara. Dan berikut adalah beebrapa bentuk
1) Partisipasi Individual
2) Partisipasi Kolektif
administratif
4) Partisipasi Inkonvensional
Secara umum, partisipasi politik rakyat terbagi menjadi yang sifatnya mandiri,
keinginannya sendiri, hal tersebut biasanya karena individu tersebut memiliki rasa
tanggung jawab dalam kehidupan politik ataupun karena dorongan dari keinginan untuk
merealisasikan cita-cita kelompok yang diikuti. Partisipasi yang bersifat mandiri juga
bisa dilaksanakan atas dasar permintaan ataupun dimotori oleh orang lain atau
kelompok. Partisipasi yang digerakkan atas dasra dorongan ini disebut partispasi yang
dari kegiatan ini ialah mengikuti kampanye partai politik, menyalurkan hak
politik supaya turut serta dalam permasalahan yang terkait dengan aktivitas
politik.
dan pejabat, atau dengan cara menghubungi via media elektronik atau lainnya
menghabiskan waktu dan umumnya tidak dilakukan dengan keinginannya sendiri atau
atas dasar dorongan orang lain dan sebaliknya orang yang memiliki intensitas tinggi,
indvidu meluangkan waktu yang banyak untuk terlibat dalam aktivitas politik (Mariam
Budiarjo, 1998)
Menurut Davis, tujuan dari partisipasi politik yaitu untuk memberikan pengaruh
terhadap para penguasa baik dalam artian menguatkan ataupun menekan. Dengan
tersebut sangat berasalan sebab target dari partisipasi politik yaitu lembaga politik
yang berbeda pula. dan langkah pemenuhan kebutuhan tersebut direfleksikan berbentuk
kegiatan, yang tentu saja kebutuhan yang tidak sama akan menghasilkan aktivitas yang
tidak sama juga. Begitupun partisipasi politik adalah upaya masyarakat untuk
(Sastroatmodjo, 1995) :
yang berpangaruh terhadap tingkat partisipasi dari seseorang. Kesadaran politik adalah
kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara. Hal tersebut terkait
menyangkut minat dan perhatian individu atas lingkungan masyarakat dan politik
dapat dipercaya dan mendukung rakyat ataupun tidak, lebih lanjut jika tingkat
pendidikan, jenis kelamin dan profesi sangat mempengaruhi partisipasi politik dari
seseorang.
merupakan hak. Akan tetapi yang sering terjadi adalah adanya benturan dengan ataupun
bertentangan dengan politik yang ada di negara terkait. Benturan yang dimaksud adalah
tingkat sosialisasi politik yang dikembangkan oleh negara yang berbeda-beda, sehingga
tingkat partisipasi masyarakatnya juga beragaman. Bahkan dalam berperan serta dalam
Partisipasi politik yang tidak sama antara masyarakat yang satu dengan yang
lainnya, hal tersebut juga ditandai dengan tingkat partisipasi politik yang variatif. Sikap
politik masyarakat yang bervariasi biasanya dengan wujud sikap apatisme, sinisme,
alienasi, dan anomi. Berbagai wujud ini muncul akibat kurangnya pengatahuan hingga
kebencian terhadap sistem yang dibangun oleh negara (Rafael Raga Maran, 2001).
Apatisme politik merupakan sikap seseorang yang tidak tertarik (undur diri)
ataupun tidak memiliki fokus terhadap seseorang, kondisi ataupun peristiwa umum
ataupun khusus yang ada didalam masyarakat. Apabila dikontekskan dalam politik
orang yang memiliki sikap apatis adalah seseorang yang tidak peduli atas kegiatan
politik ataupun sikap politiknya adalah golput. Hal ini biasanya dikarenakan adanya
tindakan seseorang dengan penuh kecurigaan, individu seperti ini berasumsi jika politik
adalah permasalahan kotor, dan mereka juga beranggapan jika para politisi yang ada
tidak bisa dipercaya, dan kekuasaan dikuasai oleh pihak-pihak yang tidak bermoral
Alinesi politik adalah rasa keterasingan individu dari kehidupan politik dan
pemerintah, orang ini biasanya beranggapan bahwa dirinya tidak diperhatikan oleh
sangat kecil bahkan akhirnya dapat bersikap apatis terhadap kegiatan politik di
masyarakat.
Anomi politik merupakan rasa kehilangan nilai dana rah kehidupan jadi tidak
orang tersebut kehilangan motivasi dan tidak dapat membuka diri terhadap lingkungan
ditemui pemilih Muslim ini yaitu kebingungan politik yang diakibatkan oleh
ketidakpastian dari situasi politik. Berbagai persoalan umum dunia politik misalnya
saja adanya korupsi, terjerat hukum, serta politisasi agama membuat masyarakat
muslim cenderung apatis dengan situasi politik masa kini terlebih hal itu terjadi pada
kalangan muda Islam kecamatan Reok. Ditambah lagi dengan masalah regional seperti
faktor hegemoni kelompok kepentingan yang begitu kuat sehingga memicu terjadinya
menguntungkan sebagian pihak dan begitu juga dengan proses Pilkada itu sendiri.
Kemudian pendidikan politik yang minim juga menjadi permasalahan yang
serius bagi para pemilih pemula di kalangan umat Islam. Walaupun banyak upaya sudah
dilakukan yakni dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan akan tetapi hal tersebut
perlu diimbangi dengan adanya tindak lanjut dari program yang dilakukan. Tentunya
para pemilih pemula yang dikategorikan kepada para remaja lulusan Madrasah Aliyah,
Akhirnya suara pemilih pemula akan mudah dibeli yakni dengan adanya politik uang
dan pemberian sembako. Sehingga partisipasi pemilih pemula dalam pemilu hanya
Perubahan makna dan fungsi politik akan terjadi jika pendidikan politik di
kalangan pemilih pemula sangat rendah. Sehingga banyak sekali pihak-pihak terkait
misalnya saja media, partai politik, KPU, dan lembaga pendidikan mempunyai peran
dan tanggung jawab dalam memberikan pemahaman dan pembinaan politik kepada
para pemilih pemula di kabupaten Manggarai secara umumnya dan di kalangan muslim
Menurut Mayron Weiner setidaknya ada lima hal menimbulkan gerakan kearah
partisipasi yang lebih luas dalam proses politik, yaitu sebagai berikut.
1) Modernisasi
media komunikasi masa. Pada saat masyarakat kota baru yaitu buruh,
banyak dari kelompok tersebut untuk turut serta dalam kekuasaan politik.
Ketika lahir sebuah kelas pekerja baru dan kelas menengah yang meluas juga
masyarakat untuk menggugah tuntutan atas partisipasi masa yang luas dalam
dari kelas sosial lain. Pengaruh ini ide demokrasi sudah menyebar ke
masa dan hal tersebut akan berakibat pada terjadinya mobilitas yang
menuntuk supaya hak mereka dapat terpenuhi. Sehingga kelas menengah
dalam perlawanan kaum aristocrat sudah menarik hati kaum buruh dan
kebudayaan.
Selain partsipasi politik sebagai landasan teori utama dalam penelitian ini,
peneliti juga menggunakana dua model teori lainnya sebagai pendukung temuan dalam
1. Strategi Politik
dalam memahami bentuk strategi politik kelompok muslim di kecamatan Reok pada
pemilihan kepala daerah Kabupaten Manggarai tahun 2020. Politik berlangsung dalam
dua dimensi, yaitu dimensi pluralisme sosial dan konflik, sehinga hal itu berpengaruh
pada model demokrasi yang secara tidak langsung memberi legitimasi pada
pengelolaan perbedaan serta konflik. Selain menjadi ruang bagi warga negara agar
terlibat secara penuh dalam upaya membingkai kesejahteraan bersama, demokrasi juga
menjadi fondasi bagi warga negara dalam menjalankan keaktifan politik guna
kesejahteraan akan umum mampu tercapai dengan meletakan warga negara sebagai
pemandu jalannya kehidupan bernegara, dimana dengan kata lain, demokrasi adalah
faktor utama dalam perwujudan kemaslahatan umum. Maka inilah yang kemudian
menjadi acuan utama bagi negara demokratis yang didalamnya menjamin keaktifan
warga negara ‘demos’ untuk selalu memberi tuntutan politik dan dirumuskan dalam
dalam sistem politik kontemporer, hal ini ditunjukan melalui aktivitas politik mampu
dikatakan berhasil selama demokrasi mampu mengubah rakyat atau yang banyak
menjadi ‘demos’ (warga negara yang aktif). Dimana, demos yang dimaksud ialah suatu
hakikat politis yang hidup dalam diri manusia melalui wicara, tindakan, dan karya
(Hanna, 1995; Riyadi, 2013 dalam Teredi, 2021). Lebih lanjut, dalam konsep politik
ruang bagi siapa saja untuk berbicara dan bertindak termasuk kelompok minoritas.
Dengan model kerangka pemikiran demikian, maka solidaritas merupakan salah satu
basis utama dalam mengidentifikasikan terkait identitas dalam masyarakat, yang jga
kemudian diartikan bahwa identitas menjadi entitas penting dalam memahami konsep
demokrasi liberal.
2. Perilaku Pemilih
Selain partisipasi politik, peneliti juga menggunakan teori perilaku pemilih
dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisa faktor pendorong
partisipasi kelompok muslim dalam Pilkada tahun 2020. Sejalan dengan itu, para ahli
ilmu politik menyebutkan bahwa aktivitas para individu pada pemungutan suara dalam
behavior). Harold F. Gosnell (1934. Hlm 287) memberikan batasan menjadi berikut:
“Pemungutan suara artinya, proses dimana seseorang individu dalam suatu komunitas
keputusan diantara anggota -anggota kelompok itu dalam rangka pemilihan seorang
dengan bahwa, konsep voting merupakan aktivitas pengambilan suara dari satu dan
individu lainnya guna turut berpartisipasi dalam aktivitas politik”. Singkatnya, voting
behavior dapat diartikan dalam bentuk keikutsertaan masyarakat suatu negara dalam
kegiatan pemilihan umum yang dikemas dalam serangkaian aktivitas politik dalam
membuat keputusan, yakni apakah ikut menentukan keputusan atau tidak menentukan
keputusan selama proses pemilihan umum berlangsung. Menurut Afan Gaffar (1992),
dalam menganalisa perilaku pemilih (voting behavior), serta juga guna menjelaskan
pilihannya didasarkan pada tiga model pendekatan yang diantaranya ialah; pendekatan
politik.
tidak mampu mengukur secara tepat sejumlah indikator kelas sosial, seperti;
tertentu pada suatu partai politik, namun tidak sampai pada penjelasan
politik atau kandidat tertentu dan tidak untuk partai politik juga kandidat
psikologis.
pilihan yang ada. Lalu, dari pilihan-pilihan tersebut, individu atau kelompok
masyarakat akan memilih pilihan yang dianggap dapat membawa
berbagai sudut pandang. Segala yang dilakukan atau dimiliki oleh para
pasangan calon akan menjadi bahan pertimbangan untuk memilih atau tidak
pendekatan ini adalah melalui proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh
calon atau partai politik sebagai upaya untuk memperkenalkan diri dan
pemilih, artinya dalam pendekatan ini pemilih baik itu individu maupun
E. Kerangka Berpikir
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah rangkaian alur berpikir dan konsep singkat dengan
melebar dan menghadirkan asumsi ganda. Adapun defenisi konseptual dalam penelitian
ini yaitu:
a. Pemilihan Umum (Kepala Daerah)
koordinasi KPU dan diikuti oleh semua masyarakat yang mempunyai hak
suara.
b. Partisipasi Politik
hal ini upaya yang dilakukan oleh kelompok muslim manggarai dalam
Yang dimana merupakan segala bentuk dari aktifitas politik masyarakat atau
2. Alur Berpikir
PARTISIPASI POLITIK
Gambar
1.1.Alur
2020 dan
BENTUK PARTISIPASI FAKTOR PARTISIPASI
Peran
Umat
Muslim
F. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan cara
yang terjadi di lapangan dan mencari fakta empiris tentang suatu peristiwa yang terjadi
(L. J. Moeleng, 2007). Dalam hal ini penelitian kualitatif cocok untuk digunakan untuk
mengetahui fakta lapangan tentang peran kelompok muslim dalam pertarungan politik.
Peneliti mencoba menggali bagaimana upaya, pola, dan langkah yang dilakukan oleh
kelompok muslim sehingga pemimpin yang dipilih adalah pemimpin yang dapat
2. Lokasi penelitian
yaitu:
a. Observasi
berada bersama dengan objek yang sedang diteliti. (Rahman, 1999) Dalam
kedua pasangan calon, dan kemudian pada bulan November hingga pilkada
salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati. Obsevasi yang
masjid, tokoh PHBI Kecamatan Reok dan tokoh agama (muslim) lainnya.
b. Wawancara
Dalam hal ini peneliti mewawancarai para tokoh Agama dan tokoh
masyarakat yang termasuk didalamnya adalah imam masjid, ketua PHBI,
peneliti apa yang menjadi pilihan para imam masjid dapat mempengaruhi
daerah sangat signifikan yaitu menjadi salah satu ketua tim pemenangan
muslim pada umumnya dapat dipengaruhi oleh suara atau pendapat yang
bersangkutan
data yang terkait dengan catatan transkrip, buku, surat kabar, prasasti,
notulen, surat dan yang lainnya adalah teknik dokumentasi (Ari Kunto
(2002). Dalam hal ini peneliti melampirkan dokumentasi hasil pemilu dari
4. Jenis Data
a. Data Primer
penelitian ini data primernya adalah hasil wawancara dan dokumen dengan
Bapak Abdul Majid yang merupakan Ketua PHBI Kecamatan Reok, Usman
b. Data Sekunder
jurnal, berita online, maupun buku. Dimana data sekunder yang peneliti
gunakan di sini adalah data yang didapatkan dari media online, dokumen
Berikut beberapa alur analisa data yang peneliti lakukan agar mudah
a. Reduksi Data
Dalam hal ini peneliti menfokuskan penelitian agar tidak keluar dari
memilih dan meyeleksi setiap data yang ditemukan selama masa observasi
b. Penyajian Data
penelitian di lapangan. Data tersebut ada yang berupa dokumen tertulis, data
d. Menarik Kesimpulan
Dan pada bagian akhir dari penelitian ini, peneliti melakukan pengkajian
kembali atas temuan dilapangan baik yang berupa data, dokumen maupun
6. Keabsahan Data
dengan cermat menggunakan teknik yang tepat akan menghasilkan sebuah penelitian
datanya, teknik yang digunakan peneliti adalah triangulasi. Triangulasi yang dimaksud
yaitu teknik yan digunakan untuk memeriksa data dengan menggunakan sebuah hal
Triangulasi dengan sumber digunakan oleh peneliti yang artinya membandingkan dan
mengecek balik tingkat kepercayaan dari sebuah informasi yang didapatkan dari waktu
serta alat yang tidak sama, dengan langkah yang ditempuh peneliti antara lain;
dari individu yang lainnya yang juga bersinggungan dengan topik penelitian.