Jawaban
1. Kajian pustaka atau literature review merupakan uraian tentang teori, temuan, dan bahan
penelitian lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian saat menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah
yang ingin diteliti. Kajian pustaka mengupas teori dan konsep untuk mendukung hipotesis
penelitian (Purwana & Wibowo, 2017).
Secara filosofis, penulisan ilmiah pada kajian pustaka (literature review) merupakan
penelusuran ilmiah (scientific exploration), mengkaji berbagai teori dan konsep secara
kritis, yang hasilnya dijadikan dasar untuk membangun kontruksi pengetahuan
(Syaefullah, 2015). Proses penulisan kajian pustaka diawali dengan menginformasikan
perlunya kajian kritis terhadap masalah penelitian dan pertanyaan penelitian berdasarkan
teori-teori yang relevan. Kemudian, menjelaskan tujuan kajian pustaka guna menetapkan:
(1) variable-variabel penelitian; dan (2) perumusan kerangka pemikiran (conceptual
framework). Adapun tujuan pustaka adalah sebagai berikut (Purwana & Wibowo, 2017):
1. Memaparkan hubungan dari sumber pustaka yang terkait dengan topic tulisan;
2. Mengidentifikasi cara baru dalam menerjemahkan dan mempersempit jarak yang ada
dalam penelitian-penelitian sebelumnya;
3. Menyelesaikan konflik Antara penelitian-penelitian sebelumnya yang saling
kontradiksi;
4. Memandu langkah lanjutan untuk penelitian selanjutnya;
5. Menempatkan pekerjaan atau penelitian orisinil Anda dalam konteks literature yang
telah ada;
2.
Meningkatkan Keterampilan Membaca pada Siswa Kelas Rendah di SDN 8
Rancaekek
Soenardi Aditiya
857424779
Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar
PGSD Universitas Terbuka
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri dari beberapa aspek
perlakuan dan pengamatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemulaan melalui metode bermain pada siswa kelas I SDN 8 Rancaekek. Penelitian
dilaksanakan di SDN 8 Rancaekek, melibatkan 17 orang siswa terdiri atas 12 orang laki-
laki dan 5 orang perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus.
Dimana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh daya serap individual 57,72% dana
ketuntasan belajar klasikal 23,52%. Dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan
perolehan daya serap klasikal 78,31% sedangkan ketuntasan belajar klasikal 88,2%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwan pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain dapat meninngkatkan kemampuan soswa membaca permulaan di kelas I SDN 8
Rancaekek.
Kata Kunci : Membaca Permulaan dan Metode Bermain
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar,
hal ini terlihat dalam Standar Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu
kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2006;),
khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa SD karena kemampuan
membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak
mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran utnuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam
menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran,
buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Siswa
terserbut akan lamban sekali dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan
belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca mutlak dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat
berguna bagi siswa dalam mengembangkan diri. Hal ini diperlukan pembelajaran
membaca sejak usia dini. Melalui pembelajaran membaca guru dapat berbuat dalam
proses mengindoonesiaan anak-anak Indonesia. Syafi’ie, (1999 : 77) menyatakan
bahwa “pembelajaran membaca di kelas satu dan di kelas dua (kelas rendah)
merupakan pembelajaran membaca tahap awal, yang diperoleh siswa di kelas rendah
akan menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas berikutnya”.
Keterampilan membaca adalah keterampilan dalam memahami suatu bacaan yang
difokuskan pada kata dan kalimat yang dibaca. Membaca pada hakekatnya adalah
pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kelimat-
kalimat, paragraph-paragraf dalam bacaan sampau dengan memahami secara kritis dan
evaluative seluruh isi bacaan.
Masalah yang dihadapi guru dan siswa tersebut di atas disebabkan oleh factor
pemahaman guru terhadap proses pembelajar membaca. Strategi atau metode yang
diterapkan oleh guru yang hanya berputar pada metode menjelaskan, metode Tanya
jawab dan metode penugasan, sehingga seringkali siswa merasa jenuh dan bosan setiap
kali belajar Bahasa Indonesia, siswa hanya terpaku pada latihan yang disediakan oleh
guru, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam membaca.
Memantau perkembangan dan hambatan selama proses dan hasil belajar membaca
para siswa maka dapat digunakan metode permainan. Frebel (dadan, 2006) seorang
pendidikan dari Jerman ia percaya bahwa “salah satu alat yang terbaik untuk mendidik
anak-anak ialah melalui metode permainan”. Menurut pendapatnya anak-anak lebih
sikap dan berpotensi untuk bermain dari pada cara lain.
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam
upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih
tentunya menghindar upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan
bagaimana cara (metode) yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar optimal dapat dicapai jika
siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula.
Menurut (Dadan, 2006) mengatakan bahwa “bermain mempunyai nilai-nilai untuk
mengembangkan hamoni Antara jiwa dan raga”. Hal ini sejalan dengan ppendapatan
Bennet (Dadan, 2006) yang pernah mengadakan penelitian pada guru waktu siswa
bermain para guru mengatakan “bahwa para siswa mengungkapkan perilaku yang
mencerminkan kebutuhan batin mereka serta proses intektual yang mendalam”.
Berdasarkan teman-teman masalah pembelajaran membaca di atas maka penilisan
melakukan tindakan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan membawa pemulaan melalui metode bermain pada siswa kelas I SDN 8
Rancaekek.
A. Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,
berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses viasul membaca
merupakan proses penerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literial, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Pengenalan kata bias berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan
kamus, Crawley dan Mountain dalam Farida, (2007 88).
Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses
membaca yaitu recording, decoding dan meaning. Recording menunjuk pada kata-
kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai
dengan sistem tulisan yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian)
merupakan proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam katakata. Proses
recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas
1-3 yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada
tahap ini ialah proses perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf
dengan bunyi-bunyi bahasa sementara itu proses memahami makna (meaning)
lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi, Safi`ie (Farida, 2007:89).
Membaca adalah membaca sesuai dengan hakekatnya sebagai proses,
pengajaran membaca baik pengajaran membaca permulaan maupun pengajaran
membaca lanjut dilaksanakan agar anak menguasai proses membaca.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas ini
semua kriteria aktivitas guru dan siswa serta anlisis tes kemampuan membaca dan tes
kemampuan tes tertulis, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah
memnuhi kriteria yang ditetapkan pada indikator kinerja. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa peningkatan kemampuan membaca permulaanbagi siswa kelas I dapat
terjadi karena penerapan metode bermain yang memudahkan siswa memahami cara
membaca berstruktur. Selain itu, siswa mendapat peluang besar untuk mengasah
pengetahuanyang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi-
potensi yang dimilikinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan
belajar membaca tidak hanya dimiliki oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, tetapi
siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan bahkan untuk siswa yang memiliki tingkat
kemampuan rendahjuga dapat meraih keberhasilan walaupun tidak bisa menyamai secara
tuntas siswa yang kemampuannya tinggi. Sehingga untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang optimal, dalam pembelajaran yang semestinya menggunakan metode yang
memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal, didukung dengan penggunaan media
yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang disertai dengan penggunaan media yang tepat
sekaligus dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian daya serap individul pada siklus I mencapai 57,72% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 23,53 % pencapaian ini belum memnuhi indikator
kinerja yang ditetapkan. Pada tindakan siklus II daya serap individual mencapai 78,31% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 88,2%. Peningkatan skor perolehan pada siklus II telah
membuktikan hipotesis tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode bermain dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa di kelas 1 SDN 8
Rancaekek.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nursiah, 2004. Teknik membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa SD,
Karya Tulis Ilmiah, Watampone
Budiasi dan Zuchdi , 1996/1997. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Dikelas Rendah,
. Jakart: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Conny R Semiawan, dkk. 2002 Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia
Dini. Jakarta: PT Prenhallindo.
Dadan Djuanda, 2006 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta
Farida Rahim. 2007, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hanif Nurcholis dan Maffukhi. 2005, Saya Senang Berbahasa Indonesia, Jakarta
Erlangga.
3. Mengutip tentu saja berbeda dengan plagiat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku dan sebagainya. Namun dalam
mengutip harus dicantumkan sumber kutipannya. Kutipan dibuat untuk memperkuat suatu
argumentasi dalam sebuah karya tulis sehingga nilai argumentasinya bisa
dipertanggungjawabkan. Sedangkan plagiat dapat dikatakan suatu tindakan mengutip satu
pendapat dari orang lain sampai satu kalimat persis bahkan satu paragraf dan satu artikel
sekalipun dan menuliskannya serta mempublikasikannya kepada orang lain bahwa karya
tersebut adalah hasil karyanya.
4. Daftar Pustaka
a. Mohamad Soelaeman. (1985). Suatu upaya pendekatan fenomenologis terhadap siatusi
kehidupan dan pendidikan dalam keluarga dan sekolah. Bandung; UPI.
b. Susanto Kartadinata. (1989). Kualitifikasi Professional Petugas Bimbingan Indonesia;
kajian psikologis. Denpasar; konvensi 7IPBI
c. Alice Thomson. (2008). The adult and the curriculum.
5. Perbedaan paling mencolok Antara artikel hasil penelitian dan non penelitian adalah cara
yang digunakan untuk memperoleh hasil yang kemudian dirujuk sebagai penulisan artikel.
Pada artikel hasil penelitian, rujukan penulisan artikel harus didasarkan pada penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang telah bakuu.
Sementara pada artikel hasil non penelitian, rujuk tidak perlu didasarkan pada penelitian,
bias saja berupa analisi pribadi atau yang lainnya.
Teknologi merupakan suatu proses untuk meningkatkan nilai tambah produk yang
digunakan dan dihasilkan, untuk memudahkan dan meningkatkan digunaan sistem dalam
proses tersebut. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini, karena perkembangan teknologi informasi akan berjalan seirama dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan semakin berkembangnya zaman, banyak penemuan-penemuan yang sangat
membantu kita dalam melaksanakan aktivitas. salah satunya teknologi informasi yang sering
digunakan masyarakat dikarenakan dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan
dengan tidak memakan waktu banyak serta tanpa dibatasi oleh batas negara. Namun, dari
kelebihan-kelebihan teknologi informasi tersebut terdapat kekurangan yang tanpa disadari
memberikan pengaruh yang besar terhadap penggunanya.
Menurut Bambang Zhulmega (2011:http://bambang-zhulmega.blogspot.com)
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Dapat kita simpulkan bahwa kehidupan
manusia tidak terlepas dari adanya teknologi khususnya teknologi informasi. Selain itu,
kemajuan teknologi informasi juga merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi anak.
Sedangkan Masa-masa tumbuh kembang anak adalah masa penting. Setiap anak memiliki
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan ketelitian dari orang tuaagar
mencapai puncak perkembangan yang optimal.. Tumbuh kembang anak ini dipengaruhi oleh
2 faktor yaitu, faktor genetik dan faktor lingkungan. Perkembangan anak penting dijadikan
perhatian yang khusus bagi orangtua. Sebab, perkembangan anak akan mempengaruhi
kehidupan mereka pada masa yang akan datang. Jika perkembangan anak luput dari
perhatian orangtua(tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh
seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.
Disisi lain teknologi informasi seperti televisi, handphone dan internet menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Dan berbagai kegiatan di sekolahpun mendorong siswanya
memanfaatkannya untuk membantu mendapatkan informasi dalam menyelesaikan tugas,
karena mengikuti perkembangan teknologi informasi merupakan tuntutan dalam kehidupan
baik disekolah maupun masyarakat. Sudah bukan hal yang baru lagi jika melihat anak
sekolah dasar membawa gadget mahal untuk menghabiskan waktu, baik untuk sekedar
mendengarkan music, ataupun memainkan games yang tersedia dalam aplikasi gadget
tersebut.
Sebagai seorang guru dan orang tua, ada tiga hal penting bagi tumbuh kembang anak yang
harus kita pahami yaitu pergerakan, sentuhan dan hubungan individu lain. Hal ini semakin
berkurang karena aktivitas anak yang terstimulasi terus menerus oleh musik, rangkaian kata,
gambar, dan hanya duduk di depan komputer atau televisi. Yang menyebabkan hilangnya
kepekaan terhadap stimulasi alami anak. Oleh karena itu, kita perlu mendorong anak–anak
untuk bergerak, memberi sentuhan hangat dan mengajak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan aktifitas anak di luar rumah yang semakin berkurang, sehingga anak akan
mengalami ketergantungan terhadap teknologi informasi tersebut dan kesadaran terhadap
lingkunganpun akan semakin hilang. Perkembangan teknologi informasi memang tidak bisa
di cegah atau pun di hindari. Peralihan zaman sudah sewajarnya mengalami perkembangan,
tetapi memberi keleluasaan kemudahan mengakses teknologi informasi juga bisa
berpengaruh negatif bagi tumbuh kembang mereka.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan, bahwa perkembangan teknologi sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Hal tersebut dapat kita golongkan menjadi 2
golongan, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negative.
1. Pengaruh positif
Adapun pengaruh positif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak,
antara lain:
a. Anak-anak dapat menggunakan perangkat lunak pendidikan seperti program-program
pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan
pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga dilengkapi dengan unsur hiburan
(entertaiment) yang sesuai dengan materi pembelajaran anak, sehingga anak semakin
suka dan tertarik.
b. Membuat anak semakin tertarik untuk belajar.
c. Materi pelajaran dapat disampaikan interaktif dan menarik.
d. Dapat menjadi solusi bagi para orangtua yang memiliki anak yang merasa mudah
bosan untuk belajar.
e. Dapat menambah wawasan.
f. Memudahkan anak-anak untuk mendapatkan banyak ilmu tambahan lewat internet.
2. Pengaruh negatif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak Adapun
pengaruh negatif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak, antara lain :
a. Anak-anak bisa ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.
b. Anak-anak akan cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet dari
pada belajar berkelompok yang disitu banyak sekali hikmah-hikmah yang terkandung
dalam nilai kebersamaan.
c. Dapat terpengaruh kedalam pergaulan yang tidak baik karena kurang control dari
teman ataupun dari orang tua.
d. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan
bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
e. Anak-anak bisa saja secara tidak sengaja mengakses situs-situs pornografi.
f. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat
internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
g. Kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, anak ‘mengkonsumsi’ games
yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar
pendidikan berpendapat bahwa games berbau kekerasan dan agresi ini akan menjadi
pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
Untuk menghadapi masalah masalah yang di jelaskan dalam masalah ini, peran orang tua
sangatlah penting. Karena disini peranan dari kedua orang tua sangatlah penting. Kedua
orang tua diharapkan dapat membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam
menggunakan Teknologi. Sehingga anak-anak dapat mengerti hal apa saja yang termasuk
hal yang baik dan hal yang kurang baik. Dan disini juga terdapat beberapa cara untuk
mencegah dampakdampak negatifnya.
a. Orangtualah yang seharusnya mengenalkan internet pada anak, bukan orang lain.
Mengenalkan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaan
internet. Karena itu, orangtua terlebih dahulu harus ‘melek’ media dan tidak gaptek.
b. Gunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak.
Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak
dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan.
c. Letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan
bukan di dalam kamar anak. Meletakkan komputer di dalam kamar anak, akan
mempersulit orangtua dalam hal pengawasan. Anak bisa leluasa mengakses situs
porno atau menggunakan games yang berbau kekerasaan dan sadistis di dalam kamar
terkunci. Bila komputer berada di ruang keluarga, keleluasaannya untuk melanggar
aturan pun akan terbatas karena ada anggota keluarga yang lalu lalang.
d. Tanamkanlah nilai kebersamaan terhadap sesama, karena kebersamaan akan
mewujudkan hubungan serta emosi yang sangat dekat pada anak.
KESIMPULAN
Dari paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Perkembangan teknologi
bukanlah suatu hal yang dapat kita hindari. Karena dengan adanya perkembangan
teknologi hidup kita akan terasa lebih mudah. Kita bisa mengirim pesan dengan mudah,
mengirim dan mencari informasi dengan cepat dan mudah.
Namun dibalik semua kemudahan tersebut kita harus memerhatikan pengaruh
positif dan negatif dari Teknologi. Agar kita bisa mengetahui batasan-batasan apa saja
yang yang boleh dilakukan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Oleh sebab itu kita harus memerhatikan, mengawasi dan membimbing anak-anak yang
menggunakan Teknologi, sebagai pencegahan terhadap pengaruh negatif dari
perkembangan teknologi.
DAFTAR RUJUKAN
Gerungan, WA . 2004 . “ Psikologi Sosial” . Bandung: PT Refika Aditama.
F.J.Monks.AMP.Knoers, Hadinoto,Siti Rahayu . 2006. “ Psikologi Perkembangan
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya “. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ramly,Amir Tengku & Trisyuliati,Erlin. 2006 . “Pumping Student Memompa Prestasi
menjadi Sang Bintang” . Jakarta : Kawan Pustaka.
Naqiyah,Najlatul .2013 . “ Konselling Komunitas Mengatasi Tindak Kekerasan Terhadap
Anak & Perempuan”. Malang : Bayumedia Publishing.
Zhulmega,Bambang.2011.”http://bambangzhulmega.blogspot.com/p/perkembangantekn
ologi-danpengaruhnya.html”. diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://sariasih.com/lvl2/index.php?
option=com_content&view=article&id=327%3Apentingnya-peran-orang-tuapada-
tumbuh-kembang-anak&catid=2%3Anews&lang=en. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://www.mommeworld.com/post/view/1876/pentingnya-tumbuh-kembang-anak/4/.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://www.kancilku.com/Ind//index.php?option=com_content&task=view&id=373.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://netiplisiskom.blogspot.com/2013/07/pengertian-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://ahliweb999.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://ugunrohana.blogspot.com/2011/10/1.html. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://andikaboderingan.blogspot.com/. Diakses tanggal 8 Nopember
http://nandokejari.blogspot.com/. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://does.google.com/document/d/17. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://agarigen.blogspot.com/2012/08/pengaruh-perkembangan-iptek-
untukanak.html.Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://23hspot.bogspot.com/2012/10/pengaruh-perkembangan-anak-
daridampak.html.Diakses tanggal 8 Nopember 2013
ttp://sintanontet.bogspot.com/2011/12/pengaruh-teknologi-terhadap.html.
Diakses tanggal 9 Nopember 2013
Hidayat,Taufik.2012.http://taufikhidayat93.blogspot.com/2012/05/karakteristikperkemb
angan -fisik-dan.html. Diakses tanggal 9 Nopember 2013
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html.diakses
tanggal 9 Nopember 2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22629/5/chapter%29II.pdf.
Diakses tanggal 9 Nopember 2013
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2013/08/16/dampak-teknologi-
bagiperkembangan-anak-perkembangan-teknologi-dan-pembangunan-yangsemakin-
pesat-dari-tahun-ke-tahun-membuat-para-orang-tua-juga-merasaharus-menyesuaikan-
perkembangan-anak-nya-agar-t-581650.html.Diakses tanggal 10 Nopember 2013
ABSTRAK Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian yang
dibuat oleh seseorang/guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis
laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan
merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep,
metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Hasil
penelitian formal dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan,
pendiseminasian dan sebagainya; Salah satu bentuk yang paling populer adalah artikel.
Secara umum, isi artikel hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan
kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar
rujukan.
Kata kunci: Laporan PTK, Artikel Ilmiah, Pendahuluan, Metode, Hasil Penelitian dan
Pembahasan, Simpulan dan Saran.
PEMBUKA
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang diharap, ditunggu-tunggu dan diterima oleh
komunitas ilmiah. Artikel ilmiah umumnya adalah laporan hasil penelitian yang ditulis
dan dipublikasikan dalam seminar maupun dalam jurnal ilmiah. Namun, tidak jarang
artikel ilmiah juga merupakan hasil perenungan atau pemikiran mendalam dalam upaya
pengembangan suatu bidang ilmu tertentu.
Isi artikel ilmiah harus orisinal. Temuan hasil penelitian yang disajikan harus benar-
benar baru, ataupenyempurnaan dari temuan-temuan yang telah lebih dulu ditemukan
pihak lain. Jika merupakan hasil pemikiran atau perenungan harus pula merupakan
pemikiran yang menawarkan gagasan atau konsep-konsep baru. Artikel ilmiah tidak
selalu harus menyajikan koleksi data-data, melainkan diutamakan atau dituntut
menyajikan analisis dan interpretasi intelektual atas datadata.
Artikel ilmiah tidak diseyogyakan menggunakan kata atau kalimat yang berisi
analogi dan metafora. Artikel ilmiah mengutamakan penyajian fakta-fakta yang
dipaparkan secara singkat dan jelas. Artikel ilmiah harus mengandung informasi
sebanyak-banyaknya, diungkapkan dengan kata dan kalimat yang sedikit-dikitnya. Oleh
karena itu, artikel ilmiah harus sejelas dan sependek mungkin.
Hal penting yang harus diperhatikan penulis adalah, karya ilmiah dirancang bukan
untuk tujuan hiburan atau entertaintment, melainkan untuk mengkomunikasikan temuan
ilmiah baru. Secara singkat, artikel ilmiah dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Publikasi pertama hasil penelitian atau hasil perenungan pemikiran ilmiah yang
orisinal.
2. Disajikan dalam bentuk pemaparan yang memungkinkan pembaca melakukan
pengecekan simpulan, melakukan verifikasi dan pengulangan eksperimen, jika di
dalam artikel menjelaskan tentang hasil suatu eksperimen.
3. Dimuat dijurnal ilmiah atau dokumen lain yang tersedia dalam komunitas ilmuwan,
atau dipresentasikan dalam suatu forum ilmiah di kalangan komunitas ilmuwan
sejenis.
Ide-ide yang diajukan di dalam artikel ilmiah harus disampaikan secara jelas dan
logis. Perpindahan dari satu ide ke ide lain harus mengalir lancar. Proses pengembangan
ide seperti itu diperlukan agar menarik pembaca untuk tetap setia membaca sampai titik
terakhir artikel itu. Pembaca diupayakan agar tidak hanya setia membaca sampai selesai,
tetapi terinspirasi untuk mengaplikasikan atau menerapkan ide-ide yang diinformasikan
dalam artikel itu. Motivasi penulisan, pemikiran, dan perancangan penelitian dan
perenungan harus dilaporkan lengkap, agar dapat mempengaruhi pembaca menerima
atau menolak hasil penelitian yang dipaparkan dalam tulisan. Jika pengetahuan hasil
penelitian yang ditulis di dalam artikel itu dapat bertahan dari segala macam kritik, maka
ia diterima sebagai bagian dari tubuh ilmu pengetahuan, sampai muncul temuan baru
yang lain, yang mampu menyangkal hasil penelitian itu.
Kiat Sukses
Harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan
militansi tinggi, berlatih terus-menerus; Dengan militansi yang tinggi, kesibukan dan
lain-lain harusnya tidak menghalangi untuk menulis yang handal & bermutu; Orientasi
pada publikasi, lakukan segera untuk menulis jika mempunyai topik yang menarik,
jangan menunda. Menguji hasil karya dalam lomba-lomba, dan jika tulisan ditolak tidak
merasa kecewa justru sebaliknya memacu untuk menulis lebih baik.
Hindari 7 hal berikut ini: 1) menulis tanpa melengkapi bagian-bagian pokok,
seperti: abstrak, metode, daftar pustaka yang benar-benar dirujuk. 2) mengutip tanpa
mencantumkan sumber kutipan. 3) menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4)
menulis tanpa referensi yang memadai. 5) asal menulis, 6) mengirim naskah tanpa
pengantar atau proposal, dan 7) menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau
naskah ditolak.
PENUTUP
Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian, yang dibuat
oleh seseorang/ guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis artikel
ilmiah hasil penelitian secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan
merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep,
metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya.
Secara umum telah dipaparkan tentang kiat-kiat penulisan artikel ilmiah sesuai isi artikel
hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci,
pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar rujukan.
Dengan jurus sesuai kiat yang sudah dipaparkan ini akan sangat membantu pembaca
sukses menerbitkan artikelnya.
Dalam penyusunan artikel ilmiah hasil penelitian hendaknya digunakan ragam
bahasa baku. Dalam tulisan ilmiah, fungsi simbolik lebih ditekankan dari pada fungsi
emotif dan afektif agar bahasa yang digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang
disampaikan penulis dapat dipahami secara tepat oleh pembacanya. Laras bahasa yang
digunakan laras bahasa keilmuan, yang memiliki ciri-ciri: objektif, cermat dan tepat,
sistematis, dan tidak emotif. Dalam penyusunan laporan, penulis harus memperhatikan
aspek penalaran, struktur paragraf, struktur kalimat, diksi, dan ejaan (Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperharikan sistematika dan
logika keseluruhan tulisan/artikel. Akhirnya usahakan tulisan betul-betul bebas dari
segala bentuk plagiat.
Agar sukses dalam menulis artikel ilmiah, penulis arus mempunyai motivasi yang
tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan militansi tinggi, berlatih terus-menerus dan
menghindari: 1) Menulis tanpa melengkapi bagianbagian pokok, 2) Mengutip tanpa
mencantumkan sumber kutipan. 3) Menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4)
Menulis tanpa referensi yang memadai. 5) Asal menulis, 6) Mengirim naskah tanpa
pengantar atau proposal, dan 7) Menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau
naskah ditolak.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar Setiati. 2012. Swasunting Naskah Artikel Terbitan Berkala Ilmiah.
http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/public/pustaka/201204-KH/
Achmadi, Suminar Setiati. 2015. Metode Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.http://
penelitian. gunadarma.ac.id/penelitian2/download/1007982042
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan PTK. Jakarta:
PPTK dan KPT Dirjen PT
El-Kabumain, Nasin. t.th. Teknik Menulis Laporan Penelitian Karya Ilmiah.https://
www.academia.edu/6123896/