Anda di halaman 1dari 22

TUGAS TUTORIAL 2

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH


Nama : Soenardi Aditiya
Nim : 857424779
Kelas : A

Jawaban
1. Kajian pustaka atau literature review merupakan uraian tentang teori, temuan, dan bahan
penelitian lainnya yang diperoleh dari berbagai sumber pustaka untuk dijadikan landasan
kegiatan penelitian saat menyusun kerangka pemikiran yang jelas dari perumusan masalah
yang ingin diteliti. Kajian pustaka mengupas teori dan konsep untuk mendukung hipotesis
penelitian (Purwana & Wibowo, 2017).
Secara filosofis, penulisan ilmiah pada kajian pustaka (literature review) merupakan
penelusuran ilmiah (scientific exploration), mengkaji berbagai teori dan konsep secara
kritis, yang hasilnya dijadikan dasar untuk membangun kontruksi pengetahuan
(Syaefullah, 2015). Proses penulisan kajian pustaka diawali dengan menginformasikan
perlunya kajian kritis terhadap masalah penelitian dan pertanyaan penelitian berdasarkan
teori-teori yang relevan. Kemudian, menjelaskan tujuan kajian pustaka guna menetapkan:
(1) variable-variabel penelitian; dan (2) perumusan kerangka pemikiran (conceptual
framework). Adapun tujuan pustaka adalah sebagai berikut (Purwana & Wibowo, 2017):
1. Memaparkan hubungan dari sumber pustaka yang terkait dengan topic tulisan;
2. Mengidentifikasi cara baru dalam menerjemahkan dan mempersempit jarak yang ada
dalam penelitian-penelitian sebelumnya;
3. Menyelesaikan konflik Antara penelitian-penelitian sebelumnya yang saling
kontradiksi;
4. Memandu langkah lanjutan untuk penelitian selanjutnya;
5. Menempatkan pekerjaan atau penelitian orisinil Anda dalam konteks literature yang
telah ada;

2.
Meningkatkan Keterampilan Membaca pada Siswa Kelas Rendah di SDN 8
Rancaekek

Soenardi Aditiya
857424779
Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar
PGSD Universitas Terbuka

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri dari beberapa aspek
perlakuan dan pengamatan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca
pemulaan melalui metode bermain pada siswa kelas I SDN 8 Rancaekek. Penelitian
dilaksanakan di SDN 8 Rancaekek, melibatkan 17 orang siswa terdiri atas 12 orang laki-
laki dan 5 orang perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus.
Dimana pada setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa pada tindakan siklus I diperoleh daya serap individual 57,72% dana
ketuntasan belajar klasikal 23,52%. Dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan
perolehan daya serap klasikal 78,31% sedangkan ketuntasan belajar klasikal 88,2%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwan pembelajaran dengan menggunakan metode
bermain dapat meninngkatkan kemampuan soswa membaca permulaan di kelas I SDN 8
Rancaekek.
Kata Kunci : Membaca Permulaan dan Metode Bermain

1. PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar,
hal ini terlihat dalam Standar Kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa yaitu
kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Depdiknas, 2006;),
khususnya keterampilan membaca harus dikuasai oleh siswa SD karena kemampuan
membaca sangat berkaitan dengan seluruh proses belajar mengajar.
Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah sangat di tentukan oleh penguasaan kemampuan membaca. Siswa yang tidak
mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran utnuk semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan dalam
menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran,
buku-buku bacaan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Siswa
terserbut akan lamban sekali dalam menyerap pelajaran. Akibatnya, kemajuan
belajarnya juga lamban jika dibandingkan dengan siswa yang tidak mengalami
kesulitan dalam membaca.
Pembelajaran membaca mutlak dilakukan karena memiliki manfaat yang dapat
berguna bagi siswa dalam mengembangkan diri. Hal ini diperlukan pembelajaran
membaca sejak usia dini. Melalui pembelajaran membaca guru dapat berbuat dalam
proses mengindoonesiaan anak-anak Indonesia. Syafi’ie, (1999 : 77) menyatakan
bahwa “pembelajaran membaca di kelas satu dan di kelas dua (kelas rendah)
merupakan pembelajaran membaca tahap awal, yang diperoleh siswa di kelas rendah
akan menjadi dasar pembelajaran membaca di kelas berikutnya”.
Keterampilan membaca adalah keterampilan dalam memahami suatu bacaan yang
difokuskan pada kata dan kalimat yang dibaca. Membaca pada hakekatnya adalah
pengembangan keterampilan, mulai dari keterampilan memahami kata-kata, kelimat-
kalimat, paragraph-paragraf dalam bacaan sampau dengan memahami secara kritis dan
evaluative seluruh isi bacaan.
Masalah yang dihadapi guru dan siswa tersebut di atas disebabkan oleh factor
pemahaman guru terhadap proses pembelajar membaca. Strategi atau metode yang
diterapkan oleh guru yang hanya berputar pada metode menjelaskan, metode Tanya
jawab dan metode penugasan, sehingga seringkali siswa merasa jenuh dan bosan setiap
kali belajar Bahasa Indonesia, siswa hanya terpaku pada latihan yang disediakan oleh
guru, akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam membaca.
Memantau perkembangan dan hambatan selama proses dan hasil belajar membaca
para siswa maka dapat digunakan metode permainan. Frebel (dadan, 2006) seorang
pendidikan dari Jerman ia percaya bahwa “salah satu alat yang terbaik untuk mendidik
anak-anak ialah melalui metode permainan”. Menurut pendapatnya anak-anak lebih
sikap dan berpotensi untuk bermain dari pada cara lain.
Metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa secara aktif dalam
upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Metode pembelajaran yang dipilih
tentunya menghindar upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan
bagaimana cara (metode) yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar optimal dapat dicapai jika
siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula.
Menurut (Dadan, 2006) mengatakan bahwa “bermain mempunyai nilai-nilai untuk
mengembangkan hamoni Antara jiwa dan raga”. Hal ini sejalan dengan ppendapatan
Bennet (Dadan, 2006) yang pernah mengadakan penelitian pada guru waktu siswa
bermain para guru mengatakan “bahwa para siswa mengungkapkan perilaku yang
mencerminkan kebutuhan batin mereka serta proses intektual yang mendalam”.
Berdasarkan teman-teman masalah pembelajaran membaca di atas maka penilisan
melakukan tindakan perbaikan pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan membawa pemulaan melalui metode bermain pada siswa kelas I SDN 8
Rancaekek.
A. Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktifitas visual,
berpikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses viasul membaca
merupakan proses penerjemahkan symbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan.
Sebagai suatu proses berpikir membaca mencakup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literial, interprestasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif.
Pengenalan kata bias berupa aktifitas membaca kata-kata dengan menggunakan
kamus, Crawley dan Mountain dalam Farida, (2007 88).
Tiga istilah sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses
membaca yaitu recording, decoding dan meaning. Recording menunjuk pada kata-
kata dan kalimat, kemudian mengasosiasikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai
dengan sistem tulisan yang digunakan sedangkan proses decoding (penyandian)
merupakan proses penerjemahan rangkaian grafis kedalam katakata. Proses
recording dan decoding biasanya berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu kelas
1-3 yang dikenal dengan istilah membaca permulaan. Penekanan membaca pada
tahap ini ialah proses perseptual yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf
dengan bunyi-bunyi bahasa sementara itu proses memahami makna (meaning)
lebih ditekankan di kelas-kelas tinggi, Safi`ie (Farida, 2007:89).
Membaca adalah membaca sesuai dengan hakekatnya sebagai proses,
pengajaran membaca baik pengajaran membaca permulaan maupun pengajaran
membaca lanjut dilaksanakan agar anak menguasai proses membaca.

B. Permainan Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Bermain merupakan salah satu fenomena yang paling alamiah dan luas
dalam kehidupan anak, terdapat insting bermain pada setiap anak serta kebutuhan
melakukannya dalam suatu pola yang khusus guna melibatkan dalam suatu
kegiatan yang membantu proses kematangan anak. Dari beberbagai penelitian Seto
dalam Dadang, (2006 : 66) terungkap bahwa bermain dapat dikembangkan
menjadi semacam alat untuk mengatualisasikan potensi kritis pada diri anak,
mempersiapkan fungsi intelektual dan aspek emosi dan sosialnya. Dengan
demikian, bermain berkembang bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati
dan menyenangkan saja tetapi juga bersifat mendidik.
W.R Smith dalam Dadang, (2006: 67) seorang psikolog menyatakan bahwa
bermain merupakan dorongan langsung dari dalam diri setiap individu yang bagi
anak- anak merupakan pekerjaan, sedangkan bagi orang dewasa merasakan
sebagai kegemaran. Anak usia SD merupakan usia bermain. Bagi mereka dunia ini
hanya bermain,mereka belum dapat membedakan dunia nyata dan bermain, baru
setelah semakin dewasa, mereka paham bahwa ada dua dunia yaitu dunia bermain
dan dunia nyata atau dunia kerja.
Kesenangan anak- anak bermain dapat dipakai sebagai kesempatan untuk
belajar hal-hal yang kongkret, sehingga daya cipta imajinasi dan kreativitas anak
berkembang. Bermain merupakan aktivitas kongkret dapat memberikan
momentum alami bagi anak untuk belajar sesuai dengan usianya dan kebutuhan
spesifik anak. Bermain adalah cara yang paling efektif pada usia sekolah dasar baik
di bidang akademik maupun aspek fisik sosial dan emosional.
Melalui situasi bermain anak diharapkan mendapatkan pemahaman yang
mendalam terhadap objek-objek dan memiliki keterampilan khusus dalam
mengamati dan memeperoleh materi serta agar anak mendapat makna spritual yang
disimbolkan materi dan kegiatan- kegiatan tersebut. Bermain ini akhirnya dapat
digunakan guru sebagai wahana atau teknik pembelajaran untuk membentuk
pemahaman melalui kegaiatan bermain peran atau dengan menggunakan sebagai
media yang tersedia.

C. Langkah-langkah Membaca Permulaan Dengan Metode Bermain


Secara umum langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan melalui metode
bermain dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Persiapan
1. Mengidentifikasi atau menetapkan tujuan pembelajaran yang akan
digunakan dalam metode bermain. Dalam permainan ada beberapa aspek
yang akan dinilai misalnya partisipasi siswa dalam mengikuti permainan.
2. Menjelaskan kepada siswa tentang pelaksanaan permainan atau
keseluruhan pembelajaran. Dalam tahap persiapan guru harus menjelaskan
proses yang harus ditempuh siswa yaitu guru menginformasikan berapa
lama kegiatan permainan yang akan dilakukan.
b. Pembukaan
Pada bagian ini siswa diperkenalkan dengan metode permainan yang akan
dipakai dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun permainannya adalah
permainan suku kita.
c. Tahap pelaksanaan
1. Guru mempersiapkan permainan suku kata dan menjelaskan aturan
permainan kepada siswa dihubungkan dengan kegiatan membaca.
2. Guru membagi siswa menjadi ilmu kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari ilmu orang siswa, setiap anggota ada yang ditugaskan melompat
sambil membaca, membantu mengarahkan dan memberikan semangat serta
ada anggota yang menyusun kata, kalimat dengan kartu kata untuk
mencocokan dengan hasil loncatan anggota.
3. Dengan bimbingan guru, setiap kelompok melakukan permainan sambil
membaca tiap suku kata yang digabungkan menjadi kalimat yang
bermakna dengan cara melompat sebelah kaki sambil membaca dengan
suara nyaring.
d. Penutup
Setelah semua kegiatan proses belajar mengajar dilakukan, siswa diajak
menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. Pada akhir pembelajaran siswa
mengerjakan soal evaluasi dalam bentuk esai tes.
Dari hasil pengamatan peneliti di kelas I, siswa di SDN 8 Rancaekek
tersebut kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa cenderung pasif
terhadap materi yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya ketika ada materi
yang belum mereka pahami menjadikan pembelajaran yang di terapkan hanya
berpusat pada guru, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
Berdasarkan kondisi tersebut penulis menilai perlu adanya upaya yang
dilakukan yaitu menggunakan metode permainan yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan proses secara mandiri,
sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menentukan fakta, menggumpulkan
data, mengendalikan variable, merencanakan tindakan dan memecahkan
masalah yang dihadapi secara nyata melalui tindakan siswa tidak menerima
begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk
mengelolah perolehannya dengan membandingkan tahap fakta yang
diperolehnya dengan tindakan yang dilakukan. Sehingga berdasarkan tindakan
tersebut hasil belajar siswa menjadi meningkat.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas I SDN 8 Rancaekek. Lokasi penelitian ini
dipilih sebagai alasan: (1) Masih ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam
membaca, (2) Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru terhadap pelaksanaan
penelitian ini, (3) Lokasinya mudah dijangkau oleh peneliti. Penelitian ini direncanakan
pada tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan sampai
tahap laporan dengan lebih dari satu siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN
8 Rancaekek. Memilih siswa kelas 1 yang berjumlah 17 orang siswa, yang terdiri dari
12 laki-laki dan 5 perempuan sebagai responden dengan alasan, (1) tingkat
perkembangan kognitif di kelas tersebut belum lancar membaca (2) adanya fariasi siswa,
dilihat dari status social, pendidikan dan pekerjaan orang tua mereka, (3) adanya
masalah yang dialami siswa kelas 1 dalam belajar membaca.
Data penelitian ini berupa hasil pekerjaan siswa terhadap soal yang diberikan
meliputi;
1. Tes awal sebelum tindakan.
2. Hasil wawancara dengan subjek penelitian dan guru kelas.
3. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes, wawancara,
pengamatan. Sedangkan analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah
penelitian. Pada saat refleksi dari setiap tindakan pembelajaran dan sesudah
pengumpulan data dan analisis data. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik
analisis data kuantitatif yang dikembangkan oleh Milles dalam Latri, (2004: 88). Yang
terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan yaitu: (1) Mereduksi
data, (2) Menyajikan data, dan (3) Menarik kesimpulan atau ferivikasi data.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan hasil
dalam penerapan metode bermain. Dari segi hasil dalam penerapan metode bermain
dapat diukur melalui KKM SDN 8 Rancaekek yaitu sebesar 65. Dari segi proses
ditandai oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sesuai rencana dan memenuhi
tahapan-tahapan: (1) menyampaikan tujuan yang harus dicapai, (2) menyajikan materi,
(3) siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, (4) membimbing siswa melakukan
kegiatan bermain.
Kriteria keberhasilan tindakan dilihat dari (1) hasil belajar membaca siswa yang
cenderung meningkat, (2) secara individu keberhasilan KKM yang menjadi subjek
penelitian akan menentukan tingkat pencapaian hasil membaca ≥ 75% (3) secara
klasikal rata-rata nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian dikelas ini diawali dengan melakukan observasi dan tes awal di kelas
dan tahap persiapan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi
kelas subyek penelitian, yaitu materi yang dibahasa adalah konsep membaca dan jumlah
siswa yang akan dijadikan subyek penelitian adalah 17 siswa. Dari hasil tes awal yang
diperoleh peneliti yaitu dari 17 siswa yang mengikuti tes awal diperoleh hasil nilai rata-
rata 47,06 dan ketuntasan klasikal hanya mencapai 11,76%. Hasil observasi ini digunakan
untuk mengkaji masalah dalam pembelajaran bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia
dan dijadikan acuan untuk menentukan rencana tindakan refleksi pada siklus I.
Tindakan siklus I ini dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas, dua kali pertemuan
Kegiatan Belajar Mengajar dan satu kali pertemuan untuk tes akhir tindakan. Tes akhir
yang dimaksud adalah penilaian kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas I
dengan menggunakan metode bermain. Berdasarkan tabel di atas persentase rata-rata
penilaian pertemuan pertama 75% dengan kriteria baik. Sedangkan pertemuan kedua
persentase rata-ratanya mencapai 83% dengan kriteria baik. Mengenai aspek yang dinilai
pada siklus I pada setiap aktivitas belajar terlihat bahwa hampir disemua aspek peneliti
sudah cukup baik dalam memberikan pembelajaran. Seperti halnya peneliti dalam
memberikan motivasi pada siswa, menyampaikan tujuan, membimbing siswa secara
sistematis, menyimpulkn materi, memberi evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
setelah mengikuti pelajaran pada pertemuan pertama sudah baik begitupun pada pertemuan
kedua, selain itu peneliti dalam meminta salah satu siswa menyelesaikan latihan di papan
tulis, menjelaskan meteri pembelajaran dan memberi contoh cara membaca menggunakan
metode bermain pada pertemuan pertama sudah baik dan pada pertemuan kedua
mengalami peningkatan yaitu sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukan jumlah skor untuk
pertemuan pertama adalah 15 dari skor maksimal 24 diperoleh persentase rata-rata 62%
dengan rata-rata kriteria cukup. Sedangkan untuk pertemuan kedua jumlah skor 16 dari
skor maksimal 24 diperoleh persentase rata-rata 67% dengan kriteria cukup, dan belum
mencapai indikator yang diterapkan.

Hasil Tes Akhir Siklus I


Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus satu dengan
penerapan metode bermain dalam melatih Siswa membaca, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes atau penilaian terhadap kemampuan membaca pada objek peneliti. Hasil tes
akhir penilaian kemampuan membaca permulaan dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Tes Penilaian Kemampuan Membaca Pemulaan pada Siklus I

Data menunjukan presentase rata-rata kemampuan membaca secara klasikal adalah


23,53% dengan kriteria Sangat Kurang. Hasil ini belum memenuhi indikator kinerja
yang dipersyaratkan. Hasil ini disebabkan masih terdapat beberapa siswa yang belum
lancar menganalisis kata menjadi kalimat sehingga kesulitan membaca sebuah kata
atau kalimat yang dituliskan oleh guru. Dengan demikian, peneliti perlu melanjutkan
penelitian sampai siklus II untuk memperbaiki proses pada siklus I atau konsep yang
belum terlalu dipahami siswa akan diperjelas kembali.
Pelaksanaan tindakan siklus I memperoleh hasil observasi aktivitas siswa dan
hasil observasi guru/peneliti pada saat proses belajar mengajar menunjukan hasil rata-
rata dalam kriteria cukup dan baik. Setelah diberikan tes akhir tindakan siklus I, hasil
analisa data tes hasil belajar menunjukan daya serap individual mencapai 57,72 %,
belum memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan yaitu 65%. Sedangkan
ketuntasan klasikal mencapai 23,53 %, juga belum mencapai indikator kinerja yaitu
minimal 80%. Walaupun, terdapat 13 orang siswa yang belum tuntas. Sebagian besar
siswa yang belum tuntas masih kurang mampu membaca dengan baik. Berdasarkan
observasi selama kegiatan pembelajaran, dapat dikemukakan kekurangan pelaksanaan
pembelajaran siklus I yang dinilai cukup beserta analisis penyebab dan
rekomendasinya.
Sama halnya dengan siklus I, tindakan siklus II ini dilaksanakan tiga kali
pertemuan di kelas, dua kali pertemuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan satu
kali pertemuan untuk tes akhir tindakan. Tes akhir yang dimaksud adalah penilaian
kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas I dengan menggunakan metode
bermain.
Berdasarkan data observasi, persentase rata-rata penilaian pertemuan pertama
92% dengan kriteria rata-rata sangat baik. Sedangkan pertemuan kedua persentase
rata-ratanya mencapai 100% dengan kriteria sangat baik. Dalam hal ini, sangat baik
sebagai guru, fasilitator, motivator dan evaluator, serta bertindak sebagi pengamat.
Peneliti sebagai guru melakukan kegiatan: (a) melaksanakan RPP; (b) menyampaikan
tujuan pembelajaran dan lain sebgainya. Guru sebagai fasilitator dan motivator,
melakukan kegiatan: (a) memotivasi siswa selama pembelajaran dan cara memberikan
sosal latihan membaca dengan menggunakan metode bermain: (b) membimbing siswa
yang masih kesulitan membaca dan menulis: dan (c) mengarahkan siswa membuat
kesimpulan materi.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa menunjukan jumlah skor untuk
pertemuan pertama adalah 20 dari skor maksimal 24 diperoleh presentare rata-rata
83% dengan rata-rata kriteria baik. Sedangkan untuk pertemuan kedua jumlah skor 22
dari skor maksimal 24 diperoleh persentase rata-rata 92% dengan kriteria baik dan
sudah memenuhi indikator kinerja.

Hasil Tes Akhir Siklus II


Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan
penerapan metode bermain dalam melatih Siswa membaca, kegiatan selanjutnya adalah
pemberian tes atau penilaian terhadap kemampuan membaca pada objek penelitian.
Tabel 2. Hasil Tes Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan pada Siklus II

Berdasarkan hasil analisis penilaian menunjukan persentase rata-rata daya serap


klasikal kemampuan membaca siswa adalah 78,31 % dengan kriteria baik dan
ketuntasanbelajar klasikal 88,2%. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil atau hipotesis
dapat dibuktikan.

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa penelitian tindakan kelas ini
semua kriteria aktivitas guru dan siswa serta anlisis tes kemampuan membaca dan tes
kemampuan tes tertulis, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan dan telah
memnuhi kriteria yang ditetapkan pada indikator kinerja. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa peningkatan kemampuan membaca permulaanbagi siswa kelas I dapat
terjadi karena penerapan metode bermain yang memudahkan siswa memahami cara
membaca berstruktur. Selain itu, siswa mendapat peluang besar untuk mengasah
pengetahuanyang dimilikinya dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi-
potensi yang dimilikinya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa peluang keberhasilan
belajar membaca tidak hanya dimiliki oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja, tetapi
siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan bahkan untuk siswa yang memiliki tingkat
kemampuan rendahjuga dapat meraih keberhasilan walaupun tidak bisa menyamai secara
tuntas siswa yang kemampuannya tinggi. Sehingga untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang optimal, dalam pembelajaran yang semestinya menggunakan metode yang
memungkinkan keterlibatan siswa secara maksimal, didukung dengan penggunaan media
yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang disertai dengan penggunaan media yang tepat
sekaligus dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian daya serap individul pada siklus I mencapai 57,72% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 23,53 % pencapaian ini belum memnuhi indikator
kinerja yang ditetapkan. Pada tindakan siklus II daya serap individual mencapai 78,31% dan
ketuntasan belajar klasikal mencapai 88,2%. Peningkatan skor perolehan pada siklus II telah
membuktikan hipotesis tindakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan
metode bermain dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa di kelas 1 SDN 8
Rancaekek.

DAFTAR PUSTAKA
Andi Nursiah, 2004. Teknik membaca dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa SD,
Karya Tulis Ilmiah, Watampone
Budiasi dan Zuchdi , 1996/1997. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia Dikelas Rendah,
. Jakart: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Conny R Semiawan, dkk. 2002 Belajar dan Pembelajaran Dalam Taraf Usia
Dini. Jakarta: PT Prenhallindo.
Dadan Djuanda, 2006 Pembelajaran Bahasa Indonesia Yang Komunikatif Dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta
Farida Rahim. 2007, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hanif Nurcholis dan Maffukhi. 2005, Saya Senang Berbahasa Indonesia, Jakarta
Erlangga.

3. Mengutip tentu saja berbeda dengan plagiat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
mengutip adalah mengambil perkataan atau kalimat dari buku dan sebagainya. Namun dalam
mengutip harus dicantumkan sumber kutipannya. Kutipan dibuat untuk memperkuat suatu
argumentasi dalam sebuah karya tulis sehingga nilai argumentasinya bisa
dipertanggungjawabkan. Sedangkan plagiat dapat dikatakan suatu tindakan mengutip satu
pendapat dari orang lain sampai satu kalimat persis bahkan satu paragraf dan satu artikel
sekalipun dan menuliskannya serta mempublikasikannya kepada orang lain bahwa karya
tersebut adalah hasil karyanya.

4. Daftar Pustaka
a. Mohamad Soelaeman. (1985). Suatu upaya pendekatan fenomenologis terhadap siatusi
kehidupan dan pendidikan dalam keluarga dan sekolah. Bandung; UPI.
b. Susanto Kartadinata. (1989). Kualitifikasi Professional Petugas Bimbingan Indonesia;
kajian psikologis. Denpasar; konvensi 7IPBI
c. Alice Thomson. (2008). The adult and the curriculum.

5. Perbedaan paling mencolok Antara artikel hasil penelitian dan non penelitian adalah cara
yang digunakan untuk memperoleh hasil yang kemudian dirujuk sebagai penulisan artikel.
Pada artikel hasil penelitian, rujukan penulisan artikel harus didasarkan pada penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang telah bakuu.
Sementara pada artikel hasil non penelitian, rujuk tidak perlu didasarkan pada penelitian,
bias saja berupa analisi pribadi atau yang lainnya.

Contoh Artikel Hasil Penelitian


PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
TUMBUH KEMBANG ANAK

Abstrak : Masalah pesatnya perkembangan teknologi Informasi sangat berpengaruh


terhadap berbagai aspek, termasuk dalam aspek pendidikan. Pesatnya perkembangan
teknologi dipandang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Perkembangan teknologi
dapat berpengaruh positif dan negatif. Oleh sebab itu harus dapat menganalisa pengaruh dari
perkembangan teknologi tersebut, dan dapat melakukan anitisipasi terhadap pengaruh
negatif dari perkembangan teknologi tersebut, sehingga pengaruh negatif dari perkembangan
teknologi dapat diminimalisasikan.
Kata Kunci : Perkembangan Teknologi Informasi, Tumbuh Kembang Anak

Teknologi merupakan suatu proses untuk meningkatkan nilai tambah produk yang
digunakan dan dihasilkan, untuk memudahkan dan meningkatkan digunaan sistem dalam
proses tersebut. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini, karena perkembangan teknologi informasi akan berjalan seirama dengan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Dengan semakin berkembangnya zaman, banyak penemuan-penemuan yang sangat
membantu kita dalam melaksanakan aktivitas. salah satunya teknologi informasi yang sering
digunakan masyarakat dikarenakan dapat memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan
dengan tidak memakan waktu banyak serta tanpa dibatasi oleh batas negara. Namun, dari
kelebihan-kelebihan teknologi informasi tersebut terdapat kekurangan yang tanpa disadari
memberikan pengaruh yang besar terhadap penggunanya.
Menurut Bambang Zhulmega (2011:http://bambang-zhulmega.blogspot.com)
Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Dapat kita simpulkan bahwa kehidupan
manusia tidak terlepas dari adanya teknologi khususnya teknologi informasi. Selain itu,
kemajuan teknologi informasi juga merupakan salah satu hal yang bisa mempengaruhi anak.
Sedangkan Masa-masa tumbuh kembang anak adalah masa penting. Setiap anak memiliki
tahap pertumbuhan dan perkembangan yang memerlukan ketelitian dari orang tuaagar
mencapai puncak perkembangan yang optimal.. Tumbuh kembang anak ini dipengaruhi oleh
2 faktor yaitu, faktor genetik dan faktor lingkungan. Perkembangan anak penting dijadikan
perhatian yang khusus bagi orangtua. Sebab, perkembangan anak akan mempengaruhi
kehidupan mereka pada masa yang akan datang. Jika perkembangan anak luput dari
perhatian orangtua(tanpa arahan dan pendampingan orangtua), maka anak akan tumbuh
seadanya sesuai dengan yang hadir dan menghampiri mereka.
Disisi lain teknologi informasi seperti televisi, handphone dan internet menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Dan berbagai kegiatan di sekolahpun mendorong siswanya
memanfaatkannya untuk membantu mendapatkan informasi dalam menyelesaikan tugas,
karena mengikuti perkembangan teknologi informasi merupakan tuntutan dalam kehidupan
baik disekolah maupun masyarakat. Sudah bukan hal yang baru lagi jika melihat anak
sekolah dasar membawa gadget mahal untuk menghabiskan waktu, baik untuk sekedar
mendengarkan music, ataupun memainkan games yang tersedia dalam aplikasi gadget
tersebut.
Sebagai seorang guru dan orang tua, ada tiga hal penting bagi tumbuh kembang anak yang
harus kita pahami yaitu pergerakan, sentuhan dan hubungan individu lain. Hal ini semakin
berkurang karena aktivitas anak yang terstimulasi terus menerus oleh musik, rangkaian kata,
gambar, dan hanya duduk di depan komputer atau televisi. Yang menyebabkan hilangnya
kepekaan terhadap stimulasi alami anak. Oleh karena itu, kita perlu mendorong anak–anak
untuk bergerak, memberi sentuhan hangat dan mengajak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan aktifitas anak di luar rumah yang semakin berkurang, sehingga anak akan
mengalami ketergantungan terhadap teknologi informasi tersebut dan kesadaran terhadap
lingkunganpun akan semakin hilang. Perkembangan teknologi informasi memang tidak bisa
di cegah atau pun di hindari. Peralihan zaman sudah sewajarnya mengalami perkembangan,
tetapi memberi keleluasaan kemudahan mengakses teknologi informasi juga bisa
berpengaruh negatif bagi tumbuh kembang mereka.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan, bahwa perkembangan teknologi sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Hal tersebut dapat kita golongkan menjadi 2
golongan, yaitu pengaruh positif dan pengaruh negative.
1. Pengaruh positif
Adapun pengaruh positif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak,
antara lain:
a. Anak-anak dapat menggunakan perangkat lunak pendidikan seperti program-program
pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan
pula, kini perangkat pendidikan ini kini juga dilengkapi dengan unsur hiburan
(entertaiment) yang sesuai dengan materi pembelajaran anak, sehingga anak semakin
suka dan tertarik.
b. Membuat anak semakin tertarik untuk belajar.
c. Materi pelajaran dapat disampaikan interaktif dan menarik.
d. Dapat menjadi solusi bagi para orangtua yang memiliki anak yang merasa mudah
bosan untuk belajar.
e. Dapat menambah wawasan.
f. Memudahkan anak-anak untuk mendapatkan banyak ilmu tambahan lewat internet.
2. Pengaruh negatif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak Adapun
pengaruh negatif perkembangan teknologi terhadap tumbuh kembang anak, antara lain :
a. Anak-anak bisa ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.
b. Anak-anak akan cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet dari
pada belajar berkelompok yang disitu banyak sekali hikmah-hikmah yang terkandung
dalam nilai kebersamaan.
c. Dapat terpengaruh kedalam pergaulan yang tidak baik karena kurang control dari
teman ataupun dari orang tua.
d. Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan
bertahan berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).
e. Anak-anak bisa saja secara tidak sengaja mengakses situs-situs pornografi.
f. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat
internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
g. Kemungkinan besar tanpa sepengetahuan orangtua, anak ‘mengkonsumsi’ games
yang menonjolkan unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas. Banyak pakar
pendidikan berpendapat bahwa games berbau kekerasan dan agresi ini akan menjadi
pemicu munculnya perilaku-perilaku agresif dan sadistis pada diri anak.
Untuk menghadapi masalah masalah yang di jelaskan dalam masalah ini, peran orang tua
sangatlah penting. Karena disini peranan dari kedua orang tua sangatlah penting. Kedua
orang tua diharapkan dapat membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam
menggunakan Teknologi. Sehingga anak-anak dapat mengerti hal apa saja yang termasuk
hal yang baik dan hal yang kurang baik. Dan disini juga terdapat beberapa cara untuk
mencegah dampakdampak negatifnya.
a. Orangtualah yang seharusnya mengenalkan internet pada anak, bukan orang lain.
Mengenalkan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaan
internet. Karena itu, orangtua terlebih dahulu harus ‘melek’ media dan tidak gaptek.
b. Gunakan software yang dirancang khusus untuk melindungi ‘kesehatan’ anak.
Misalnya saja program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak
dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan.
c. Letakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan
bukan di dalam kamar anak. Meletakkan komputer di dalam kamar anak, akan
mempersulit orangtua dalam hal pengawasan. Anak bisa leluasa mengakses situs
porno atau menggunakan games yang berbau kekerasaan dan sadistis di dalam kamar
terkunci. Bila komputer berada di ruang keluarga, keleluasaannya untuk melanggar
aturan pun akan terbatas karena ada anggota keluarga yang lalu lalang.
d. Tanamkanlah nilai kebersamaan terhadap sesama, karena kebersamaan akan
mewujudkan hubungan serta emosi yang sangat dekat pada anak.

KESIMPULAN
Dari paparan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Perkembangan teknologi
bukanlah suatu hal yang dapat kita hindari. Karena dengan adanya perkembangan
teknologi hidup kita akan terasa lebih mudah. Kita bisa mengirim pesan dengan mudah,
mengirim dan mencari informasi dengan cepat dan mudah.
Namun dibalik semua kemudahan tersebut kita harus memerhatikan pengaruh
positif dan negatif dari Teknologi. Agar kita bisa mengetahui batasan-batasan apa saja
yang yang boleh dilakukan dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Oleh sebab itu kita harus memerhatikan, mengawasi dan membimbing anak-anak yang
menggunakan Teknologi, sebagai pencegahan terhadap pengaruh negatif dari
perkembangan teknologi.

DAFTAR RUJUKAN
Gerungan, WA . 2004 . “ Psikologi Sosial” . Bandung: PT Refika Aditama.
F.J.Monks.AMP.Knoers, Hadinoto,Siti Rahayu . 2006. “ Psikologi Perkembangan
Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya “. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Ramly,Amir Tengku & Trisyuliati,Erlin. 2006 . “Pumping Student Memompa Prestasi
menjadi Sang Bintang” . Jakarta : Kawan Pustaka.
Naqiyah,Najlatul .2013 . “ Konselling Komunitas Mengatasi Tindak Kekerasan Terhadap
Anak & Perempuan”. Malang : Bayumedia Publishing.
Zhulmega,Bambang.2011.”http://bambangzhulmega.blogspot.com/p/perkembangantekn
ologi-danpengaruhnya.html”. diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://sariasih.com/lvl2/index.php?
option=com_content&view=article&id=327%3Apentingnya-peran-orang-tuapada-
tumbuh-kembang-anak&catid=2%3Anews&lang=en. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://www.mommeworld.com/post/view/1876/pentingnya-tumbuh-kembang-anak/4/.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://www.kancilku.com/Ind//index.php?option=com_content&task=view&id=373.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://netiplisiskom.blogspot.com/2013/07/pengertian-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://ahliweb999.blogspot.com/2013/06/macam-macam-teknologi-informasi.html.
Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://ugunrohana.blogspot.com/2011/10/1.html. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://andikaboderingan.blogspot.com/. Diakses tanggal 8 Nopember
http://nandokejari.blogspot.com/. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://does.google.com/document/d/17. Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://agarigen.blogspot.com/2012/08/pengaruh-perkembangan-iptek-
untukanak.html.Diakses tanggal 8 Nopember 2013
http://23hspot.bogspot.com/2012/10/pengaruh-perkembangan-anak-
daridampak.html.Diakses tanggal 8 Nopember 2013
ttp://sintanontet.bogspot.com/2011/12/pengaruh-teknologi-terhadap.html.
Diakses tanggal 9 Nopember 2013
Hidayat,Taufik.2012.http://taufikhidayat93.blogspot.com/2012/05/karakteristikperkemb
angan -fisik-dan.html. Diakses tanggal 9 Nopember 2013
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2013/03/ciriperkembangananak.html.diakses
tanggal 9 Nopember 2013
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22629/5/chapter%29II.pdf.
Diakses tanggal 9 Nopember 2013
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2013/08/16/dampak-teknologi-
bagiperkembangan-anak-perkembangan-teknologi-dan-pembangunan-yangsemakin-
pesat-dari-tahun-ke-tahun-membuat-para-orang-tua-juga-merasaharus-menyesuaikan-
perkembangan-anak-nya-agar-t-581650.html.Diakses tanggal 10 Nopember 2013

Contoh Artikel Non Penelitian


PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ABSTRAK Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian yang
dibuat oleh seseorang/guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis
laporan secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan
merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep,
metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya. Hasil
penelitian formal dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang, analisis kebijakan,
pendiseminasian dan sebagainya; Salah satu bentuk yang paling populer adalah artikel.
Secara umum, isi artikel hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan
kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar
rujukan.
Kata kunci: Laporan PTK, Artikel Ilmiah, Pendahuluan, Metode, Hasil Penelitian dan
Pembahasan, Simpulan dan Saran.

PEMBUKA
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang diharap, ditunggu-tunggu dan diterima oleh
komunitas ilmiah. Artikel ilmiah umumnya adalah laporan hasil penelitian yang ditulis
dan dipublikasikan dalam seminar maupun dalam jurnal ilmiah. Namun, tidak jarang
artikel ilmiah juga merupakan hasil perenungan atau pemikiran mendalam dalam upaya
pengembangan suatu bidang ilmu tertentu.
Isi artikel ilmiah harus orisinal. Temuan hasil penelitian yang disajikan harus benar-
benar baru, ataupenyempurnaan dari temuan-temuan yang telah lebih dulu ditemukan
pihak lain. Jika merupakan hasil pemikiran atau perenungan harus pula merupakan
pemikiran yang menawarkan gagasan atau konsep-konsep baru. Artikel ilmiah tidak
selalu harus menyajikan koleksi data-data, melainkan diutamakan atau dituntut
menyajikan analisis dan interpretasi intelektual atas datadata.
Artikel ilmiah tidak diseyogyakan menggunakan kata atau kalimat yang berisi
analogi dan metafora. Artikel ilmiah mengutamakan penyajian fakta-fakta yang
dipaparkan secara singkat dan jelas. Artikel ilmiah harus mengandung informasi
sebanyak-banyaknya, diungkapkan dengan kata dan kalimat yang sedikit-dikitnya. Oleh
karena itu, artikel ilmiah harus sejelas dan sependek mungkin.
Hal penting yang harus diperhatikan penulis adalah, karya ilmiah dirancang bukan
untuk tujuan hiburan atau entertaintment, melainkan untuk mengkomunikasikan temuan
ilmiah baru. Secara singkat, artikel ilmiah dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Publikasi pertama hasil penelitian atau hasil perenungan pemikiran ilmiah yang
orisinal.
2. Disajikan dalam bentuk pemaparan yang memungkinkan pembaca melakukan
pengecekan simpulan, melakukan verifikasi dan pengulangan eksperimen, jika di
dalam artikel menjelaskan tentang hasil suatu eksperimen.
3. Dimuat dijurnal ilmiah atau dokumen lain yang tersedia dalam komunitas ilmuwan,
atau dipresentasikan dalam suatu forum ilmiah di kalangan komunitas ilmuwan
sejenis.
Ide-ide yang diajukan di dalam artikel ilmiah harus disampaikan secara jelas dan
logis. Perpindahan dari satu ide ke ide lain harus mengalir lancar. Proses pengembangan
ide seperti itu diperlukan agar menarik pembaca untuk tetap setia membaca sampai titik
terakhir artikel itu. Pembaca diupayakan agar tidak hanya setia membaca sampai selesai,
tetapi terinspirasi untuk mengaplikasikan atau menerapkan ide-ide yang diinformasikan
dalam artikel itu. Motivasi penulisan, pemikiran, dan perancangan penelitian dan
perenungan harus dilaporkan lengkap, agar dapat mempengaruhi pembaca menerima
atau menolak hasil penelitian yang dipaparkan dalam tulisan. Jika pengetahuan hasil
penelitian yang ditulis di dalam artikel itu dapat bertahan dari segala macam kritik, maka
ia diterima sebagai bagian dari tubuh ilmu pengetahuan, sampai muncul temuan baru
yang lain, yang mampu menyangkal hasil penelitian itu.

Tujuan/fungsi penulisan artikel ilmiah hasil penelitian


Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian yang dibuat
oleh seseorang atau badan yang diperintahkan untuk melakukan hal itu. Tujuannya
adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan merekomendasikan hasil penelitian.
Skripsi juga merupakan laporan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk
teori, konsep, metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara
pemecahannya. Namun untuk mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
cukup.
Hasil penelitian formal bisa dipublikasikan melalui seminar, pengkajian ulang,
analisis kebijakan, pendiseminasian dan sebagainya. Salah satu bentuk yang paling
populer adalah Artikel atau Karya Ilmiah. Karya tulis ilmiah atau dalam hal ini laporan
penelitian pada lazimnya disusun dalam bentuk yang sesuai dengan maksud
dilakukannya panelitian. Secara umum, alasan atau maksud dilakukannya penelitian
yang hasilnya disajikan dalam bentuk karya tulis ilmiah dapat dibedakan antara lain:
1) Untuk penulisan karya akademik dalam rangka memperoleh gelar tertentu, seperti:
skripsi untuk gelar sarjana (S1), tesis untuk magister (S2), ataupun disertasi untuk
gelar doktor (S3), dan
2) Untuk kepentingan lainnya, seperti karya tulis ilmiah yang dibuat untuk kepentingan
umum, yang biasanya dimuat dalam suatu jurnal.
Oleh sebab itu, bentuk-bentuk karya tulis ilmiah dapat digolongkan dalam tiga
macam, yaitu: karya akademik, karya profesional dan artikel ilmiah. Dalam uraian ini
hanya akan dibahas bentuk yang ke-3 yaitu artikel ilmiah.
Artikel ilmiah, yaitu suatu tulisan yang bersumber dari laporan hasil penelitian
dengan maksud untuk kepentingan publikasi yang dimuat pada jurnal ilmiah. Setelah
peneliti selesai membuat laporan hasil penelitian yang telah dilakukannya, lazimnya ia
juga membuat ringkasan dari laporan penelitiannya itu. Selanjutnya, untuk keperluan
publikasi-khususnya untuk pemuatan pada jurnal ilmiah, peneliti dapat menyusun artikel
ilmiah yang bersumber dari laporan penelitiannya itu.

KIAT MENULIS ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN UNTUK


PUBLIKASI JURNAL
Secara umum, lazimnya artikel ilmiah itu menganut sistematika sebagai berikut:
Judul: ditulis lengkap, informatif, tidak terlalu panjang tapi juga tidak terlalu pendek
(antara 5-15 kata) dan memuat variabel-variabel yg diteliti atau kata kunci yg
menggambarkan masalah yg diteliti. Untuk PTK, Judul artikel berfungsi sebagai label
yang menginformasikan inti isi yang terkandung dalam artikel secara ringkas. Pemilihan
kata sebaiknya dilakukan dengan cermat agar selain aspek ketepatan, daya tarik judul bagi
pembaca juga dipertimbangkan. Judul artikel sebaiknya tidak lebih dari 15 kata. Kiatnya:
Sisipkan kata tugas atau kata hubung, untuk menghasilkan judul yang efektif; Jangan
terlalu mudah menggunakan “studi kasus” jika memang bukan kasus; Pertimbangkan
pencantuman lokasi penelitian jika lokasi itu hanya sekadar lokasi karena akan sangat
membatasi implikasi temuan (Rokhman, Taufiqur, 2014).
Nama Penulis: sebagai pemegang hak kepemilikan atas tulisan, Nama penulis
ditulis tanpa gelar akademik atau yg lain apapun, dan nama lembaga tempat bekerja
penulis, dan alamat surel (e-mail). Kiatnya: Semua nama yang tercantum harus
bertanggung jawab atas isi artikel, Untuk penulis yang berstatus mahasiswa, alamat
pertama yang harus ditulis adalah nama perguruan tinggi tempat studi, Jangan
menyingkat nama belakang agar tidak menyulitkan, dasar pengacuan oleh peneliti
lain(Rokhman, Taufiqur, 2014).
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting:
masalah, tujuan penelitian, prosedur/metode, ringkasan hasil, simpulan dan saran.Ditulis
dalam 1 paragraf (kecuali ditentukan lain). Harus utuh, menggambarkan esensi isi
keseluruhan, dan terjemahan dalam bahasa Inggris. Untuk PTK, berisi pernyataan yang
mencerminkan ide-ide atau isu-isu penting di dalam artikel. Untuk artikel hasil
penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang
subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian, tekanan diberikan pada hasil tindakan
penelitian. Panjang abstrak 50-100 kata, dan ditulis dalam satu paragraf. Kiatnya: Latar
belakang cukup 1 kalimat dan dapat dilanjutkan dengan pernyataan tujuan penelitian;
Pendekatan atau metode yang dipilih: ringkas; Fokus pada temuan penting dan implikasi
hasil temuan; Tidak ada singkatan yang tidak dijelaskan terlebih dulu; Tidak mengacu
tabel atau gambar serta pustaka acuan; Abstrak benar menurut kaidah bahasa
Inggris(Rokhman, Taufiqur, 2014).
Kata Kunci dipilih yang dapat berfungsi sebagai alat penelusur; Mampu
mencerminkan konsep yang terkandung dalam naskah. Untuk PTK, Kata kunci adalah
kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang dibahas dalam artikel atau istilah-
istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli berupa kata tunggal
atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 5 kata/frasa. Perlu diingat bahwa kata kunci
tidak hanya diambil dari kata-kata yang sudah ada di dalam judul artikel. Kata kunci
sangat bermanfaat bagi pihak lain yang menggunakan mesin penelusuran pustaka melalui
jaringan internet untuk menemukan karya seseorang yang sudah dipublikasikan secara
online. Kiatnya: Kata kunci tidak selalu berupa kata tunggal, kata kunci bukan kata biasa
tetapi biasanya istilah, urutkan kata kunci berdasarkan abjad, gunakan 4-5 kata kunci,
urutkan kata kunci dari yang paling penting ke yang kurang penting (Suminar, 2012).
Pendahuluan yg menyajikan kajian pustaka beserta rujukan yg proporsional,
pembahasan dengan ringkas, padat dan langsung mengena masalah yg diteliti
menyangkut landasan teorinya, historisnya, atau yg lain yang mengarah ke rumusan
masalah, rencana pemecahan dan diakhiri dengan tujuan dan manfaat penelitian. Untuk
PTK, bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: (1)
latar belakang masalah atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana
pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil
penelitian). Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat dijamin
otoritas keilmuan penulisnya. Kajian pustaka disajikan secara ringkas, padat dan
mengarah tepat pada masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan
teoretis, segi epistemologis/historis, atau segi lainnya yang dianggap penting. Latar
belakang atau rasional hendaknya dirumuskan sedemikian rupa, sehingga mengarahkan
pembaca ke rumusan penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan
akhirnya ke rumusan tujuan. Manfaat penelitian merupakan paparan tentang sumbangan
apa dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini? Kiatnya: deskripsikan
Pendahuluan secara umum di awal paragraph, biasanya dikaitkan dengan isu-isu global
dan ilmiah, dilanjutkan dengan background yang lebih spesifik. Deskripsikan
permasalahan yang akan diselesaikan kaitannya dengan Pendahuluan. Deskripsikan letak
kebaruan dari teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan (Istadi,
2007). Letak kebaruan atau kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan harus dibuktikan
dengan perbandingannya dengan teknologi yang sudah ada, sehingga sangat perlu refernsi
artikel jurnal yang mutakhir. Bagian akhir Pendahuluan dilengkapi dengan tujuan spesifik
dari artikel yang ditulis beserta manfaatnya.
Metode yg menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan: lokasi, subjek atau
populasi dan sampel, instrumen pengumpul data beserta kualitasnya, rancangan
penelitian, cara penggalian data, dan teknik analisis data beserta keabsahannya(Istadi,
2007). Untuk PTK, Pada bagian metode disajikan bagaimana penelitian tindakan kelas
dilaksanakan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa atau dengan sub-bagian.
Yang disajikan pada bagian ini hanyalah hal yang pokok saja. Isi yang disajikan berupa
siapa sumber datanya (subjek penelitian), bagaimana tindakan dilakukan dan data
dikumpulkan (instrumen dan rancangan penelitian), dan bagaimana data dianalisis (teknik
analisis data) dan validasinya. Apabila di dalam pelaksanaan penelitian ada alat dan bahan
yang digunakan, maka spesifikasinya perlu disebutkan. Kiatnya: Deskripsikan bahan-
bahan penelitian secara detil, bila perlu cantumkan merk dan kemurnian dari bahan-bahan
yang digunakan. Prosedur penelitian disampaikan dalam bentuk cerita. Deskripsikan
prosedur atau metode secara jelas dan berurutan sehingga dapat menjamin prosedurnya
diulang dengan hasil yang relatif sama oleh pembaca. Metode penelitian dan metode
statistik yang digunakan harus scientific. Jika ada optimasi, gunakanlah metode optimasi
yang scientific dan memperhatikan interaksi antarvariabel. Gambar rangkaian peralatan
harus dideskripsikan dengan jelas. Metode penelitian harus bisa menyelesaikan
permasalahan (Istadi, 2007).
Hasil sebagai bagian utama artikel mmenyajikan analisis data sebagai hasil bersih,
(tidak memuat proses analisis dan proses pengujian hipotesis serta pembandingan
koefisien statistik hasil analisis dengan tabel statistik) yang bisa disajikan dalam tabel
atau grafik untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal kemudian diberi komentar
atau dibahas; apabila hasil cukup panjang bisa disajikan dengan sub-bagian, tetapi bila
terlalu pendek digabung dengan pembahasan. Untuk PTK, bagian ini menyajikan secara
singkat pelaksanaan tindakan sesuai kegiatan dalam setiap siklus yg dilakukan (termasuk
hasil observasi dan refleksi), hasil analisis data terhadap variabel yang diperbaiki/
ditingkatkan. Paparkan juga perkembangan hasil dari siklus satu ke siklus berikutnya.
Hasil analisis dapat disajikan dalam bentuk grafik atau tabel untuk memperjelas penyajian
hasil secara verbal dengan penjelasan secara singkat.Kiatnya: Tampilkan data hasil
penelitian dalam bentuk grafik atau tabel, mana yang lebih tepat, pilih salah satu apakah
dalam bentuk grafik atau tabel, tidak boleh duplikasi antara grafik dan
tabel.Grafik/gambar biasanya dipresentasikan dalam file jenis TIFF (.tif), JPEG (.jpg).
atau Postcript (.eps), satu file per gambar. Kualitas grafik harus jelas dan baik, sehingga
ketika diedit di jurnal setelah dikecilkan ukurannya, font size tetap dapat terbaca. Tebal
garis harus mencukupi. Hasil penelitian harus signifikan dan mempunyai kontribusi baru
bagi ilmu pengetahuan serta menyelesaikan permasalahan. Deskripsikan penyelesaian
permasalahan secara jelas, (kemudian diskusikan secara lebih mendalam mengapa hal itu
terjadi) (Istadi, 2007).
Pembahasan sebagai bagian terpenting dari keseluruhan artikel bertujuan
menjawab masalah atau menunjukkan tujuan penelitian dicapai, menafsirkan temuan
penelitian denggan teori/kajian pustaka yang ada di pendahuluan dan mengintegrasikan
kedalam kumpulan pengetahuan yg telah mapan, dan menyusun teori baru atau
memodifikasi teori yg sudah ada; Pembahasan ini juga mengilhami saran yg akan
disampaikan kemudian. Untuk PTK, jawaban atas masalah penelitian hendaknya
disajikan secara eksplisit. Penafsiran terhadap hasil penelitian dilakukan dengan
menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Pengintegrasian temuan penelitian ke
dalam kumpulan yang ada dilakukan dengan membandingkan temuan itu dengan temuan
penelitian yang telah ada atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.Kiatnya: Berdasar deskripsi penyelesaian
permasalahan, kemudian diskusikan secara lebih mendalam mengapa hal itu terjadi
(Istadi, 2007). Bandingkan hasil penelitian atau diskusinya dengan pendapat orang lain
atau penelitian sebelumnya (jurnal/prosiding yang terbaru yang terbit 3 tahun terakhir).
Pembahasan harus singkat tapi jelas dan ilmiah.
Simpulan dan saran sebagai penutup menyajikan ringkasan dari uraian yg
disajikan pada hasil dan pembahasan dengan mengembangkan pokok-pokok pikiran yg
merupakan esensi uraian tersebut; Simpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan
numerik. Saran disusun hanya berdasarkan simpulan dan pembahasan serta bisa mengacu
pada tindakan praktis, pengembangan teoretis serta perlunya penelitian lanjutan. Untuk
PTK, simpulan harus menjawab rumusan masalah atau tujuan penelitia dan saran harus
sesuai manfaat penelitian. Kiatnya:Klaim yang ada di simpulan harus didukung oleh data-
data hasil penelitian yang signifikan (jika tidak, biasanya Rejected). Tulislah simpulan
seringkas mungkin, Jangan pernah membuat klaim yang muluk-muluk tetapi tidak
didukung dengan data yang signifikan.
Acknowledgement Tuliskan ucapan terima kasih kepada penyandang dana
penelitian. Tuliskan juga ucapan terima kasih kepada yang membantu dengan intens
terhadap penelitian yang dilakukan (Istadi, 2007).Kiat:Ucapan terima kasih biasanya
ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar pustaka. Biasanya yang perlu disebutkan
adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya jika ada, karena ini juga nanti
sebagai dokumentasi bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai telah
dipublikasikan. Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga
atau kelompok yang secara langsung telah memberi bantuan teknis dan saran. Ucapan
terimakasih sebaiknya ditulis dengan sederhana.
Daftar Pustaka harus lengkap sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang
tubuh artikel dan sebaliknya. Kiat: Daftar Pustaka/References harus dituliskan sesuai
dengan format jurnal dimana artikel akan di-submit-kan. Tuliskan daftar pustaka yang
“up to date”, sebaiknya lebih banyak merujuk jurnal termasuk merujuk ke jurnal yang
akan di-submit. Gunakan system rujukan “numbering” atau “Author, year”, harus
konsisten. Semua pustaka yang dirujuk di teks harus didaftarkan di daftar pustaka,
demikian juga sebaliknya. References harus ditulis sesuai format jurnal dimana artikel
akan disubmitkan (Istadi, 2007).Untuk itu, penulis perlu mencermati lebih dahulu format
seperti apa yang harus diikuti sebelum mulai menulis/menyunting artikel ilmiahnya.
Bahasa yang Digunakan
Dalam penyusunan laporan penelitian sebagai karya ilmiah, hendaknya digunakan
ragam bahasa baku. Suriasumantri (1987) berpendapat bahwa dalam tulisan ilmiah,
fungsi simbolik lebih ditekankan daripada fungsi emotif dan afektif agar bahasayang
digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang disampaikan penulis dapat dipahami
secara tepat oleh pembacanya.
Laras bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian adalah laras bahasa
keilmuan. Menurut Dardjowidjojo (1988), ciri-ciri laras bahasa keilmuan mencakupi: (1)
wujud bahasa yang haruslah lengkap (afiksasi yang di dalam ragam informal opsional,
dalam bahasa ilmiah wajib), (2) kosakata yang dipakai harus utuh, (3) menggunakan
tanda baca yang tepat, (4) padat isi, bukan padat kata-kata, (5) adanya ketepatan ungkapan
dan ketunggalan arti, (6) pemakaian bahasa bersifat abstrak, (7) banyak ditemukan
kalimat pasif (penekanan pada peristiwa), dan (8) adanya kelengkapan unsur kalimat
(seperti subjek dan predikat). Sementara itu, menurut Brotowidjoyo (1985), karangan
ilmiah antara lain memiliki ciri-ciri (1) objektif, (2) cermat dan tepat, (3) sistematis, dan
(4) tidak emotif.
Berdasarkan uraian di atas, tampak dengan jelas bahwa dalam penyusunan laporan
harus memperhatikan aspek penalaran, struktur paragraf, struktur kalimat, diksi, dan
ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperhatikan
sistematika dan logika keseluruhan tulisan/artikel. Akhirnya usahakan tulisan hasil
penelitian betul-betul bebas dari segala bentuk plagiat.

Kiat Sukses
Harus mempunyai motivasi yang tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan
militansi tinggi, berlatih terus-menerus; Dengan militansi yang tinggi, kesibukan dan
lain-lain harusnya tidak menghalangi untuk menulis yang handal & bermutu; Orientasi
pada publikasi, lakukan segera untuk menulis jika mempunyai topik yang menarik,
jangan menunda. Menguji hasil karya dalam lomba-lomba, dan jika tulisan ditolak tidak
merasa kecewa justru sebaliknya memacu untuk menulis lebih baik.
Hindari 7 hal berikut ini: 1) menulis tanpa melengkapi bagian-bagian pokok,
seperti: abstrak, metode, daftar pustaka yang benar-benar dirujuk. 2) mengutip tanpa
mencantumkan sumber kutipan. 3) menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4)
menulis tanpa referensi yang memadai. 5) asal menulis, 6) mengirim naskah tanpa
pengantar atau proposal, dan 7) menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau
naskah ditolak.

PENUTUP
Laporan PTK merupakan pernyataan formal tentang hasil penelitian, yang dibuat
oleh seseorang/ guru yang diharuskan untuk melakukan hal itu. Tujuan menulis artikel
ilmiah hasil penelitian secara sederhana adalah untuk mencatat, memberitahukan, dan
merekomendasikan hasil penelitian yang berupa temuan baru dalam bentuk teori, konsep,
metode, dan prosedur, atau permasalahan yang perlu dicarikan cara pemecahannya.
Secara umum telah dipaparkan tentang kiat-kiat penulisan artikel ilmiah sesuai isi artikel
hasil penelitian meliputi: judul artikel, nama penulis, abstrak dan kata kunci,
pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran, serta daftar rujukan.
Dengan jurus sesuai kiat yang sudah dipaparkan ini akan sangat membantu pembaca
sukses menerbitkan artikelnya.
Dalam penyusunan artikel ilmiah hasil penelitian hendaknya digunakan ragam
bahasa baku. Dalam tulisan ilmiah, fungsi simbolik lebih ditekankan dari pada fungsi
emotif dan afektif agar bahasa yang digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang
disampaikan penulis dapat dipahami secara tepat oleh pembacanya. Laras bahasa yang
digunakan laras bahasa keilmuan, yang memiliki ciri-ciri: objektif, cermat dan tepat,
sistematis, dan tidak emotif. Dalam penyusunan laporan, penulis harus memperhatikan
aspek penalaran, struktur paragraf, struktur kalimat, diksi, dan ejaan (Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperharikan sistematika dan
logika keseluruhan tulisan/artikel. Akhirnya usahakan tulisan betul-betul bebas dari
segala bentuk plagiat.
Agar sukses dalam menulis artikel ilmiah, penulis arus mempunyai motivasi yang
tinggi untuk menulis, mempunyai ambisi dan militansi tinggi, berlatih terus-menerus dan
menghindari: 1) Menulis tanpa melengkapi bagianbagian pokok, 2) Mengutip tanpa
mencantumkan sumber kutipan. 3) Menulis tanpa berempati terhadap pembaca. 4)
Menulis tanpa referensi yang memadai. 5) Asal menulis, 6) Mengirim naskah tanpa
pengantar atau proposal, dan 7) Menolak naskahnya disunting editor atau sakit hati kalau
naskah ditolak.

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Suminar Setiati. 2012. Swasunting Naskah Artikel Terbitan Berkala Ilmiah.
http://jurnalsospol.fisipol.ugm.ac.id/public/pustaka/201204-KH/
Achmadi, Suminar Setiati. 2015. Metode Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah.http://
penelitian. gunadarma.ac.id/penelitian2/download/1007982042
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Penyusunan Usulan PTK. Jakarta:
PPTK dan KPT Dirjen PT
El-Kabumain, Nasin. t.th. Teknik Menulis Laporan Penelitian Karya Ilmiah.https://
www.academia.edu/6123896/

6. Model Pembelajaran Mendengarkan Pengemumuman Berdasarkan Kurikulum 2006 Dengan


Menggunakan Metode Pemberian Tugas ( Studi Eksperimen Kuasai Terhadap Siswa Kelas V
SDN Abdi Negara Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 )

Penerapan Teknik Paired Stori Telling Dalam Upaya Mengoptimalkan Pembelajaran


Menyimak Cerita Anak (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VI SDN Baranang
Siang Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Penerapan Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya Mengoptimalkan Membaca Pemahaman


(Penelitian Tindakan Kelas IV SD Negeri Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

Anda mungkin juga menyukai