Anda di halaman 1dari 16

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA SEKOLAH


DASAR

Annisa Muthi

1
ranihendriyati@gmail.com, 2 deden@ikipsiliwangi.ac.id, 3 faridillah@ikipsiliwangi.ac.id

Abstrak

This research is motivated by the fact that in the


learning process students can think creatively
using the problem based learning model for
fourth grade elementary school students. The aim
of the research is to improve students' creative
thinking abilities by applying the problem based
learning model. This research method is mixed
methods. Data collection techniques in this
research used observation, interview and
documentation methods. Data processing
techniques in this research use qualitative and
quantitative descriptive techniques. The results of
this research data show that this problem based
learning media is declared very suitable for
testing on students in creative thinking. It can be
concluded that by testing it on students, they can
improve their creative thinking skills using the
problem based learning model.

Keywords: Teaching Materials, hands on activity, Students' Comprehension

Ability

Kata Kunci: media , kemampuan pemahaman , keterampilan membaca siswa

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa pengembangan produk
yang dalam hal ini yaitu bahan ajar berbantuan powerpoint dapat berpengaruh
pada pembelajaran anak khususnya pada kemampuan pemahaman siswa.. Hasil
pada penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media buku kartu kata dengan
media kartu kata memiliki kelayakan dan pengaruh yang cukup baik dalam
pembelajaran.Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa
validasi media pembelajaran berada pada kategori sangat layak mengacu pada
kategori menurut Likert, lalu pada hasil respon siswa yang memiliki persentase
rata – rata menunjukan bahwa penggunaan bahan ajar berbantuan media kartu
kata memiliki respon yang baik dan siswa setuju dengan penggunaannya.Lalu pada
pengujian tes untuk mengetahui.kemampuan pemahaman siswa setelah
penggunaan bahan ajar berbantuan media kartu kata yang dilakukan pada pada
uji terbatas dan uji luas dimana hasil dapat dilihat dari uji paired sample t test dan
penghitungan nilai N Gain Skor.Pada hasil dari uji paired sample t test pada uji
terbatas dan uji luas menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
pembelajaran hal ini dapat dilihat dari pengujian yang dilakukan pada hasil tes
kemampuan pemahaman siswa.Serta penghitungan N Gain skor yang mana pada
uji terbatas menunjukan bahwa peningkatan pembelajran berada pada kategori
sedang dan pada uji luas hasil nya yang menunjukan bahwa peningkatan berada
pada kategori Tinggi.Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa membca puisi siswa kelas II
SD memiliki pengaruh atau dampak yang baik dalam pembelajaran.

PENDAHULUAN

Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti motivasi
belajar siswa, sarana dan prasarana yang kurang, metode pembelajaran yang
kurang bervariasi, serta strategi penyampaian materi kepada siswa yang tidak
menggunakan model yang sesuai pada pembahasan membaca puisi dengan lafal,
intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang tepat. Guru perlu menangani berbagai
persoalan pembelajaran tersebut dengan serius. Guru dapat memperbaiki
pembelajaran dengan video agar siswa dapat menentukan nilai pelajaran B. Dalam
penelitian ini, melalui video siswa dapat meningkatkan kemampuan membaca
dengan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi yang tepat. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Penulis
melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dirancang dalam siklus-siklus kegiatan. Menurut Dick
Hartoko, dalam pembelajaran membaca puisi, perlu diperhatikan dua unsur dalam
puisi, yaitu unsur tematik/semantik dan unsur sintaksis. Unsur tematik menusuk
struktur batin, sedangkan unsur sintaksis berkaitan dengan struktur fisik. Struktur
batin puisi mencakup tema, perasaan, nada, dan amanat. Struktur fisik adalah
struktur yang terlihat dalam bahasanya. Terdiri dari diksi, pengimajian, kata
konkret, bahasa figuratif, verifikasi, dan tata wajah. Untuk mencapai hasil
maksimal dalam pembelajaran membaca puisi, diperlukan unsur pendukung
seperti unsur tematik dan unsur sintaksis puisi. (23) Unsur tematik dan semantik
puisi menuju struktur batin, sementara unsur sintaksis mengarah pada struktur
fisik puisi. Struktur batin adalah makna dalam puisi yang tidak langsung dapat
dihayati. Struktur batin terdiri dari tema, perasaan, nada dan suasana, dan
amanat/pesan, sementara struktur fisik adalah yang bisa dilihat melalui bahasanya.
Struktur fisik terdiri dari:1. Diksi2. Pengimajian3. Kata konkret4. Bahasa figuratif
atau majas5. Verivikasi6. Tata wajahUntuk mencapai hasil maksimal dalam proses
pembelajaran, diperlukan unsur pendukung. Pembelajaran membaca puisi
melibatkan beberapa aspek pendukung, seperti kemampuan membaca, memahami
pesan, mendapatkan pengetahuan, mengerti makna bacaan, dan mendapatkan
informasi yang lebih jelas. Selain itu, juga penting memahami unsur-unsur seperti
tema, perasaan, nada dan suasana, amanat dan pesan, rima dan irama, serta
tipografi. Pada aspek model audio visual, motivasi, tujuan pembelajaran, penyajian
pesan, perhatian anak, dan interaksi langsung dengan guru adalah hal-hal yang
harus dipahami dan dimengerti oleh siswa kelas II di SDN Cibeber Mandiri 1 Kota
Cimahi. Media Kartu Kata memiliki kelebihan, yaitu membangkitkan kecerdasan
terpadu siswa, menciptakan suasana belajar yang efektif, dan meningkatkan
kreativitas serta kemampuan psikomotor siswa (Shoimin, 2014:182). Dengan latar
belakang tersebut, dapat dilakukan penelitian eksperimen berjudul
"Pengembangan Media Pembelajaran Model Kontekstual untuk Meningkatkan
Keterampilan Membaca Siswa di Kelas 2 SDN Cibeber Mandiri 1". "Silakan
berkunjung ke toko kami untuk mendapatkan penawaran spesial pada
produk-produk terbaru. Kami menyediakan berbagai pilihan produk berkualitas
tinggi dengan harga terjangkau. Segera datang dan nikmati berbagai promosi
menarik yang kami sediakan. Jangan lewatkan kesempatan ini!"

Variabel 1

Memberikan rangsangan positif pada potensi keberbahasaan anak akan membantu


perkembangan penguasaan kosa kata dan kemampuan komunikasinya dengan
orang lain, dampaknya juga terhadap perkembangan fungsi kognitifnya.

Anak yang cerdas dalam berbahasa juga memiliki keterampilan menyimak yang
baik. Anak cepat menangkap informasi melalui bahasa dan mudah menghafal
kata-kata, lirik, dan detail pesan seperti nama tempat, tanggal, atau hal kecil. Hal
ini penting dalam bermasyarakat, baik dalam bicara, membaca, dan menulis.

(Yusuf et al., 2005; Agustin & Muslihuddin, 2008) Shofi (2008: 92) mengatakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar
membaca adalah kematangan mental. Kematangan mental berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar anak. Jika anak telah siap, maka keberhasilan mudah diraih.
Namun, jika anak belum siap, perlu memberikan motivasi dan mengkondisikan
anak agar lebih siap dalam belajar. Dalam istilah pemasaran digital, pematangan
pelanggan mengacu pada tahap di mana pelanggan telah mencapai pemahaman
penuh tentang produk atau layanan yang mereka gunakan. Tahap ini penting
karena dapat membantu perusahaan mempertahankan pelanggan dan mendorong
mereka untuk melakukan pembelian ulang.

Variabel 2

Kematangan mental berpengaruh pada keberhasilan belajar anak. Anak yang siap
akan lebih mudah berhasil. Bila anak belum siap, perlu memberi motivasi dan
mengkondisikan agar lebih siap belajar. Kematangan visual anak yang baik akan
membantu keberhasilan belajarnya karena anak dapat membedakan perbedaan
karakter huruf dengan baik. Kemampuan mendengarkan yang baik sangat penting
dalam belajar karena berkaitan erat dengan pengenalan membaca. Anak
membutuhkan pendengaran yang baik untuk dapat membedakan bunyi huruf yang
berbeda. Selain itu, perkembangan wicara dan bahasa juga menjadi faktor penting
dalam belajar. Anak harus mengembangkan wicara dan bahasa sebelum bisa
mengucapkan kata atau kalimat. Jika anak belum bisa berbicara dengan baik,
mereka hanya akan mengenal karakter huruf saat belajar membaca. Pengenalan
membaca sebaiknya dimulai sejak anak belajar berbicara. Keterampilan berpikir
dan mendengar yang baik akan membantu ketepatan daya tangkap dalam
membaca. Mengasah kepekaan bunyi sebaiknya dilakukan sejak dini, bisa dimulai
saat anak berusia nol hingga tiga bulan. Motivasi yang kuat akan meningkatkan
keberhasilan. Oleh karena itu, motivasi anak penting. Mempertahankan minat
membaca sejak awal, anak yang ingin membaca perlu diberi pengenalan huruf.
Membaca sangat penting dalam kehidupan masa depan. Membaca adalah hal yang
wajar dan menyejarah (Endrianti, 2007:48). Gray (Hawadi, 2001:36) menyebutkan
komponen membaca (1). Pengenalan kata-kata di sini bertujuan untuk
menekankan pentingnya perkenalan persamaan antara apa yang diucapkan dan
apa yang ditulis sebagai simbol, ini disebut decoding. Membedakan simbol dan
memahami isi teks adalah penting dalam membaca. Menurut Thomson (1970: 108),
waktu yang tepat untuk belajar membaca adalah saat anak bersekolah dasar. Pada
masa ini, anak memiliki rasa ingin tahu yang berkembang dan sering kali
menanyakan banyak pertanyaan. Anak sudah siap menerima hal-hal di sekolah dan
keterikatan mereka pada hal-hal konkret berkurang, kemampuan mereka
berkembang menjadi lebih abstrak. Anak bisa terlibat pada simbol-simbol.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan atau
Rnd (Research and Defelopment), dalam dunia pendidikan metode penelitian ini
merupakan metode pengembangan model pembelajaran untuk mengahasilkan
suatu produk serta diuji keefektifan produknya melalui beberapa langkah-langkah.
Adapun produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa model pembelajaran
membaca puisi berbantuan media pembelajaran.Hal ini disesuaikan dengan
pendapat dari Mulyatiningsih (2013:162) mengatakan bahwa “apa bila produk
yang dikembangkan dalam sebuah penelitian sejenis media, model, peralatan, dan
alat evaluasi maka metode penelitian yang paling tepat adalah metode penelitian
pengembangan.Dengan subjek penelitian yaitu salah satu sekolah dasar yang
berada di kabupaten Bandung Barat yakni SDN Cibeber MANDIRI 1 Cimahi.

Tahapan penelitian ini mengikuti tahapan pengembangan dengan pembelajran


media karu kat
a
seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

HASIL DAN DISKUSI

Hasil

1. Proses pengembangan bahan ajar materi puisi dengan menggunakan


model pembelajaran menggunakan media kartu kata

Rumusan masalah yang pertama tentang proses pengembangan bahan ajar materi
puisi dengan menggunakan model pembelajaran menggunakan model Kontekstual,
adapun penjelasan mengenai proses pengembangan bahan ajar tersebut sebagai
berikut:

A. hasil observasi

Observasi pertama dilakukan terhadap 30 siswa kelas 2 SD Negeri 2 Cibeber


Mandiri.Pada tanggal 11 Maret 2022 pukul 10.00 WIB dilakukan observasi di SD
Negeri 1 Cibeber Mandiri.Observasi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal
kemampuan membaca 2. Observasi ini didampingi oleh guru kelas 2 khususnya
reni.S.PD.Ajaklah siswa untuk menulis puisi dengan topik guru.Pelajarannya
diadaptasi dari pelajaran yang diajarkan Bu Reni hari itu, yaitu puisi. Peneliti
menganalisis hasil observasi menggunakan hasil puisi siswa yang diajukan kepada
siswa kelas 2 SDN Cibeber mandiri 1 terkait dengan kemampuan membaca
hasilnya rata-rata siswa-siswi belum mencapai (KKM) dia itu 75 yang diterapkan
oleh sekolah dasar tersebut.

Data yang diperoleh dari hasil observasi penilaian pertama adalah ekspresi
(membaca dengan ekspresi).Rata-rata siswa mendapat nilai 25 dan 20, artinya
mereka dapat menggunakan kata-kata sesuai topik yang diberikan. Penilaian yang
kedua adalah gaya bahasa, rata-rata siswa mendapat nilai 10, sebagian siswa
mendapat nilai 5, artinya sebagian besar siswa dapat menggunakan gaya bahasa
yang imajinatif, sesuai topik, dan indah, namun tidak mendalam.Peringkat ketiga
ada Rima.Sebagai siswa utama, mendapat nilai 15 dan 10.Namun masih ada siswa
yang memperoleh nilai 5.Artinya siswa dapat menghasilkan 5 pantun yang dapat
dibaca dan ada pula siswa yang menghasilkan pantun yang terorganisir.Penilaian
yang keempat adalah kesesuaian judul, tema dan isi puisi.Ada siswa yang mendapat
nilai 15 artinya memilih judul yang benar dan akurat, sebagian besar siswa juga
mendapat nilai 10 artinya memilih judul yang benar dan akurat.Penilaian kelima
menyangkut makna.Rata-rata siswa mendapat nilai 15, artinya mampu menyajikan
makna mendalam berdasarkan topik dan membawa pesan etis.

Berdasarkan data diatas penelitian terbaru untuk mengembangkan perangkat


bahan ajar yang lebih efektif untuk diterapkan pada pembelajaran di kelas II.
Peneliti bersama ibu Reni melakukan diskusi untuk merumuskan hal-hal apa saja
yang harus dibenahi dalam proses pembelajaran penulis puisi siswa kelas. Diskusi
ini dilakukan pada hari Jumat tanggal 4 Maret 2022 jam 14.00 di kantor guru SDN
Cibeber Mandiri 2. Hasil yang didapat dari diskusi adalah pentingnya untuk
mengembangkan bahan ajar berdasarkan hasil diskusi dengan ibu Reni, peneliti
membuat konsep untuk pengembangan bahan ajar dengan model pembelajaran
kooperatif. konsep yang dihasilkan siap untuk divalidasi oleh para ahli.

B. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan pada pertengahan bulan Maret 2022.Kegiatan ini


sebagai salah satu cara untuk menggali kemampuan menulis puisi siswa sekolah
dasar di kota Cimahi.Kegiatan wawancara ini dilakukan kepada beberapa guru
kelas 2 SD antara lain SDN 1 Cibeber Mandiri.SDN 1 Cibeber Mandiri dan SDN 2
Cibeber Mandiri.Pakar Penilaian tematik melakukan wawancara mengenai model
pembelajaran yang dipilih guru untuk meningkatkan siswa.'keterampilan
membaca pemahaman., pengetahuan guru tentang teks puisi dan pengembangan
materi pembelajaran.Wawancara siswa dikaitkan dengan pengetahuan siswa
tentang keterampilan membaca, pembelajaran di kelas, dan lingkungan belajar
yang mereka nikmati dan harapkan.

Kegiatan wawancara ini dilakukan secara sistematis terhadap guru dan


siswa.Pertanyaan yang diajukan terfokus pada kemampuan membaca dan belajar
bahasa Indonesia, menganalisis hasil wawancara terstruktur dengan guru SD
Negeri Cibeber Mandiri 1, SD Negeri Cibeber Mandiri 2, dan SD Negeri Cibeber
Mandiri 2 mencapai hasil serupa.Kemampuan membaca dalam kegiatan membaca
siswa kelas 2 masih rendah karena siswa kurang termotivasi dan belum
mengembangkan bahan ajar, ada juga pendapat guru yang menganggap kegiatan
membaca kurang menarik minat siswa.Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan
wawancara guru dijelaskan sebagai berikut.Lokasi wawancara pertama di SDN
Cimindi 2 yang terletak di Jalan Cibeber.Pada hari Jumat tanggal 14 Maret 2022
pukul 13.00 peneliti bertemu dengan guru kelas 2 yaitu Ibu Reni spd.di ruang guru
SDN Cibeber Mandiri 1.Pada kesempatan kali ini peneliti menyampaikan tujuan
utama pertemuan dengan guru kelas 2 yaitu melakukan penelitian untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi.Peneliti juga berdiskusi dengan wali kelas
kelas 2 tentang solusi meningkatkan keterampilan menulis puisi dan kurangnya
minat siswa dalam menulis puisi. Ibu Neneng menjelaskan, kemampuan menulis
puisi siswa kelas 2 SD masih rendah.Hal ini dibuktikan dengan siswa belum secara
baik mengungkapkan emosinya melalui puisi, meliputi ungkapan, gaya bahasa,
rima, kesesuaian, judul, tema, isi puisi dan makna puisi.Siswa memang mempunyai
kemampuan menulis puisi, namun menurut kaidah menulis kemampuannya masih
terbatas.Dan ibu Putri sendiri tidak mempunyai teknik khusus untuk
menghadapinya.Lokasi wawancara yang kedua adalah di SDN Cibeber Mandiri 2
yang terletak di Jalan Raya Cibeber Kota Cimahi, di SDN Cibeber Mandiri 1,
peneliti bertemu dengan guru kelas 2 yaitu Ibu Neneng S.pd. Pada tanggal 8
Februari 2022 hari Jumat pukul 09.00 di ruangan guru SD negeri Cibeber Mandiri
1 pada kesempatan itu peneliti menyampaikan tujuan utama bertemu dengan guru
kelas 2 yaitu untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan
membaca.

Peneliti juga berdiskusi dengan nilai kelas 2 yang terkait dengan solusi untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi dan kurangnya minat siswa untuk
menulis puisi. Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan bapak siswa kelas
2 di SD negeri Cibeber Mandiri 2 ibu Reni menjelaskan bahwa sebagian besar
siswa mempunyai kemampuan menulis puisi yang masih kurang dan kemampuan
menulis yang dimiliki siswanya masih berada pada level yang rendah. Ibu Reni
sudah mencoba mengatasinya dengan menerapkan metode pembelajaran yang
beragam namun belum dapat meningkatkan kemampuan membaca. Lokasi
wawancara ketiga adalah SDN Cibeber Mandiri 2 yang meramal di jalan cibeber
kota Cimahi. pada hari Sabtu tanggal 9 April 2022 jam 10.00 di kantor guru SDN
Cibeber Mandiri 2 peneliti bertemu dengan ibu intan SPD SD sebagai wali kelas 2.
Peneliti melakukan wawancara terstruktur dengan ibu intan terkait berbagai
persoalan tentang pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa
kelas 4 di SDN Cibeber Mandiri 2. Peneliti bertanya tentang kondisi kemampuan
menulis puisi siswa kelas 4 SDN Cimindi 5. Ibu Reni menjelaskan bahwa sebagian
besar siswanya mengalami kesulitan dalam membaca siswa. Hanya sebagian siswa
dapat menulis puisi dengan baik. Ibu Neneng menjelaskan bahwa bahan ajar di
sekolahnya sangat terbatas.

Setelah mendapat informasi dari guru tentang kemampuan menulis puisi siswa
dan perangkat pembelajaran yang digunakan, peneliti dan guru mendiskusikan
media yang dapat dikembangkan serta materi pembelajaran yang akan digunakan
untuk mengembangkan materi pendidikan yang dapat meningkatkan pemahaman
membaca.teks informasi.Siswa kelas 2 SD dan hasilnya membuahkan kesepakatan
untuk mengembangkan materi pendidikan tematik dengan model pembelajaran
kooperatif.

Hal ini mendapat tanggapan positif dari peneliti dari setiap kepala sekolah
dasar yang akan melakukan penelitian di sekolahnya.Guru dan kepala sekolah
justru mendukung dan memfasilitasi pengembangan bahan ajar uji coba di
sekolahnya.Untuk memperoleh informasi lebih lanjut dan mempelajari lebih dalam,
peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa kelas 2 SDN Cibeber
Mandiri 2 SD.

Peneliti mendapat informasi bahwa sebagian dari mereka tidak suka


menulis.Peneliti juga mendapat laporan bahwa pembelajaran di kelas kurang
beragam dan bahan ajar terbatas.Banyak siswa yang kesulitan membaca sesuai
aturan tertulis.

Proses Pengembangan Bahan Ajar

1. Rumusan masalah yang pertama tentang proses pengembangan media


pembelajaran materi dengan menggunakan model pembelajaran menggunakan
media pembelajaran,adapun penjelasan mengenai proses pengembangan bahan
ajar tersebut

2.Kelayakan Media Pembelajaran katu kata Menurut Ahli. Layak tidaknya media
ini untuk di terapkan atau di uji cobakan kepada siswa kelas II SD dinilai melalui
validasi oleh ahli media dan ahli materi. Validasi produk ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa valid media yang sudah disiapkan untuk diterapkan kepada
siswa, agar tidak terjadi kesalahan pada saat penggunaanya. Hal ini seusai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 414) dimana “tahap ini
bertujuan untuk mengetahui kevalidan produk yang dikembangkan baik dari
aspek media dan materi”. Berdasarkan validasi ahli, akan diperoleh data tentang
kekurangan atau kelemahan produk. Kekurangan-kekurangan tersebut
selanjutnya akan diperbaiki oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji validasi validasi
media 79% untuk validasi materi yang artinya media yang digunakan sudah layak
untuk diuji cobakan kepada siswa di dalam kelas (Hutama, 2016).

Dari hasil validasi oleh Bapak Faridhillah, m.pd diketahui bahwa persentase hasil
uji validasi adalah 93% dan dinyatakan layak untuk diujicobakan kepada siswa
kelas 2 SD. Namun ada beberapa masukan dari ahli yang harus diperbaiki dalam
bahan ajar

Respon Siswa Terhadap Materi

Pada awal pembelajaran, peneliti menemukan bahwa respon siswa setelah diberitahukan
materi yang akan dipelajari, siswa cenderung merasa malas dan mengeluh karena kesulitan
mereka dalam memahami materi yang terlalu banyak hafalan. Sebagian siswa berpendapat
bahwa materi puisi ini sangat membosankan dan sulit untuk mereka ingat. Sehingga
kemampuan pemahaman siswa dalam materi ini masih dibawah rata-rata. Namun setelah
siswa diberikan media pembelajaran , semangat siswa mulai kembalilagi terbukti dengan
adanya rasa penasaran siswa terhadap Pembelajaran yang akan mereka Pelajari.Didukung
oleh hasil respon peserta didik pada uji terbatas dan uji luas mengalami
kenaikan sebanyak 2,65%.

Gambar 2. Hasil Respon Siswa

Gambar 3. Hasil Rata – Rata Pre Test dan Post Test

Pada gambar tersebut hasil yang ditampilkan ada dua yaitu pada uji terbatas dan
uji luas. Nilai persentase respon yang diperoleh dari uji terbatas adalah 86.64%,
hasil ini menunjukan bahwa dari 20 pertanyaan angket respon siswa terhadap
bahan media pembelajaran agar berada pada tingkat setuju untuk digunakan
dalam pembelaaran dan cukup menarik bagi siswa untuk digunakan dalam
pembelajaran. Selanjutnya pada uji luas hasil yang diperoleh adalah 88.75%, nilai
ini tidak berbeda jauh dari nilai uji terbatas yang mana masih memberikan hasil
bahwa penggunaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata memiliki
respon yang baik dari siswa dan siswa setuju dengan penggunaan media
pemmbelajran dalam pembelajaran.
1. Kemampuan Pemahaman konsep
Kemampuan pemahaman siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan tes yang
diberikan di awal dan di akhir pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa sebelum dan sesudah diberikannya perlakuan.
Kemampuan pemahaman siswa kelas II pada saat uji coba terbatas ini tergolong
rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil pretest siswa yang memperoleh hasil
dibawah rata-rata. Begitupun pada saat uji coba luas, nilai yang diperoleh pada
saat pretest masih sangat rendah. Widiasworo (2017: 81) berpendapat bahwa
“Pemahaman ialah kemampuan untuk menghubungkan atau mengasosiasikan
informasi informasi yang dipelajari menjadi “satu gambar” yang utuh di otak
kita”. Sedangkan Sudijono (2011: 50) berpendapat bahwa “Pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu dan setelah itu
diketahui dan di ingat”.Sehingga untuk mencapai pemahaman ini, siswa perlu
dibimbing dengan cara yang tepat. Mengarahkan siswa untuk mengerti materiyang
ingin disampaikan dengan cara yang benar(Surya,2018). Setelah penggunaan media
peb, pemahaman siswa sedikit demi sedikit mulai mengalami peningkatan. Hal ini
terbukti dari media pembelajaran hasil posttest siswa pada saat uji coba terbatas
dan luas juga mengalami peningkatan yang cukup baik. siswa cenderung antusias
dan cepat dalam pembelajaran dengan canva. Sehingga faktor yang mempengaruhi
peningkatan kemampuan pemahaman ini justru terletak pada bagaimana cara
menyampaikan materi tersebut kepada siswa, Hal ini sejalan dengan pendapat
Arief S Sadiman, dkk (2008:29) yang menyatakan bahwa salah satu kelebihan
kartu bergambar ini yaitu karena gambar mempunyai sifat yang konkret dan
realistis sehingga mampu menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan
media verbal semata. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
media canva ini layak untuk diterapkan di sekolah, khususnya di kelas II

Berdasarkan data tersebut hasil uji paired sample t test yang diolah dengan
menggunakan SPSS maka hasil yang diperoleh pada uji terbatas dan uji luas yaitu
0.000 < 0.005 hasil ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test
dan post test. Hasil ini juga memberikan kesimpulan bahwa penggunaan media
pembelajaran memiliki pengaruh yang baik terhadap kemampuan pemahaman
siswa.
Selain melakukan uji paired sample t test, dilakukan juga penghitungan nilai
N Gain Skor, penghitungan ini dilakukan untuk melihat peningkatan yang ada
pada pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Hasil penghitungan
N Gain Skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Berdasarkan tabel 4.9, dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan N-

gain score pada uji coba terbatas ini menunjukkan nilai rata-rata

sebesar 0,585 yang artinya masuk dalam kategori sedang, dan memperoleh hasil presentase
sebesar 58.5% yang artinya penggunaan media pembelajaran Ini Cukup Efektif

Diskusi

Pengembangan produk penelitian atau dalam hal ini yaitu bahan ajar berbantuan
SAVI dikembangkan melalui 4 langkah pemecahan masalah yaitu dengan
melakukan pencatatan proses pengembangan,melakukan uji kelayakan pada
produk dan materi, memberikan angket kepada siswa, dan melakukan tes untuk
menguji kemampuan pemahaman siswa. Pada Lembar Observasi dilakukan
pengamatan selama proses penelitian dilakukan. Pada lembar observasi langkah
awal yang dilakukan yaitu melakukan pengamatan selama proses penelitian untuk
melihat efektivitas bahan ajar yang digunakan pada proses pembelajaran, sehingga
bisa memberikan evaluasi untuk bahan ajar yang dikembangkan. Lalu pada uji
kelayakan hasil yang diperoleh pada penilaian validator yaitu pada uji validasi oleh
ahli media, produk yang dikembangkan mendapatkan nilai rata – rata 3.5 hasil ini
memberikan keterangan bahwa media pembelajaran kartu kata berada pada
kategori sangat layak mengacu pada skala likert untuk validasi produk.
Selanjutnya validasi materi mendapatkan hasil 3.8 nilai ini berada pada kategori
sangat layak dan dapat digunakan dalam penelitian. Hasil ini memberikan
keterangan bahwa media kartu kata dan materi kelas 2 dapat digunakan dalam
penelitian dan pembelajaran.

Selanjutnya yaitu pada respon siswa terhadap produk atau bahan ajar
berbantuan SAVIyang mana pengumpulan dilakukan melalui angket yang
berisikan 20 pernyataan positif dan negative. Hasil pada angket memberikan data
bahwa pada uji terbatas rata – rata persentase jawaban siswa mendapatkan nilai
86,64% hasil ini dapat diartikan bahwa penggunaan media pembelajaran
mendapatkan respon yang baik pada bahan ajar tersebut. Dan pada uji luas rata –
rata persentase jawaban siswa mendapatkan nilai 88,75%, hasil ini sama dengan
hasil uji terbatas yang memberikan arti bahwa penggunaan media kartu kata pada
pembelajaran memiliki respon yang baik dan rata – rata siswa setuju dengan
penggunaan bahan ajar ini.

Kemampuan pemahaman pada penelitian ini diuji dengan melakukan tes kepada
subjek penelitian. Soal tes yang diberikan terdiri atas 10 pertanyaan dengan
indicator soal yang disesuaikan dengan indicator kemampuan pemahaman konsep.
Pengujian ini dilakukan pada pre test dan post test yang dilakukan pada uji
terbatas dan uji luas. Hasil pengujian pada uji terbatas dan uji luas dalam
mengetahui kemampuan pemahaman siswa diolah dengan menguji paired sample t
test dan menghitung N Gain Skor. Pengujian ini dilakukan untuk melihat
perbedaan dan peningkatan yang ada pada pre test dan post test. Hasil paired
sample t test pada uji terbatas memperoleh nilai signifikansi 0.000 < 0.005 yang
berarti hasil ini memberikan keterangan bahwa pada uji terbatas terdapat
perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test. Dan pada nilai N Gain
Skor, nilai yang didapat yaitu 0.5 hasil ini memberikan keterangan bahwa pada uji
terbatas peningkatan yang terjadi setelah pembelajaran dengan menggunakan
bahan ajar berbantuan SAVI mengalami peningkatan pada kategori sedang.
Selanjutnya pada uji luas hasil yang diperoleh pada uji paired sample t test adalah
nilai signifikansi 0.000 < 0.005 sama seperti uji terbatas pada uji luas ini juga
terdapat perbedaan yang signifikan pada pre test dan post test. Dan untuk nilai N
Gain Skor, hasil yang didapat adalah 0.5 nilai ini memberikan keterangan bahwa
pada uji luas peningkatan yang berada pada kategori tinggi.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Research and Development (R&D) dengan metode
pengumpulan data catatan lapangan,kelayakan produk atau validasi produk,angket
respon siswa serta hasil uji tes kemampuan pemahaman konsep siswa di SDN
Cibeber MANDIRI 2 Cimahi, mengenai pengembangan Media Kartu Kata dengan
menggunakan model pembelajaran Hands On Activity untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep siswa kelas II SD, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut;

Proses dan hasil pengembangan produk pengembangan media pembelajaran


yang dikumpulkan dengan menggunakan catatan lapangan memberikan
kesimpulan bahwa media pembelajaran dilihat dari tahapan langkah – langkah
yang dilakukan sudah sesuai dengan metode atau langkah – langkah menurut Borg
and Gall. Serta dapat menghasilkan sebuah produk yaitu bahan ajar yang dapat
digunakan dalam pembelajaran.
Kelayakan dari media pembelajaran memberikan kesimpulan bahwa produk serta
materi yang dikembangkan memiliki kelayakan yang sangat baik, dilihat dari
penilaian validator ahli media dan materti memberikan hasil bahwa bahan ajar
memiliki kategori yang sangat layak untuk digunakan, sehingga media buku
bergambar ini bisa digunakan untuk penelitian ataupun pada pembelajaran di
Sekolah Dasar.

Respon peserta didik terhadap produk yang dikembangkan memberikan


kesimpulan bahwa pembelajran materi puisi pada produk media yang
dikembangkan memiliki tingkat setuju yang baik, hal ini bisa dilihat dari hasil
angket siswa yang mana pada uji terbatas siswa memiliki rata – rata presentase
78% dan pada uji luas siswa memiliki rata – rata presentase 80% hal ini tentu
dapat disimpulkan bahwa produk atau media buku bergambar memiliki respon
yang sangat baik untuk digunakan dalam pembelajaran di SD dan masih bisa
untuk dikembangkan kembali pada pembelajaran lainnya, hasil ini tentu
mendukung tingkat validitas yang telah dinilai sebelumnya oleh validator.

Kemampuan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan produk yang


dikembangkan memberikan kesimpulan bahwa sesudah digunakannya bahan ajar
itu memiliki dampak yang baik bagi kondisi kemampuan pemahaman konsep
siswa, hal ini bisa dilihat dari hasil uji paired sample t test dan nilai N Gain Skor
pada uji terbatas dan uji luas siswa yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
serta peningkatan yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya bahan ajar
pada proses belajar siswa di kelas.

UCAPAN TERIMAKASIH (boleh ada atau tidak)


Tempatkan Ucapan Terima Kasih, termasuk informasi tentang sumber
dukungan keuangan yang diterima untuk pekerjaan yang diterbitkan. Dalam
bentuk poin dengan menggunakan penomoran. Jenis huruf yang digunakan Times
New Roman 12 point, spasinya 1.

REFERENSI

Adiningsih.(2001).MengajarkanAnakMembaca,MenulisBandung:GemaInsaniPress.
Arikunto, S. (2002).ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Jakarta: PT
RienekaCipta. Aqib, Z. (2006). Andriani. (2005).
MetodePengembanganBahasa.PusatpenerbitanUniversitas Terbuka
Akhdinirwanto. (2003). StrategiPembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dardjowijojo.(2003). Model
PembelajaranBahasaBerdasarkanPendekatanBahasaMenyeluruh.Tesis. Bandung:
PPS-UPI. Doman.(2005). MetodePengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
RinekaCipta. Megawangi, R. (2007). CharacterParenting Space.
Bandung:ReadPublisingHouse. Hamalik, (2005), Kamus Umum Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka Syaodih.(2008), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,
Remaja Rosdakarya. Solebudin, M. (2000).KonsepDasarPendidikanPrasekolah.
Bandung: FIP UPI. Sudjana, D., (2002),
StrategiPembelajaranDalamPendidikanLuarSekolah, Bandung, Nusantara Press.

Sudjana, D., (2005), Metodedanteknik


PembelajaranPartisipatifDalamPendidikanLuarSekolah, Bandung, Nusantara
Press. Sudjana, D., (2005), PendidikanLuarSekolah :Wawasan,
SejarahPerkembangan, falsafahdanteoripendukungAzaz, Bandung, Nusantara,
Press. Sudjana, D., (2002) PengantarManajemenPendidikanLuarSekolah, Bandung,
Nusantara Press. Sudjana, N., dan R. Ibrahim, (2002), Penelitiandanpenilaian
Pendidikan, Bandung, SinarBaru. Suyanto.(2006).
PemberantasanButaHurufdariPintukePintu.
[Online].Tersedia:http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2006/09/11/brk,20060
911-83806,id.btml[8April 2012] Sugiarto. (2002). PenganlarPenelitianIlmiah Dasar,
MetodedanTeknikBandung: Transito. Wiriatmojo. (2003). Bahan perkuliahan
Metode Penelitian. Bandung: PPS UPI. tidakditerbitkan. UU RI
(2003).TentangSistemPendidikanNasional.Bandung: Citra Umbara. Yusuf, S.
(2000). PsikologiPerkembanganAnakdanRemaja. Bandung: PT RemajaRosdakarya

Tambahan Konten Lainnya


Tabel

Tabel harus diketik secara terpisah dari teks utama dan sebaiknya dalam ukuran
font yang sesuai agar sesuai dengan masing-masing tabel pada halaman terpisah.
Setiap tabel harus diberi nomor dengan angka Arab (misalnya, Tabel 1, Tabel 2)
dan termasuk judul. Tempatkan catatan kaki ke tabel di bawah tubuh tabel dan
tunjukkan dengan huruf kecil superskrip (a, b, c, dll.), Bukan simbol. Jangan
gunakan aturan vertikal di tabel. Setiap kolom dalam tabel harus memiliki judul,
dan singkatan, bila perlu, harus didefinisikan dalam catatan kaki. Spasi yang
digunakan untuk tabel adalah 1.

Tabel 1. Number of Students Based Early Mathematical Ability


PAM Experiments Control
High 11 12
Medium 53 44
Low 9 10
Total 73 66

Gambar/Grafik

Angka harus disediakan secara terpisah dari teks utama. Gunakan angka Arab
untuk menghitung semua angka (misalnya, Gambar 1, Gambar 2) sesuai dengan
urutannya dalam teks. Angka angka harus muncul dengan baik di luar batas-batas
gambar itu sendiri. Angka-angka multipart harus ditunjukkan dengan huruf-huruf
besar dan tebal (A, B, C, dll.) Tanpa tanda kurung, baik pada gambar itu sendiri
maupun pada gambar legenda..

Gambar 1. Kegiatan Pembelajaran Guided Discovery Learning

Anda mungkin juga menyukai