Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS HASIL PRA-SURVEY

Berdasarkan hasil pra-survey yang saya lakukan di SMP Negeri 7 Metro


dengan mewawancarai 5 peserta didik diperoleh hasil bahwa bahan ajar yang
digunakan oleh guru ketika mengajar adalah buku cetak dan LKS, namun guru
lebih sering menggunakan LKS karena banyak latihan soalnya. Peserta didik
mencatat setiap materi yang disampaikan oleh guru, karena peserta didik hanya
memegang buku LKS sedangkan bahan ajar yang digunakan adalah buku
cetak, LKS dan pemebelajaran dari Internet. Respon dan kendala peserta didik
terhadap bahan ajar yang digunakan adalah monoton dan membosankan. Tetapi
sebenarnya peserta didik tau bahwa bahan ajar mampu mengembangkan
kemampuanya dalam proses pembelajaran. Pastinya setiap bahan ajar memiliki
kelebihan dan kekurangan didalamnya, maka pra survey menjawab bahwa
kekurangan bahan ajar terletak pada isinya yang monoton, sulit dipahami, kurang
menarik, membosankan serta bahan ajar yang masih terbatas ketersediaanya.
Disamping memiliki kekurangan pasti bahan ajar memiliki kelebihan bahan ajar
yang dimiliki sekolah yaitu materi yang disajikan sudah cukup lengkap. Dalam
pra survey yang dilakukan butuh pengembahan bahan ajar yang dibutuhkan oleh
pererta didik, yang dimana bahan ajar yang dikembangkan menarik dan peserta
didik lebih terlibat aktif dan berfikir kritis. Hal ini sesui dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk
peserta didik belajar berfikir kritis serta memperoleh pengetahuan.

Alternatif yang ditawarkan adalah bahan ajar berupa Pengembangan


LKPD, dimana antusias peserta didik terhadap bahan ajar yang terbangun
supaya memudahkan dalam proses pembelajaran. Saran dari peserta didik agar
bahan ajar tidak membosankan serta ada keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari dan pastinya sesuai dengan era teknologi. Bahan ajar sangat penting
artinya bagi guru maupun peserta didik dalam proses pembelajaran, tanpa bahan
ajar akan sulit guru untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran. Demikian
peserta didik tanpa bahan ajar akan sulit untuk mengikuti proses pembelajaran
dikelas, apalagi jika guru mengajarkan materi dengan cepat dan kurang jelas.
Disamping itu ada beberapa faktor yang mengakibatkan bahan ajar perlu
dikembangkan diantaranya seperti kecermatan isi, ketepatan cakupan,
penggunaan bahasa, ilustrasi serta kelengkapan komponen bahan ajar.
Berdasarkan permasalahan diatas, mendorong peneliti untuk
mengembangkan LKPD dengan pendekatan Saintifik melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem based learning (PBL)
adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu
berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Sintak merupakan tahapan yang harus dilalui pada suatu model


pembelajaran.Adapun sintak model pembelajarannya adalah sebagai berikut.

1. Menjelaskan orientasi permasalahan pada peserta didik


Pada tahap ini guru akan memberikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran serta proses agar peserta didik termotivasi untuk belajar.
2. Mengorganisasi peserta didik dalam belajar
Pada tahap ini, guru mengorganisir tugas yang akan diberikan pada
peserta didik, misalnya penentuan topik, prosedur tugas, dan sebagainya.
3. Memberikan bimbingan pada individu maupun kelompok
Guru membimbing peserta didik agar mereka bisa mendapatkan sumber
atau referensi yang sesuai untuk permasalahan yang ditugaskan.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya peserta didik
Pada tahap ini, peserta didik akan dibantu oleh guru dalam
mempersiapkan hasil yang akan dilaporkan, misalnya laporan,
dokumentasi, rekaman, serta teori pendukung lainnya.
5. Melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Guru meminta peserta didik untuk merefleksi dan mengevaluasi hasil
yang diperoleh, baik dari sisi proses maupun metode.

Anda mungkin juga menyukai