Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pengantar Studi Islam Abdul Hadi, M.Pd

“Sejarah Penyebaran Islam”


Oleh:
Kelompok VI
Nama Npm
Muhammad Taufikur Rahman : 20.12.5149
Ridho Fathur Rahman Al Ghozi : 20.12.5185
Siti Ahyana : 20.12.5194
Siti Misbah : 20.12.5198
Siti Najdah Rifa : 20.12.5199

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Penyebaran Islam”. Tak lupa kami berterima kasih kepada Bapa
Abdul Hadi, M.Pd selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah
Pengantar Studi Islam.

Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi


pembaca, dan pembuatan makalah ini tentunya tak luput dari kesalahan, dan
semoga bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran bagi kami agar makalah
kami kedepannya bisa lebih baik lagi.

Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini.

Martapura, April 2021

Kelompok VI

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia...............................................................2
B. Teori-teori Masuknya Islam di Indonesia..........................................................3
C. Metode-metode Masuknya Islam Di Indonesia..................................................6
D. Metode Penyebaran Dalam Konteks Studi Islam..............................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal Masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka
sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama
karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan
cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk
kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di
Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para
pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra;
Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Bersamaan dengan itu, datang pula para
pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan
menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan
agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini
bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum
tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana sejarah masuknya Islam ke Indonesia?
b) Apa saja teori – teori masuknya islam ke Indonesia?
c) Apa saja metode metode masuknya islam ke Indonesia?
d) Bagaimana metode penyebaran dalam konteks studi islam?
C. Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya islam ke Indonesia.
b) Untuk mengetahui Apa saja teori – teori masuknya islam ke Indonesia.
c) Untuk mengetahui apa saja metode metode masuknya islam ke Indonesia.
d) Untuk mengetahui bagaimana metode penyebaran dalam konteks studi
islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah atau abad ke


tujuh/ke delapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan
seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran
dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut
laporan seorang musafir Maroko Ybnu Batutah yang mengunjungi Samudra
Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada tahun 1345 M, agama Islam
yang bermadzhab Syafi’i telah menetap disana selama seabad. Oleh kareana
itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuk Islam ke
Indonesia.

Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,


karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan
yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya
dengan membaca dua kalimat syahadat dan tidak ada paksaan.

Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di


Medan tahun1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama
Hijriyah (abad ke-7 M).

“Seminar Masuknya Islam di Indonesia” tersebut menghasilkan


keputusan sebagai berikut:

1. Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya


telah masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (abad ke7/8 M) dan
langsung dari Arab.
2. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan
bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang
pertama ada di Aceh.
3. Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap
sebagai saudagar.

2
4. Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan
perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.
B. Teori-teori Masuknya Islam di Indonesia

Pembahasan tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan kedatangan


Islam di Indonesia telah melahirkan beberapa teori yaitu:

a. Teori Arab

Teori ini didukung oleh Krawfurl, Keijzer, Nieman, de Hollender, J.


C. Van Leur, Thomas W. Arnold, al-Attas, HAMKA, Djajadiningrat,
Mukti Ali dan tokoh yang paling gigih mempertahan teori ini adalah
Naquib al-Attas. Teori ini menyatakan bahwa Islam datang ke Indonesia
langsung dari Arab pada abad ke 7-8 Masehi. HAMKA secara tegas
menyatakan Islam datang ke Indonesia pada tahun 674 Masehi. dibawa
oleh pedagang-pedagang Arab.

Berkenaan dengan pertanyaan dimanakah tempat yang pertama kali


didatangi oleh saudagar-saudagar Arab ini? Juneid Parinduri menyatakan
daerah Barus Tapanuli (Barus-Sibolga kab. TAPTENG). Ini dibuktikan
dengan adanya makam yang bertulis HaMim yang diartikan tahun 670
Masehi. Teori ini mendapat perhatian dan pembenaran dalam seminar-
seminar sejarah masuknya Agama Islam ke Indonesia (1963); sejarah
Islam di Minangkabau (1969); sejarah Islam Riau (1975); sejarah
masuknya Islam ke Kalimantan (1976), dan dibicarakan pula pada seminar
pendahuluan sejarah Islam di Indonesia. Teori ini menyatakan bahwa
Islam datang langsung dari Arab, dibawa oleh pedagang-pedagang Arab
pada abad pertama hijriah.

Teori yang menyatakan bahwa Barus adalah daerah pertama yang


disinggahi pedagang-pedagang muslim Arab ini dibuktikan dengan
penemuan arkeolog akan sumber-sumber epigrafi yang berbentuk batu
nisan. Dari sekian banyak batu nisan hanya 38 buah yang mempunyai

3
tulisan. 36 buah tersebar di Kompleks Makam Ibrahim, Kompleks Makam
Ambar, Kompleks Makam Maqdum, Kompleks Makam Mahligai dan
makam Papan Tinggi sedangkan dua lagi ada di museum Medan.

b. Teori Gujarat India

Para sarjana dari Belanda memegang teori bahwa asal muasal Islam
di nusantara adalah anak benua India, Gujarat dan Malabar. Teori ini
dikemukan oleh Pojnappel, menurutnya orang-orang Arab yang
bermazhab Syafi’i yang berimigrasi dan menetap di India yang kemudian
membawa Islam ke nusantara. Teori ini kemudian dikembangan oleh
Snouck Hurgronje, menurutnya ulama-ulama Gujaratlah penyebar Islam
pertama di nusantara, baru kemudian disusul orang-orang Arab. Meski
tidak menyebutkan secara eksplisit daerah mana yang pertama kali
didatangi Islam tapi menurutnya abad ke-12 adalah periode paling
mungkin permulaan penyebaran Islam di nusantara.

c. Teori Persia

Bukti yang diajukan teori ini adalah ditemukan pengaruh Persia


dalam kehidupan masyarakat pada abad ke-11. Bukti-bukti tersebut
mengacu pada pengaruh bahasa, Ini dapat dilihat dari bahasa Arab yang
digunakan masyarakat Indoenesia. Kata-kata yang berakhiran huruf “ta”
pada kata marbuthah ketika berhenti dibaca “h”. Menurut Nurkholis ini
menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak langsung dari Arab, tapi dari
Persia. Salah seorang tokoh teori ini adalah P. A. Hoesein Djajadiningrat.

d. Teori Cina

Menurut teori ini Islam datang ke Indonesia dibawa oleh pedagang-


pedagang muslim Cina, melalui jalur perdagangan pada abad ke 7-8
Masehi. Adapun tempat yang pertama didatangi adalah daerah Sumatera.
Perlu dipahami bahwa teori ini tidak berbicara tentang awal datangnya
Islam ke Indonesia, melainkan tentang peran muslim Cina dalam
menyumbangkan data informasi tentang adanya komunitas muslim di

4
Indonesia serta dan perannya dalam perkembangan pada abad ke 15/16
Masehi.

Kondisi ini dapat dipahami, karena selain Islam di Cina datang lebih
awal tak hanya itu juga lebih berkembang. Ini dibuktikan dengan data
sejarah yang menyebutkan abad ke-7 Guangzhou sudah memiliki masjid
Wha-Zhin-Zi, sementara di Indonesia baru ditemukan makam-makam
individu dan atau interaksi utusan dagang. Teori ini menjadi lemah, karena
tidak ditemukan satu pun tanda tentang kehadiran masyarakat Cina di
zaman Lobu Tua, Barus, meski banyak ditemukan keramik Cina. Menurut
Guillot berdasarkan observasi lapangan dan kajian terhadap sumber-
sumber tertulis bahwa keramik mencapai Barus melalui perantara non-
Cina.

e. Teori Turki

Teori perkembangan ini diajarkan oleh Martin van Bruinessan,


menurutnya selain orang Arab dan Cina, orang Indonesia juga menerima
Islam dari orang-orang Kurdi dari Turki. Alasan yang diajukannya adalah:

1. Banyak Ulama Kurdi yang berperan aktif dalam dakwah Islam di


Indonesia;
2. Kitab karangan Ulama Kurdi menjadikan rujukan yang berpengaruh
luas, diantaranya;
3. Pengaruh Ulama Ibrahim al-Kuarani, seorang Ulama Turki di
Indonesia melalui tarekat Syatariyah ;
4. Tradisi Barzanji popular di Indonesia.

Pada hakikatnya teori-teori tentang masuknya Islam ke Indonesia


memiliki keunggulan dan keterbatasan. Tidak ada teori yang baku dan
pasti. Pendapat ini disandarkan pada pendapat Azyumardi Azra
“Sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia datang dalam
kompleksitas, yaitu tidak berasal dari satu tempat, peran kelompok
tunggal, dan tidak dalam waktu yang sama”. Argumen ini menjadi dasar
bagi semua orang untuk menerima semua teori-teori di atas, tapi bukan

5
tanpa “sikap”. Idealnya kehadiran teori-teori tersebut tidak membuat
stagnannya penelitian dan diskusi tentang masuknya Islam, karena masih
ada ruang yang sangat luas untuk mengoreksi atau menguatkan teori-teori
yang ada.

C. Metode-metode Masuknya Islam Di Indonesia


1. Perdagangan

Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, dan Gujarat memegang


peranan penting dalam penyiaran agama Islam di Indonesia. Masuknya
Islam ke Indonesia melalui media perdagangan terjadi pada tahap awal
yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada abad ke-7
M hingga abad ke-16 M. Pada masa itu, para pedagang muslim yang
berdagang ke Indonesia semakin banyak sehingga pada akhirnya
membentuk sebuah pemukiman yang disebut pekojan. Dari tempat inilah
mereka saling berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat setempat
atau penduduk asli seraya menyebarkan ajaran agama Islam di Indonesia.

2. Perkawinan

Para pedagang Islam yang datang ke Indonesia banyak yang


menikah dengan wanita-wanita pribumi. Sebelum perkawinan
berlangsung, wanita-wanita pribumi yang beragama Islam diminta untuk
mengucapkan syahadat sebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya.
Melalui proses perkawinan ini, kelompok mereka semakin besar dan
lambat laun berkembang dari komunitas kecil hingga menjadi kerajaan-
kerajaan Islam.

3. Pendidikan

Penyebaran Islam melalui pendidikan dilakukan melalui pesantren-


pesantren, khususnya oleh para kyiai. Semakin terkenal kyiai yang
mengajar di sebuah pesantren itu, semakin besar pula pengaruh pesantren
tersebut di tengah-tengah masyarakat.

Beberapa pesantren yang terkenal di Indonesia diantaranya Pesantren


Ampel Denta, milik Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Pesantren Sunan

6
Giri milik Sunan Giri, yang kebanyakan muridnya berasal dari Maluku.
Disamping mengajar di pesantren-pesantren, para kyiai juga sering kali
menjadi penasehat para raja ataupun bangsawan.

4. Tasawuf

Penyebaran Islam yang tidak kalah pentingnya ialah melalui


tasawuf. Tasawuf ialah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Tasawuf lebih memudahkan orang yang telah mempunyai dasar
ketuhanan lain untuk mengerti dan menerima ajaran agama Islam.

Disamping itu, ajaran tasawuf ini memelihara unsur-unsur budaya


sebelum Islam diteruskan dalam kehidupan Islam, sehingga Islam mudah
diterima oleh masyarakat. Ajaran tasawuf ini banyak di jumpai
dalam cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Beberapa
tokoh penyebar tasawuf diantaranya: Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Syekh
Abdul Shamad, dan Nurdin al-Raniri.

5. Kesenian

Penyebaran agama Islam di Indonesia terlihat juga dalam kesenian


Islam, seperti peninggalan seni bangunan, seni musik, seni pahat, dan seni
sastra. Hasil-hasil karya seni ini dapat dilihat pada bangunan masjid-
masjid kuno di Demak, Banten, Cirebon dan Aceh.

6. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan
memegang peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam
tersebut. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam, maka rakyatnya
akan memeluk agama Islam juga.

Alasannya karena masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang


tinggi terhadap rajanya. Demi kepentingan politik maka Raja akan
mengadakan perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran
agama Islam.

D. Metode Penyebaran Dalam Konteks Studi Islam

7
1) Metode Diakronis

Suatu metode mempelajari Islam menonjolkan aspek sejarah.


Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang
berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam,
sehinggga umat Islam memiliki pengetahuan yang relevan, hubungan
sebab akibat dan kesatuan integral. Metode diakronis disebut juga metode
sosiohistoris, yakni suatu metode pemahaman terhadap suatu kepercayaan,
sejarah atau kejadian dengan melihat suatu kenyataan yang mempunyai
kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan
lingkungan dimana kepercayaan, sejarah atau kejadian itu muncul.

2) Metode Sinkronis-Analistis
Suatu metode mempelajari islam yang memberikan kemampuan
analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimananan dan
mental intelek umat Islam. Metode ini tidak semata-mata mengutamakan
segi aplikatif praktis, tetapi juga mengutamakan telaah teoritis.

3) Metode Problem Solving


Metode mempelajari islam yang mengajak pemeluknya untuk
berlatih menghadapi berbagai masalah dari satu cabang ilmu oengetahuan
dengan solusinya. Metode ini merupakan cara penguasaan keterampilan
dari pada pengembangan mentalintelektual, sehingga memiliki kelemahan,
yakni perkembangan pemikiran umat islam mungkin hanya terbatas pada
kerangka
yang sudah tetap dan akhirnya bersifat mekanistis.

4) Metode Empiris

Suatu metode mempelajari islam yang memungkinkan umat islam


mempelajari ajarannya melalui proses realisasi, dan internalisasi norma
dan kaidah islam dengan satu proses aplikasi yang menimbulkan suatu
interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat
dirumuskan dan suatu norma baru.

5) Metode Deduktif

8
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah secara
logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah itu diaplikasikan untuk
menentukan masalah yang dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana
mengistinbatkan syariat, dan kaidah-kaidah itu benar bersifat penentu
dalam masalah-masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan
paham mazhabnya.

6) Metode Induktif

Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah


hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu’ yang disesuaikan
dengan mazhabnya terlebih dahulu. Metode pengkajiannya dimulai dari
masalah-masalah khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hokum
dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan paham
mazhabnya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriah atau abad ke tujuh/ke
delapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan
seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran
dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
2. Menurut kesimpulan “Seminar Msuknya Islam ke Indonesia” di Medan
tahun1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama
Hijriyah (abad ke-7 M).
3. Pembahasan tentang beberapa aspek yang berkaitan dengan kedatangan
Islam di Indonesia telah melahirkan beberapa teori yaitu: Teori Arab,
Teori Gujarat India, Teori Persia, Teori Cina, Teori Turki.
4. Metode-metode Masuknya Islam Di Indonesia. Masuknya melalui
perdagangan, perkawinan, pendidikan, tasawuf, kesenian, politik.
5. Metode Penyebaran Dalam Konteks Studi Islam. Yaitu, Metode Diakronis,
sinkronis-analisis, problem solving, empiris, deduktif.

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai