Anda di halaman 1dari 25

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI MATERI KISAH NABI


AYYUB A.S. DAN NABI ZULKIFLI A.S. MELALUI MODEL
P
EMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
PADA SISWA KELAS 4
SDN 4 WAY SERDANG

Disusun Oleh:
SAIFUL SARIFUDIN
181146000055

SEMESTER GANJIL TAHUN 2022


KEC.WAY SERDANG KAB.MESUJI
LEMBAR PENGESAHAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Nama Kepala Sekolah : SAIFUL SARIFUDIN, S.Pd.I


Tempat Tugas : SD NEGERI 04 WAY SERDANG
NIP : 198810012019031003
Judul PTK :
Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Pai Materi Kisah
Nabi Ayyub A.S. Dan Nabi
Zulkifli A.S. Melalui Model
Pembelajaran Picture And
PicturePada Siswa Kelas 4
Sdn 4 Way Serdang

Menyetujui Gedung Boga ,01 Desember 2022


Pengawas Dabin Kepala SDN 4 WAY SERDANG

AHMAD BADRUN, S.Pd UJANG SAEPUDIN, S.Pd.


NIP. 19700828 199803 1 006 NIP : 19691230 200007 1 001

Penyusun

SAIFUL SARIFUDIN, S.Pd.I


NIP. 19881001 201903 1 003
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah
maupun di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat pada
masa yang akan datang. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang sangat penting
dalam kemajuan pembangunan nasional memiliki fungsi utama dalam upaya
meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia, di mana iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa menjadi sumber mot4asi kehidupan di semua bidang.
Dalam dunia pendidikan, tentunya guru memiliki peran yang sangat
penting dalam proses pengalaman belajar seorang peserta didik. Selain harus
mentransfer berbagai pengetahuan kepada peserta didik, guru juga dituntut untuk
membimbing proses perkembangan anak didiknya dalam menigkatkan
kemampuan dan pemrosesan informasi agar kelak bisa dimanfaatkan di masa
depan mereka. Oleh sebab itu, guru harus mampu membuat perencanaan yang
baik dalam kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Tidak lupa pula, guru harus
mengevaluasi hasil belajar para siswanya agar dapat menilai ketercapaian
kompetensi yang diinginkan. Jadi, guru dituntut agar mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga mereka
antusias untuk belajar dan mencari pemecahan atas masalah yang mereka temukan
di dalamnya, karena siswa adalah subyek utama dalam pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru perlu
mengadakan sebuah penelitian yang akurat agar dapat menemukan titik kunci
masalah yang dihadapi serta solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga para
mot4asi dan kemampuan berpikir peserta didik menjadi meningkat daripada
sebelumnya.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan
melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan
kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu
ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok
kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kisah Nabi
Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. melalui Model Pembelajaran Picture and Picture
pada Siswa Kelas 4 SDN 4 Way Serdang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh setelah diadakannya evaluasi

pembelajaran mengenai materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.,

diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang hasil belajarnya kurang

memuaskan karena ternyata metode sebelumnya kurang efektif dan dipahami oleh

mereka. Berikut identifikasi masalah yang dapat kami simpulkan :

1. Siswa masih kurang paham dengan isi dan pesan yang terkandung

dalam materi kisah nabi

2. Siswa cenderung mudah merasa mengantuk saat mendengar guru

ceramah atau menceritakan kisah nabi

3. Model pembelajaran sebelumnya yang dilaksanakan oleh guru masih

belum berhasil diterapkan dalam pembelajaran kisah nabi sehingga

hasil belajar siswa masih belum memuaskan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi dan

pesan yang terkandung dalam materi kisah nabi?

2. Bagaimanakah cara menarik perhatian siswa agar tidak mudah mengantuk

saat belajar tentang kisah nabi?

3. Model pembelajaran seperti apa yang paling tepat dilakukan oleh guru

agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi kisah nabi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian bertujuan


untuk mengetahui hasil peningkatan hasil belajar siswa melalui metode picture
and picture pada pembelajaran materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli
a.s.. Khususnya, tujuan penelitian ini untuk mengetahui :
1. Mendeskripsikan perencanaan penerapan metode picture and picture
pada pembelajaran materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
pada siswa kelas 4 SDN 4 Way Serdang.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan penerapan metode picture and picture
pada pembelajaran materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
pada siswa kelas 4 SDN 4 Way Serdang.
3. Menjelaskan hasil belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran
picture and picture pada pembelajaran materi Kisah Nabi Ayyub a.s.
dan Nabi Zulkifli a.s. pada siswa kelas 4 SDN 4 Way Serdang.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan mengenai penerapan model


kooperatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran Materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. di kelas 4
SDN 4 Way Serdang melalui model pembelajaran picture and picture.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru : dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran
PAI di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa
maupun guru dapat diminimalkan.
b. Bagi siswa : memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan,
menarik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran agama Islam.
c. Bagi sekolah : memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.
B. KAJIAN PUSTAKA

A. Meningkatkan Hasil Belajar PAI


1. Pengertian Hasil Belajar PAI
Hasil belajar dalam Pendidikan Agama Islam merupakan kemampuan
yang dimiliki sisawa setelah ia menerima pengalaman dalam belajarnya
khususnya dalam bidang agama, yang mengajarkan kepada manusia untuk dapat
melaksanakan syariat yang dianjurkan dalam Islam. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajarannya. Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan hasil informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar dan dari
informasi tersebut guru dapat menyusun data dan membina kegiatan-kegiatan
siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas atau pun ind4idu.
Menurut Sudjana hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan keriteria tertentu, hal ini
mengisyaratkan bahwa objek yang dicapainya adalah hasil belajar siswa.
Sedangkan mengenai keberhasilan dalam pendidikan agama Islam dapat
dilihat dari kepribadian siswa dalam kehidupan sehari-hari, apakah siswa mampu
mengamalkan pelajaran agama yang didapatkannya dari sekolah atau lembaga
pendidikan ke dalam kesehariannya, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun
masyarakat.
Baik dan buruknya perilaku siswa itu mencerminkan keberhasilan
pendidikan yang telah diikutinya dalam sekolah, indikatornya adalah dengan sikap
rajin melaksanakan ibadah dengan tata cara yang benar, menghargai sesama umat
manusia, menjalin tali silaturahmi dengan baik dengan orang lain dan menolong
sesama.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Setiap siswa memiliki kecendrungan yang berbeda-beda dalam melakukan
pembelajaran, hal tersebut dikernakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi
dalam diri siswa. Menurut soemanto, faktor yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a. Faktor Stimuli Belajar
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal yang di luar ind4idu
yang merangsang ind4idu itu untuk mengadakan reaksi perubahan belajar. Stimuli
dalam hal ini mencangkup mental, penugasan, serta suasana lingkunga eksternal
yang harus dierima atau dipelajari oleh sipelajar.
b. Faktor metode belajar
Metode belajar yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar
yang dipakai oleh siswa, dengan kata lain metode belajar yang dipakai oleh guru
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
c. Faktor ind4idu
Dari kedua faktor di atas, faktor ind4idu sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar seseorang, adapun faktor-faktor ind4idu ini menyangkut: kematangan
faktor krnologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya,
kapasitas mental, kondisi kesehatan rohani, mot4asi.
Sementara menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu:
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yani keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa.
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yani kondisi lungkungan di luar siswa
c) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan materi-
materi pelajaran.
Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor
jasmaniah, psikologi, minat, mot4asi dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang
belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi.
Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang
belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang akt4itas belajar.
Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar
adalah kecerdasan, bakat, minat, mot4asi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor
ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor
ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang
mencakup metoda mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan
sebagainya.
3. Indikator Hasil Belajar
Sebelum diketahui indikator hasil belajar, perlu kiranya diketahui
pengertian indikator itu sendiri. Indikator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat
memberikan petunjuk atau keterangan. Jadi yang dimaksud dengan indikator hasil
belajar adalah alat bantu atau alat pementau yang dapat memberikan keterangan
sebagai tolak ukur dalam mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Menurut Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, indikator yang dijadikan tolak
ukur dalam menyatakan bahwa hasil belajar dapat dikatakan berhasil berdasarkan
ketentuan-ketentuan kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan,
yaitu:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi
baik secara ind4idu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus
(TIK) telah dicapai siswa baik ind4idual maupun klasikal.
Dari pendapat di atas, meskipun diakui sebenarnya, prestasi hasil belajar
yang dicapai oleh siswa akan terkait erat dengan tujuan-tujuan instruksional
dirumuskan oleh guru. Tujuan-tujuan instruksional tersebut dikelompokkan
menurut tingkat kesukaran dan kategorinya. Menurut Bloom, Kruth Wohl, dan
Dave yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, tujuan-tujuan
instruksional yang dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu domain
kognitif, domain afektif dan domain psikomotorik.
Berikuti ini penjelasan mengenai kategori tersebut di atas yaitu:
1. Domain Kognitif
Domain kognitif adalah domain yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual, serta mempunyai 6 (enam)
tingkat kesukaran yaitu:
a) Memiliki pengetahuan
Pada tingkat terendah ini, siswa baru memiliki pengetahuan semata-mata
terhadap mata pelajaran yang diterimanya.
b) Memiliki pemahaman
Pada tingkat ini siswa mulai memiliki pemahaman dan penyerapan materi
pelajaran yang diberikan oleh gurunya.
c) Dapat mengaplikasikan
Pada tahap ini siswa mulai mampu menerapkan materi pelajaran yang
diterimanya dengan baik dan sudah mempunyai kemampuan
menggunakan apa saja yang baru.
d) Dapat menganalisis
Pada tahap ini, siswa sudah mempunyai kemampuan untuk menguraikan
sendiri materi pelajaran yang diterimanya ke dalam bagian-bagiannya
sehingga susunan organisasi dari materi yang diuraikan menjadi jelas.
e) Melakukan sintesis
Siswa pada tahap ini, sudah dapat melakukan sintesa terhadap materi
pelajarannya, di mana ia sudah mampu menggabungkan bagian-bagian
dari materi yang ada untuk membentuk kesatuan.
f) Dapat mengevaluasi
Siswa pada tahap ini, biasanya sudah dapat memberikan pertimbangan dan
melakukan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, metode, materi dan
sebagainya.

2. Domain Afektif
Domain afektif ini, menurut Nana Sudjana “berkenaan dengan sikap dan
nilai”. Domain ini berkenaan dengan afektif atau perasaan seseorang yang
dialaminya terhadap sikap dan nilai.
Domain afektif ini mempunyai 5 lima tingkatan :
a) Dapat menerima
Pada tingkat afektif terendah ini, siswa baru dapat menerima rangsangan
atau stimulus dari luar dirinya dalam kaitannya dengan belajar, siswa
dalam tingkatan ini hanya menerima materi pelajaran yang diberikan guru
kepadanya.
b) Dapat memberi respon
Pada tingkat afektif ini, siswa diharapkan dapat memberi respon atau
reaksi secara afektif terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru
kepadanya.
c) Siswa mempunyai kemampuan untuk memberikan satu pertimbangan atau
penilaian akan pentingnya keterkaitan suatu objek atau kejadian tertentu,
misalnya terhadap materi pelajaran atau guru, dengan reaksi menerima,
acuh tak acuh serta menghiraukan atau tidak menghiraukan.
d) Melakukan pengorganisasian
Pada tingkat ini, siswa mempunyai kemampuan melakukan pengembangan
dari nilai kedalam suatu sistem organisasi termasuk hubungan satu nilai
dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Mempunyai karakteristik nilai atau internalisasi nilai tingkat afektif
tertinggi ini mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang, artinya
pada tingkatan ini, siswa sudah memiliki keterpaduan nilai dan sistem nilai
yang ada dan dapat mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Domain Psikomotorik
Menurut Nana Sudjana “Domain psikomotorik ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak”. Dalam hal ini adalah
kemampuan bertindak dan keterampilannya. Domain psikomotorik terbagi 5
(lima) tingkatan yaitu :
1) Melakukan Peniruan
Pada tingkatan terendah ini, siswa hanya mampu melakukan sesuatu
keterampilan dan tindakan berdasarkan apa yang dilakukan dan dikatakan
oleh guru.
2) Dapat Melakukan Manupulasi
Siswa pada tahap ini, sudah mampu menampilkan sesuatu menurut
petunjuk yang ada, tidak meniru tingkah laku guru saja.
3) Melakukan Ketepatan
Pada tingkatan ini, tindakan yang dilakukan siswa lebih cermat,
proporsional dan mempunyai kepastian lebih tinggi. Respon-respon lebih
terkoreksi dan kesalahan yang dilakukan dibatasi sampai minimum.
4) Melakukan Artikulasi
Pada tahap ini, siswa lebih ditekankan untuk melakukan koordinasi suatu
rangkaian gerakan yang dilakukannya, dengan membuat urutan yang tepat,
dan dapat mencapai apa yang diharapkan berupa konsisten internal antar
gerakan-gerakan yang berbeda.
5) Melakukan Pengalamiahan
Pada tingkatan psikomotorik tertinggi ini, tindakan dan keterampilan yang
dilakukan siswa sedikit sekali mengeluarkan energi fisik maupun psikis,
dan gerakan yang dilakukannya secara rutin.
Demikianlah kategori dan tingkatan ketiga domain yang merupakan salah satu
indikator yang dapat menjadi tolak ukur prestasi hasil belajar seorang siswa.

4. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)


Materi atau bahan pelajaran yang dikenal dengan materi pokok merupakan
subtansi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap mata
pelajaran memiliki ciri khas atau krakteristik tertentu yang dapat membedakannya
dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI), khususnya di Sekolah Dasar (SD). Adapun kerakteristik mata
pelajaran PAI di SD adalah sebagai berikut:
1) PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok
(dasar) yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
2) ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran
pokok menjadi suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan denga mata
pelajaran lain yang bertujuan untuk mengembangkan moral dan
kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan
tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh
mata pelajaran PAI
3) diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertawa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-
sendi Islam lainnya, sehingga dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai
bidang ilmu atu mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruh-
pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran
tersebut.
4) PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik
dapat menguasai berbagai kajian keIslaman, tetapi PAI lebih menekankan
bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keIslaman tersebut
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah
masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek
kogitif saja, tapi yang lebih penting adalah pada aspek apektif dan
psikmotoriknya.
5) secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-quran dan as-
sunahatau hadis nabi Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui
metode ijtihad (dalil naqli) para ulama mengembangkan prinsip-prinsip
PAI tersebut lebih terinci dan mendetil dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil
ijtihad lainnya.
6) prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam,
yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari
konsep iman, syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam, syariah
memiliki dua dimensi kajian poko, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak
merupakan penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah
berkembang berbagai kajian keIslaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu
kalam (teologi Islam, usuluddin, ilmu tauhid) yang merupakan
pengembangna dari aqidah, ilmu piqih yang merupakan pengembangan
dari syariah, dan ilmu akhlak (etika Islam, oralitas Islam) yang merupakan
pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan
ilmu dan teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam
mata pelajaran di SD.
7) tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SD adalah terbentuknya peserta
didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan
ini yang sebenarnya merupakan misi utama diutusnya nabi Muhammad
Saw. Di dunia. Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah
jiwa Pendidikan Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak karimah (mulia)
adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa
Pendidikan Agama Islam tidak memperhatikan pendidikan jasmani, akal,
ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa
pendidikan agama Islam memperhatiakan pendidikan akhlak seperti juga
segi-segi lainya. Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal jasmani,
akal, dan ilmu, tetapi mereka juga memutuhkan pendidikan budi pekerti,
perasaan, kemauan, citra rasa, dan kepribadian. Sejalan dengan konsep ini
maka semua mata pelajaran atau bidang setudi yang diajarkan kepada
peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dari
segenap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkahlaku peserta
didiknya.
8) PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik,
terutama yang beragama Islam, atu yang beragama lain yang didasari
dengan kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
Itulah gambaran tentang kerakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
umumnya dan mata pelajaran PAI di SD pada khususnya yang dapat
dikembangkan oleh para guru PAI dengan versi-versi tertentu, selama
tidak menyimpang dari kerakteristik umum itu ini. Dengan berpedoman
kepada panduan ini, para guru PAI atau sekolah diharapkan dapat
melakukan pengembangan silabus mata pelajaran PAI di SD dengan
mudah dan variatif.
C. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu metode belajar yang
menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis
(Hamdani, 2011: 89). Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah
satu bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture
memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran
hendaknya selalu menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran.
Inovatif artinya setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat siswa. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus
menimbulkan minat kepada siswa untuk menghasilkan sesuatu atau dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang
dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono (2009:110) model pembelajaran picture and picture
adalah metode belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah
sebagai berikut setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus mengetahui
bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota
kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya. Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi. Materi materi
kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. di kelas 4 ini mencakup
kompetensi pengetahuannya memahami kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan
Nabi Zulkifli a.s dan kompetensi keterampilannya menceritakan kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s indikator pencapaiannya bahwa siswa
mampu memahami kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s dan memahami
keteladannnya serta siswa mampu menceritakan kisah keteladan Nabi Ayyub a.s.
dan Nabi Zulkifli a.s
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture pada materi kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. di kelas 4 SDN SDN 4 Way
Serdang sebagai berikut :
1. guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya.
2. memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran.
3. guru menyediakan gambar-gambar kisah nabi yusuf. Dalam proses
penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru
atau oleh temannya. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau dengan video dari youtube baik offline atau
online.
4. guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau
memasangkan gambar-gambar yang ada.
5. guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan
urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan jalan cerita. Keenam,
Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
6. guru menyampaikan kesimpulan
Setelah menerapkan metode picture and picture ini dalam materi kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., penulis mendapatkan manfaat
yang diperoleh yaitu materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara
singkat terlebih dahulu. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. Dapat meningkat
daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa
gambar yang ada dan pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
C. Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture
Menurut Ahmadi, Amri dan Elisiah (2011) kelebihan dan kekurangan dari
Model Pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:
1. Kelebihan:
a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
b. Melatih berfikir logis dan sistematis (Hamdani, 2011: 89).
Dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran siswa
dilatih dan dibiasakan untuk berfikir logis dan sistematis. Pelatihan dan
pembiasaan siswa untuk berfikir merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih baik sehingga belajar pun dapat memuaskan. Siswa
diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban permasalahan yang diberikan
guru dan siswa juga diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Dengan
demikian, dalam proses pembelajaran yang menggunakan model picture and
picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat
Hamdani (2011).
2. Kekurangan:
a. Memakan banyak waktu
b. Banyak siswa yang pasif
Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan
kekurangan picture and picture yaitu:
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal
pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan
materi secara singkat terlebih dahulu
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajar
3. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena
siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada
4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar
5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati
langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Adapun kelemahan model pembelajaran picture and picture yaitu :
sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran, sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai
dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki, baik guru ataupun
siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama
dalam membahas suatu materi pelajaran dan tidak tersedianya dana
khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang
diinginkan.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru harus dapat menerapkan


delapan keterampilan dasar mengajar sehingga pembelajaran dapat terkondisikan
dengan baik. Selain itu, Guru harus melakukan perencanaan seperti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi dan menyiapkan media
pembelajaran berupa gambar. Hal tersebut merupakan tahap perencanaan dalam
Pelaksanaan Tindakan Kelas yang dapat mengatasi kekurangan model Picture and
Picture.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran PAI dengan

materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. menggunakan model

pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4

SDN 4 Way Serdang.


C. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam kegiatan ini adalah para peserta didik kelas 4 B
SDN 4 Way Serdang, Jl. Pelita No. 2 desa Gedung Boga Kecamatan Way Serdang
Kab. Mesuji, yang terdiri dari 26 anak. Pengambilan subjek enelitian ditentukan
karena hasil belajar siswa yang masih rendah dalam materi kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Yang menjadi tempat dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah SDN 4 Way Serdang, dalam penelitian yang difokuskan pada pembelajaran
kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. pada mata pelajaran PAI dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture ini dilakasanakan di kelas
4 B. Adapun waktu pelaksanaannya adalah minggu kedua Desember tahun 2022.

C. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan satu daur
atau siklus yang terdiri: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkat ini merupakan
langkah yang berurutan; artinya langkah pertama harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Langkah pertama dan
kedua merupakan kegiatan awal dari merencanakan perbaikan, sedangkan langkah
yang ketiga merupakan prasyarat untuk langkah yang keempat.1
Adapun rincian kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada setiap tahapan
adalah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan tindakan-tindakan khusus dalam penelitian terlebih
dahulu dilakukan observasi tentang hasil belajar siswa dan dilakukan penelitian
dengan memberikan tes penilaian hasil belajar siswa untuk menjaring informasi

1
I.G.A.K Wardani, et al., Penelitian Tindakan Kelas Cet Ke-17, (Jakarta: Un4ersitas
Terbuka, 2006), h.2.4-2.5.
tentang hasil belajar siswa pada pelajaran Penidikan Agama Islam (PAI) materi
kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s..
Penyajian prosedur penelitian secara spesifik yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
1) Pra Tindakan
Dalam kegiatan pra tindakan penelitian melaksanakan studi pendahuluan tentang
kondisi pembelajaran PAI di sekolah yaitu dengan.
a. Mengobservasi kegiatan pembelajaran PAI
b. Mengolah data hasil belajar
c. wawancara dengan siswa tentang pembelajaran PAI di sekolah
d. Mengeidentifikasi sarana dan prasarana dan media pembelajaran PAI di
sekolah
2) Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan rancangan penelitian, penelitian tindakan ini dilaksanakan
dalam dua siklus.
a. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan (Planing)
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun berdasarkan hasil
observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan
mencakup antara lain:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran
Picture and Picture
b) Mempersiapkan materi pelajaran yaitu memahami kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
c) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja pre test
dan lembar kerja post test siklus I.
d) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi akt4itas peneliti
danlembar observasi akt4itas peserta didik.
2. Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Diawali dengan
persiapan pembelajaran, yaitu membuat potongan-potongan gambar dari
kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., kemudian gambar-gambar
tersebut dibagi kepada beberapa kelompok dengan masing-masig
kelompok menyelesaikan satu dari dua kisah nabi tersebut. Peneliti
menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya yang
telah dipersiapkan. Selanjutnya masig-masing kelompok bertugas
menyusun gambar-gambar tersebut sesuai alur kisah nabi yang ditugaskan
untuk kemudian dipresentasikan di hadapan teman-temannya.
3. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan tindakan, sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini diamati dengan
menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk
selanjutnya data hasil observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun
perencanaan tindakan berikutnya.
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Tujuan dan kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a. menganalisa tindakan siklus I,
b. mengevaluasi hasil dari tindakan siklus
b. Siklus II
1. Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan refleksi hasil
observasi pembelajaran pada siklus I. Perencanaan tindakan ini dipusatkan
kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada tindakan
siklus I.
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan pembelajaran metode Picture and Picture. Diawali dengan
persiapan pembelajaran, yaitu membuat potongan-potongan gambar dari
kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., kemudian gambar-gambar
tersebut dibagi kepada beberapa kelompok dengan masing-masig
kelompok menyelesaikan satu dari dua kisah nabi tersebut. Peneliti
menulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya yang
telah dipersiapkan. Selanjutnya masig-masing kelompok bertugas
menyusun gambar-gambar tersebut sesuai alur kisah nabi yang
ditugaskan untuk kemudian dipresentasikan di hadapan teman-
temannya.. Kegiatan akhir, peneliti mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama, kemudian peneliti
memberikan mot4asi agar siswa lebih giat belajar. Kemudian peneliti
menutup pelajaran dengan salam. Dalam pembelajaran ini juga diadakan
tes secara ind4idual (Post Test siklus II) yang diberikan di akhir tindakan,
berguna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi.
3. Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan
mengadakan penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan tindakan siklus II, sikap siswadalam mengikuti proses
pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini
diamati dengan menggunakan instrumen yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus II. Tujuan dan kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a. Menganalisa tindakan siklus II
b. Mengevaluasi hasil dari tindakan siklus II
c. Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
a. Pengamatan atau Observasi pelaksanaan pembelajaran
b. Dokementasi selama kegiatan berlangsung
c. Hasil belajar siswa berupa hasil nilai Post test yang telah
dilaksanakan
Sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
a. Hasil Observasi selama proses penelitian
b. Mengolah data-data yang diperoleh dari siswa kelas 4 mengenai
kemampuan pemahaman Kisah Keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan
Nabi Zulkifli a.s.
5. Alat Pengumpul Data
a. Lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi untuk guru
dan lembar observasi untuk siswa/ Lembar observasi ini dibuat oleh
penulis yang nantinya akan digunakan digunakan untuk mengamati
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
berlangsung selama penelitian tindakan dilakukan.
b. Tes tertulis
Tes tertulis nanti dibuat oleh penulis yang berisi pertanyaan-
pertanyaan dalam bentuk essay atau uraian. Tes ini digunakan untuk
menjaring informasi tentang hasil belajar siswa dalam belajar
Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah dilakukan penelitian tindakan
maupun sebelum penelitian tindakan untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar. Tes tertulis nanti dilakukan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan nilai hasil belajar kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI).
6. Teknik Pengolaan Analisis Data
Data hasil belajar pendidikan Agama Islam dan budi pekerti pada materi
adab makan dan minum dianalisa dan dihitung rata-ratanya kemudian
disesuaikan dengan kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Untuk
menentukan kriteria penilaian, peneliti menggunakan teori Suharsimi
Arikunto2 yaitu standar mutlak dan standar relatif. Standar mutlak dengan
skala 1 – 100 dengan kategori hasil belajar siswa sebagai berikut :
1. Jika semua siswa memperoleh skor : 0 – 39 dinyatakan gagal
2. Jika semua siswa memperoleh skor : 40 – 55 dinyatakan kurang
3. Jika semua siswa memperoleh skor : 56 – 65 dinyatakan cukup
4. Jika semua siswa memperoleh skor : 66 – 79 dinyatakan baik
5. Jika semua siswa memperoleh skor : 80 – 100 dinyatakan baik sekali

D. KRITERIA KEBERHASILAN PENELITIAN


Sebagai tolak ukur tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada materi kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. dapat dilihat dari
meningkatnya hasil belajar siswa setelah diadakan tindakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam. Penelitian tindakan kelas ini dianggap
telah tercapai apabila :
1. Hasil belajar PAI siswa kelas 4 pada materi Kisah Keteladanan Nabi Ayyub
a.s. da Nabi Zulkifli a.s. dikatakan tuntas apabila nilai anak mencapai nilai
di atas KKM dan prosentase siswa yang hasil belajar yang di atas KKM
mencapai 75 %

2
Suharsimi Arikunto dalam buku Didang Setiawan, Penelitian Tindakan Kelas Apa,
Mengapa, dan Bagaimana, (Jakarta : PT Semesta Rakyat Merdeka, 2015), hal. 119.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001.


Arikunto, Suharsimi et al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2002.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Darwiansyah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Faza Media, 2006.
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Mengajar, Jakarta: Depdiknas, 2003.
Departemen Pendidikan Nasional, silabus mata pelajaran PAI, Jakarta, h: 17-18
Hidayatullah, Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Thariqi
Press, 2012.
I.G.A.K Wardani, et al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Un4ersitas Terbuka,
2006.
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2010.
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2009.

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka


Cipta, 2002.
Putu Ari Susanti, Ni Nyoman Kusmariyani. (2017). Penerapan Model
Picture And Picture Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Hasil Pengetahuan IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.1 (2) pp. 99-106.

Anda mungkin juga menyukai