Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Kajian Hasil Penelitian yang
diampu oleh Dosen
Ahmad Landong Nasution, M.Pd.
Disusun Oleh
Nama : Wulan Safitri
NPM : 181434160
Nama : Ratna Diah Ayu Kusuma
NPM : 181434056
Nama : Elsa Yulanda
NPM : 181434064
Kelompok 6
PGSD 8-V
i
KATA PENGANTAR
Artinya : “ Hai Orang-orang yang beriman sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (10) . (yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih
baik bagimyu, jika kamu mengetahui (11). (QS. As-Saff :10 – 11)
Penulis
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
kurangnya kreatifitas guru untuk mengajarkan materi yaitu guru menjelaskan materi secara
verbal, memberikan latihan soal dan melakukan penilaian sehingga pembelajaran menjadi
membosankan dan siswa sulit menerima materi yang diajarkan oleh guru.
Dari permasalahan di atas, diperlukan solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar tematik kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan Kec. Sei Bulu Kab.
Serdang Bedagai. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
rendahnya aktivitas dan hasil belajar adalah menggunakan model pembelajaran Picture and
Picture. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan “model pembelajaran yang
kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media
gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis” (Kurniasih & Sani, 2015:44).
Selanjutnya menurut Suprijono (dalam Huda, 2013:236), ”Picture and Picture merupakan
strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”.
Jadi, model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan secara logis. Dalam
pelaksanaaan model pembelajaran Picture and Picture ini siswa dituntut harus dapat
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Di samping itu,
siswa juga harus menyamakan persepsi tentang gambar yang dihadirkan, sehingga setiap
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Hal lain yang harus diperhatikan dalam
model pembelajaran Picture and Picture, bahwa siswa harus bisa membagi tugas dan tanggung
jawab dalam kelompoknya, serta dapat memberikan evaluasi pada setiap anggota kelompok
dengan menunjuk juru bicara atau pemimpin mereka, dan hal ini dilakukan secara bergantian.
Dengan demikian, melalui model pembelajaran Picture and Picture ini dapat menguji kesiapan
siswa, melatih memahami materi dengan cepat, meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar.
2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mini rised ini adalah sebagai upaya untuk mendeskripsikan
aktivitas guru, mendeskripsikan aktivitas siswa, meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik tema 7 sub tema 3 perkembangan teknologi transportasi
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
4
2.1.4 Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sadker dalam Miftahul, memaparkan beberapa manfaat pembelajaran
kooperatif. Selain dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran
kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat lain seperti:
1. Siswa yang diajarkan dengan struktur-struktur pembelajaran kooperatif akan
meperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar
3. Pembelajaran kooperatif, siswa lebih menjadi lebih peduli pada
temantemannya, dan diantara mereka untuk proses belajar mereka
4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbedabeda.
Beberapa para ahli juga menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep dan menumbuhkan kemampuan dalam kerja
sama disuatu kelompok. Menurut Majid, pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah Picture And Picture.
5
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini
memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture And
Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar
ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam
bentuk cerita dalam ukuran besar.
Menurut Supriono bahwa pembelajaran kooperatif Picture And Picture adalah salah
satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan
gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Picture And Picture ini
berbeda dengan media gambar dimana Picture And Picture berupa gambar yang belum
disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar
berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep
materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam
menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan
menjelaskan gambar, Sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan
membaca gambar. Adanya gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar dan siswa
lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung.
6
Dalam hal ini selama proses pembelajaran dengan model picture and picture selain guru,
siswa juga akan ikut menjadi lebih kreatif. Karena dalam kegiatan ini terjadi interaksi
langsung antar siswa, ketika seorang guru memberikan gambar, mengacaknya, dan siswa
diharapkan untuk bisa menyusunnya kembali.
Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan untuk bisa lebih kreatif dalam mengatasi rasa
bosannya. Guru sebagai pengajar juga di tuntut untuk bisa lebih kreatif, seorang guru
diharapkan mampu menyajikan sebuah gambar-gambar atau slide yang bisa membuat siswa
menjadi lebih tertarik dengan proses pembelajaran. (4) Menyenangkan. Pada awalnya
mungkin bagi beberapa guru model ini di anggap akan menimbulkan kegaduhan di dalam
kelas karena terlalu banyak aktifitas siswanya. Namun bagi siswa apabila guru menerapkan
model ini dalam pembelajarannya mereka akan lebih tertarik dan merasa senang selama
proses belajar berlangsung. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran picture and
picture bisa juga di sebut sebagai model belajar sambil bermain, sehingga siswa tidak merasa
bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung.
7
2.2.1 Kelebihan dan Keekuranan Model Pembelajaran Picture And Picture
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Adapun kelebihan model pembelajaran Picture And Picture menurut Istarani adalah
sebagai berikut.
a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b. Melatih berpikir logis dan sistematis Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan
sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam
praktik berpikir
c. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
9
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya : mengambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk kdalamnya antara lain : melakukan percobaan,
membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Metal activities, sebagai contohnya : menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
10
lambang. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, penulis dapat mengambil
kesimpulan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
belajar–mengajar yang menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Belajar juga
dapat menghasilkan suatu perubahan pada siswa. Perubahan itu dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar
.
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni, keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni, kondisi lingungan disekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni, jenis upaya belajar yang
meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran.
11
kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh, sehingga membuat pembelajaran
sarat akan nilai, bermakna dan mudah dipahami oleh siswa
Pembelajaran tematik terpadu diyakini sebagai salah satu pendekatan pembelajaran
yang efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi afeksi, emosi,
fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.
Premis utama pembelajaran tematik terpadu adalah bahwa peserta didik memerlukan
peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya,
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis. Pembelajaran tematik terpadu sangat relevan untuk mengakomodasi
perbedaanperbedaan kualitatif lingkungan belajar, dan diharapkan mampu menginspirasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Pembelajaran tematik terpadu sifatnya
memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of
thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple
thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang dituntut dalam KTSP maupun Kurikulum 2013.
12
BAB III METODE PENELITIAN
3.5 Teknik Pengumpulan Data teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
tes, dan catatan lapangan. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriftif dan kuantitatif. Untuk mengambil data peneliti memperoleh data penelitian
instrumen berupa lembar evaluasi sebagai alat untuk mengetahui hasil belajar siswa.
pengambilan data hasil belajar siswa menggunakan instrumen berupa lembar penelitian siswa
yang berisi soal-soal pilihan berganda dan uraian tentang materi yang telah dipelajari. Lembar
penilaian diberikan pada kahir pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
13
materi yang telah mereka pelajari. Selain itu, digunakan lembar catatan lapangan untuk
mengetahui kendala yang di hadapi selama pembelajaran.
Untuk mengetahui ketercapaian penelitian, peneliti menetapkan indikator keberhasilan
yang ingin dicapai oleh peneliti pada penelitian ini yaitu dalam kegiatan pembelajaran
aktivitas guru mencapai keberhasilan apabila keberhasilan mencapai lebih atau sama dengan
80%, siswa secara individu telah memenuhi KKM yakni ≥ 65 dengan ketuntasan klasikal
80%.
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk data observasi aktivitas guru selama
KBM dianalisis dengan menggunakan perhitungan (%) perhitungan sebagai berikut :
∑𝑓
𝑝= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan
P = Persentase
F = Jumlah kegiatan yang terlaksana
N = Jumlah nilai maksimal keseluruhan aktivitas
14
Untuk mengetahui data observasi aktivitas siswa selama KBM dianalisis dengan
menggunakan perhitungan presentase (%) perhitungan sebagai berikut ;
∑𝑓
𝑝= 𝑥 100%
𝑁
Keterangan
P = Persentase
F = Jumlah kegiatan yang terlaksana
N = Jumlah nilai maksimal keseluruhan aktivitas
15
(indarti,2008:112)
Untuk mengtahui ketercapaian nilai individu siswa, skor siswa diperoleh menggunakan
rumus;
80%-100% = baik sekali
66%-79% = baik
56%-65% = cukup
40%-55% = kurang baik
>40% = tidak baik
(indarti,2008:112)
∑𝑥
𝑥=
∑𝑛
16
Dengan menggunakan rumus diatas, dapat diketahui nilai rata-rata kelas untuk
menentukan kriteria presentase ketuntasan belajar klasikal, peneliti menggunakan kriteria
penilaian sebagai berikut :
≥ 80 = sangat tinggi
60-70% = tinggi
40-59% = sedang
20-39% = rendah
< 20% = sangat rendah (Aqib, 2011: 41)
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
18
100 %
80 %
60 %
40 %
20 %
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
19
Dari diagram 1 dapat diperoleh data selama pembelajaran mendapatkan skor
ketercapaian sebesar 73,03%. Perolehan presentase tersebut jika di kriteriakan tethadap
pelaksanaan pembelajaran, maka pelaksanaan pada siklus 1 dikriteriakan baik, namun
belum mencapai target 80%.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajarab pada tema kegiatan
dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture disajikan dalam diagram
berikut:
100 %
80 %
60 %
40 %
20 %
0%
1 2 3 4
Diagram 2
Keterangan ;
1 = menyimak penjelasan guru
2 = mengerjakan lks
3 = mengerjalan lembar penilaian
4 = merefleksikan pembelajaran
20
merupakan penilaian kognitif. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 disajikan dalam
tabel berikut
Hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran picture and picture pada siklus I sebesar 73,03. Nilai
terendah yang diperoleh siswa ialah 55 dan tertinggi 93. Berdasarkan perhitungan nilai
individu siswa, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 orang dari 24 siswa dan 6
sisanya dinyatakan tidak tuntas. Dari data ini juga diperoleh presentase ketuntasan
klasukal siswa kelas III sebesar 75%. Dengan kata laian presentase tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan 80%.
Berdasarkan perhitungan, presentase ketuntasan klasikal memperoleh 75%
dengan nilai rata-rata kelas 73,03. Presentase ini masil dibawah nilai pada indiktor
keberhasilan, yaitu 80%, sehingga peneliti belum dinyatakan berhasil. Selain itu skor
yang dicapai dari beberapa kegiatan masih berada dikreteria baik, sehingga masih
memerlukan perbaikan. Berdasarkan nilai ketuntasan klasikal, adanya kendala yang
muncul, dan belum maksimalnya kegiatan pada beberapa fase maka peneliti akan
dilanjutkan pada siklus II.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 berjalan baik. Guru
melaksanakan semua komponen pembelajaran, meskipun ada beberapa komponen yang
pelaksanaannya belum maksimal. Oleh karena itu, setelah melaksanakan penelitian,
peneliti melaksanakan kegiatan refleksi bersama guru senior dan teman sebaya.
21
Berdasarkan kegiatan refleksi diketahui bahwa secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana. Namun, kegiatan beberapa fase masih perlu perbaikan.
Pelaksanaan pembelajaran mendapatkan skor sebesar 75%.
Perolehan presentase tersebut jika dikreteriakan terhadap pelaksanaan
pembelajaran, maka pembelajaran pada siklus I dikreteriakan baik, namun belum
mencapai target yang diharapkan yaitu 80%
Pada kegiatan refleksi pada siklus pertama guru melakukan tanya jawab
mengenai materi perkembangan alat transportasi akan tetapi sebagian siswa masih
belum memahami matari pembelajaran sehingga terkesan suasana kelas menjadi pasif,
hal tersebut dikarenakan materi perkembangan alat transportasi belum diajarkan bahkan
model pembelajaran picture and picture belum pernah diterapka dikelas III sehingga
siswa belum terbiasa dengan model pembelejaran picture and picture. Seharusnya guru
lebih aktif dalam menjawab atau menangapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang
berkaitan dengan perkembangan alat transportasi , pada saat penyampaian materi masih
terlihat beberapa siswa yang membuat suasana kelas menjadi ramai sehingga
mengganggu kosentrasi belajar teman yang lainnya, dan berakibat siswa kurang
memahami penjelasan guru, baik dalam penyelesaian tugas maupun mendengar
penjelasan yang disampaikan guru.
Pemberian penghargaan kepada siswa sudah cukup baik karena guru sudah
memebri reward secara langsung kepada siswa yang aktif saat pembelajaran. Pada siswa
yang lain juga guru memberi reward untuk memacu semangat agar bisa menjadi lebih
baik lagi di pembelajaran selanjutnya.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran guru juga mengalami kendala-kendala yang
disebabkan oleh siswa seperti masih ada siswa yang tidak memeperhatikan guru dan
membuat keributan keributan kecil dikelas sehingga menggangu kosentrasi siswa yang
lainnya. Guru mengatasinya dengan memberikan peringatan tegas kepada siwa atau
meminta siswa untuk mengulang apa yang sudah di sampaikan oleh guru.
Oleh karena itu kendala-kendala ini perlu diperhatikan dan sebagai perbaikan
pada pelaksanaa pembelajaran berikutnya, agar suasana kelas menjadi kondusif dalam
proses pembelajaran.
22
4.1.2 Siklus II
Siklus II diawali dengan tahap perencanaan. Peneliti membuat rancangan
penelitian yang akan diimplementasikan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I. Pembelajaran yang dirancan pada siklus I ini menerepkan pembelajaran model
picture and picture dengan melakukan perbaikan terhadap komponen yang perlu
diperbaiki sesuai refleksi yang ada pada siklus I. Rancangan tersebut meliputi instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan dan pengamatan Penelitian siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan pada hari rabu tanggal 30 maret 2022 pukul 10.10-12.00 dan
hari Rabu tanggal 6 april 2022 pukul 08.10-09.20 WIB. Kegiatan ini diikuti sebanyak 24
orang siswa kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan
Untuk data hasil pengamatan aktivitas guru dianalisis dan dikaji peneliti dalam
diagram sebagai berikut:
100 %
95%
90 %
85 %
80 %
75 %
70 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Diagram 3
24
96%
94 %
92 %
90 %
88 %
86 %
84 %
82 %
80%
1 2 3 4
Diagram 4
Keterangan:
A = Menyimak Penjelasan Guru B
= Mengerjakan LKS
с = Mengerjakan LP Secara individu
D = Merefleksi Pembelajaran
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kegaiatan pembelajaran pada siklus
II sudah mencapai target yang ditentukan 80% kegiatan pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik dan presentasi keberhasilan sebesar 91,25%
Adapun hasil belajar siswa pada siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut :
25
Tabel 3 Data hasil belajar tematik siklus II
Berdasarkan hasil tabel 3 diatas, siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan siswa
yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran tematik
adalah sebesar 87,08 sedangkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pelajaran
tematik sebesar 91,66%.
Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model
pembelajara Picture and Picture di kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan. Hal ini
dikarenakan telah tercapinya indikator keberhasilan pembelajaran klasikal yang
diterapkan 80% siswa telah tuntas belajar dengan standar kelulusan maksimum (KKM)
65,
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan kegiatan refleksi
bersama guru senior dan teman sebaya. Berdasarkan kegiatan refleksi tersebut diketahui
pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan berlangsung dengan baik.
Terjadi perbaikan pada pelaksaan beberapa kegiatan dibanding siklus sebelumnya.
Guru bisa mengkondisikan kelas. Siswa sudah memahami materi yang diajarkan
sehingga saat guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa bisa menjawab dan kelas
tidak terlihat pasif. Guru juga lebih bisa mengendalikan siswa terutama saat ada siswa
yang membuat keributan sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain. Selain itu,
Guru juga sudah menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan melibatkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran
26
Dalam hal pemberian tugas, guru tidak memberikan tugas yang harus di kerjakan
oleh siswa. Seharusnya guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh siswa sebagai
bahan latihan untuk siswa agar siswa bisa lebih meningkatkan kemampuannya.
4.1 Pembahasan
Berdasarkan penyajian dan analisis data presentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Maka hal tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar. Agar lebih jelasnya, berikut disjikan data
peningkatan hasil belajar penelitian Siklus I dan II.
90 ,00%
85 ,00%
80 ,00%
75 ,00%
70 ,00%
Siklus 1 Siklus 2
Diagram 5 Data perbandingan aktivitas guru siklus I dan siklus II
90 ,00%
85 ,00%
80 ,00%
75 ,00%
70,00%
65.00 %
Siklus 1 Siklus 2
27
Berdasarkan diagram 6 dapat diketahui bahwa aktivita siswa mengalami peningkatan
pada tiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 76,25 % dan pada siklus II naik
menjadi
90%
100,00 %
80,00%
60 ,00%
40 ,00%
20,00%
0,00%
Siklus I Siklus II
Diagram 7 Data perbandingan hasil belajar siklus I ke siklus II
Dari paparan di atas, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran picture and Picture dengan tema perkembangan alat transportasi di SD
Negeri 105364 Lubuk Rotan .
28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian
dapat dikatakan berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar,
krivitas guru dan aktivitas siswa pada tema perkembangan alat trasnsportasi di kelas III SD
Negeri 105364 Lubuk Rotan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada tema perkembanagan alat
transportasi mencapai peningkatan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada tema perkembangan
alat trasnsportasi di kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan beberapa saran.
Saran pertama yaitu Guru hendaknya berusaha mengembangkan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Penerapan
model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dapat mendukung peningkatan
prestasi siswa. Yang kedua Pihak sekolah sebaiknya membantu terselenggaranya
pembelajaran yang berkualitas dengan cara memfasilitasi serta memberikan dukungan
pengembangan kegiatan pembelajaran yang inovatif kemudian seluruh siswa harus menyadari
pentingnya partisipasi aktif dalam suatu pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil
belajarnya dan bersikap disiplin dalam pembelajaran. Peneliti lain hendaknya dapat
menjadikan sebagai referensi dan perbandingan jika melakukan penelitian dengan materi atau
solusi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2013. Model - Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovati/).
29
Bandung:Yrama Widya
Aqib, Zainal. 2013. Model - Model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia.Johnson B Elaine 2007
Contextual
Teaching&Learning. Bandung. MLC.
Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam Penelitian Dan Pendidikan. Malang UMM Press
30
DOKUMENTASI
31