Anda di halaman 1dari 34

Mini Riset PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND

PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL


BELAJAR KELAS III SD

Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Kajian Hasil Penelitian yang
diampu oleh Dosen
Ahmad Landong Nasution, M.Pd.

Disusun Oleh
Nama : Wulan Safitri
NPM : 181434160
Nama : Ratna Diah Ayu Kusuma
NPM : 181434056
Nama : Elsa Yulanda
NPM : 181434064
Kelompok 6
PGSD 8-V

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN


DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
AL-WASHLIYAH MEDAN Tahun 2020

i
KATA PENGANTAR

Artinya : “ Hai Orang-orang yang beriman sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan
yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (10) . (yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih
baik bagimyu, jika kamu mengetahui (11). (QS. As-Saff :10 – 11)

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokaaatuh


Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan segala karunia-NYA kepada peneliti
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Mini Rised berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Picture And Picture Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Kelas III SD” Dengan
Lancar tanpa kendala.
Penyelesian penelitian Mini Rised ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, peneliti juga ingin menyampaikan Terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Ahmad Landong Nasution, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah kajian penelitian juga
selaku guru dan siswa SD Negeri 105364 Lubuk Rotan yang sudah banyak membantu dalam
penelitian.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Mini Rised i ini. Kiranya isi Mini Rised ini bermanfaat dalam memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan dan penulis mengrapkan semoga Mini rised ini dapat berguna dan
bermanafaat bagi para pembaca. Amin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Medan, 19 April 2022

Penulis

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, setiap manusia memiliki
hak mengenyam pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari proses kehidupan bernegara.
Kualitas suatu negara dapat dilihat dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
negara tersebut. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yakni
dengan cara memperbaiki mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan mutu pendidikan merupakan
suatu dasar pembangun watak, mental, dan spiritual manusia sehingga dapat dijadikan tolak
ukur kualitas suatu negara. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang terus
memacu diri untuk memperbaiki mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.
Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang
menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, pelajaran atau bidang studi menjadi
satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara pengetahuan,
keterampilan dan nilai yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran
ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata
pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa
diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam
pembelajaran tematik, belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui
(learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi
(learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau
merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik.
Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan
membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan.
Dalam observasi diketahui permasalahan pada siswa kelas III SD Negeri 105364
Lubuk Rotan disebabkan karena kurangnya media pembelajaran yang menarik dan juga

1
kurangnya kreatifitas guru untuk mengajarkan materi yaitu guru menjelaskan materi secara
verbal, memberikan latihan soal dan melakukan penilaian sehingga pembelajaran menjadi
membosankan dan siswa sulit menerima materi yang diajarkan oleh guru.
Dari permasalahan di atas, diperlukan solusi yang tepat untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar tematik kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan Kec. Sei Bulu Kab.
Serdang Bedagai. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
rendahnya aktivitas dan hasil belajar adalah menggunakan model pembelajaran Picture and
Picture. Model pembelajaran Picture and Picture merupakan “model pembelajaran yang
kooperatif atau mengutamakan adanya kelompok-kelompok dengan menggunakan media
gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis” (Kurniasih & Sani, 2015:44).
Selanjutnya menurut Suprijono (dalam Huda, 2013:236), ”Picture and Picture merupakan
strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”.
Jadi, model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang
menggunakan media gambar yang dipasangkan atau diurutkan secara logis. Dalam
pelaksanaaan model pembelajaran Picture and Picture ini siswa dituntut harus dapat
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. Di samping itu,
siswa juga harus menyamakan persepsi tentang gambar yang dihadirkan, sehingga setiap
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Hal lain yang harus diperhatikan dalam
model pembelajaran Picture and Picture, bahwa siswa harus bisa membagi tugas dan tanggung
jawab dalam kelompoknya, serta dapat memberikan evaluasi pada setiap anggota kelompok
dengan menunjuk juru bicara atau pemimpin mereka, dan hal ini dilakukan secara bergantian.
Dengan demikian, melalui model pembelajaran Picture and Picture ini dapat menguji kesiapan
siswa, melatih memahami materi dengan cepat, meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga
berdampak pada peningkatan hasil belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Kurangnya media pembelajaran yang menarik dan juga kurangnya kreatifitas guru
untuk mengajarkan materi
2. Guru menjelaskan materi secara verbal, memberikan latihan soal dan melakukan
penilaian sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan siswa sulit menerima
materi yang diajarkan oleh guru

2
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mini rised ini adalah sebagai upaya untuk mendeskripsikan
aktivitas guru, mendeskripsikan aktivitas siswa, meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik tema 7 sub tema 3 perkembangan teknologi transportasi

1.4 Manfaat Penelitian Mini Rised


Manfaat yang diharapkan dalam penelitian mini rised ini adalah memperoleh
pengalaman pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan model pembelajaran Picture
and Picture , meningkatkan hasil pembelajaran pada pembelajaran tematik tema 7 sub tema 3
perkembangan teknologi transportasi, menambah motivasi dan minat belajar bagi siswa dan
mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas.

3
BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rahyubi model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi,
ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide serta menjadi pedoman bagi guru
dalam merencanakan suatu pembelajaran.
Menurut Trianto, menyatakan bahwa pembelajarn kooperatif muncul dari konsep
bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah
kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai tujuan bersama

2.1.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif


Menurut Slavin mengemukakan bahwa tujuan model pembelajaran kooperatif adalah
untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, pemahaman yang mereka butuhkan
supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi.

2.1.3 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif


Menurut Ibrahim dkk dalam Majid, pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau
karakteristik sebagai berikut:
1. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memeliki keterampilan tinggi, sedang dan
rendah (heterogen).
3. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan
jenis kelamin yang berbeda. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok
dari pada individu.

4
2.1.4 Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sadker dalam Miftahul, memaparkan beberapa manfaat pembelajaran
kooperatif. Selain dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran
kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat lain seperti:
1. Siswa yang diajarkan dengan struktur-struktur pembelajaran kooperatif akan
meperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2. Siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki
harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar
3. Pembelajaran kooperatif, siswa lebih menjadi lebih peduli pada
temantemannya, dan diantara mereka untuk proses belajar mereka
4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang
berbedabeda.
Beberapa para ahli juga menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat
membantu siswa memahami konsep-konsep dan menumbuhkan kemampuan dalam kerja
sama disuatu kelompok. Menurut Majid, pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan
cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang
anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah Picture And Picture.

2.2 Model Pembelajaran Picture And Picture


Salah satu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif
adalah model pembelajaran. Dalam hal ini, siswa memiliki tanggung jawab yaitu belajar
untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Jadi guru
dituntut untuk cermat dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam menggunakan
model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep materi yang
diberikan untuk dapat dipertanggung jawabkan baik secara individu maupun kelompok. Salah
satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran Picture And
Picture
Model Pembelajaran Picture And Picture adalah salah satu modelpembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang

5
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini
memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran Picture And
Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar
ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam
bentuk cerita dalam ukuran besar.
Menurut Supriono bahwa pembelajaran kooperatif Picture And Picture adalah salah
satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan
gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Picture And Picture ini
berbeda dengan media gambar dimana Picture And Picture berupa gambar yang belum
disusun secara berurutan dan yang menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar
berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep
materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam
menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan
menjelaskan gambar, Sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan
membaca gambar. Adanya gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar dan siswa
lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung.

2.2.1 Ciri-ciri Model Pembelajaran Picture And Picture


Ciri-Ciri Metode Pembelajaran Picture And Picture Model pembelajaran kooperatif
picture and picture memiliki beberapa ciri-ciri yaitu : (1) Aktif. Dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif picture and picture siswa atau peserta didik akan menjadi lebih
aktif, hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran ini guru menggunakan media gambar
dalam memberikan pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif dan meningkatkan rasa
ingin taunya menjadi lebih besar. Selain itu dalam pelaksanaan metode ini seorang siswa
juga dianjurkan untuk bisa merancang atau menggabungkan gambar sebagai media
pembelajaran yang digunakan, dengan demikian siswa tidak hanya mendengarkan guru
tetapi juga mengikuti pembelajaran dengan lebih aktif. (2) Inovatif. Dalam model
pembelajaran picture and picture seorang siswa dan guru sebagai pengajar akan menjadi
lebih aktif, hal ini dikarenakan menggunakan suatu pembaharuan dalam proses
pembelajaran, tidak semata hanya guru menerangkan dan siswa yang mencatat. (3) Kreatif.

6
Dalam hal ini selama proses pembelajaran dengan model picture and picture selain guru,
siswa juga akan ikut menjadi lebih kreatif. Karena dalam kegiatan ini terjadi interaksi
langsung antar siswa, ketika seorang guru memberikan gambar, mengacaknya, dan siswa
diharapkan untuk bisa menyusunnya kembali.
Dalam kegiatan tersebut siswa diharapkan untuk bisa lebih kreatif dalam mengatasi rasa
bosannya. Guru sebagai pengajar juga di tuntut untuk bisa lebih kreatif, seorang guru
diharapkan mampu menyajikan sebuah gambar-gambar atau slide yang bisa membuat siswa
menjadi lebih tertarik dengan proses pembelajaran. (4) Menyenangkan. Pada awalnya
mungkin bagi beberapa guru model ini di anggap akan menimbulkan kegaduhan di dalam
kelas karena terlalu banyak aktifitas siswanya. Namun bagi siswa apabila guru menerapkan
model ini dalam pembelajarannya mereka akan lebih tertarik dan merasa senang selama
proses belajar berlangsung. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran picture and
picture bisa juga di sebut sebagai model belajar sambil bermain, sehingga siswa tidak merasa
bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung.

2.2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture And Picture


Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Picture And Picture perlu diketahui langkah-langkahnya agar pembelajaran
berjalan dengan baik. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Picture And Picture
menurut Supriyono adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
Guru membagikan potongan-potongan gambar kepada siswa
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.

7
2.2.1 Kelebihan dan Keekuranan Model Pembelajaran Picture And Picture
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Adapun kelebihan model pembelajaran Picture And Picture menurut Istarani adalah
sebagai berikut.
a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa
b. Melatih berpikir logis dan sistematis Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan
sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam
praktik berpikir
c. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas

Sedangkan kekurangan model pembelajaran Picture And Picture adalah sebagai


berikut.
a. Memakai banyak waktu
b. Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas
c. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama
d. dengan siswa yang lain
e. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

2.3 Aktivitas Belajar


2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar
Keberhasilan pada saat pembelajaran berlangsung tidak dapat tercapai begitu saja,
perlu adanya usaha salah satunya dengan melibatkan aktivitas siswa. Aktivitas yang
dilakukan oleh siswa diharapkan merupakan aktivitas yang bermanfaat dan berhubungan
dengan proses pembelajaran baik aktivitas fisik maupun aktivitas nonfisik. Sardiman
mengungkapkan bahwa, “aktivitas belajar adalah segala macam kegiatan yang dilakukan
oleh siswa baik yang berupa jasmani maupun rohani, dimana keduanya saling
8
ketergantungan dengan hasil belajar yang optimal.”
Nanang Hanafiah mengungkapkan beberapa aspek yang terlibat dalam proses
aktivitas siswa, yaitu: psikofisis, peserta didik, baik jasmani maupun rohani, sehingga
akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik
berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan Wragg mengungkapkan “aktivitas adalah kegiatan yang menunjuk pada
keaktivan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik pada aspek-aspek
jasmaniyah ataupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada
dirinya.”
Dari beberapa pendapat diatas, penulis lebih cenderung pada pendapat Sardiman,
yaitu aktivitas belajar adalah segala macam kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik yang
berupa jasmani maupun rohani, dimana keduanya saling ketergantungan dengan hasil
belajar yang optimal. Jadi aktivitas belajar siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar
siswa, karena dengan kegiatan atau aktivitas siswa yang maksimal maka akan
menumbuhkan hasil belajar yang maksimal pula.

2.3.2 Jenis-Jenis Aktivitas dalam Pembelajaran


Salah satu prinsip dalam pembelajaran adalah berbuat. Itulah mengapa perlu ada
aktivitas dalam pembelajaran. Terdapat berbagai jenis kegiatan dalam pembelajaran yang
dapat mengaktivkan siswa. Menurut Rusman aktivitas yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut : pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan
mendengarkan, berdiskusi, bermain peran, melakukan pengamatan, melakukan
eksperimen, membuat sesuatu,menyusun laporan, memecahkan masalah dan praktik
melakukan sesuatu.
Menurut Sardiman, jenis-jenis aktivitas siswa dapat digolongkan menjadi 8
golongan yaitu:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, memberi saran,
memperhatikan percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activiteis, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, intruksi
3. Listening activities, sebagai contohnya mendengarkan : uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.

9
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya : mengambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk kdalamnya antara lain : melakukan percobaan,
membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Metal activities, sebagai contohnya : menanggapi, mengingat, memecahkan
soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya : menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

2.4 Hasil Belajar


2.4.1 Pengertian Hasil Belajar
Banyak dari kita beranggapan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang
berlangsung di sekolah atau suatu lembaga tertentu yang dilaksanakan secara formal.
Namun sesungguhnya sebagian besar kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari merupakan kegiatan belajar.
Menurut Djamarah juga mengungkapkan bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan tentu memiliki tujuan. Tujuan
tersebut merupakan hasil belajar baik berupa tingkah laku, pengetahuan maupun
keterampilan. Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah proses
pembelajaran dalam beberapa waktu tertentu. “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengalaman dari puncak proses belajar mengajar.”
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah “bila seorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dan tidak mengerti menjadi mengerti.”
Sedangkan menurut Agus Suparjino hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu
kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik liasan maupun
tertulis. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

10
lambang. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, penulis dapat mengambil
kesimpulan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
belajar–mengajar yang menyangkut aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Belajar juga
dapat menghasilkan suatu perubahan pada siswa. Perubahan itu dapat berupa pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar
.
2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Adapun hal-hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni, keadaan atau kondisi jasmani dan
rohani.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yakni, kondisi lingungan disekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni, jenis upaya belajar yang
meliputi strategi dan metode yang digunkan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran.

2.5 Pembelajaran Tematik


Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik.
Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan peserta didik pada pendidikan anak usia dini (PAUD) dan pendidikan
dasar (SD/MI).
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
tematema berdasarkan muatan beberapa mata pelajaran yang dipadukan atau diintegrasikan.
Tema merupakan wadah atau wahana untuk mengenalkan berbagai konsep materi kepada
anak didik secara menyeluruh. Tematik diberikan dengan maksud menyatukan konten

11
kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan yang utuh, sehingga membuat pembelajaran
sarat akan nilai, bermakna dan mudah dipahami oleh siswa
Pembelajaran tematik terpadu diyakini sebagai salah satu pendekatan pembelajaran
yang efektif karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi afeksi, emosi,
fisik, dan akademik peserta didik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah.
Premis utama pembelajaran tematik terpadu adalah bahwa peserta didik memerlukan
peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya,
menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan
mensintesis. Pembelajaran tematik terpadu sangat relevan untuk mengakomodasi
perbedaanperbedaan kualitatif lingkungan belajar, dan diharapkan mampu menginspirasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Pembelajaran tematik terpadu sifatnya
memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of
thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan ganda (multiple
thinking skills), sebuah proses inovatif bagi pengembangan dimensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang dituntut dalam KTSP maupun Kurikulum 2013.

12
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap observasi ,dan tahap refleks

3.2 Waktu dan Tempat


3.2.1 Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan maret tahun 2022
3.2.2 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 105364 Lubuk Rotan

3.3 Populasi dan Sample


3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan
3.3.2 Sample
Yang menjadi sample adalah siswa kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan

3.4 Subjek dan Objek Penelitian


3.4.1 Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan
sebanyak 24 siswa. 3.4.2 Objek penelitain
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaraan Picture and Picture

3.5 Teknik Pengumpulan Data teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,
tes, dan catatan lapangan. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik analisis
deskriftif dan kuantitatif. Untuk mengambil data peneliti memperoleh data penelitian
instrumen berupa lembar evaluasi sebagai alat untuk mengetahui hasil belajar siswa.
pengambilan data hasil belajar siswa menggunakan instrumen berupa lembar penelitian siswa
yang berisi soal-soal pilihan berganda dan uraian tentang materi yang telah dipelajari. Lembar
penilaian diberikan pada kahir pembelajaran untuk mengukur pemahaman siswa terhadap

13
materi yang telah mereka pelajari. Selain itu, digunakan lembar catatan lapangan untuk
mengetahui kendala yang di hadapi selama pembelajaran.
Untuk mengetahui ketercapaian penelitian, peneliti menetapkan indikator keberhasilan
yang ingin dicapai oleh peneliti pada penelitian ini yaitu dalam kegiatan pembelajaran
aktivitas guru mencapai keberhasilan apabila keberhasilan mencapai lebih atau sama dengan
80%, siswa secara individu telah memenuhi KKM yakni ≥ 65 dengan ketuntasan klasikal
80%.
Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk data observasi aktivitas guru selama
KBM dianalisis dengan menggunakan perhitungan (%) perhitungan sebagai berikut :

∑𝑓
𝑝= 𝑥 100%
𝑁

Keterangan
P = Persentase
F = Jumlah kegiatan yang terlaksana
N = Jumlah nilai maksimal keseluruhan aktivitas

Tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ditentukan dengan menggunakan


kriteria penilaian sebagai berikut ;
80%-100% = baik sekali
66%-79% = baik
56%-65% = cukup
40%-55% = kurang baik
>40% = tidak baik
(indarti,2008;26)

14
Untuk mengetahui data observasi aktivitas siswa selama KBM dianalisis dengan
menggunakan perhitungan presentase (%) perhitungan sebagai berikut ;

∑𝑓
𝑝= 𝑥 100%
𝑁

Keterangan
P = Persentase
F = Jumlah kegiatan yang terlaksana
N = Jumlah nilai maksimal keseluruhan aktivitas

Tingkat keberhasilan pelaksanaa pembelajaran ditentukan dengan menggunkan kriteria


penilaian sebagai berikut;
80%-100% = baik sekali
66%-79% = baik
56%-65% = cukup
40%-55% = kurang baik
>40% = tidak baik
(winarsunu, 2009:20)

Sedangkan masing-masing aktivitas tersebut dihitung dengan menggunakan rumus


perhitungan sebagai berikut;

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁 x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Tingkat keberhasilam masing-masing aktivitas ditentukan dengan menggunakan


kriteria penilaian sebagai berikut:
80%-100% = baik sekali
66%-79% = baik
56%-65% = cukup
40%-55% = kurang baik
>40% = tidak baik

15
(indarti,2008:112)

Untuk mengtahui ketercapaian nilai individu siswa, skor siswa diperoleh menggunakan
rumus;
80%-100% = baik sekali
66%-79% = baik
56%-65% = cukup
40%-55% = kurang baik
>40% = tidak baik
(indarti,2008:112)

Adapun rumus-rumus untuk memperoleh rata-rata kelas adalah sebagai berikut :

∑𝑥
𝑥=
∑𝑛

Dengan : X = nilai rata-rata kelas


∑ 𝑥 =jumlah nilai seluruh siswa dalam satu kelas
∑ 𝑛 = jumlah siswa dalam satu kelas

Tingkat keberhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai


berikut
:
80-100 = baik sekali\
66-79 = baik
56-65 = cukup
40-55 = kurang baik
>40 = tidak baik (Aqib,2011:40)

16
Dengan menggunakan rumus diatas, dapat diketahui nilai rata-rata kelas untuk
menentukan kriteria presentase ketuntasan belajar klasikal, peneliti menggunakan kriteria
penilaian sebagai berikut :
≥ 80 = sangat tinggi
60-70% = tinggi
40-59% = sedang
20-39% = rendah
< 20% = sangat rendah (Aqib, 2011: 41)

17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran picture and picture pada
pembelajaran tema , kegiatan ini akan duraikan berdasarkan siklus-siklus PTK yang telah
dilaksanakan. Siklus tersebut diuraikan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Adapun tahapan yang dilaksanakan dalam siklus ini ialah sebagai berikut :
4.1.1 Siklus I
Pada tahap perencanaan siklus I kegiatan kegiatan yang dilakukan ialah menyusun
rencana pelasanaan penelitian. Sebelum menyusun rencana pelaksanaan penelitian,
peneliti melakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan selanjutnya
adalah mengalalisis kurikulum uintuk menentukan standart kompetensi dan kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa.
Tahap kedua yaitu pelaksanaa tindakan dan pengamatan. Penelitian siklus I
dilaksanakan dalam dua kali dengan alokasi waktu 2x 35 menit. Pelaksanaa pembelajaran
dilakukan pada hari senin 21 maret 2022 pukul 08.10-09.20 dan hari senin tanggal 28
maret 22 pukul 08-10-09.20 wib. Kegiatan ini diikuti sebanyak 24 orang siswa kelas III
SD Negeri 105364 Lubuk Rotan.
Dalam pelaksanaa tindakan kelas ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru
dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Unuk pengamatan aktivitas guru
dianalisis dan dikaji sebagai berikut

18
100 %
80 %
60 %
40 %
20 %
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Diagram I Aktivitas guru tiap aspek pada siklus I pertemuan 1 dan 2

Keterangan aspek yang diamati:


1. Melakukan kontrak pembelajaran siswa dengan siswa
a) Tidak boleh ramai saat pembelajaran berlangsung, jika ada yang ramai sudah
diperingati dan tidak bisa diam maka akan di beri hukuman.
b) Jika ada siswa yang aktif maka guru akan memberi reward
2. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan diajarkan
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu menegenai
perkembangan teknologi transportasi
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kemungkinan masih belum siap
untuk menerima pembelajaran
5. Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan
6. Tahap 1 pemasangan gambar. Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan
dan memasangkat ke papan tulis serta menurutkan gambar sesui dengan urutannya
pada media gambar perkembangan teknologi transportasi
7. Tahap 2 penjajakan. Guru bertanyan kepada siswa alasan dibalik urutan gambar
yang tekah dipilih siswa
8. Tahap 3 penyajian kompetensi. Guru menjelaskan kembali materi tentang
perkembangan teknologi transportasi secara rinci agar siswa memahami isi materi
9. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas
10. Membimbing siswa untuk mengerjakan tugas
11. Guru dan siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan
12. Guru memberikan reward pada iswa yang aktif selama pembelajaran berlangsung
13. Pengelolaan waktu sesuai waktu yang di jadwalkan

19
Dari diagram 1 dapat diperoleh data selama pembelajaran mendapatkan skor
ketercapaian sebesar 73,03%. Perolehan presentase tersebut jika di kriteriakan tethadap
pelaksanaan pembelajaran, maka pelaksanaan pada siklus 1 dikriteriakan baik, namun
belum mencapai target 80%.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajarab pada tema kegiatan
dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture disajikan dalam diagram
berikut:

100 %
80 %
60 %
40 %
20 %
0%
1 2 3 4
Diagram 2

Data aktivitas siswa siklus I


Pertemuan 1 dan 2

Keterangan ;
1 = menyimak penjelasan guru
2 = mengerjakan lks
3 = mengerjalan lembar penilaian
4 = merefleksikan pembelajaran

Berdasarkan giagram 2 diketahuibahwa aktivitas siswa secara keseluruhan


mencapai 75,7% dengan kata lain pelaksanaan pembelajaran berlangsung dengan baik
sekali. Namun hal ini belum mencapai indikator keterangan aktivitas siswa yang
dirumuskan oleh peneliti yaitu 80% dari kesuluran siswa. Maka dari , skor pada
kegiatankegiatan masih perlu ada perbaikan ..
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada tema perkembangan teknologi
transpirtasi dengan menerapkan modle pembelajaran picture and picture dilakukan
penilaian dengan menggunakan lembar evaluasi. Penilaian hasil belajar disini

20
merupakan penilaian kognitif. Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 disajikan dalam
tabel berikut

Tabel 1 Hasil belajar tematik siswa siklus I


No Nilai Banyak Siwa Keterangan
1 90 4 Tuntas
2 80 7 Tuntas
3 70 7 Tuntas
4 60 1 Tidak tuntas
5 50 2 Tidak tuntas
Jumlah 24 Tuntas : 18
Tidak tuntas : 6

Hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran picture and picture pada siklus I sebesar 73,03. Nilai
terendah yang diperoleh siswa ialah 55 dan tertinggi 93. Berdasarkan perhitungan nilai
individu siswa, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 orang dari 24 siswa dan 6
sisanya dinyatakan tidak tuntas. Dari data ini juga diperoleh presentase ketuntasan
klasukal siswa kelas III sebesar 75%. Dengan kata laian presentase tersebut belum
mencapai indikator keberhasilan 80%.
Berdasarkan perhitungan, presentase ketuntasan klasikal memperoleh 75%
dengan nilai rata-rata kelas 73,03. Presentase ini masil dibawah nilai pada indiktor
keberhasilan, yaitu 80%, sehingga peneliti belum dinyatakan berhasil. Selain itu skor
yang dicapai dari beberapa kegiatan masih berada dikreteria baik, sehingga masih
memerlukan perbaikan. Berdasarkan nilai ketuntasan klasikal, adanya kendala yang
muncul, dan belum maksimalnya kegiatan pada beberapa fase maka peneliti akan
dilanjutkan pada siklus II.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 berjalan baik. Guru
melaksanakan semua komponen pembelajaran, meskipun ada beberapa komponen yang
pelaksanaannya belum maksimal. Oleh karena itu, setelah melaksanakan penelitian,
peneliti melaksanakan kegiatan refleksi bersama guru senior dan teman sebaya.

21
Berdasarkan kegiatan refleksi diketahui bahwa secara keseluruhan kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana. Namun, kegiatan beberapa fase masih perlu perbaikan.
Pelaksanaan pembelajaran mendapatkan skor sebesar 75%.
Perolehan presentase tersebut jika dikreteriakan terhadap pelaksanaan
pembelajaran, maka pembelajaran pada siklus I dikreteriakan baik, namun belum
mencapai target yang diharapkan yaitu 80%
Pada kegiatan refleksi pada siklus pertama guru melakukan tanya jawab
mengenai materi perkembangan alat transportasi akan tetapi sebagian siswa masih
belum memahami matari pembelajaran sehingga terkesan suasana kelas menjadi pasif,
hal tersebut dikarenakan materi perkembangan alat transportasi belum diajarkan bahkan
model pembelajaran picture and picture belum pernah diterapka dikelas III sehingga
siswa belum terbiasa dengan model pembelejaran picture and picture. Seharusnya guru
lebih aktif dalam menjawab atau menangapi pertanyaan-pertanyaan siswa yang
berkaitan dengan perkembangan alat transportasi , pada saat penyampaian materi masih
terlihat beberapa siswa yang membuat suasana kelas menjadi ramai sehingga
mengganggu kosentrasi belajar teman yang lainnya, dan berakibat siswa kurang
memahami penjelasan guru, baik dalam penyelesaian tugas maupun mendengar
penjelasan yang disampaikan guru.
Pemberian penghargaan kepada siswa sudah cukup baik karena guru sudah
memebri reward secara langsung kepada siswa yang aktif saat pembelajaran. Pada siswa
yang lain juga guru memberi reward untuk memacu semangat agar bisa menjadi lebih
baik lagi di pembelajaran selanjutnya.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran guru juga mengalami kendala-kendala yang
disebabkan oleh siswa seperti masih ada siswa yang tidak memeperhatikan guru dan
membuat keributan keributan kecil dikelas sehingga menggangu kosentrasi siswa yang
lainnya. Guru mengatasinya dengan memberikan peringatan tegas kepada siwa atau
meminta siswa untuk mengulang apa yang sudah di sampaikan oleh guru.
Oleh karena itu kendala-kendala ini perlu diperhatikan dan sebagai perbaikan
pada pelaksanaa pembelajaran berikutnya, agar suasana kelas menjadi kondusif dalam
proses pembelajaran.

22
4.1.2 Siklus II
Siklus II diawali dengan tahap perencanaan. Peneliti membuat rancangan
penelitian yang akan diimplementasikan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I. Pembelajaran yang dirancan pada siklus I ini menerepkan pembelajaran model
picture and picture dengan melakukan perbaikan terhadap komponen yang perlu
diperbaiki sesuai refleksi yang ada pada siklus I. Rancangan tersebut meliputi instrumen
penelitian dan perangkat pembelajaran.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan dan pengamatan Penelitian siklus II
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan pada hari rabu tanggal 30 maret 2022 pukul 10.10-12.00 dan
hari Rabu tanggal 6 april 2022 pukul 08.10-09.20 WIB. Kegiatan ini diikuti sebanyak 24
orang siswa kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan
Untuk data hasil pengamatan aktivitas guru dianalisis dan dikaji peneliti dalam
diagram sebagai berikut:

100 %
95%
90 %
85 %
80 %
75 %
70 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Diagram 3

Data aktivitas guru pada siklus II


Pertemuan 1 dan 2

Keterangan aspek yang diamati:


1. Melakukan kontrak pembelajaran dengan siswa
a) Tidak boleh ramai saat pelajaran berlangsung, jika ada yang ramai sudah
diberi yel yel dan tidak bisa diam maka guru memberikan hukuman
b) Jika ada siswa yang aktif maka guru akan memberikan reward
2. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan diajarkan
23
3. Guru menyampaikan sedikit materi tentang perkembangan alat transportasi
4. Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kemungkinan masih belum siap
untuk menerima pelajaran
5. Guru menunjukkan gambar-gambar kegiatan yang disertai dengan kata keterangan
yang ada di bawahnya
6. Tahap 1 Pemasangan Gambar. Guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan
dan memasangkan/mengurutka gambar sesuai dengan urutannnya
7. Tahap 2 Penjajakan, guru bertanya kepada siswa alasan dibalik urutan gambar yang
telah dipilih siswa
8. Tahap 3 Penyajian Kompensi. Guru menjelaskan kembali materi tentang
perkembangan alat transportasi secara lebih rinci agar siswa memahami materi.
9. Guru meminta siswa untuk membaca cerita yang berkaitan denga perkembanagan
alat transportasi
10. Membimbing siswa untuk mengerjakan tugas
11. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan
12. Guru memberikan reward pada siswa yang aktif selama pelajaran berlangsung
13. Pengelolaan Waktu Sesuai waktu yang dijadwalkan

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kegaiatan pembelajaran pada


siklus II sudah mencapai target yang ditentukan yaitu 80%. kegiatan pembelajaran sudah
terlaksana dengan baik dan presentasi keberhasilan sebesar 86.53%
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran pada tema kegiatan
dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture tersaji dalam diagram
berikut ini :

24
96%
94 %
92 %
90 %
88 %
86 %
84 %
82 %
80%
1 2 3 4
Diagram 4

Data aktivitas siswa siklus II


Pertemuan 1 dan 2

Keterangan:
A = Menyimak Penjelasan Guru B
= Mengerjakan LKS
с = Mengerjakan LP Secara individu
D = Merefleksi Pembelajaran
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa kegaiatan pembelajaran pada siklus
II sudah mencapai target yang ditentukan 80% kegiatan pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik dan presentasi keberhasilan sebesar 91,25%
Adapun hasil belajar siswa pada siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut :

25
Tabel 3 Data hasil belajar tematik siklus II

No Nilai Banyak Siswa Keterangan


1 100 12 Tuntas
2 90 5 Tuntas
3 80 5 Tuntas
4 70 - Tuntas
5 60 2 Tidak Tuntas
6 50 0 Tidak Tuntas
Jumlah 24 Tuntas : 22
Tidak Tuntas :2

Berdasarkan hasil tabel 3 diatas, siswa yang tuntas sebanyak 22 siswa dan siswa
yang belum tuntas sebanyak 2 siswa. Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran tematik
adalah sebesar 87,08 sedangkan presentase ketuntasan hasil belajar siswa pelajaran
tematik sebesar 91,66%.
Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran tematik menggunakan model
pembelajara Picture and Picture di kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan. Hal ini
dikarenakan telah tercapinya indikator keberhasilan pembelajaran klasikal yang
diterapkan 80% siswa telah tuntas belajar dengan standar kelulusan maksimum (KKM)
65,
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti melaksanakan kegiatan refleksi
bersama guru senior dan teman sebaya. Berdasarkan kegiatan refleksi tersebut diketahui
pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara keseluruhan berlangsung dengan baik.
Terjadi perbaikan pada pelaksaan beberapa kegiatan dibanding siklus sebelumnya.
Guru bisa mengkondisikan kelas. Siswa sudah memahami materi yang diajarkan
sehingga saat guru melakukan kegiatan tanya jawab, siswa bisa menjawab dan kelas
tidak terlihat pasif. Guru juga lebih bisa mengendalikan siswa terutama saat ada siswa
yang membuat keributan sehingga mengganggu konsentrasi siswa yang lain. Selain itu,
Guru juga sudah menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan melibatkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran

26
Dalam hal pemberian tugas, guru tidak memberikan tugas yang harus di kerjakan
oleh siswa. Seharusnya guru memberikan tugas untuk dikerjakan oleh siswa sebagai
bahan latihan untuk siswa agar siswa bisa lebih meningkatkan kemampuannya.

4.1 Pembahasan
Berdasarkan penyajian dan analisis data presentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Maka hal tersebut menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Picture and Picture pada pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar. Agar lebih jelasnya, berikut disjikan data
peningkatan hasil belajar penelitian Siklus I dan II.

90 ,00%
85 ,00%
80 ,00%
75 ,00%
70 ,00%

Siklus 1 Siklus 2
Diagram 5 Data perbandingan aktivitas guru siklus I dan siklus II

Berdasarkan diagram 5 dapat diketahui bahwa aktivitas guru mengalami peningkatan


pada tiap siklus. Pada siklus I aktivitas guru mencapai 75,76% dan pada siklus II menjadi
sebesar 85,76%.

90 ,00%
85 ,00%
80 ,00%
75 ,00%
70,00%
65.00 %
Siklus 1 Siklus 2

Diagram 6 Data perbandingan aktivitas siswa sikluS I dan siklus II

27
Berdasarkan diagram 6 dapat diketahui bahwa aktivita siswa mengalami peningkatan
pada tiap siklus. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 76,25 % dan pada siklus II naik
menjadi
90%
100,00 %
80,00%
60 ,00%
40 ,00%
20,00%
0,00%

Siklus I Siklus II
Diagram 7 Data perbandingan hasil belajar siklus I ke siklus II

Dari paparan di atas, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran picture and Picture dengan tema perkembangan alat transportasi di SD
Negeri 105364 Lubuk Rotan .

28
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian
dapat dikatakan berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar,
krivitas guru dan aktivitas siswa pada tema perkembangan alat trasnsportasi di kelas III SD
Negeri 105364 Lubuk Rotan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pelaksanaan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Picture and Picture pada tema perkembanagan alat
transportasi mencapai peningkatan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar pada tema perkembangan
alat trasnsportasi di kelas III SD Negeri 105364 Lubuk Rotan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan beberapa saran.
Saran pertama yaitu Guru hendaknya berusaha mengembangkan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Penerapan
model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang sesuai dapat mendukung peningkatan
prestasi siswa. Yang kedua Pihak sekolah sebaiknya membantu terselenggaranya
pembelajaran yang berkualitas dengan cara memfasilitasi serta memberikan dukungan
pengembangan kegiatan pembelajaran yang inovatif kemudian seluruh siswa harus menyadari
pentingnya partisipasi aktif dalam suatu pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil
belajarnya dan bersikap disiplin dalam pembelajaran. Peneliti lain hendaknya dapat
menjadikan sebagai referensi dan perbandingan jika melakukan penelitian dengan materi atau
solusi yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2013. Model - Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovati/).

29
Bandung:Yrama Widya
Aqib, Zainal. 2013. Model - Model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung Pustaka Setia.Johnson B Elaine 2007
Contextual
Teaching&Learning. Bandung. MLC.
Winarsunu, Tulus. 2009. Statistik Dalam Penelitian Dan Pendidikan. Malang UMM Press

30
DOKUMENTASI

31

Anda mungkin juga menyukai