Anda di halaman 1dari 11

ISSN Online : 2597-3622

Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA SEKOLAH DASAR

Hilda Dhaniartika Nurma'ardi Anna Maria Oktaviani Siti Rokmanah


Universitas Primagraha Universitas Primagraha Universitas Primagraha
hildadhaniartika@primagraha.ac.id annamaria@primagraha.ac.id sitirokmanah@primagraha.ac.id

ABSTRAK
Memahami sebuah konsep merupakan langkah awal seorang siswa dalam
mengembangkan ilmu yang dipelajarinya agar tidak salah makna. Untuk itu,
menanamkan pemahaman dari sebuah konsep perlu dilakukan oleh seorang guru
secara maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pencapaian dari penggunaan pembelajaran discovery learning terhadap
pemahaman konsep pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SDN Kampung
Melayu III. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriprif
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara langsung melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner guna
memperoleh informasi yang nyata dilapangan untuk kemudian dianalisis melalui
reduksi data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disumpulkan bahwa pembelajaran discovery learning
merupakan pembelajaran yang efektif dan tepat untuk diterapkan dalam
meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa sekolah dasar.

Kata kunci: Pemahaman Konsep, Discovery learning, IPA.

ABSTRACT
Understanding a concept is the first step for a student in developing the
knowledge he has learned to avoid misunderstanding. For this reason, instilling
an understanding of a concept needs to be done maximally by a teacher. This
research aimed to describe the achievements of the application of the discovery
learning to the science concepts understanding in 4th-grade students at SDN
Kampung Melayu III. This research used the descriptive qualitative method. The
data collection is done by direct observation through the observations, interviews,
documentation, and questionnaires to obtain real information in the field for
further analysis through data reduction and conclusion drawing. Based on the
research that has been done, it can be concluded that discovery learning is
effective and appropriate learning to be applied to improve the science concepts
understanding of elementary school students.
Key words: conceptual understanding, Discovery Learning, IPA

45
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

PENDAHULUAN Pengetahuan Alam (IPA) merupakan


Sekolah merupakan sebuah salah satu mata pelajaran yang sangat
lembaga pendidikan formal untuk berhubungan dengan kehidupan
setiap siswa memperoleh pendidikan sehari-hari. Hal tersebut tentu saja
secara terstruktur dan terarah. Setiap mendorong peran dunia pendidikan
orang tua mengharapkan yang terbaik untuk terus dapat meningkatkan
bagi anaknya untuk memiliki kualitas pendidikan terutama
pengetahuan secara maksimal agar pembelajaran IPA. Sehingga, tidak
dapat menjadi bekal guna menempuh heran jika IPA menjadi topik menarik
kehidupan dimasa yang akan datang. untuk dijadikan objek bagi sebagian
Hal ini tentu sejalan dengan pendapat kolompok guna melakukan
yang diungkapkan oleh Anugraheni identifikasi dan penyelidikan
(2017: 216) yang menyatakan bahwa mengenai fenomena-fenomena alam
pendidikan memiliki kemampuan semesta secara sistematis.
untuk menciptakan sumber daya Materi pembelajaran yang
manusia yang berkualitas. Untuk itu, terdapat didalam mata pelajaran IPA
baik pihak sekolah maupun orang tua disekolah, tentunya disusun dan
harus mampu berkolaborasi untuk disesuaikan dengan kemampuan
dapat menciptakan suasana siswa sesuai dengan jenjang
pembelajaran yang mendukung agar pendidikannya. Lestari (2019)
tujuan dari pembelajaran dapat menyatakan bahwa IPA merupakan
tercapai secara optimal. matapelajaran yang membekali siswa
Pada prosesnya, tidak jarang dengan pengetahuan, ide, dan konsep
seorang guru menjumpai siswa yang mengenai lingkungan alam yang
belum siap dalam menerima materi diperoleh dari hasil proses
pembelajaran yang disajikan. Terlebih pengalaman belajar ilmiah seperti
jika materi tersebut adalah mata investigasi, persiapan, dan ideasi. Jika
pelajaran yang dianggap sulit dan dilihat dari muatan, cara serta arah
kurang menarik perhatian siswa. Jika dari tujuan pembelajaran IPA maka
hal tersebut tidak ditangani dengan dapat disimpulkan bahwa
tepat, maka akan memberikan pembelajaran tersebut sudah
dampak yang dapat mempengaruhi memenuhi kriteria untuk membantu
kualitas keilmuan yang dimiliki siswa siswa memiliki pengalaman belajar
karna materi tidak diserap dengan yang maksimal.
baik. Oleh karena itu, seorang guru Namun, nyatanya minat siswa
perlu mengidentifikasi apa yang dalam mempelajari IPA sangat
menjadi akar penyebab menurunnya rendah. Hal ini juga sejalan dengan
kualitas siswa dalam mempelajari apa yang di kemukakan oleh
suatu materi. Adapun mata pelajaran Panggabean, dkk (2021) yang
yang dianggap sulit tersebut ialah menyatakan bahwa daya tarik dan
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan minat pembelajaran IPA mengalami
Alam. penurunan. Turunnya minat siswa ini
IPA merupakan salah satu mata dapat disebabkan oleh kesulitan yang
pelajaran yang sangat erat kaitannya dialami oleh siswa didalam kelas.
dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini Fitria, dkk (2020) menyatakan bahwa,
sejalan dengan pendapat yang kesulitan tersebut dapat berupa
dikemukkan oleh Maskuri (2020) dan pengisian jawaban yang kurang tepat,
Sulthon (2016) bahwa Ilmu rendahnya pemahaman konsep, dan

45
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

sebagainya yang mengakibatkan metode atau model pembelajaran


menurunnya rasa ketertarikan siswa yang hanya itu-itu saja menjadi salah
dalam mempelajari IPA sehingga satu penyebab pembelajaran kurang
membuat tujuan dari pembelajaran menarik sehingga proses transfernya
yang diharapkan tidak berjalan secara ilmu berjalan kurang maksimal.
maksimal. Untuk itu, diperlukan desain
Rasa kurang tertariknya siswa pembelajaran yang menarik untuk
terhadap pembelajaran IPA dapat membantu guru melaksanakan
berdampak pada pemahaman siswa kegiatan pembelajaran.
mengenai suatu konsep yang Pembelajaran yang dapat
diajarkan. Padahal, memahamani diterapkan dalam meningkatkan
konsep dari suatu materi sangat pemahaman konsep tersebut adalah
penting untuk dimiliki oleh siswa pembelajaran yang mampu membuat
agar pembelajaran dapat belajar siswa aktif dalam mengekspresikan
secara maksimal. dan mengeksplorasikan jawabannya
Karena dengan mempelajari sendiri. Selain itu, pembelajaran
konsep dari sebuah materi, siswa akan tersebut juga harus mampu membuat
lebih mudah untuk menyerap dan siswa dapat mengungkapkan gagasan
mengembangkan materi yang ataupun ide yang dimilikinya. Model
dipelajarinya. Hal ini sejalan dengan pembelajaran yang tepat dalam
pendapat yang dikemukakan oleh mengatasi permasalahan pemahaman
Bloom dalam Ahmad Susanto (2013: konsep adalah model pembelajaran
6) yang menyatakan bahwa discovery learning.
kemampuan pemahaman konsep Model pembelajaran discovery
merupakan sebuah kemampuan untuk learning adalah model pembelajaran
menyerap makna dari bahan ajar yang yang tepat untuk digunakan dalam
dipelajarinya. Hal ini juga sejalan meningkatkan pemahaman konsep
dengan pendapat yang dikemukakan terutama pada mata pelajaran IPA.
oleh Ningsih (2019) yang Hal ini dikarenakan model
menyatakan bahwa pemahaman pembelajaran discovery learning
konsep adalah suatu proses merupakan model pembelajaran yang
memaparkan kembali sebuah gagasan dalam proses kegiatannya melalui
ataupun konsep secara rinci dan jelas kegiatan penalaran dan menuntun
sesuai dengan dalam penjabaran yang siswa untuk menemukan sendiri
baru. pemahaman mengenai struktur ide-ide
Maka dari itu, dapat dipahami kunci dari suatu materi (Putra, dll:
bahwa kemampuan pemahaman 2016).
konsep sangat penting dimiliki agar Selain itu, Karamah (2019)
proses kegiatan pembelajaran dapat menyatakan bahwa penggunaan
terlaksana secara maksimal. Karena model pembelajaran discovery
pemahaman konsep merupakan suatu learning didalam pembelajaran dapat
kemampuan yang menjadi salah satu meningkatkan pengetahuan dan
pondasi siswa untuk dapat memiliki pemahaman siswa mengenai materi
ilmu pengetahuan secara utuh dan yang dipelajarinya. Adapun manfaat
maksimal. dari model pembelajaran discovery
Kebiasaan seorang guru dalam learning yaitu, 1) meningkatkan
mendominasi pembelajaran dikelas potensi belajar siswa dikelas; 2)
seperti teacher center dan pengunaan kegiatan pembelajaran dilakukan

46
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

secara keseluruhan dari hasil proses dilakukan dengan menggunakan


menemukan, 3) menjadi wadah siswa metode penelitian kualitatif dengan
dalam melatih memori (Brunner pendekatan secara deskriptif.
dalam Safitri, dkk: 2022) . Penelitian deskriptif kualitatif
Untuk lebih jelasnya, merupakan salah satu jenis penelitian
pembelajaran discovery learning yang dilakukan untuk
adalah pembelajaran yang dimana ide mendeskripsikan serta
ataupun gagasannya disampaikan menggambarkan segala fenomena-
melalui proses penemuan. Siswa fenomena yang terjadi baik bersifat
dapat mengasah kemampuan alamiah maupun rekayasa manusia.
pemahaman konsep, menemukan Selain itu, Rahmayanti, dkk (2020)
sendiri pola-pola dan struktur melalui menjabarkan bahwa kualitatif
diskusi teman kelompok, serta deskriptif digunakan untuk
mengembangkan pemahaman yang mengembangkan sebuah teori yang
sudah diketahui dan yang baru dibentuk dari data yang didapatkan di
diketahui. lapangan. Adapun teknik analisis data
Lestari, dkk (2019) yang digunakan di dalam penelitian
mendefinisikan pembelajaran adalah presentase dan reduksi data.
discovery learning sebagai model Subjek dalam penelitian ini
pembelajaran kognitif yang menuntut ialah siswa kelas IV di SDN III
seorang guru untuk dapat lebih kreatif Kampung Melayu yang berada
menemukan dan menciptakan situasi didaerah Kab. Tangerang pada tahun
belajar. Adapun situasi belajar yang ajaran 2021/2022. Pengumpulan data
dimaksud tersebut harus mampu yang dilakukan dalam penelitian ini
membuat siswa lebih aktif dalam adalah observasi, wawancara,
menyelesaikan pemasalahan yang kuesioner, dan dokumentasi.
disajikan oleh guru secara mandiri. Observasi dilakukan guna mengetahui
Hal ini juga sejalan dengan pendapat keadaan yang sebenarnya terjadi
yang dikemukakan oleh Yogaswari, dilapangan. Untuk lebih menggali
dkk (2020) yang menyatakan bahwa informasi, selain melakukan
pembelajaran discovery learning observasi, peneliti juga melakukan
membuat siswa menjadi lebih aktif, wawancara kepada guru dsn siswa
kreatif, dan mandiri dalam guna mendapatkan informasi secara
mengemukakan pendapatnya. lebih mendalam mengenai aktivitas
Atas dasar tersebut, peneliti terdorong pembelajaran dikelas, pemahaman
untuk mengkaji lebih dalam mengenai siswa mengenai apa yang
penerapan pembelajaran discovery dipelajarinya, dan segala informasi
learning dalam meningkatkan yang mendukung hasil penelitian ini.
pemahaman konsep IPA siswa kelas Pengambilan data juga dilakukan
IV sekolah dasar. Adanya penelitian dengan memberikan kuesioner kepada
ini, diharapkan dapat menjadi dasar siswa mengenai pemahaman konsep.
pengembangan dalam meningkatkan Skala penelitian yang dipakai untuk
pemahaman konsep siswa SD. kuesioner adalah dengan
menggunakan skala likert yang
METODE PENELITIAN memiliki empat alternatif jawaban
Penelitian ini dilakukan di dari setiap soalnya. Alternatif jawaban
Sekolah Dasar Negeri 3 Kampung yang disediakan didalam skala likert
Melayu. Rancangan penelitian ini ialah Sangat Tidak Setuju (1); Tidak

47
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

Setuju (2); Setuju (3); dan Sangat pembelajaran langsung dan lebih
Setuju (4). berpusat kepada guru dalam
mempelajari materi pembelajaran
HASIL PENELITIAN DAN IPA. Suyanto (2015) mengungkapkan
PEMBAHASAN bahwa masalah yang dihadapi oleh
Keberhasilan didalam penelitian pendidikan formal ialah rendahnya
ini terletak pada proses pembelajaran daya serap siswa dalam memahami
yang secara tidak sadar menuntut materi. Penggunaan model dan
siswa untuk terlibat secara aktif metode pembelajaran tentunya sudah
didalam kegiatan pembelajaran. diupayakan dengan baik walau pada
Afifah (2021) menjelaskan bahwa pelaksanaannya masih belum
sejatinya, siswa dituntut untuk maksimal. Pembelajaran yang
mampu belajar dengan baik karena monoton dan hanya berpusat pada
dengan belajar potensi siswa akan guru berdampak pada minat siswa
terbentuk secara maksimal sehingga dalam mempelajari IPA hingga
hal ini akan berfungsi untuk pemahaman konsep IPA siswa
menyiapkan siswa menjadi bagian mengalami menurun, Aen &
dari masyarakan yang bermanfaat. Kuswendi ( 2020) menyatakan bahwa
Suryani, dkk (2016) pemahaman IPA yang rendah
menegaskan bahwa ketercapaian memiliki dampak yang kurang baik
siswa dalam memahami suatu konsep bagi hasil belajar siswa.
dapat terjadi karena adanya proses Beberapa faktor yang menjadi
pembelajaran yang dapat mendukung. penyebab kurang maksimalnya
Melalui pembelajaran discovery pemahaman siswa yaitu, faktor
learning, pemahaman dari suatu kesiapan dan kreatifitas guru dalam
konsep materi yang disajikan oleh mendesain kegiatan pembelajaran
guru dapat dipahami secara maksimal yang menarik sesuai dengan materi
oleh siswa. Puspita, dkk (2016: 115) yang diajarkannya. Selain itu,
menyatakan bahwa model terdapat juga faktor yang disebabkan
pembelajaran discovery learning oleh siswa, yaitu terletak pada
adalah model pembelajaran yang konsentrasi siswa yang belum
menekankan pentingnya pemahaman terfokus secara maksimal karena
dari suatu konsep melalui keterlibatan disebabkan oleh perhatian siswa yang
siswa di dalam setiap kegiatan terbagi dengan hal lain yang
pembelajaran. Model pembelajaran dianggapnya lebih menarik, seperti
discovery learning adalah model siswa asik sendiri dengan kegiatan
pembelajaran yang efektif diterapkan pribadinya. Sehingga, guru harus
kepada siswa, karena di dalam mengamati dan mengidentifikasi apa
pelaksanaanya siswa didorong dan di yang dapat dilakukan agar
bimbing untuk menemukan sendiri pembelajaran dapat berjalan dengan
pengetahuan seperti konsep dan maksimal dan segala faktor kendala
prinsip dari suatu materi (Surur & dapat terminimalisir dengan baik.
Oktavia (2019) dan Damayana, dkk Berdasarkan identifikasi dari
(2019)). hasil observasi dan wawancara,
Penelitian ini dilakukan dengan didapati kesimpulan bahwa pemilihan
berlatar belakang siswa kelas IV di model pembelajaran yang kurang
SDN III Kampung Melayu yang tepat dapat menjadi salah satu
terbiasa menggunakan model penyebab terkendalanya proses

48
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

transfer ilmu. Sari & Sukartiningsih untuk mengorganisasikan sendiri


(2014) menyatakan bahwa, proses materi yang diberikan.
pembelajaran yang berpusat pada Selain itu, pembelajaran
guru dan penggunaan model discovery learning merupakan
pembelajaran yang kurang bervariasi pembelajaran yang mengarahkan
dan interaktif membuat minat siswa siswanya untuk menemukan sebuah
dalam mempelajari materi menjadi konsep dan prinsip melalui berbagai
berkurang maksimal. sumber dan informasi melalui
Kurang kreatifnya guru dalam pengamatan (Sugiyanto &
mendesain kegiatan pembelajaran Wicaksono, 2020). Kegiatan
dikelas merupakan hal yang perlu mengamati yang dilakukan oleh siswa
mendapatkan perhatian lebih, karna memiliki banyak manfaat seperti
hal tersebut berkaitan dengan dampak siswa dapat menyajikan suatu objek
dari hasil proses pembelajaran, salah secara nyata, menumbuhkan rasa
satunya ialah kemampuan senang serta membuat siswa merasa
pemahaman konsep siswa. Setiawan, lebih tertantang, dan pelaksanaannya
dkk (2017) menyatakan bahwa di juga terbilang mudah. Maryani &
dalam setiap pembelajaran, Fatmawati (2015) menyatakan bahwa
penguasaan pemahaman konsep perlu kegiatan mengamati yang dilakukan
ditekankan dengan baik agar siswa oleh siswa akan menumbuhkan rasa
memiliki bekal yang cukup untuk keingin tahuan siswa yang lebih
mencapai kemampuan dasar dalam mendalam, sehingga proses
penalaran, komunikasi, koneksi, dan pembelajaran akan lebih bermakna
pemecahan dalam setiap masalah. karna siswa menjawab dan memenuhi
Susanti (2021) menegaskan sendiri rasa kaingin tahuiannya itu.
bahwa siswa dapat dikatakan mampu Sinambela dalam Yuliana
menguasai pemahaman konsep (2018) mengungkapkan bahwa model
apabila siswa dapat memberikan pembelajaran discovery learning
penjelasan secara jelas dan terperinci memiliki 6 langkah pembelajaran
tentang sebuah konsep dengan yaitu: Pertama, Simulation
menggunakan kata-katanya sendiri. (pemberian rangsangan). Siswa
Sebab itulah mengapa pemilihan diberikan suatu permasalahan yang
desain pembelajaran yang tepat perlu dapat membangkitkan rasa
diupayakan dengan maksimal. Model keingintahuan untuk memecahkan
pembelajaran discovery learning permasalahan yang di hadapinya.
merupakan salah satu model Kedua, problem statement
pembelajaran yang tepat untuk (pernyataan/identifikasi masalah).
digunakan dalam meningkatkan Kegiatan yang dilakukan pada tahap
pemahaman konsep siswa. Hal ini problem statement yaitu siswa
dikarenakan model pembelajaran dituntut untuk mampu
discovery learning menuntut siswa mengidentifikasikan permasalahan
untuk terlibat secara aktif dalam yang disajikan secara mendalam dan
menyelesaikan permasalahan yang luas untuk kemudian dipilih salah
disajikan. Permendikbud (2013) satunya guna membentuk rumusan
menyatakan bahwa pembelajaran masalah dan hipotesis.
discovery learning adalah model Ketiga, data collection
pembelajaran yang tidak disajikan (pengumpulan data), tahap ketiga ini
secara final, melainkan siswa dituntut siswa diarahkan untuk

49
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

mengumpulkan data sebanyak sedang dibahas. Tahap selanjutnya


mungkin dari berbagai sumber yang adalah tahap empat, yaitu siswa
nantinya digunakan untuk melakukan pengolahan data.
membuktikan dan menguji hipotesis Pengolahan data didapatkan dari data
yang telah diajukan. Keempat, data yang telah dikumpulkan sebelumnya
processing (pengolahan data), pada dengan harapan siswa dapat
tahap ini kegiatan yang dilakukan mengembangkan pengetahuan yang
oleh siswa adalah melakukan telah dipelajarinya dengan cara
pengolahan data dan informasi yang mengaplikasikannya dalam
sebelumnya telah dikumpulkan. memecahkan permasalahan yang
Kelima, verification dihadapinya. Tahap terakhir yaitu
(pembuktian), kegiatan verifikasi tahap keenam, siswa melakukan
dilakukan guna membuktikan benar penarikan kesimpulan tentang materi
atau tidaknya hipotesis yang telah yang sudah dikumpulkan dan diolah,
diajukan sebelumnya. Keenam, pada tahap ini harapannya siswa dapat
generalization (menarik kesimpulan). menyatakan ulang sebuah konsep
Tahap menarik kesimpulan akan berdasarkan pemahamannya sendiri.
membuat siswa untuk membentuk Hal-hal lain yang mendukung
kesimpulan dari temuan-temuan bahwa pembelajaran discovery
berdasarkan prinsip-prinsip dan fakta learning dapat meningkatkan
yang didapat untuk masalah yang pemahaman konsep bukan hanya
sama sehingga hipotesis dapat terletak pada jalannya proses
dibuktikan dengan baik. pembelajaran discovery learning saja.
Pendapat mengenai discovery Namun juga merujuk pada dukungan
learning ini juga dikemukakan oleh dari kelebihan model pembelajaran
Sutrisno dalam Trianingsih dkk discovery learning itu sendiri.
(2019) yang menyatakan bahwa Kemdikbud (2013) menyatakan
discovery learning merupakan suatu bahwa model pembelajaran discovery
proses kegiatan pembelajaran yang learning memiliki beberapa
menekankan siswa untuk dapat kelebihan. Adapun kelebihan itu ialah
menemukan sendiri konsep yang sebagai berikut, 1) membantu siswa
dipelajarinya, sehingga hal ini akan untuk memperbaiki dan
berdampak baik kepada pemahaman meningkatkan keterampilan dan
konsep siswa itu sendiri. Adapun proses kognitif; 2) siswa akan
keterikatan antara model memahami konsep dasar dan ide
pembelajaran discovery learning dengan lebih baik; 3) menuntut siswa
dengan pemahaman konsep menurut untuk belajar secara mandiri dengan
Trianingsih, dkk (2019) terletak pada melibatkan akal serta motivasinya
langkah-langkah pembelajaran ketiga, sendiri; 4) menumbuhkan rasa senang
empat, dan enam. dalam mengikuti jalannya proses
Jika dikaji lebih mendalam, pembelajaran karena siswa merasa
langkah pembelajaran discovery tertantang untuk menyelidiki kasus
learning ketiga yaitu siswa dituntut yang disajikan hingga berhasil
untuk dapat mengumpulkan data mereka dilalui.
sebanyak-banyaknya dan jika data Selanjutnya, hal ini juga
sudah terkumpul, maka diharapkan diperkuat dari hasil koesioner yang
siswa dapat memberikan contoh dan telah peneliti bagikan kepada siswa
informasi mengenai topik yang kelas IV di SDN III Kampung

50
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

Melayu untuk memperkuat kesimpulan bahwa kemampuan


pernyataan-pernyataan yang telah pemahaman konsep siswa yang
peneliti kemukakan. Kuesioner dibuat menggunakan pembelajaran discovery
berdasarkan indikator dari learning memiliki dampak yang lebih
pemahaman konsep IPA terhadap tinggi dari pada pembelajaran
pembelajaran discovery learning. langsung.
Berdasarkan hasil kuesioner, Berdasarkan pemaparan yang
pembelajaran yang menggunakan telah dikemukakan diatas, maka dapat
discovery learning bernilai mampu disimpulkan bahwa penerapan model
meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran discovery learning
IPA siswa dibandingkan dengan dapat digunakan dalam meningkatkan
pembelajaran yang hanya pemahaman konsep IPA.
menggunakan metode pembelajaran
langsung. KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk lebih jelasnya, hasil Kesimpulan
kuesioner tersebut dapat dilihat pada Model pembelajaran discovery
gambar 1. dibawah ini: learning merupakan model
pembelajaran yang dapat
Pemahaman Konsep meningkatkan pemahaman konsep
IPA siswa sekolah dasar. Model
Siswa pembelajaran discovery learning
87%
menekankan siswa untuk dapat lebih
57%
43% aktif, kreatif, dan mandiri dalam
13%
berpikir dalam menemukan
pengetahuan serta konsep-konsep
Sangat Tinggi Rendah Sangat
Tinggi Rendah mengenai materi yang diberikan oleh
guru.
Ceramah Discoverry learning Penerapan model pembelajaran
discovery learning diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif untuk
Dari diagram yang telah meningkatkan pemahaman konsep
disajikan pada gambar 1, dapat siswa sekolah dasar, khususnya pada
diketahui bahwa pemahaman konsep materi pelajaran IPA. Penggunaan
siswa meningkat setelah model pembelajaran discovery
menggunakan pembelajaran discovery learning ini dapat membangkitkan
learning. Hasil pemahaman konsep minat dan semangat siswa karana
mata pelajaran IPA dengan pembelajarannya bersifat student
menggunakan pembelajaran langsung center sehingga siswa terlibat secara
pada katagori sangat tinggi didapati aktif dalam memecahkan sebuah
hasil sebesar 57,24%; tinggi 42,75%; kasus yang telah disajikan oleh guru.
rendah dan sangat rendah 0,00%. Peran guru di dalam kegiatan
Sedangkan pembelajaran yang pembelajaran IPA hanya sebagai
menggunakan discovery learning, seorang fasilitator karena kegiatan
dengan katagori sangat tinggi didapati pembelajaran lebih berpusat kepada
hasil sebesar 86,51%; untuk katagori siswa. Pada tahap awal, rasa
tinggi sebesar 13,49%; sedangkan penasaran siswa dirangsang agar
rendah dan sangat rendah sebesar timbul rasa keingin tahuannya untuk
0,00%. Maka dari itu, dapat ditarik menganalisis permasalahan yang telah

51
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

disajikan oleh guru. Bersama teman disekolah.


kelompoknya, siswa melakukan 4. Bagi peneliti, ketika hendak
pengamatan, dan penggalian menerapkan model pembelajaran
informasi dari berbagai sumber untuk discovery learning diusahakan
dikumpulkan dan diolah guna memperhatikan keterlaksanaan
menjawab hipotesis yang telah sintaks agar sesuai dengan
diajukan dalam menjawab alokasi waktu agar pembelajaran
permasalahan yang disajikan. Melalui dapat berjalan dengan maksimal.
kegiatan tersebut siswa akan terlatih
untuk aktif, mengamati, berpikir, dan DAFTAR PUSTAKA
mampu menyimpulkan hasil analisis Afifah, Nidya’ Ul,. Octaviani,. Tarisa
secara mandiri. Kegiatan yang Putri,. & Sholikhah, Umi. 2021.
terdapat pada model pembelajaran Analisis Pemahaman Konsep
inilah yang menjadi salah satu IPA Pada Siswa SMP dengan
keunggulan dalam meningkatkan Kegiatan Praktikum. Inkuiri:
pemahaman konsep siswa. Jurnal Pendidikan IPA, Vol.
Untuk itu, berdasarkan hasil 10(2): 145-149.
penelitian yang telah dilakukan oleh Ahmad, Susanto. (2013). Teori
peneliti maka dapat disimpulkan Belajar dan Pembelajaran di
bahwa penggunaan model Sekolah Dasar. Jakarta:
pembelajaran discovery learning Kencana Prenada Media Group.
efektif digunakan dalam Anugraheni, I. 2017. Analisa Factor-
meningkatkan kemampuan faktor yang Mempengaruhi
pemahaman konsep siswa sekolah Proses Belajar Guru-guru
dasar. Sekolah Dasar. Jurnal
Manajemen Pendidikan, 4(2):
Saran 205-212.
Berdasarkan penelitian yang telah Damayana, Reka, Andinasari,
dilakukan, maka peneliti mengajukan Lusiana. Peningkatan
beberapa saran yaitu sebagai berikut. Pemahaman Konsep Peluang
1. Bagi siswa, hendaknya setiap melalui Model Discovery
siswa harus mampu berkontribusi learning. Lentera Pendidikan,
secara aktif dalam kegiatan Vol. 22(2): 223-232.
diskusi bersama teman Fitria, Maya,. & Kelana, Jajang Bayu.
kelompoknya sehingga ilmu yang 2020. Pembelajaran
dimilikinya akan semakin Pemahaman Konsep IPA Siswa
berkembang. Kelas III SD pada Materi
2. Bagi guru, model pembelajaran Wujud Benda dengan
discovery learning hendaknya Menggunakan Metode
dapat menjadi salah satu referensi Demonstrasi. Journal of
model pembelajaran dalam Elementary Education. Vol.
meningkatkan pemahaman 3(6): 342-347.
konsep siswa. Karamah, St. 2019 Penggunaan
3. Bagi sekolah, penerapan model Model Pembelajaran Discovery
pembelajaran discovery learning learning dalam Meningkatkan
hendaknya dapat menjadi salah Hasil Belajar PAI Pada Peserta
satu model pembelajaran yang Didik Kelas XI IPA 5 SMA
penerapannya didukung Negeri 1 Ogan Komering Ulu.

52
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

Jurnal Edukasi, 5(2): 1-10. Menengah Nomor 65 Tahun


Kemendikbud. (2013). Pendekatan 2013. Jakarta: Kemendikbud.
dan Strategi Pembelajaran Puspita dewi, Rizky,. Nugroho,
SD/SMP/SMA/SMK. Jakarta: Agung,. Saputro, Catur,. &
Kemendikbud. Ashadi. 2016. Penerapan Model
Lestari, Kurnia ,. Sulissusiawan, Pembelajaran Discovery
Ahadi ,. & Wartiningsih, Agus. learning untuk Meningkatkan
2019. Penerapan Model Minat dan Prestasi Belajar
Discovery learning dengan Siswa pada Materi Kelarutan
Media Audiovisual untuk dan Hasil Kali Kelarutan Kelas
Meningkatkan Pembelajaran XI MIA 3 Semester Genap
Pengembangan Hikayat SMA N 1 Teras Tahun
Menjadi Cerpen. Pelajaran 2015/2016. Jurnal
JPPK: Journal of Equatorial Pendidikan Kimia. Vol. 5(4):
Education and Learning, 8(2): 114-119.
1-10. Putra, Randy Ramanda, Tandililing,
Maryani, I & Fatmawati, L. (2015). Edy,. Arsyid, Syaiful B. 2016.
Pendekatan Scientific dalam Pengaruh Model Discovery
Pembelajaran di Sekolah learning terhadap Pemahaman
Dasar. Yogyakarta: Penerbit Konsep Siswa Materi Getaran
Deepublish. dan Gelombang di SMP. Jurnal
Maskuri, Maskuri. 2019. Penerapan Pendidikan dan Pembelajaran,
Model Discovery learning Vol. 5(10): 1-11.
dalam Pembelajaran Tematik Rahmayanti, Lisa, Antosa, Zariul., &
Kelas IV di SDN 2 Adiputra, , M.Jaya. 2020.
Nusamangir. Prosiding Seminar Analysis Of Teacher's
Internasional Kolokium. 159- Difficulty In Applying Learning
172. With The Saintific Approach.
Ningsih, Deni Sulistiowati . 2019. Primary: Jurnal Pendidikan
Meningkatkan Pemahaman Guru Sekolah Dasar, 9(1). 72-
Konsep IPA Melalui Metode 80.
Demonstrasi di Kelas Vb SDN Rohaetul, Aen,. Kuswendi, Uus.
61/X Talang Babat. Jurnal 2020. Meningkatkan
Gentala Pendidikan Dasar, Pemahaman Konsep IPA Siswa
4(I): 2621-9611. SD Menggunakan Media Visual
Panggabean, Fernando,. Simanjuntak, Berupa Media Gambar dalam
Mariati P,. Florenza, Mia,. Pembelajaran IPA. Creative of
Sinaga, Lastama,. & Learning Students Elementary
Rahmadani, Sri. 2021. Analisis Education, Vol. 3(3): 99-103.
Peran Media Video Safitri, Alvira Oktavia,. Handayani,
Pembelajaran dalam Puji Ayu,. Yunianti, Vioreza
Meningkatkan Hasil Belajar Dwi,. & Prihantini. 2022.
IPA SMP. Jurnal Pendidikan Pengaruh Model Pembelajaran
Pembelajaran IPA Indonesia Discovery learning terhadap
(JPPIPAI), 2(1): 7-12. Peningkatan Hasil Belajar
Permendikbud. 2013. Standar Proses Siswa SD. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Dasar dan Tambusai, Vol. 6(2): 9106-9114.

53
ISSN Online : 2597-3622
Vol 3 No 02 Thn 2022 Hal 45 - 54

Sari, Vivi Novita,. & Sukartiningsih, Test melalui Pembelajaran


Wahyu. 2014. Penerapan Model Konflik Kognitif. Journal of
Discovery learning sebagai Primary Education, 5(1): 56-65.
upaya Meningkatkan Susanti, Ni Kadek Erina, Asrin,
Kemampuan Menulis Teks Khair, Baiq Niswatul. 2021.
Cerita Petualangan Siswa Kelas Analisis Tingkat Pemahaman
IV Sekolah Dasar. JPGSD. Vol. Konsep IPA Siswa Kelas V
2(2):1-10. SDN Gugus V Kecamatan
Setiawan, Wahyu,. Bharata, Haninda,. Cakranegara. Jurnal Ilmiah
& Caswita. 2017. Pengaruh Profesi Pendidikan, 6 (4): 686 –
Discovery learning terhadap 690.
Pemahaman Konsep Matematis Suyanto,. Syahwani,Umar,. &
Siswa. Jurnal Pendidikan Rustiyarso. 2015. Strategi
Matematika Unila, 5(9): 2338- Cooperative Learning Model
1183 Jigsaw Dalam Pembelajaran
Sugiyanto,. & Wicaksono, Arief IPS di Kelas IX MTS Negeri
Budi. 2020. Penerapan Model Ketapang. JPPK: Journal of
Discovery learning untuk Equatorial Education and
Meningkatkan Pemahaman Learning, Vol. 4(9). 1-14.
Konsep Matematika Siswa Trianingsih, Ani,. Husna,N,. &
SMA pada Kompetensi Prihatiningtyas, Nindy
Pertidaksamaan Rasional dan Citroresmi. 2019. Pengaruh
Irasional. Indonesian Journal of Model Discovery learning
Education and Learning. Vol. terhadap Pemahaman Konsep
3(2). 354-359. Matematis Siswa pada Materi
Sulthon. 2016. Pembelajaran IPA Persamaan Lingkaran di Kelas
yang Efektif dan XI IPA. Variabel: 2(1): 1-8
Menyenangkan Bagi Siswa Yogaswari, Romi,. Makrumu,. &
Madrasah Ibtidaiyah (MI). Deasyanti. 2020. Model
Elementary, Vol. 4(1): 38-54. Pembelajaran Discovery
Surur, Miftahus,. & Oktavia, Sofi Tri. Terhadap Kemampuan Berpikir
2019. Pengaruh Model Kritis Siswa. JPD: Jurnal
Pembelajaran Discovery Pendidikan Dasar, 1-8.
learning terhadap Pemahaman Yuliana, Nabila. 2018. Penggunaan
Konsep Matematika. JPE Model Pembelajaran Discovery
(Jurnal Pendidikan Edutama), learning dalam Peningkatan
Vol. 6 (1): 11-18. Hasil Belajar Siswa di Sekolah
Suryani, Ela, Rusilowati, Ani,. & Dasar. Jurnal Ilmiah
Wardono. 2016. Analisis Pendidikan dan Pembelajaran,
Pemahaman Konsep IPA Siswa 2(1): 2615-6091.
SD Menggunakan Two-Tier

54

Anda mungkin juga menyukai