Anda di halaman 1dari 9

Volume 7, Nomor 2, November 2021.

p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CUPs TERHADAP KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA PELAJARAN IPA DI SD

Teofilus Indah Pranata1), Feby Agwadinata1), Emi Sulistri1), Evinna Cinda Hendriana1)
1)
Departemen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Singkawang, Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia

Corresponding author : Feby Agwadinata


E-mail : febydinata2014@gmail.com

Diterima 20 Oktober 2021, Direvisi 29 Oktober 2021, Disetujui 29 Oktober 2021

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran (Conceptual
Understanding Prosedures) CUPs terhadap pemahaman konsep siswa pada materi panas dan
perpindahannya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 82 Singkawang. Jenis penelitian yang digunakan
yaitu kuantitatif dengan metode quasi experimental design (eksperimen semu). Desain penelitian yang
digunakan adalah non equivalent pre-test and post-test control group design. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 82 Singkawang. Sampel diambil menggunakan teknik purposive
sampling, sampel yang terpilih menjadi kelas eksperimen kelas VA yaitu kelas eksperimen yang
menggunakan model pembelajaran CUPs dan VB kelas kontrol yang menggunakan model
pembelajaran langsung. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh model CUPs
terhadap pemahaman konsep siswa pada materi panas dan perpindahannya diperoleh thitung > ttabel yaitu
3,4195 > 2,01006 maka Ha diterima dan Ho ditolak. (2) Terdapat peningkatan pemahaman konsep siswa
setelah diterapkan model pembelajaran CUPs sebesar 0,76 pada kategori tinggi. (3) Respon siswa
tergolong sangat baik terhadap model pembelajaran CUPs.

Kata kunci: Model Pembelajaran CUPs; Kemampuan Pemahaman Konsep

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of applying the CUPs learning model (Conceptual Understanding
Procedures) on students' conceptual understanding of heat and its transference. This research was
conducted at SDN 82 Singkawang. The type of research used is quantitative with a quasi-experimental
design method (quasi-experimental). The research design used was a non-equivalent pre-test and post-
test control group design. The population in this study were all fifth grade students at SDN 82
Singkawang. The sample was taken using purposive sampling technique, the sample was selected to
be the experimental class VA class, namely the experimental class using the CUPs learning model and
the control class VB using the direct learning model. The results of the study can be concluded that: (1)
There is an effect of the CUPs model on students' understanding of the concept of heat and its transfer,
it is obtained that t_count>t_table is 3.4195>2.01006 then H_a is accepted and H_o is rejected. (2)
There is an increase in students' conceptual understanding after the application of the CUPs learning
model of 0.76 in the high category. (3) Students' responses are classified as very good towards the
CUPs learning model.

Keywords: CUPs Learning Models; The Ability To Understand Concepts. .

PENDAHULUAN siswa dipandang sebagai subjek dan objek.


Pembelajaran IPA memfokuskan pada Pada proses pembelajaran siswa mempunyai
pemberian pengalaman langsung guna dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
mengembangkan kompetensi pada diri siswa, dengan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini
sehingga siswa yang menemukan dan siswa dapat dilihat berdasarkan tujuan pembelajaran
yang memahami peristiwa alam secara ilmiah IPA yang lebih menekankan pada
(Desliani, 2013). Pembelajaran IPA bukan mengembangkan kemampuan siswa.
pembelajaran yang pasif, di mana tingkah laku Tujuan mata pelajaran IPA antara lain:
kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol (1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan
dan ditentukan oleh guru, sedangkan siswa Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
hanya dipandang sebagai obyek menerima apa keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
yang diberikan guru. Pembelajaran IPA lebih (2) mengembangkan pengetahuan,
menekankan pada pembelajaran aktif, di mana pemahaman konsep–konsep yang bermanfaat

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


262
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
diterapkan dalam kehidupan sehari–hari; pengamatan dan percobaan (Rahma, 2018).
(3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap Kategori pemahaman konsep meliputi
kognitif dan kesadaran tentang adanya menafsirkan, mencontohkan,
hubungan saling mempengaruhi antara IPA, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan,
lingkungan, teknologi dan masyarakat; membandingkan dan menjelaskan. Melalui
(4) mengembangkan keterampilan proses kemampuan tersebut akan membantu siswa
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan menangkap dan mengungkapkan makna suatu
masalah, dan membuat keputusan; pengetahuan (konsep) (Suhendi, 2014).
(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan Berdasarkan dari hasil prariset di SDN
serta dalam memelihara, menjaga dan 82 Singkawang, terdapat tiga indikator
melestarikan lingkungan alam; (6) pemahaman konsep berbentuk soal pilihan
meningkatkan kesadaran untuk menghargai ganda yang di teskan kepada siswa kelas V
alam dan segala keteraturannya sebagai salah berjumlah 25 siswa yang memiliki pemahaman
satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal konsep yang bervariasi. Siswa yang dapat
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA mencontohkan dari 25 siswa hanya 11 siswa
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke yang menjawab benar (44%), siswa yang dapat
SMP / MTs (Permendiknas, 2006). menafsirkan dan mengklasifikas berjumlah 8
Proses pembelajaran adalah hubungan orang (32%). Hal ini di perkuat dari hasil
timbal balik antara guru dan siswa, namun kegiatan wawancara dengan guru kelas,yang
masih banyak ditemukan guru menjadi pusat menyatakan bahwa siswa kurang dalam hal
dalam proses pembelajaran (teacher centered), memahami sebuah konsep, sehingga ketika
sedangkan dalam pembelajaran IPA penting diberi soal ulangan maupun soal latihan yang
dalam meningkatkan kemampuan berhubungan dengan pemahaman konsep
pengetahuan yang dimilki peserta didik, mampu tidak banyak dari siswa yang mendapatkan nilai
melakukan kerja ilmiah, serta dengan diiringi yang sesuai dengan KKM kriteria kentuntasan
sikap ilmiah. Banyak upaya yang dapat minimal yang telah ditetapkan dalam
dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran pembelajaran IPA yaitu 70. Guru kelas juga
IPA, salah satunya adalah dengan mengubah menyatakan bahwa siswa kurang fokus selama
pembelajaran yang bersifat teacher centered proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu,
menjadi student centered. Proses ketika guru menyampaikan materi terdapat
pembelajaran yang seperti ini diharapkan beberapa siswa yang berbicara dengan teman
peserta didik akan mampu menemukan sendiri sebelahnya dan ada yang mengerjakan tugas
ilmu pengetahuan, serta mempunyai lain. Saat melakukan wawancara dengan siswa,
keterampilan proses untuk menyelidiki siswa menyatakan bahwa pembelajaran yang
fenomena yang terjadi di alam sekitarnya, siswa berlangsung di dalam kelas hanya terpusat
diharapkan mampu memahami IPA secara pada guru dan siswa tidak diterapkan belajar
integrated untuk dapat mengembangkannya dalam bentuk kelompok. Siswa juga
dalam kehidupan sehari-hari. Namun menyatakan saat proses pembelajaran dimulai
kenyataannya, masih jauh diharapkan, karena dimana guru sedang menjelaskan
masih dijumpai banyaknya proses pembelajaran dan memberi latihan soal tidak
pembelajaran yang tidak sesuai dengan hakikat banyak dari mereka hanya fokus pada diri
IPA sehingga peserta didik sering mengalami sendiri dan teman sebangkunya. Adapun yang
kesulitan dalam memahami konsep dilakukan guru adalah guru memberikan latihan
pembelajaran. soal, penugasan, dan guru dalam
Pemahaman konsep diartikan menyampaikan materi cenderung kurang
kemampuan siswa mengetahui dan mengambil memberikan pengalaman langsung pada siswa
makna dari materi yang sedang dipelajari contohnya merupakan pengamatan ataupun
dimana pemahaman konsep itu bukan hanya percobaan. Selain itu siswa dibiasakan
memenuhi aspek mengingat saja melainkan memecahkan masalah dalam bentuk
paham akan konsep tersebut dan melekat matematis dan tentunya ini membuat siswa
dalam pikiran siswa biarpun materi tersebut kesulitan dalam pemahaman konsep IPA.
telah dipelajari (Utami Dkk, 2015). Menurut Berdasarkan permasalahan tersebut
(Dede, 2018) Pemahaman konsep berarti siswa salah satu model pembelajaran yang dapat
tidak hanya sebatas mengetahui konsepnya meningkatkan pemahaman konsep siswa
saja tetapi siswa juga mampu menjelaskan adalah model pembelajaran CUPs (Conceptual
kembali materi yang diajarkan dengan kalimat Understanding Prosedures). CUPs merupakan
sendiri serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran kooperatif yang artinya
kehidupan sehari-hari. Pemahaman konsep mengerjakan sesuatu secara berkelompok
IPA merupakan proses pemaparan suatu fakta dengan saling membantu satu sama lainnya
atau konsep IPA secara rinci, melalui sebagai satu tim (Yani, 2013). Belajar

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


263
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
bergotong-royong, dan setiap anggota yang terdiri dari dua kelas yaitu VA dan VB.
kelompok/tim saling membantu merupakan inti Sampel adalah bagian dari jumlah dan
dari model pembelajaran ini (Anggraeni, 2011). karakteristik yang dimiliki oleh populasi
Adapun tahapan Model pembelajaran CUPs (Sugiyono, 2015). Teknik pengambilan sampel
yaitu, fase individu, fase kelompok dan fase dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
presentasi (Ismawati, 2014). Salah satu materi yaitu teknik penentuan Sampel dengan
IPA yang sulit siswa pahami yaitu materi panas pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015).
dan perpindahannya. Pertimbangan yang diambil pada penelitian ini
Menurut Penelitian (Faury, 2019) Hasil adalah kelas yang ada mempelajari materi
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pelajaran panas dan perpindahannya yang
pengaruh model pembelajaran CUPs terhadap terdapat pada kelas V SD. Kelas yang yang
pemahaman konsep siswa dibandingkan akan dijadikan sampel yaitu kelas V. Dimana
dengan model pembelajaran konvensional. kelas V terdapat 2 kelas yaitu kelas VA, dan VB.
Selain itu penelitian menurut (Ismawati, 2014) Setelah pengambilan sampel kelas yang terpilih
menyatakan bahwa hasil Peningkatan sebagai kelas eksperimen dalam penelitian ini
pemahaman konsep pada kedua kelas adalah kelas VA yang berjumlah 25 siswa,
termasuk dalam kategori sedang. Dapat sedangkan kelas yang terpilih sebagai kelas
disimpulkan bahwa model pembelajaran CUPs kontrol adalah kelas VB dengan jumlah 25
terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa. Jumlah populasi dan sampel didapat dari
konsep siswa pada materi pemuaian. data sekolah yang dimana kelas V terdiri dari 2
kelas dan setiap kelas terdiri dari 25 orang.
METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang
Metode quasi experimental design digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes
(eksperimen semu). Menurut (Sugiyono, 2015) dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes
penelitian eksperimen semu adalah suatu cara diagnostik berbentuk pilihan ganda mengenai
untuk digunakan karena pada kenyataannya materi Panas dan Perpindahannya. Tes ini
sulit mendapatkan kelompok kontrol yang diberikan pada dua kelas sampel yaitu kelas
digunakan dalam penelitian. Model ini dipakai eksperimen dan kelas kontrol. Tes di kelas
untuk menguji hipotesis berbentuk hubungan eksperimen dilaksanakan sebelum dan
sebab akibat melalui perlakuan dan menguji sesudah model pembelajaran CUPs
perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan (Conceptual Understanding Prosedures)
tersebut. Peneliti meneliti ada tidaknya dilaksanakan. Non tes yang digunakan berupa
pengaruh penerapan model pembelajaran lembar respon siswa. Pengumpulan data
CUPs terhadap pemahaman konsep siswa lembar respon siswa ketika model
yang terdapat dalam kelas eksperimen. Kelas pembelajaran telah diterapkan
eksperimen adalah kelas dengan perlakuan
model CUPs dan kelas kontrol dengan model HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran konvensional (model yang biasa HASIL PENELITIAN
dilakukan oleh guru). Perbedaan pemahaman Kemampuan pemahaman konsep siswa
pada kedua kelompok perlakuan dapat dilihat Penelitian ini bertujuan untuk
dengan melakukan pretest sebelum mengetahui adanya pengaruh model
pembelajaran dimulai, tujuannya untuk pembelajaran Conceptual Understanding
mengatahui sejauh mana pengetahuan awal Procedure (CUPs) terhadap kemampuan
siswa tentang materi yang akan diberikan. pemahaman konsep siswa pada materi Panas
Kemudian dilakukan posttest setelah dan Perpindahannya. Penerapan model
pembelajaran berakhir, tujuannya untuk pembelajaran (CUPs) dilakukan sebanyak 2
mengetahui perubahan hasil belajar siswa pertemuan (4 x 40 menit). Kegiatan
kelas V setelah pembelajaran menggunakan pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas
model pembalajaran CUPs. dengan peneliti bertindak sebagai guru.
Pada penelitian ini, peneliti Sebelum model pembelajaran CUPs
menggunakan non equivalent pre-test and post- dilaksanakan, sampel penelitian diberikan pre-
test control group design. Dalam desain ini test untuk mengetahui pemahaman siswa
terdapat dua sampel yaitu kelas eksperimen menggunakan soal pilihan ganda yang terdiri
dan kelas kontrol tidak dipilih secara random. dari 10 soal dengan memuat 6 indikator
Dimana sampel dalam penelitian ini diberi pemahaman konsep yaitu : (1) Menafsirkan
perlakuan (treatment) selama waktu tertentu. (2) Mencontohkan (3) Mengklasifikasikan
Pre-test dilaksanakan sebelum pemberian (4) Menyimpulkan (5) Membandingkan
treatment, dan post-test dilaksanakan setelah (6) Menjelaskan. Tahapan pembelajaran dalam
treatment. Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap
seluruh siswa kelas V di SDN 82 Singkawang pertama siswa bekerja secara individu. Tahap

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


264
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
kedua adalah siswa bekerja secara kelompok mencontohkan terjadi peningkatan sebanyak 6
dimana siswa dibagi menjadi kelompok kecil poin, aspek mengklarifikasi terjadi peningkatan
untuk melakukan demonstrasi dan menjawab sebanyak 11 poin, aspek menyimpulkan terjadi
soal yang telah di siapkan oleh guru. Tahap peningkatan sebanyak 3 poin, aspek
ketiga diskusi kelas pada tahap ini siswa membandingkan terjadi peningkatan sebanyak
mendiskusikan jawaban soal yang telah di 3 poin, dan aspek menjelaskan terjadi
siapkan oleh guru dengan menpersentasikan peningkatan sebanyak 16 poin.
jawaban soal ke depan kelas. Setelah data
dianalisis, maka diperoleh nilai rata-rata, Analisis Pengaruh Model Pembelajaran
standar deviasi, varians dan jumlah siswa kelas CUPs
eksperimen dan kelas kontrol. Untuk Untuk mengetahui perbedaan
selengkapnya disajikan nilai pada Tabel 1 kemampuan pemahaman konsep siswa antara
Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Post-Test Siswa kelas eskperimen dan kelas kontrol pada materi
Kelas Eksperimen dan Kontrol panas dan perpindahannya kelas V
Kelas Rata- St. Varians Jumlah menggunakan uji t dua sampel. Namun
rata ( Deviasi (S2) siswa sebelumnya akan dilakukan uji normalitas dan
(SD) (n)
Kontrol 52 19,51 380,66 25 homogenitas terlebih dahulu. Adapun uji
Eksperimen 76 16,07 258,33 25 normalitas dan homogenitas sebagai berikut.

Berdasarkan tabel 1. di atas, terdapat 1) Uji normalitas


perbedaan rata-rata untuk kemampuan Uji normalitas yang dilakukan dalam
pemahaman konsep siswa antara kelas penelitian ini untuk menentukan skor data post-
eksperimen dengan kelas kontrol dimana rata- test yang telah dikumpulkan berdistribusi
rata skor kelas eksperimen terdapat nilai 76, normal atau tidak. Hasil analisis uji normalitas
rata-rata skor kelas kontrol terdapat nilai 52. Hal data post-test kemampuan pemahaman konsep
ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
pemahaman konsep setelah siswa diberikan dilihat pada tabel 3.
treatmen dengan model CUPs. Berdasarkan Tabel 3. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data
aspek pemahaman konsep siswa data Statistika
Kelas
peningkatan setiap aspek berkatagori sedang. Eksperimen Kontrol
X2hitung −22,4219 −13,9379
Adapun hasil peningkatan aspek pemahaman
Jumlah siswa (n) 25 25
konsep dapat dilihat pada Tabel 2. Taraf kesukaran (𝛼𝛼) 5% 5%
Tabel 2. Peningkatan Aspek Pemahaman X2tabel 7,81472 7,81472
Konsep
Aspek Skor Skor Dari tabel 3. terlihat bahwa hasil
Skor n-
Pemahaman Pre Post Kategori
Konsep
Maks
Test Test
gain perhitungan uji normalitas data pada kelas
Menafsirkan 50 19 34 0,48 Sedang eksperimen x2hitung ≤ x2tabel yaitu -22,4219 ≤
Mencontohkan 25 12 18 0,46 Sedang 7,81472 maka data dikatakan berdistribusi
Mengklasifikasi 75 51 62 0,45 Sedang normal. Sedangkan hasil perhitungan uji
Menyimpulkan 25 17 20 0,37 Sedang normalitas data pada kelas kontrol didapatkan
Membandingkan 25 17 20 0,37 Sedang
Menjelaskan 50 18 34 0,50 Sedang
x2hitung ≤ x2tabel sebesar -13,9379 ≤ 7,81472
maka data berdistribusi normal. Karena data
Peningkatan aspek pemahaman kelas eksperimen dan kelas kontrol
konsep disajikan dalam bentuk diagram batang berdistribusi normal, maka untuk menentukan
pada Gambar 1. homogenitas data menggunakan rumus f.
62
70
60
51 2) Uji homogenitas data menggunakan
50 34 34
40
30 19
12
18 17 20 17 20 18 rumus f
20
10
Skor Pre Setelah data skor post-test kelas
0
Skor Post eksperimen dan kelas kontrol dihitung dan
didapatkan data tersebut berdistribusi normal,
selanjutnya akan melakukan uji homogenitas
data menggunakan rumus f. Adapun hasil
Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Skor perhitungan uji homogenitas pada tabel 4.
Pre-Test dan Post-Test Tabel 4. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Berdasarkan data Gambar 1, terdapat Statistik Kelas
Jumlah skor maksimal aspek pemahaman yang Eksperimen Kontrol
diukur berbeda-beda meyesuaikan dengan
Varians (𝑠𝑠 2 ) 380,7 258,3
banyaknya soal di aspek tersebut. Pada aspek
Jumlah siswa 25 25
menafsirkan terjadi peningkatan skor pre-test
(n)
ke post-test sebanyak 15 poin, aspek

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


265
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
Taraf 5% 5% Analisis Peningkatan pemahaman konsep
kesukaran (𝛼𝛼) setelah diterapkan Model Pembelajaran
𝑓𝑓ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 1,47 CUPs
𝑓𝑓𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 1,98 Setelah mendapat data pre-test dan
post-test dari kelas eksperimen, data kemudian
Berdasarkan Tabel 4 di atas, terlihat dianalisis menggunakan uji N-gain.
bahwa perhitungan data menggunakan rumus f. Penggunaan uji N-gain bertujuan untuk
Diketahui varians kelas eksperimen yaitu 380,7 mendeskripsikan peningkatan keterampilan
sedangkan varinas kelas kontrol adalah 258,3 proses sains siswa setelah diterapkan model
sehingga fhitung adalah 1,47. Dari f tabel dengan pembelajaran CUPs. Peningkatan setiap aspek
a = 5% dan dk pembilang 24 dan dk penyebut dalam pemahaman konsep dianalisis
24 diperoleh ftabel = 1,98. Karena fhitung < ftabel menggunakan uji N-gain. Pada aspek
yaitu 1,47 < 1,98 maka kelas eksperimen dan menafsirkan terjadi peningkatan sebesar 0,48
kelas kontrol mempunyai varians yang sama dengan kategori sedang, aspek mencontohkan
atau homogen. Karena data nilai pada kelas meningkat sebesar 0,46 dengan katagori
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal sedang, sedangkan mengklarifikasi terjadi
dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji t peningkatan pemahaman konsep sebesar 0,45
dua sampel untuk mengetahui apakah terdapat dengan katagori sedang, aspek menyimpulkan
pengaruh kemampuan pemahaman konsep dan aspek membandingkan meningkat sebesar
siswa antara kelas yang diberikan model 0,37 dalam katagori sedang, dan aspek
pembelajaran CUPs dengan kelas yang menjelaskan meningkat sebesar 0,5 dalam
diberikan pembelajaran langsung pada materi katagori sedang. Adapaun peningkatan uji N-
panas dan perpindahannya. gain setiap aspek pemahaman konsep dapat
dilihat pada Gambar 2.
3) Uji perbedaan kelas eksperimen dan
kontrol menggunakan uji t dua sampel N-Gain
Berdasarkan uji normalitas dan
0,6
homogenitas diperoleh bahwa data post-test 0,5
kelas eksperimen maupun kelas kontrol 0,4
0,3
berdistribusi normal dan mempunyai varians 0,2
yang sama atau homogen. Maka untuk menguji 0,1
0 N-Gain
kesamaan rata-rata kedua kelas menggunakan
uji t dua sampel. Berikut hasil perhitungan uji t
dua sampel dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Uji T Dua Sampel
Kelomp D 𝛼𝛼 thitung Ttabel Kepu Kesimpul
ok k tusan an Gambar 2. Peningkatan Setiap Aspek
Kelas 4 5 3,4195 2,01 Ha Terdapat Pemahaman konsep
Eksperi 8 % 006 diteri perbedaa menggunakan rumus uji N-gain
men ma n
dan kemamp
Kontrol uan Berdasarkan perhitungan tersebut
terlihat bahwa skor rata-rata tes pemahaman
Berdasarkan Tabel 5. Thitung = 3,4195 konsep siswa setelah dinormalisasi diperoleh
dan ttabel = 2,01006 diperoleh thitung > ttabel yaitu peningkatan nilai sebesar 0,76 dengan kategori
3,4195 > 2,01006 maka Ha diterima dan Ho tinggi.
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan kemampuan pemahaman Angket Respon Siswa
konsep siswa antara kelas yang diberikan Respon siswa terhadap model
model pembelajaran CUPs dengan pembelajaran CUPs pada materi panas dan
pembelajaran langsung pada materi panas dan perpindahannya diperoleh melalui lembar
perpindahannya. Karena terdapat perbedaan angket respon siswa yang diberikan kepada
maka ada pengaruh kemampuan pemahaman seluruh siswa kelas eksperimen yang berjumlah
konsep siswa antara kelas yang diberikan 25 siswa. Data yang disajikan berupa
model pembelajaran CUPs dengan tanggapan terhadap pernyataan-pernyataan
pembelajaran langsung pada materi panas dan yang terdapat pada angket respon siswa. Hasil
perpindahannya. perhitungan respon siswa bisa di lihat pada
tabel 6.

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


266
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
praktikum serta guru mengarahkan siswa untuk
Tabel 6. Hasil Perhitungan Respon Siswa melakukan kegiatan praktikum. Kemudian
Aspek Persentase siswa diminta untuk mengisi soal yang terdapat
Tanggapan Siswa di dalam LKS sehingga hal tersebut dapat
(%)
S TS melatih pemahaman konsep siswa. Melalui
Semangat dalam mengikuti 89 11 kerja kelompok siswa dapat bertukar pikiran
pembelajaran dengan temannya sehingga memotivasi siswa
Penggunaan Media 84 16 untuk memecahkan suatu masalah dapat
Ketertarikan dalam 84 16
mempelajarari IPA
dilakukan secara bekerja sama dalam satu
Memudahkan memahami 72 28 kelompok. Kerja kelompok membuat siswa
konsep IPA menimbulkan rasa keinginan untuk membantu
Bekerjasama dalam kelompok 84 16 siswa lainnya dalam kelompok yang mengalami
Rata-rata 83% kesulitan, sehingga membuat siswa menjadi
semangat untuk mengembangkan kemampuan
Berdasarkan tabel 6, respon siswa pemahamannya (Siregar, 2016). Hal ini
terhadap model pembelajaran CUPs diperoleh diperkuat oleh (Suryanti, 2017) kerja kelompok
bahwa 89% siswa semangat dalam mengikuti membuat siswa timbul rasa keinginan untuk
pembelajaran, siswa menyatakan media sangat bertukar pikiran di setiap permasalahan dan
membantu dalam pembelajaran sebesar 84%, melatih siswa dalam mengungkapkan suatu
siswa juga menjadi tertarik dalam pembelajaran pendapat, sehingga membuat peserta didik
IPA sebesar 84%, sebesar 72% siswa menjadi semangat dalam memahami
menyatakan dengan menggunakan model pembelajaran.
CUPs ini lebih mudah memahami konsep IPA, Tahap terakhir pada model
dan 84% siswa mampu bekerja sama dalam pembelajaran CUPs (Conceptual
pembelajaran. Understanding Prosedures) yaitu fase diskusi,
guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi yang
PEMBAHASAN PENELITIAN terdapat pada LKS, mengarahkan setiap salah
Pengaruh Model CUPs Terhadap satu anggota kelompok siswa untuk presentasi
Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ke depan kelas dan memberikan kesempatan
Peneliti melakukan penelitian di kepada kelompok lain untuk mengomentari
Sekolah Negeri Singkawang yang terdiri dari 2 atau bertanya kepada kelompok yang
kelas yaitu kelas VA dan kelas VB. Kelas presentasi. Dengan berdiskusi dapat melatih
eksperimen berasal dari kelas VA yang terdiri pemahaman konsep siswa pada aspek
dari 25 siswa, sedangkan kelas kontrol berasal menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi,
dari kelas VB yang terdiri dari 25 siswa juga. menyimpulkan, membandingkan, dan
Untuk kelas eksperimen diberikan model menjelaskan.
pembelajaran CUPs sedangkan kelas kontrol Skor posttest antara kelas eksperimen
diberikan model pembelajaran langsung. Tahap dan kelas kontrol memperoleh nilai yang
pertama pada model pembelajaran CUPs berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan skor
(Conceptual Understanding Prosedures) yaitu yang lebih tinggi dari kelas kontrol Hal ini
fase individu, dalam tahap ini guru mengecek dikarenakan pada kelas eksperimen
kehadiran siswa, dan mengingatkan kembali peningkatan rata-rata skor keseluruhan aspek
materi yang sudah dipelajari, siswa mengamati pemahaman konsep siswa dalam kategori
gambar yang ditampilakn oleh guru, siswa tinggi. Selanjutnya pada kelas kontrol
mengisi soal yang terdapat di LKS peningkatan rata-rata skor keseluruhan aspek
berhubungan dengan gambar yang ditampilan pemahaman konsep siswa dalam kategori
oleh guru. Pemberian soal tersebut dapat sedang. Sehingga dengan model pembelajaran
melatihkan pemahaman konsep siswa, Cups yang diterapkan pada kelas eksperimen
menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasi, dapat mempengaruhi kemampuan pemahaman
menyimpulkan, membandingkan, dan siswa.
menjelaskan. Melalui tampilan gambar siswa Perhitungan data post-test siswa
dituntut untuk lebih fokus dalam suatu didapatkan thitung > ttabel sehingga terdapat
pengamatan yang ditampilkan guru sehingga pengaruh peningkatan kemampuan
siswa dapat menjawab soal yang diberikan pemahaman konsep siswa di kelas yang
oleh guru, diberikan model pembelajaran CUPs dengan
Pada tahap kedua model pembelajaran pembelajaran langsung pada materi panas dan
pembelajaran CUPs (Conceptual perpindahannya. Sehingga dapat disimpulkan
Understanding Prosedures) yaitu fase bahwa terdapat pengaruh kemampuan
kelompok, Guru membagi siswa menjadi pemahaman konsep siswa antara kelas yang
beberapa kelompok kecil, memberikan LKS diberikan model pembelajaran CUPs dengan
(lembar kerja siswa) dan alat unruk melakukan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


267
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
pembelajaran langsung pada materi panas dan CUPs dari data pengisian lembar respon siswa.
perpindahannya. Hal ini diperkuat dengan hasil Siswa sangat senang mengikuti pembelajaran
penelitian (Safitri, 2020) menunjukkan IPA dengan menggunakan model pembelajaran
berdasarkan uji-t , thitung > t(tabel) sehingga CUPs, hal ini ditunjukkan respon siswa yang
dapat disimpulkan bahwa peningkatan diperoleh sebesar 96% dalam kategori sangat
kemampuan pemahaman konsep matematis baik terhadap materi pelajaran, pengamatan
siswa yang diajarkan dengan model CUPs lebih suatu percobaan,melakukan percobaan
baik daripada siswa yang diajarkan dengan pemberian LKS, cara guru mengajar, dan
model pembelajaran langsung. tahapan-tahapan yang diarahkan guru dalam
proses pembelajaran. Pernyataan respon siswa
Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa terdapat 10 pernyataan yang memiliki dua
Dari penelitian yang telah dilakukan tanggapan yaitu setuju dan tidak setuju yang
menggunakan analisis N-gain, dikatakan akan dipilih siswa sesuai pernahaman yang
bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa telah dimilikinya selama proses pembelajaran
setelah diterapkan model pembelajaran CUPs berlangsung. Hal ini didukung dengan
pada kelas eksperimen mengalami peningkatan penelitian yang dilakukan oleh (Ismawati, 2014)
lebih baik dari kelas kontrol dengan bahwa siswa memberikan respon positif setelah
pembelajaran langsung. Didapatkan bahwa mendapat pembelajaran CUPs.
skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep Pada aspek semangat dalam mengikuti
siswa sebesar 0,76 dengan kategori tinggi. pelajaran termasuk dalam kategori baik sekali
Hasil di perkuat oleh (Ismawati, 2014) sebesar 89% siswa menyatakan sangat senang
penelitiannya menunjukkan peningkatan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
pemahaman konsep pada kelas eksperimen model pembelajaran CUPs dan model
diperoleh sebesar 0,67 dapat disimpulkan pemebelajaran CUPs membuat siswa tidak
bahwa model pembelajaran CUPs terbukti lebih bosan dalam belajar serta siswa merasa lebh
efektif untuk meningkatkan pemahaman tertarik dalam belajar. Sehingga hal ini dapat
konsep siswa. menimbulkan pembelajaran yang baik serta
Aspek yang memiliki peningkatan membuat pemahaman siswa menjadi lebih baik.
paling tinggi yaitu menjelaskan dimana nilai N- Pada aspek penggunaan media termasuk
gain nya sebesar 0,50 dengan kategori sedang. dalam kategori baik sekali sebesar 84% siswa
Selama proses pembelajaran siswa diberikan menyatakan mereka suka dengan model
pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pembelajaran CUPs karena pada model
siswa untuk memahami materi yang telah pembelajaran ini siswa terbantu dengan adanya
diberikan dan siswa juga diberikan kesempatan media gambar maupum video dalam
untuk menjelaskan apa yang terjadi dari memahami sebuah konsep yang diberikan.
fenomena yang diberikan pada saat siswa Pada aspek ketertarikan dalam pembelajaran
mengamati suatu gambar demonstrasi yang ipa termasuk kategori sangat baik sebesar 84%
diberikan pada tahap pertama fase individu. Dikarenakan selama proses pembelajaran
Menurut (Rizkianingsih, 2012) melalui kegiatan siswa dilatih untuk menafsirkan suatu
bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa permasalahan yang ada sehingga siswa lebih
dilatih untuk berpikir dalam memahami konsep mudah menerapkan pembelajaran IPA dalam
yang diberikan. kehidupan sehari-hari. Pada aspek
Aspek yang memiliki peningkatan memudahkan memahami konsep IPA termasuk
paling rendah yaitu menyimpulkan dan dalam kategori baik yaitu sebesar 72% siswa
membandingkan sebesar 0,37 dalam kategori menyatakan bahwa menggunakan model
sedang. Dalam pembelajaran siswa masih pembelajaran CUPs membuat dirinya lebih
kurang dalam membandingkan contoh memahami konsep IPA dengan baik di
perpindahan panas dan masih kurang dalam bandingkan dengan menggunakan model
membuat kesimpulan dari sebuah pembelajaran ceramah. Siswa juga lebih
pembelajaran. Menurut (Rusmianto, 2012) paham karena disetiap tahap siswa dilibatkan
siswa dalam menyimpulkan suatu materi langsung dalam pembelajaran serta adanya
pelajaran masih rendah. sebuah eksperimen yang menumbuhkan
semangat siswa semangkin besar untuk belajar
Respon Siswa Setelah Diterapkan Model sehingga dengan tidak disadari siswa pun
Pembelajaran CUPs semangkin memahami pembelajaran IPA yang
Respon siswa terhadap pembelajaran telah di pelajari. Pada aspek dalam
dengan menggunakan model pembelajaran berkelompok termasuk dalam kategori sangat
CUPs menunjukkan tanggapan katagori sangat baik sebesar 84% siswa sangat menikmati
baik. Berdasarkan hasil persentase respon kebersamaan dalam pembelajaran sehingga
siswa setelah diterapkan model pembelajaran siswa mampu untuk bekerjasama dengan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


268
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
kelompok dan saling menghargai pendapat sehingga tidak menyulitkan dari prasarana
siswa yang lain untuk menyelesaikan tugas maupun dana, (4). Dalam bekerja sama dan
yang telah diberikan. saling bertukar pikiran hendaknya harus di
kontrol agar tugas yang di berikan dapat
SIMPULAN DAN SARAN terselesaikan dengan tepat waktu.
Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan data UCAPAN TERIMAKASIH
penelitian dan pembahasan secara umum Ucapan terimakasih disampaikan
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kepada Kepala Sekolah, guru, dan siswa kelas
CUPs memiliki pengaruh terhadap V di SDN 82 Singkawang sehingga penelitian
kemampuan pemahaman konsep siswa pada ini dapat dilakukan dengan baik. Kemudian
materi panas dan perpindahannya. Sesuai ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
dengan sub-sub rumusan masalah penelitian, STKIP Singkawang yang telah memfasilitasi
maka secara khusus disimpulkan sebagai peneliti dalam menyelesaikan artikel ini.
berikut:
1. Terdapat pengaruh model CUPs terhadap DAFTAR RUJUKAN
pemahaman konsep siswa pada materi panas Desliani, A. 2013. “Penerapan Model Children
dan perpindahannya. Berdasarkan dari tahap Learning in Scince (CLIS) Untuk
proses pembelajaran yang terdapat pada Meningkatkan Penguasaan Konsep IPA.”
model pembelajaran CUPs mengakibatkan Anggraeni, D. 2011. “Peningkatan Kualitas
siswa menjadi aktif. Sehingga model Pembelajaran IPS Melalui Model
pembelajaran CUPs dapat mempengaruhi Pembelajaran Kooperatif Tipe Course
kemampuan pemahaman konsep siswa. Review Horay Pada Siswa Kelas 4 SD
2. Terdapat peningkatan pemahaman konsep Negeri Sekaran 01 Semarang.”
siswa setelah diterapkan model pembelajaran Pendidikan Dasar 1.
CUPs. Pada model pembelajaran CUPs Dede Salim Hadi, DKK. 2018. “Upaya
memiliki tahap-tahap pembelajaran yang Meningkatkan Pemahaman Konsep
memberikan kesempatan siswa untuk Siswa Melalui Penerapan Metode
mengutarakan pendapat, melakukan Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA.”
pengamatan, melakukan percobaan, Cakrawala Pendasa 4.
menyimpulkan hal telah diamatinya, dan Dkk, Utami. 2015. “Model Pembelajaran
membuktikan kebenaran suatu konsep melalui Children Learning in Science (CLIS)
percobaan, serta saling bertukar pikiran Dalam Pembentukan Konsep Fisika
dengan berdiskusi dan dapat menjelaskan hasil Siswa SMA Di Kabupaten Jember.” Artikel
diskusi melalui presentasi. IlMIAH Mahasiswa.
3. Respon siswa tergolong sangat baik Faury, Hidayati. 2019. “Pengaruh Model
terhadap model pembelajaran CUPs. Pada Pembelajaran Conceptual Understanding
proses pembelajaran siswa merasa senang Procedures (CUPs) Terhadap
dengan menggunakan model CUPs karena Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi
pada tahapan CUPs siswa lebih banyak Pokok Listrik Dinamis.” Pendidikan Fisika
diberikan kesempatan untuk mengutarakan Program Pascasarjana UNIMED.
pendapat, siswa lebih aktif dalam belajar, siswa Ismawati. 2014. “Penerapan Model
melakukan percobaan serta siswa dapat Pembelajaran Conceptual Understanding
berinteraksi dengan teman kelasnya. Procedures Untuk Meningkatkan Curiosty
Dan Pemahaman Konsep Siswa.”
Saran Pendidikan Fisika Indonesia 10 (1).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Permendiknas. 2006. Tentang Standar Isi
didapatkan, maka saran dalam penelitian ini Pendidikan Dasar Dan Menengah.
sebagai berikut: (1). Pelaksanaan model Jakarta.
pembelajaran CUPs membutuhkan waktu yang Rahma, Yeni Wery. 2018. “Meningkatkan
cukup banyak. Jadi, untuk waktu dalam Pemahaman Konsep IPA Menggunakan
kegiatan pembelajaran seharusnya Model Quantum Teaching Di Kelas 5
direncanakan lebih baik lagi, (2). Bagi peneliti Sekolah Dasar.” PGSD FKIP Universitas
yang berminat untuk melakukan penelitian Jambi.
dengan menggunakan model CUPs disarankan Rizkianingsih. 2012. “Pembelajaran Berbasis
untuk memperhatikan ketersediaan alat dan Masalah Dengan Pendekatan Inquiri
bahan di sekolah, dan penggunaan Lembar Pada Pokok Bahasan Pemantulan
Kerja Siswa (LKS), (3). Alat dan bahan yang Cahaya Kelas VIII MTS.” UNNES Physics
digunakan untuk praktikum sebaiknya alat dan Educationd Journal 2 (3).
bahan yang mudah di dapat dan terjangkau Rusmianto, Dhony. 2012. “Meningkatkan

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


269
Volume 7, Nomor 2, November 2021.
p-ISSN : 2460-9587
e-ISSN : 2614-7017
Keterampilan Menyimpulkan Melalui
Metode Eksperimen Pada Mata Pelajaran
IPA.” PGSD FKIP Universitas Sebelas
Maret.
Safitri. 2020. “Penerapan Model Conceptual
Understanding Procedures Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis Siswa MTS.” Al
Khawarizmi: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Matematika 4 (1).
Siregar. 2016. “The Effectivitass Of Model
Learning CUPs: Impact On The Higher
Order Thinking Students at Madrasah
Aliyah Mathala’ul Anwar Gistting
Lampung.” Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni 5 (2).
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhendi. 2014. “Peningkatan Pemahaman
Konsep Dan Profile Miskonsepsi Siswa
Berdasarkan Hasil Diagnosis
Menggunakan Pembelajaran ECIRR
Berbantuan Simulasi Virtual Dengan
Instrumen Tritiertes.” Pendidikan Fisika
Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia Prosiding Matematis and
Science Forum.
Suryanti. 2017. “Penerapan Metode Diskusi
Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Kelas
VII SMPN 7 Kuntodarusalam.” Program
Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Riau.
Yani, Yanti. 2013. “Pembelajaran Kooperatif
Fair Check Berpengaruh Terhadap Hasil
Belajar Materi Bangun Ruang Dan
Bangun Datar Siswa Kelas 4 Gugus 4
Semarapura.” Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, FIP Universitas
Pendidikan Ganesha.

ORBITA. Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika


270

Anda mungkin juga menyukai