Anda di halaman 1dari 4

Jurnal PANCAR Vol. 1, No.

2, November 2017 e-ISSN : 2550-0619

Penerapan Model Pembelajaran SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA


Siswa Kelas V Sekolah Dasar
1
Fitrian Prila Wardani
1
Dosen Prodi PGSD STKIP Darussalam Cilacap
* Email: fitrianprila@stkipdarussalam.ac.id

Abstrak
Somantic Audio Visual Intelektual (SAVI) merupakan suatu model pembelajaran yang
menggunakan semua indera untuk meningkatkan aktifitas belajar (Meier, 2002). Tujuan penelitian ini
adalah meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V Sekolah Dasar menggunakan model pembelajaran
SAVI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Cihonje
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas dengan jumlah 25 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian yang digunakan berupa siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 44%
yang artinya 11 dari 25 siswa yang tuntas. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 92% yang artinya 23
dari 25 siswa tuntas dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 2
Cihonje.

Kata kunci: Model Pembelajaran, SAVI, IPA SD


Abstract
Somantic Audio Visual Intellectual (SAVI) is a learning model that uses all senses to improve
learning activities (Meiere, 2005). The purpose of this research is to improve the science learning
outcomes of fifth grade elementary school students using the SAVI learning model. The sample used in
this research was the fifth grade students of Cihonje 2 Elementary School, Gumelar District, Banyumas
Regency with a total of 25 students. This research is a classroom action research. The research
procedure consists of four stages, namely planning, implementation and reflection. The results of this
research indicate that an average increase in cycle I was 44%, which means that 11 of the 25 students
were completed. In cycle II there was an increase of 92%, which means 23 out of 25 students who
completed the science learning. Based on the results of the research it can be concluded that the
application of the SAVI learning model can improve the learning outcomes of the fifth grade students of
fifth grade students of Cihonje 2 Elementary School.

Keywords:learning model, SAVI, spesific, or representative for the article.

PENDAHULUAN kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,


Upaya pemerintah untuk meningkatkan minat dan perkembangan fisik serta
mutu pendidikan sesuai dengan psikologis peserta didik. Hal ini berarti
dikeluarkannya Permendiknas No. 41 bahwa kegiatan pembelajaran tidak hanya
Tahun 2007 tentang standar proses untuk menekankan pada satu aspek kecerdasan,
satuan pendidikan dasar dan menengah tetapi menekankan pada pengembangan
menegaskan bahwa proses pembelajaran untuk kecerdasan majemuk peserta didik. Keberhasilan
setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi proses pembelajaran tidak terlepas dari
dan memenuhi standar. Proses pembelajaran kemampuan guru dalam mengembangkan model
pada setiap satuan pendidikan dasar dan pembelajaran. Model pembelajaran yang
menengah harus interaktif, inspiratif, dimaksud adalah model pembelajaran yang
menyenangkan, menantang dan memotivasi menitikberatkan pada peningkatan intensitas
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta keterlibatan siswa secara efektif pada proses
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, pembelajaran.
Jurnal PANCAR Vol. 1, No. 2, November 2017 e-ISSN : 2550-0619

Model pembelajaran merupakan pratikum untuk memantapkan pengetahuan,


kerangka konseptual yang berupa pola dan keterampilan, sikap, (3) kondisi belajar yang
prosedur sistematik yang dikembangkan kondusif untuk mengembangkan kreativitas,
berdasarkan teori yang digunakan dalam motivasi, dan wawasan, serta (4) memanfaatkan
mengorganisasi proses pembelajaran untuk teknologi. Pada pembelajaran SAVI tidak hanya
mencapai tujuan pembelajaran (Sani, 2013:89). menggunakan kemampuan berpikir, tetapi juga
Model pembelajaran perlu dikembangkan dan memanfaatkan gerak tubuh sehingga
diterapkan dengan tepat bertujuan untuk karakteristik model pembelajaran SAVI di atas
menciptakan atmosfer pembelajaran yang sangat berpotensi untuk mendukung proses
mengarahkan siswa untuk belajar secara aktif pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).
dan menyenangkan sehingga mencapai hasil Pembelajaran secara konvensional pada
belajar yang optimal. Terciptanya pembelajaran masa sekarang ini sudah tidak sesuai lagi karena
yang efektif berhubungan erat dengan pada metode ini guru hanya mentransfer ilmu
kemampuan guru dalam memahami dan pengetahuan kepada siswa. Komunikasi yang
mengimplementasikan model pembelajaran terjadi pada pembelajaran konvensional hanya
dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran berlangsung satu arah. Pembelajaran yang
yang diimplementasikan guru pada proses efektif seharusnya terjadi komunikasi dua arah
pembelajaran hendaknya adalah model dan saling timbal balik antara guru dan siswa.
pembelajaran yang menciptakan beberapa jenis Apabila dikaji lebih lanjut, proses pembelajaran
kegiatan seperti mendengar, melihat hingga yang berlansung di Sekolah Dasar (SD)
siswa menciptakan sebuah karya sendiri, seperti khususnya mata pelajaran IPA masih dilakukan
model pembelajaran Somantic Audio Visual secara konvensional.
Intelektual (SAVI). Berdasarkan hasil observasi yang
Model pembelajaran SAVI merupakan dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Cihonje,
suatu model pembelajaran yang menggunakan proses pembelajaran masih didominasi oleh
semua indera untuk meningkatkan aktifitas model pembelajaran ceramah (konvensional).
belajar (Meier, 2002). Model pembelajaran Pembelajarannya belum mengembangkan
SAVI merupakan model pembelajaran berbasis kreativitas dengan melibatkan semua indera
konstruktivis karena bersifat membangun. siswa secara optimal. Siswa lebih banyak diam,
Tujuan dari pembelajaran konstruktivis yaitu tidak merespon dan tidak memperhatikan guru
menciptakan pemahaman baru yang menuntut ketika proses pembelajaran IPA. Hal ini
aktifitas kreatif siswa dalam konteks nyata menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah.
sehinggamendorong siswa untuk berpikir dan Observasi awal menunjukkan bahwa ketuntasan
mendemonstrasikannya (Riyanto, 2010). Meier belajar siswa pada pembelajaran IPA materi
(2002) menyatakan bahwa SAVI adalah organ pernafasan pada hewan menunjukkan
kependekan dari somantic yang bermakna hasil belajar yang cukup rendah. Ketuntasan
gerakan tubuh (aktifitas fisik) dimana belajar belajar siswa, baru mencapai 32% yang berarti
dengan mengalami dan melakukan. Audio yang terdapat 8 dari 25 siswa yang tuntas. Nilai rata-
bermakna mendengarkan, menyimak, berbicara, rata siswa sebesar 61 dengan kriteria ketuntasan
presentasi dan mengemukakan pendapat tentang minimal (KKM) 70.
materi yang sedang dibahas. Visual bermakna, Berdasarkan latar belakang yang telah
belajar haruslah menggunakan indera mata diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk
melalui mengamati, menggambar dan melakukan kajian dalam bentuk penelitian yang
mendemontrasikan. Intelektual bermakna bahwa berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
belajar haruslah menggunakan kemampuan SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
berpikir, mengidentifikasi, mencipta, serta Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan dari
memecahkan masalah. Karakteristik model penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
pembelajaran SAVI adalah (1) menggabungkan belajar IPA siswa kelas V Sekolah Dasar
gerak fisik dengan aktifitas intelektual dan menggunakan model pembelajaran SAVI.
penggunaan semua ide dalam pembelajaran, (2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
mengintegrasikan pembelajaraaan teori dan memberikan kontribusi dalam pemecahan

6
Jurnal PANCAR Vol. 1, No. 2, November 2017 e-ISSN : 2550-0619

permasalahan yang ditemukan dalam tidak merespon dan tidak memperhatikan guru
pembelajaran IPA di SD. ketika proses pembelajaran IPA. Kekgiatan pra
sklilus yang didapat dari hasil observasi awal
METODE PENELITIAN menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa
Penelitian ini merupakan penelitian pada pembelajaran IPA materi organ pernafasan
tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas pada hewan menunjukkan hasil belajar yang
merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan cukup rendah. Ketuntasan belajar siswa, baru
di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas mencapai 32% yang berarti terdapat 8 dari 25
merupakan salah satu jenis dari pendekatan siswa yang tuntas. Nilai rata-rata siswa sebesar
kualitatif yang dilakukan dengan bentuk siklus 61 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM)
atau melingkar (cyclical) bukan linear seperti sebesar 70. Kegiatan pra siklus telah
kuantitatif (Arikunto dkk, 2009: 2). Prosedur mengidentifikasikan permasalahan yang terdapat
penelitian yang digunakan berupa siklus terdiri pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2
dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), Cihonje. Berdasarkan hasil dari pra siklus,
pelaksanaan (acting), observasi (observing) dan peneliti selanjutnya melakukan penelitian siklus
refleksi (reflecting). Penelitian ini dilakukan I.
melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Hasil penelitian siklus I menunjukkan
Penelitian ini dilaksanakan pada bahwa hasil belajar IPA siswa pada materi organ
semester I tahun ajaran 2016/2017. Penelitian pernafasan hewan sudah mulai terdapat
dilakukan di kelas V SD Negeri 2 Cihonje peningkatan. Pada siklus I peneliti sudah
Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas menerapkan model pembelajaran SAVI. Pada
dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang. pelaksanaan pembelajaran, sudah mulai terjadi
Variabel pada penelitian ini terdiri dari komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
variable bebas dan variable terikat. Variabel Namun, sebagian siswa kurang memperhatikan
bebas pada penelitian ini adalah model penjelasan guru ketika menyampaikan materi
pembelajaran SAVI yang digunakan dalam dan menerapkan media pembelajaran, sehingga
pembelajaran IPA materi organ pernafasan hanya sebagian siswa yang berani melakukan
hewan. Sedangkan variabel terikatnya adalah tanya jawab dengan guru. Hal ini menyebabkan
hasil pembelajaran IPA siswa kelas V SD. nilai pada saat evaluasi masih banyak yang
Teknik pengumpulan data yang belum mengalami ketuntasan belajar. Hasil
dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes penelitian siklus I menunjukkan bahwa terjadi
dan non tes. Begitu pula dengan instrumen yang sedikit peningkatan pada hasil belajar siswa
digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang dapat dilihat dari ketuntasan belajar siswa
tes dan non tes (wawancara, observasi dan pada siklus I sebesar 44% yang artinya 11 dari
dokumentasi). Instrumen tes berupa soal tes 25 siswa yang tuntas. Nilai rata-rata siswa
kognitif. Instrumen non tes berupa lembar sebesar 72,4 dengan kriteria ketuntasan minimal
observasi aktivitas belajar siswa. (KKM) sebesar 70. Teridentifikasi beberapa
kendala yang dihadapi pada siklus I, diantaranya
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN guru kurang memfokuskan siswa secara
Penelitian ini diawali dengan kegiatan menyeluruh dalam kegiatan pembelajaran,
pra siklus yaitu kegiatan sebelum dilakukannya sehingga pembelajaran belum optimal.
siklus I dan siklus II. Pra siklus dilakukan Selanjutnya permasalahan yang dihadapi
dengan kegiatan observasi pada proses digunakan sebagai acuan untuk melakukan
pembelajaran dan wawancara terhadap guru tindakan di siklus II.
serta siswa kelas V SD Negeri 2 Cihonje. Pada siklus II peneliti menerapkan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, model pembelajaran SAVI dengan bantuan
proses pembelajaran masih didominasi oleh media pembelajaran dan alat peraga. Pada siklus
model pembelajaran ceramah (konvensional). II aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan
Pembelajarannya belum mengembangkan yang signifikan dari pada pembelajaran yang
kreativitas dengan melibatkan semua indera sebelumnya. Sebagian besar siswa dapat
siswa secara optimal. Siswa lebih banyak diam, memfokuskan perhatiannya selama

7
Jurnal PANCAR Vol. 1, No. 2, November 2017 e-ISSN : 2550-0619

pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian nilai rata-rata siswa sebesar 72,4. Pada siklus II
siklus II menunjukkan bahwa terjadi terjadi peningkatan yang signifikan sebesar 92%
peningkatan pada hasil belajar siswa yang dapat yang artinya 23 dari 25 siswa tuntas dalam
dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada siklus I pembelajaran IPA, dengan nilai rata-rata siswa
sebesar 92% yang artinya 23 dari 25 siswa yang sebesar 82,4.
tuntas. Nilai rata-rata siswa sebesar 82,4 dengan Saran peneliti dalam penelitian ini
kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 70. antara lain bagi guru atau peneliti sebaiknya
Rata-rata hasil belajar IPA materi organ lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan
pernafasan hewan siswa kelas V SD Negeri 2 mengimplementasikan model pembelajaran yang
Cihonje ditunjukkan oleh Tabel 1. inovatif agar meningkatkan aktifitas dan hasil
Tabel 1. Rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas belajar siswa serta dapat memberikan dampak
V SD Negeri 2 Cihonje positif dalam dunia pendidikan.
No. Aspek Penilaian Skor

1. Pra siklus 61,0 DAFTAR PUSTAKA


2. Siklus I 72,4 Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan
3. Siklus II 82,4 Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Meier, D. 2002. The Acceelerated Learning
Berdasarkan data pada Table 1, rata-rata hasil Handbook. Bandung: Kafia.
belajar IPA materi organ pernafasan hewan Permendiknas Nomor 41. 2007. Standar Proses
siswa kelas V SD Negeri 2 Cihonje dapat untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
disajikan dalam bentuk grafik seperti tampak Menengah. Jakarta: Depdiknas.
pada Gambar 1. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru
100
Pembelajaran Sebagai Refrensi Bagi
Pendidik Dalam Implementasi
Rata-rata hasil belajar IPA

80 Pembelajaran Yang Efektif dan


60 Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
40
Sani, Ridwan Abdulah. 2013. Inovasi
20 Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
0
Pra siklus Siklus I Siklus II
Tindakan

Gambar 1. Grafik rata-rata hasil belajar IPA siswa


kelas V SD Negeri 2 Cihonje

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI
dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri 2 Cihonje. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada
hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari
ketuntasan belajar siswa pada pra siklus hanya
mencapai 32% yang berarti terdapat 8 dari 25
siswa yang tuntas, dengan nilai rata-rata siswa
sebesar 61. Pada siklus I terjadi peningkatan
ketuntasan belajar siswa sebesar 44% yang
artinya 11 dari 25 siswa yang tuntas, dengan

Anda mungkin juga menyukai