Anda di halaman 1dari 10

Vol. 1 No.

1 Desember 2022
e-ISSN : 00-000 Journal of Character and Elementary Education

PENERAPAN MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN PADA
SISWA KELAS V SDN OERANTIUM

Silvester P. Taneo1, Maxsel Koro2, Rendi Roberto Mokos3

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Undana1


Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Undana2
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Undana3
E-mail. rendimokos21@gmail.com

Abstrack : This study aims to determine the use of the NHT model in learning Theme 7 Events in Life
Subtheme 1 learning 4 to improve the learning outcomes of Grade V Students of SDN Oerantium This type
of research is classroom action research. which is a study of learning activities in the form of actions, which
are deliberately raised and occur in a class together, with the following stages: Planning, Implementation,
observation and reflection. by taking place at SDN Oerantium kupang district kupang class. The subjects of
this study were 5th grade students totaling 15 people. Data collection is carried out by observation techniques
and tests. The results of the study in cycle I averaged grade 68 and increased to 82.66 in cycle II, the
percentage of classical learning completion in cycle I 53.33% increased to 80% in cycle II, with an increase
in percentage of 26.67%. student activity in cycle I 70.32 to 95.69 in cycle I with an increase of 25.37%, so
it can be concluded that the application of the NHT model in learning about the theme 7 Events In Life
subtheme 1 of the 4th learning can improve student learning outcomes in grade 5 SDN Oerantium.

Keywords: Numbered Head Together, Learning outcomes

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model NHT dalam pembelajaran Tema 7
Peristiwa Dalam Kehidupan Subtema 1 pembelajaran 4 untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas V
SDN Oerantium. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. yang merupakan suatu penelitian
terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama, dengan tahapan sebagai berikut: Perencanaan, Pelaksanaan, observasi dan refleksi. dengan
mengambil lokasi di SDN Oerantium kabupaten Kupang kupang kelas. Subjek penelitian ini adalah
siswasiswi kelas 5 yang berjumlah 15 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan tes.
Hasil penelitian pada pada siklus I nilai rata-rata kelas 68 dan meningkat menjadi 82,66 pada siklus
II,persentase ketuntasan belajar klasikal pada siklus I 53,33% meningkat menjadi 80% pada siklus II, dengan
peningkatan persentase 26,67%. aktivitas siswa pada siklus I 70,32 menjadi 95,69 pada siklus II dengan
peningkatan sebesar 25,37%, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model NHT dalam pembelajaran
tentang tema 7 Peristiwa Dalam Kehidupan subtema 1 pembelajaran ke 4 dapat meningkatkan hasil belajar
siswa di kelas 5 SDN Oerantium.

Kata Kunci : Numbered Head Together, Hasil Belajar

1
Journal of Character and Elemantary Education, Tahun 2022 No. 1 Desember 2022, Hal 2

PENDAHULUAN
Menurut Reber (1988) dalam buku psikologi pendidikan (2007: 72) mendefinisikan
belajar dalam dua pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan
kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil
latihan yang diperkuat.

Nasution (2005: 12) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu akivitas


mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan
anak didik sehingga terjadi proses belajar

Menurut Suprijono (2012: 92), “Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together


(NHT) adalah pembelajaran berkelompok yang dicirikan dengan penggunaan nomor kepala”.
Pembelajaran diawali dengan kegiatan Numbering. Guru membagi kelas menjadi ke- lompok-
kelompok kecil. Jika jumlah siswa 24 orang dan terbagi menjadi 6 kelompok ber- dasarkan
jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri dari 4 orang. Tiap-tiap orang dalam
kelompok tersebut diberi nomor kepala yaitu nomor 1 sampai 4. Setelah itu guru mengajukan
pertanyaan dan setiap kelompok menyatukan kepalanya (Heads Together) untuk memikirkan
jawaban. Langkah berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor sama dari
setiap kelompok. Misalnya guru memanggil nomor 2, maka setiap siswa ber- nomor kepala 2
dari masing-masing kelompok harus mempresentasikan jawabannya.

Menurut Sarwono,J. Arikunto, M & Arikunto,M.S.(2006) mengutip pendapat Kemmis


(1988) metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang
dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik social‖,
sedangkan menurut Juga disampaikan oleh Wibawa, B. (2003) bahwa: dewasa ini
dikenalkan suatu metode penelitian untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang
berbasis evaluasi diri, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Metode ini dilandasi
oleh realita bahwa pendekatan ilmiah terdahulu belum mampu menyelesaikan masalah
menjadi sebuah inkuiri sosial, kemudian muncul suatu kebutuhan yang lebih
memfokuskan pada masalah praktek, bukan pada masalah teori.

Hasil belajar merupakan suatu proses menentukan nilai atau hasil belajar siswa melalui
kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar siswa. Sedangkan menurut Jihad dan Haris
(2012:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam
waktu tertentu. Hasil belajar juga bukan hanya tergantung pada nilai atau angka saja tetapi
proses yang lebih dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar yang meliputi (1).
Ranah Kognitif (pemahaman konsep), artinya dalam aspek ini meliputi kemampuan siswa
dalam menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.(2). Ranah afektif (sikap), artinya
dalam aspek ini bukan hanya berhubungan dengan dengan sikap siswa tetapi juga mencakup
aspek respons siswa dalam proses pembelajaran. jika mental saja yang dimunculkan maka
Taneo, Koro, Mokos - Numbered Head Together, Hal 3

belum tampak jelas sikap seseorang yang ditujukan. (3). Ranah psikomotor (keterampilan
proses), artinya dalam aspek ini berhubungan dengan kemampuan mental dan fisik dan
kemampuan siswa dalam menggunakan pikiran, nalar dan kreativitasnya atau perbuatan secara
efektif dan efisien untuk mencapai hasil tertentu. Susanto (2013:89). untuk tercapainya hasil
belajar yang baik, model pembelajaran yang diterapkan guru haruslah tepat penelitian ini juga
didukung dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh penelitian Erwin Putra
Permana (2016). Dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Numbered
Heads Together (Nht) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Berpikir
Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Sd”, Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
dari hasil observasi aktivitas siswa dan guru siklus I berkategori baik sedangkan siklus II
berada pada kategori sangat baik. Dengan demikian disimpulkan bahwa hasil Belajar
IPS siswa mengalami peningkatan dengan model Numbered Head Together. Penelitian
lainya yakni Irman Matje. (2019). dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ips
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar”, dengan hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan persentase hasil belajar
siswa. Keberhasilan ini dapat dibuktikan dari berbagai data pelaksanaan tindakan dari siklus
I sampai siklus III. Oleh karena itu peneliti hendak melakukan penelitian tentang
penerapan model Numbered Head Together dalam pem- belajaran tema 7 Peristiwa Dalam
Kehidupan, Subtema 1 pembelajaran 4 tentang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
V SDN Oerantium.

METODE

Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN Oerantium tahun ajaran 2022/2023. Subjek


yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD SDN Oerantium semester genap
ta- hun ajaran 2022/2023 dengan jumlah 15 siswa. Selain itu guru kelas menjadi observer
dalam proses penilaian penelitian pada pelaksanaan per siklus. Instrumen penelitian yang
digunakan yaitu teknik observasi, tes hasil belajar, studi dokumentasi.penelitian ini
dikatakan selesai atau berhasil apabila hasil belajar siswa yang tuntas sudah mencapai
80%. Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yakni kualitatif,
kualitatif deskriptif. Penelitian ini akan dilaksanakan menggunakan beberapa siklus. Menurut
Arikunto,dkk (2014 : 17) Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 4 fase yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Perencanaan
Perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan
permasalahan.
Journal of Character and Elemantary Education, Tahun 2022 No. 1 Desember 2022, Hal 4

Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan isi rancangan ataupun realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang
diajarkan atau dibahas, dan sebagainya
Observasi dan Tes
Observasi dilakukan bersamaan dengan proses pembelajaran, kemudian diamati oleh
pengamat yaitu guru kelas. Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan yang
meliputi aktivitas siswa, aktivitas guru, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan
siswa atau semua kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Sementara
kegiatan proses pembelajaran berlangsung, pengamat mengamati perilaku dan perubahan yang
terjadi pada siswa dan peneliti dan mencatatnya pada lembar observasi yang telah disediakan
yang bertindak sebagai peneliti aktivitas kegiatan guru adalah guru kelas V.
Tes adalah alat ukur atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur suatu
hasil belajar. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan soal jenis pilihan
ganda multiple choice.
Refleksi
Refleksi dilakukan yaitu dalam rangka untuk mengevaluasi apakah proses pembelajaran
berlangsung sesuai perencanaan atau tidak.
HASIL

Berdasarkan hasil belajar prasiklus dalam pembelajaran tentang Peristiwa dalam


Kehidupan mengunakan model Numbered Head Together dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1 Hasil Belajar Pra-siklus

Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 45
Jumlah Skor 967
Nilai Rata-Rata Kelas 64,46
Jumlah Siswa Tuntas 6 (40%)
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 9 ( 60%)
Nilai Tertinggi 80

Sumber data : Olahan data penelitian Prasiklus 2023

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan
Prasiklus mencapai 64,46, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 45. Persentase peserta didik
yang sudah tuntas sebanyak 6 siswa (40% ) dan yang belum tuntas sebanyak 9 Siswa
(60%).Apabila disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat di bawah ini.
Taneo, Koro, Mokos - Numbered Head Together, Hal 5

Gambar 1 Persentase Hasil Ketuntasan Peserta didik Prasiklus

Prasiklus
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Siswa yangTuntas Siswa yang Tidak
Tuntas

Sumber data : Olahan data penelitian Prasiklus 2023

Pada gambar 1 diatas dapat diketahui bersama bahwa, pada tahapan prasiklus peserta
didik yang telah mencapai target ketuntasan adalah 6 Siswa (40%). Adapun peserta didik yang
belum Tuntas adalah 9 Siswa (60%) untuk mecapai ketuntasan minimal sebanyak 12 Orang
dengan Persentase 80%.
Berdasarkan hasil belajar Siklus I dalam pembelajaran tentang Peristiwa dalam
Kehidupan mengunakan model Numbered Head Together dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2 Hasil belajar Siswa Siklus 1

Nilai Tertinggi 100


Nilai Terendah 60
Jumlah Skor 1.020
Nilai Rata-Rata Kelas 68
Jumlah Siswa Tuntas 8 (53,33%)
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 7 (46,66%)
Jumlah Siswa Kelas V 15 Orang
Sumber data : Olahan data penelitian siklus I 2023

Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil Siklus 1
mencapai 68 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Persentase peserta didik yang sudah
tuntas sebanyak 8 siswa (53,33% ) dari 15 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa
(46,66%) dari 15 siswa. Apabila disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat di
bawah ini.
Journal of Character and Elemantary Education, Tahun 2022 No. 1 Desember 2022, Hal 6

Gambar 2 Hasil Belajar Siklus 1

SIKLUS I
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Siswa yangTuntas Siswa yang Tidak
Tuntas

Sumber Data: Olahan Data Siklus 1 2023

Berdasarkan gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil Siklus 1
mencapai 68 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Persentase peserta didik yang sudah
tuntas sebanyak 8 siswa (53,33% ) dari 15 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 7 Siswa
(46,66%) dari 15 siswa. untuk mecapai ketuntasan minimal sebanyak 12 Orang dengan
Persentase 80%.
Berdasarkan hasil belajar Siklus II dalam pembelajaran tentang Peristiwa dalam Kehidupan
mengunakan model Numbered Head Together dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3 Hasil Belajar Siklus II

Nilai Tertinggi 100


Nilai Terendah 60
Jumlah Skor 1.240
Nilai Rata-Rata Kelas 82,66
Jumlah Siswa Tuntas 12 (80%)
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 3 (20%)
Jumlah Siswa Kelas V 15 Orang
Sumber Data: Olahan Data Siklus II 2023

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil Siklus 2 mencapai
82,66 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Persentase peserta didik yang sudah tuntas
sebanyak 12 siswa (80% ) dari 15 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 3 Siswa (20%) dari 15
siswa. Apabila disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat di bawah ini
Taneo, Koro, Mokos - Numbered Head Together, Hal 7

Gambar 3 Hasil Belajar Siklus II

SIKLUS II
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Siswa Siswa yang
yangTuntas Tidak Tuntas

Sumber Data: Olahan Data Siklus II 2023

Berdasarkan gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil Siklus II
mencapai 86,8 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Persentase peserta didik yang
sudah tuntas sebanyak 12 siswa (80% ) dan yang belum tuntas sebanyak 3 Siswa (20%).

PEMBAHASAN

Tabel 4 Perbandingan Hasil Pretest, Siklus I dan II

Perbandingan Pra-Siklus Siklus 1 Siklus 2


Nilai Tertinggi 80 100 100
Nilai Terendah 45 60 60
Jumlah Skor 967 1.020 1.240
Nilai Rata-RataKelas 64,46 68 82,66
Jumlah Siswa Tuntas 6 (40%) 8(53,33%) 12 (80%)
Jumlah Siswa Tidak 9 (60%) 7(46,66%) 3 (20%)
Tuntas
Kategori Kurang(K) Kurang(K) Baik(B)

Hasil Olahan Penelitian Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 2023


Journal of Character and Elemantary Education, Tahun 2022 No. 1 Desember 2022, Hal 8

Gambar 4 Hasil Belajar Prasiklus,Siklus I dan Siklus II

Rakapitulasi Hasil Prasiklus,Siklus I dan Siklus II


15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Siswa Yang Tuntas Siswa Yang tidak Tuntas

Hasil Olahan Penelitian Pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II 2023

Berdasarkan tabel 4 dan diatas, pada Pra-Siklus nilai rata-rata hasil tes men- capai
64,46 dimana dari 15 siswa yang tuntas atau memenuhi standar KKM yang ditentukan
sebanyak 6 orang siswa (40%) dikarenakan siswa selalu memperhatikan penjelasan yang
diberikan oleh guru, menyelesaikan pekerjaan kelompok, tidak mengganggu teman lain,
serta mengerjakan soal tes dengan baik, sementara siswa yang mendapat nilai dibawah
standar KKM sebanyak 9 orang siswa (60%) dikarenakan siswa suka mengganggu teman
saat belajar, suka bermain, tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak mengerjakan
soal dengan baik. Sedangkan pada siklus I terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata hasil
tes siswa mencapai 68 yang dimana dari 15 siswa yang tuntas atau memenuhi standar KKM
sebanyak 8 orang siswa dengan presentase ketuntasan mencapai 53,33%. Sedangkan pada
siklus II terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata hasil tes siswa mencapai 82,66 yang
dimana dari 15 siswa yang tuntas atau memenuhi standar KKM sebanyak 12 orang siswa
dengan presentase ketun- tasan mencapai 80%.
Berdasarkan gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa Persentase peserta didik yang
sudah tuntas pada Prasiklus sebanyak siswa 6 siswa (40% ) dan yang belum tuntas sebanyak
9 Siswa (60%).Sedangkan pada siklus I yaitu persentase peserta didik yang sudah tuntas
sebanyak 8 siswa(53,33%) dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (46,66%). Pada siklus
II mengalami peningkatan yaitu persentase persentase peserta didik yang sudah tuntas
sebanyak 12 siswa (80%) dan yang belum tuntas sebanyak 3 siswa (20%).
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang diteliti oleh Irman Matje
(2022). Dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ips Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Numbered Head Together Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.Berdasarkan hasil
penelitian di atas, kooperatif tipe Numbered Head Together dalam setiap siklus mengalami
peningkatan.
Taneo, Koro, Mokos - Numbered Head Together, Hal 9

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model


pembelajaran Numbered Head Together, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa
tentang tema 7 Peristiwa Dalam Kehidupan subtema 1 Pembelajaran 4 di kelas V SD Negeri
Oerantium.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, rekomendasi yang dapat diberikan
peneliti yaitu, Kepada guru diharapkan dapat menggunakan model Numbered Head Together da-
lam proses pembelajaran karena sangat inovatif, kreatif dan menyenangkan dan memudahkan
siswa dalam memahami materi yang telah dijelaskan serta dapat menciptakan suasana kelas aktif
dan membuat siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar.
Agar pembelajaran berlangsung secara maksimal dan hasil belajar siswa baik, maka
selama pembelajaran, siswa hendaknya selalu aktif selama proses pembelajaran berlangsung,
memberikan pendapat dan menerima pendapat dari siswa lain serta mengajukan pertanyaan
terhadap apa yang belum dipahaminya. Siswa harus terlibat aktif untuk mengikuti setiap tahapan
pembelajaran. Sekolah perlu untuk aktif mendukung pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
menyediakan fasilitas pembelajaran yang diperlukan sehingga mutu pembelajaran dapat
meningkat.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Haris, A. J. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Irman, M. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Ips Menggunakan Model Kooperatif Tipe
Numbered Head Together Siswa Kelas IV SDN 2 Wameo. Taksonomi; Jurnal
Penelitian Pendidikan Dasar, 16-23.

Nasution. (2005). Pengantar Psikologi Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Cemerlang Publishing.

Permana, E. P. (2016). Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together


(NHT) untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis siswa mata pelajaran IPS
SD . Jurnal Pendidikan Dasar, 49-58.

Reber. (1988). The Penguin Dictinary of Psychology Ringwood Victoria. AS: Penguin Books
Australia Ltd.

Sarwono, J., Arikunto, M., & Arikunto, M. S. (2006). Metode Penelitian.Kuantitatif Kualitatif

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Journal of Character and Elemantary Education, Tahun 2022 No. 1 Desember 2022, Hal 10

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar . Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Wibawa, B. (2003). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Anda mungkin juga menyukai