Anda di halaman 1dari 11

Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas

KELOMPOK 2
NAMA
Amelia Mahesa (856796511)
Anita Riani (856611455)
Anjar Febriyani (656603268)
Apriliyani Pratiwi (656797957)
Asmi Sazria (856798024)

UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar, seorang guru pasti pernah dihadapkan pada
permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di luar proses
pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah yang berhubungan
dengan proses pembelajaran misalnya motivasi belajar siswa yang rendah, prestasi belajar
siswa yang tidak memuaskan, siswa yang tidak aktif dan sebagainya. Sedangkan masalah di
luar proses pembelajaran seperti perkembangan pribadi siswa, hubungan guru dengan siswa
yang kurang baik dan sebagainya.
Permasalahan - permasalahan tersebut dapat menghambat pencapaian keberhasilan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, keadaan ini menuntut para guru untuk melakukan perbaikan
atau mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi karena guru memiliki tanggung jawab
yang paling besar dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Ada berbagai cara yang bisa di
tempuh oleh para guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran. Salah satunya adalah
dengan melakukan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan alternatif pengembangan dan perbaikan dalam
proses pembelajaran yang memfokuskan penelitian untuk mencari solusi permasalahan yang
terjadi di dalam proses pembelajaran. Guru di harapkan mampu melakukan penelitian ini
dengan tujuan agar ia dapat melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran yang
dikelolanya dan sebagai salah satu unjuk kerja seorang guru yang profesional. Oleh karena
itu, guru harus mampu menguasai metode dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian
tindakan kelas.
Keberhasilan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran akan membawa dampak
positif bagi siswa, guru itu sendiri, rekan kerja sesama guru bahkan bagi sekolah tempat dia
mengajar juga bagi sekolah – sekolah lain yang setingkat. Dengan keberhasilan perbaikan
proses pembelajaran maka pencapaian prestasi belajar siswa akan meningkat. Keberhasilan
ini pun akan membuat guru yang melakukan penelitian tindakan kelas menjadi lebih percaya
diri dan berkembang secara profesional karena telah mampu menilai dan memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya. Hasil dari penelitian dapat di berikan kepada rekan sesama
guru yang memiliki permasalahan serupa untuk dijadikan alternatif solusi bagi permasalahan
mereka. Kualitas pendidikan di sekolah pun akan meningkat.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Langkah apa saja yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian tindakan kelas?
2.      Bagaimana cara mengumpulkan dan menganalisis data dalam penelitian tindakan kelas?

1.3  Tujuan Penyusunan Makalah


Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaska langkah-langkah yang
harus ditemouh oleh seorang guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Selain itu,
makalh ini akan membahas tentang cara mengumpulkan data dalam proses penelitian
tindakan kelas serta cara untuk menganalisis data tersebut.

1.4  Manfaat Makalah
Makalah ini dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan tentang langkah-langkah
yang harus di tempuh dalam proses penelitian tindakan kelas. Selain itu, makalah ini dapat
dijadukan sebagai acuan oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN

            Penelitian tindakan kelas atau biasa disebut dengan PTK adalah salah satu usaha yang
bisa dilakukan oleh guru dalam memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya. Adapun
arti dari penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
belajar siswa meningkat. Untuk melakukan penelitian ini, seorang guru harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan tentang langkah-langkah melakukan penelitian ini. Dalam
makalah ini, langkah-langkah mengenai penelitian tindakan kelas akan di bahas secara rinci.
1.1    Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam penelitian harus mendapat perhatian yang serius dari peneliti
karena pemahaman akan langkah-langkah tersebut akan sangat membantu dalam menyusun
rencana dan melaksanakan penelitian itu sendiri. Berkenaan dengan itu, dalam pembahasan
ini akan dijelaskan beberapa langkah penting dalam menyusun penelitian tindakan kelas.
Adapun langkah-langkah umum penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
1.1.1    Identifikasi Masalah Penelitian
Identifikasi dan perumusan masalah yang akan diteliti merupakan langkah pertama
yang harus dilakukan oleh peneliti karena tanpa identifikasi dan perumusan yang jelas, maka
sebuah penelitian menjadi tidak fokus. Dalam penelitian tindakan kelas, masalah muncul dari
kesadaran guru akan adanya sesuatu yang kurang dalam proses pembelajaran yang
dikelolanya. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, seorang guru
dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian
penting dari dunianya.
Jika seorang guru telah menyadari dan sampai pada kesimpulan bahwa ia memang
menghadapi masalah dalam bidang tertentu pada proses pembelajaran yang dikelolanya
berarti ia sudah berhasil mengidentifikasi suatu masalah.
Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan
masalah yang akan dipecahkan melalui PTK.
1.      Masalah yang melibatkan kegiatan belajar dan mengajar.
Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu pengorganisasian
materi pelajaran, penyampaian materi pelajaran, dan pengelolaan kelas. (dalam Muslihudin,
2010)
2.      Masalah yang berada dibawah kendali guru
3.      Masalah yang menarik minat guru
4.      Masalah yang ingin diperbaiki oleh guru (dalam Mills, 2000)

1.1.2        Analisis dan Perumusan Masalah Penelitian


Setelah guru sebagai peneliti memperoleh beberapa masalah dari proses identifikasi,
maka selanjutnya guru melakukan analisis terhadap masalah-masalah tersebut sehingga
menemukan masalah yang jelas. Analisis dapat dilakukan dengan cara mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri atau mengkaji ulang berbagai dokumen yang berhubungan
dengan pembelajaran.
Tidak semua masalah memerlukan pemecahan melalui penelitian tindakan kelas.
Terdapat beberapa kriteria yang dapat dijadikan dasar dalam pemilihan masalah, yaitu:
·         Masalah harus benar-benar penting bagi guru yang bersangkutan
·         Masalah harus dalam jangkauan kemampuan guru sebagai peneliti yang akan berperan serta
dalam melaksanakan tindakan kelas.
·         Masalah harus bermakna dan bermanfaat bagi perbaikan dan peningkatan kualitas
pembelajaran.
·         Masalah harus dirumuskan secara jelas agar benar-benar dapat mengungkap faktor faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut. Dengan demikian akan memudahkan untuk mencari
pilihan pemecahan atau perbaikannya.
Analisis masalah ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai peneliti
yang didalamnya mencakup sejumlah tugas yang harus diselesaikan oleh peneliti. Adapun
tugas-tugas yang dimaksud adalah; 1) menggunakan landasan ilmiah untuk memahami
hakikat masalah yang akan di teliti; 2) mengubah pemikiran dan cara pandang guru itu sendiri
walaupun kadang-kadang hal ini berlawanan dengan kebiasaan beberapa guru yang yang
tidak mau melakukan perubahan.
Setelah guru berhasil melakukan analisis terhadap masalah yang telah ia identifikasi,
maka guru tersebut akan masuk ke tahap perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan
tonggak akhir dalam penyususnan komponen masalah penelitian. Masalah hendaknya
dirumuskan secara jelas dan dapat dituangkan dalam kalimat tanya serta dapat diuji secara
empirik. (Kerlinger, 1973: 17-18; Tuckman, 1978: 20; Ary, et ai.,1982: 87; Suryabrata,
1983b: 71; Ardhana, 1987: 62).

1.1.3   Merencanakan Perbaikan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, guru perlu membuat rencana tindakan
atau yang sering disebut rencana perbaikan. Tahap pertama dalam membuat rencana tindakan
adalah dengan merumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis
tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik untuk mengatasi
masalah. Hipotesis ini dapat dibuat berdasarkan kajian berbagai teori, kajian hasil penelitian
yang pernah dilakukan dalam masalah yang serupa, diskusi dengan teman sejawat atau pakar,
serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
Penting juga untuk dipertimbangkan oleh para guru adalah kelayakan tindakan dengan
situasi nyata di kelas. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis
tindakan antara lain sebagai berikut:
a.       Rumuskan beberapa alternatif tindakan untuk pemecahan masalah berdasarkan hasil kajian
teori atau hasil penelitian sebelumnya sehingga alternatif yang dirumuskan memiliki landasan
teoretis.
b.      Setiap alternatif tindakan yang dirumuskan perlu dikaji ulang dan di evaluasi dari segi bentuk
tindakan dan prosedurnya, kepraktisannya serta cara penilaiannya.
c.       Pilih alternatif tindakan dan prosedur yang dinilai paling memungkinkan memperoleh hasil
yang optimal dan dapat dilakukan dalam situasi nyata di sekolah.
d.      Tentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan serta cara untuk mengukur
hasilnya.
e.       Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan guna membuktikan bahwa tindakan tersebut
mampu memberikan perbaikan.
Agar menghasilkan perbaikan yang diharapkan maka hipotesis tindakan tersebut harus dikaji
kelayakannya dengan mempertimbangkan kemampuan guru sebagai pelaku tindakan di kelas,
kemampuan siswa, ketersediaan fasilitas dan sarana pendukung serta iklim belajar dan iklim
sekola.
1.1.4        Melaksanakan Penelitian
Setelah meyakini bahwa hipotesis tindakan sudah cukup layak, kini guru perlu
mempersiapkan diri untuk pelaksanaan perbaikan. Sebelum guru merealisasikan rencana
tindakan, guru sebaiknya melakukan persiapan dengan membuat rencana pelajaran beserta
skenario tindakan yang akan dilaksanakan. Guru juga harus menyiapkan fasilitas atau sarana
pendukung yang diperlukan serta menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang
berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.
Agar pelaksanaan tindakan dapat berlangsung secara terarah, guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip yang oleh hopkins (1993) disebut sebagai kriteria PTK yang
dilakukan oleh guru.
1.      Metodologi penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu komitmen guru
dalam mengajar.
2.      Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita waktu guru.
3.      Metodologi yang diterapkan haruslah reliabel dan handal.
4.      Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru.
5.      Sebagai peneliti, guru harus memperhatikan berbagai aturan atau etika yang terkait dengan
tugas-tugasnya.
6.      PTK harus mendapat dukungan dari seluruh personil sekolah.

1.2  Pengumpulan dan Analisis Data serta Tindak Lanjut


1.2.1      Pengumpulan Data
Didalam penelitian tindakan kelas, pengumpulan data dilakukan oleh guru selama
proses pelaksanaan tindakan. Data dapat dikumpulkan dengan berbagai teknik, seperti
observasi, wawancara, catatan harian, angket dan sebagainya. Observasi merupakan salah
satu teknik yang sangat menentukan dalam PTK. Dalam penelitian tindakan kelas biasanya
pelaksanaan tindakan dan observasi berlangsung simultan.
Secara sederhana observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi yang
baik memiliki karakteristik yang harus diperhatikan. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima
prinsip dasar observasi yaitu perencanaan bersama, fokus, membangun kriteria, keterampilan
observasi dan balikan (feedback).
Dilihat dari cara melakukannya, observasi dapat dibedakan menjadi observasi terbuka,
observasi tertutup, observasi terstruktur, dan observasi sistematik. Penggunaan jenis
observasi tersebut disesuaikan dengan jenis data yang ingin dikumpulkan oleh guru sebagai
peneliti.
Dalam PTK, observasi bertujuan untuk memantau proses dan dampak dari perbaikan
yang direncanakan. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan observasi terdiri dari
tiga tahap. Pertama, pertemuan pendahuluan yang bertujuan untuk menyepakati berbagai hal
yang berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan.
Kedua, pelaksanaan observasi yang dilakukan dengan cara merekam atau
menginterpretasikan data sesuai dengan kesepakatan. Ketiga, diskusi balikan dimana guru
dan pengamat berbagi informasi serta menginterpretasikan informasi tersebut.
Selain observasi, guru juga bisa menggunakan catatan harian, rekaman, angket dan
wawancara dalam mengumpulkan data untuk penelitiannya.
1.2.2      Analisis Data dan Refleksi
a. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,
mengorganisasikan data secara urut/sistematis untuk memnampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas. Data tersebut
dapat ditampilkan dalam bentuk narasi, tabel atau grafik serta menyimpulkan dalam bentuk
pernyataan.
Analisis data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan
mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data dan terakhir
menyimpulkan data. Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan dalam
bentuk pernyataan atau formula singkat.
b. Refleksi
Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang
telah terjadi, apa yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum dituntaskan melalui
tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan
perencanaan tindak lanjut yang dapat berupa revisi dari rencana lama atau bahkan membuat
perencanaan tindakan yang baru.
Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan
dalam mencapai tujuan sementara dan untuk menetukan tindak lanjut dalam rangka mencapai
tujuan akhir penelitian.
1.2.3      Perencanaan Tindak Lanjut
Hasil analisis dan refleksi akan menemukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan
telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Jika ternyata
tindakan perbaikan belum berhasil menyelesaikan masalah maka hasil analisis data dan
refleksi digunakan untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat
rencana baru.
Dengan kata lain, jika siklus pertama belum bisa menyelesaikan masalah, maka
penelitian dilanjutkan pada siklus kedua dengan prosedur yang sama seperti siklus pertama.
Jika pada siklus kedua permasalahan telah terselesaikan atau hasil pembelajaran telah
memuaskan, maka tidak perlu di lanjutkan ke siklus ke tiga. Jumlah siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung kepada terselesaikannya masalah. Siklus PTK akan berakhir jika
perbaikan sudah berhasil dilakukan.
BAB III
PENUTUP
                                     
3.1 Kesimpulan dan Saran
            Seorang guru yang hendak melakukan penelitian tindakan kelas harus mampu dan
mengerti cara mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah,
merencanakan perbaikan serta menyiapkan dan melaksanakan penelitian itu sendiri. Selain
itu, guru harus mengerti cara-cara dalam mengumpulkan data beserta prinsip yang melekat
pada cara tersebut. Guru juga diharapkan mampu menganalisis data tersebut dan melakukan
refleksi terhadap penelitian yang dilakukannya. Hasil analisis dan refleksi tersebut digunakan
untuk merencanakan kembali tindakan perbaikan jika tujuan penelitian belum tercapai.
            Berdasarkan kesimpulan diatas, disarankan agar guru meningkatkan pengetahuan
serta kemampuannya dalam melakukan penelitian tindakan kelas dengan mempelajari
metodologi PTK atau berdiskusi dengan seorang pakar PTK. Selain guru yang menjadi
pelaku PTK, diharapkan sekolah dan lembaga yang berhubungan dengan PTK bisa
mendukung dan memfasilitasi guru dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
           
           
DAFTAR  PUSTAKA

Igak, Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
Muslihuddin. 2009. Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas & Sekolah. Bandung:
RIZQI PRESS.
Asrori, Mohammad. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Anda mungkin juga menyukai