Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TUTORIAL 1

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

NAMA : RETNO AYU PUTRI RAHARDI


NIM : 858801411
DOSEN PENGAMPU : Drs. SUTRISNO, M.Pd.

1. Dalam penelitian tindakan kelas biasanya dilakukan empat langkah tindakan, yaitu:
(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Langkah merencanakan merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Tanpa rencana,
kegiatan yang kita lakukan tidak akan terarah. Rencana akan menjadi acuan dalam
melaksanakan tindakan. Melakukan tindakan sebagai langkah yang kedua merupakan realisasi
dari rencana yang kita buat. Tanpa tindakan, rencana hanya merupakan angan-angan yang
tidak pernah menjadi kenyataan. Selanjutnya, agar tindakan yang kita lakukan dapat kita
ketahui kualitasnya, kita perlu melakukan observasi. Berdasarkan observasi ini kita akan dapat
menentukan apakah ada hal-hal yang harus segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai
tujuan yang kita inginkan. Jika observasi dilakukan selama proses tindakan berlangsung, maka
refleksi, sebagai langkah keempat, kita lakukan setelah tindakan berakhir. Kita akan mencoba
merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar
siswa. Yang lebih penting pula kita akan merenungkan alasan kita melakukan suatu tindakan
dikaitkan dengan dampaknya. Dengan cara ini kita akan dapat mengenal kekuatan dan
kelemahan dari tindakan yang kita lakukan.

Ke empat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur, oleh karena itu, setiap tahap akan
berulang kembali. Setiap tahap dapat terdiri dari atau dahului oleh beberapa langkah, misalnya
langkah merencanakan didahului oleh munculnya masalah yang diidentifikasi oleh guru.
Merencanakan dan melakukan tindakan melalui empat langkah utama, yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah
2. Menganalisis dan merumuskan masalah
3. Merencanakan PTK
4. Melaksanakan PTK
Ke empat langkah ini merupakan langkah yang berurutan; artinya langkah pertama harus
dikerjakan lebih dahulu sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Langkah
pertama dan kedua merupakan bagian awal dari merencanakan perbaikan, sedangkan langkah
yang ketiga merupakan prasyarat untuk langkah yang keempat. 3 langkah pertama dapat
dibandingkan dengan 4 langkah dari Mills, yaitu:

1. Mengidentifikasi satu bidang yang menjadi perhatian kita,


2. Mengumpulkan data,
3. Menganalisis dan menginterpretasikan data, serta
4. Mengembangkan rencana tindakan.

2.Dalam pelaksanaannya, PTK diawali dengan mendiagnosis masalah, yaitu kesadaran sebagai
guru akan permasalahan yang dirasakan atau dianggap mengganggu dan menghalangi
pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah berdampak kurang baik terhadap proses
atau hasil belajar siswa, dan implementasi program sekolah.
Masalah-masalah di kelas yang perlu dicermati guru dapat berkaitan dengan masalah
pengelolaan kelas, proses belajar mengajar, penggunaan sumber-sumber belajar, serta masalah
personal dan keprofesioanalan guru.
Penetapan masalah hendaknya dilakukan setelah menganalisis seluruh pilihan masalah, minat,
dan keinginan guru untuk memecahakan salah satu atau beberapa diantaranya. Penetapan
masalah ini ditandai dengan penentuan permasalahan yang akan diteliti dan perumusan fokus
masalahnya.

Berikut beberapa pertanyaan yang digunakan guru untuk mengidentifikasi masalah :

• Bagaimana membelajarkan siswa materi tertentu agar siswa mau dan mampu belajar?
• Bagaimana memilih strategi pembelajaran yang paling tepat untuk membelajarkan materi
tertentu?
• Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif?
• Bagaimana meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar?
• Media belajar apa yang dapat mempercepat keterampilan anak pada materi
pembelajaran tertentu?

3. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini merupakan masalah atau problem pembelajaran
yang dirasakan oleh guru atau siswa pada umumnya, bukan masalah pembelajaran yang dihadapi
oleh siswa secara pribadi. Beberapa hal yang dapat dikaji sebagaimana tertera dalam Pedoman
Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas Tahun anggaran 2005 Departemen Pendidikan
NasionalDirektorat Jendral Pendidikan Tinggi 2004 sebagai berikut :

o Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam
kelas, dan partisipasi orang tua.
o Masalah belajar siswa di sekolah, antara lain : masalah belajar di kelas, kesalahan-kesalahan
pembelajaran, miskonsepsi.
o Desain dan strategi pembelajaran di kelas, antara lain : masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran, interaksi di dalam
kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa.
o Alat bantu,media dan sumber belajar, antara lain : masalah penggunaan media, perpustakaan
dan sumber belajar di dalam/luar kelas, peningkatan hubungan antara sekolah dan
masyarakat.
o Sistem asesmen, evaluasi proses dan hasil pembelajaran, antara lain : masalah evaluasi awal
dan hasil pembelajaran.
o Pengembanagan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, antara lain :
peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang tua.
o Masalah kurikulum, antara lain : urutan penyajian materi pokok, interaksi guru-siswa, siswa-
materi ajar, dan siswa-lingkungan belajar

5. Kegiatan menganalisis masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan


langkah yang harus dilakukan guru setelah melakukan identifikasi masalah. Jika melalui
identifikasi anda dapat menemukan beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan
pembelajarandi kelas, maka analisis bertujuan agar masalah tersebut menjadi lebih jelas
dan dapat menduga faktor-faktor penyebabnya. Guru sebagai peneliti selanjutnya perlu
melakukan analisis. Analisis dapat kita lakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada
diri sendiri atau yang disebut rifleksi, dan dapat pula mengkaji ulang berbagai dokumen
seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, persiapan mengajar atau bahkan
mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan. Analisis masalah mempunyai beberapa
tujuan, yaitu :

A. Mendapatkan kejelasan masalah yang sesungguhnya


Sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya bahwa melalui identifikasi masalah biasanya
guru menemukan beberapa masalah dalam pembelajaran. Analisis dapat dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri atau dengan melakukan
refleksi diri. Guru dapat mengajukan pertanyaan seperti, apakah ketidak tertarikan
siswa tersebut berlaku pada semua materi pelajaran atau pada materi-materi tertentu.
Apakah materi pelajaran yang tidak menarik, ataukah cara penyampaian guru yang
membuat siswa tidak tertantang bahkan mungkin membuat siswa merasa jenuh.

B. Menemukan kemungkinan faktor penyebab


Dengan melakukan analisis masalah secara cermat, disamping dapat menjadikan masalah
semakin jelas serta spesifik, juga sekaligus dimungkinkan menemukan faktor-faktor penyebab
munculnya masalah tersebut. Untuk menemukan faktor penyebab dalam kegiatan analisis
masalah ini ada 2 cara yang dapat dilakukan guru.

Pertama, merenung kembali masalah tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan yang harus
anda jawab sendiri. Contoh pertanyaan yang dapat diajukan, yaitu :
- Apakah cara saya menjelaskan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa ?
- Apakah penjelasan yang saya berikan sudah cukup disertai contoh-contoh ?

Kedua, untuk menemukan faktor penyebab munculnya suatu masalah, anda juga dapat
bertanya kepada siswa, baik dengan menggunakan wawancara maupun dengan memberikan
kuesioner. Pertanyaan sederhana yang dapat anda ajukan kepada siswa, misalnya :
- Apakah kamu mengerti pelajaran yang guru jelaskan ?
- Apa tanggapan kamu tentang cara guru menjelaskan materi pelajaran ?

Secara langsung maupun tidak langsung ketika guru melakukan analisis masalah seperti ini ia
juga sudah terlibat di dalam memikirkan faktor-faktor penyebabnya. Keadaan seperti ini
merupakan langkah yang positif untuk kelanjutan tahapan di dalam PTK.

c. Menentukan Kadar Permasalahan

Untuk membantu mempertajam analisis masalah, guru dapat menganalisis beberapa


komponen berikut:

1. Menganalisis daftar hadir siswa.


2. Menganalisis daftar nilai siswa untuk menemukan bagaimana hasil belajar mereka
peroleh.
3. Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan ajaran yang
dipakai, apakah tugas-tugas dan bahan pelajaran tersebut sudah cukup menantang atau
membosankan.
4. Menganalisis balikan (feedback) yang diberikan guru terhadap pelajaran siswa.

Menurut Borg (2001), kata benda permasalah memiliki makna konvensional dan makna teknis.
Dalam pemikiran konvensional, suatu permasalahan dapat diartikan sebagai seperangkat
kondisi yang memerlukan pembahasan, keputusan, suatu solusi atau informasi. Sebuah
permasalahan penelitian menyatakan secara tidak langsung kemungkinan inventigasi empiris,
yakni spengumpulan data dan analisis.

Menurut Abimanyu (dalam Wardani 2003) mengingatkan beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemilihan masalah adalah :

1. Jangan memilih masalah yang anda tidak kuasai.


2. Ambilah topik yang skalanya kecil dan relatif terbatas.
3. Pilih masalah yang dirasakan paling penting bagi anda dan murid anda.
4. Kaitkan masalah dengan upaya pengembangan sekolah.

Untuk menentukan masalah mana yang menjadi prioritas untuk dikaji atau dipecahkan melalui
PTK berikut ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan:

1. Masalah harus benar-benar penting bagi guru yang berssangkutan serta bermakna dan
bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran guna mengingkatkan kualitas
pendidikan.
2. Masalah harus dalam jangkauan kemampuan guru dalam melaksanakan tindakan kelas.
3. Masalah yang anda harus pilih untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan harus
dirumuskan secara jelas agar dapat mengungkap berbagai faktor penyebab utamannya
sehingga memungkinkan dicari alternatif pemecahannya.

5.Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan,guru perlu membuat rencana tindakan


atau yang sering disebut rencana perbaikan. Langkah – Langkah dalam menyusun
rencana perbaikan adalah sebagai berikut :

a. Rumuskan cara perbaikan yang akan ditempuh dalam bentuk hipotesis tindakan.

Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara yang terbaik mengatasi masalah.
Dugaan atau hipotesis ini dibuat berdasarkan kajian sebagai teori,kajian hasil penelitian
yang pernah dilakukan dalam masalah serupa,diskusi dengan teman sejawat atau
dengan pakar,serta refleksi pengalaman sendiri sebagai guru. Berdasarkan hasil kajian
tersebut,guru menyusun berbagai alternatif tindakan. Selanjutnya, guru perlu mengkaji
setiap alternatif, terutama keterkaitannya dengan tujuan tindakan (perbaikan) serta
kelayakan pelaksanaannya. Akhirnya dengan mempertimbangkan hasil kajian, guru
memilih alternatif yang di anggap paling layak.

Dari hasil kajian yang dilakukan,buat beberapa alternatif contoh sebagai berikut :

▪ Tugas akan lebih berhasil dan menantang jika diberikan setiap minggu atau dua
minggu sekali
▪ Bentuk tugas yang bervariasi akan memotivasi siswa untuk mengerjakannya
▪ Tugas akan menantang jika materinya diambil dari lingkungan siswa atau di
ambil dari buku pelajaran yang dimiliki siswa
▪ Bahan belajar Bahasa Indonesia akan cukup menarik jika sesuai dengan
perkembangan siswa,disajikan dengan berbagai variasi, menuntut siswa untuk
berpikir, serta menyajikan wacana yang tema nya akrab dengan lingkungan siswa
▪ Tugas yang diberikan akan menantang jika dikaitkan dengan bahan belajar.
b. Analisis kelayakan hipotesis tindakan

setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu dikaji
Kembali kelayakannya dikaitkan dengan pelaksanaannya. Dengan perkataan lain,
guru harus bertanya mungkinkah rencana tindakan tersebut dilaksanakan. Hal ini
terutama dikaitkan dengan hal – hal berikut :

➢ Kemampuan dan komitmen guru sebagai aktor pelaksana karena


pelaksanaan PTK memang harus tumbuh dari keinginan guru sendiri. Guru
harus bertanya pada diri sendiri apakah ia cukup mampu melaksanakan
rencana perbaikan tersebut dan apakah dia cukup tangguh untuk
menyelesaikannya.
➢ Kemampuan dan kondisi fisik siswa dalam mengikuti tindakan tersebut,
misalnya jika diputuskan untuk memberi tugas setiap minggu, apakah siswa
cukup mampu menyelesaikannya apakah malah membuat siswa menjadi
bosan
➢ Ketersediaan sarana/fasilitas yang diperlukan. Apakah sarana/fasilitas yang
diperlukan dalam perbaikan dapat diadakan oleh siswa,sekolah ataukah oleh
guru sendiri?
➢ Iklim belajar dan iklim kerja di sekolah . iklim belajar berkaitan dengan
berbagai kebiasaan guru,siswa,dan personil lain dalam menyikapi tugas –
tugasnya. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan apakah alternatif
yang dipilihnya akan mendapat dukungan dari kepala sekolah dan personil
lain di sekolah.
Selain faktor – faktor diatas, guru juga harus menganalisis sekali lagi hasil
yang akan diperkirakan diperoleh dari tindakan tersebut. Dengan melakukan
berbagai kajian tindakan tersebut diharapkan hipotesis tindakan yang dipilih
memang benar – benar merupakan hipotesis yang paling layak.

6. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik. Ini berarti tindakan harus dilakukan agar
terjadi dampak yang dapat diketahui atau dapat diukur, baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif. Untuk melakukan tindakan agar menghasilkan dampak yang diharapkan, diperlukan
kajian kelayakan. Hal-hal yang dapat dikaji kelayakannya adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan guru yang akan bertindak sebagai pelaku tindakan dikelas.


2. Kemampuan siswa harus dipertimbangkan baik dari segi fisik, psikolog, sosial, budaya dan
etik.
3. Fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia di kelas
4. Iklim belajar dikelas, apakah cukup mendukung baik dari atasan maupun teman sejawat.

7. Seperti ini langkah langkah penelitian tindakan kelas:

o mengidentifikasi dan merumuskan masalah;


o menganalisis masalah;
o merumuskan hipotesis tindakan;
o membuat rencana tindakan dan pemantauannya;
o melaksanakan tindakan dan mengamatinya;
o mengolah dan menafsirkan data; dan
o melaporkan.

8.Menurut Hopkins ada 6 prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu :

a. PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang
guru adalah mengajar,sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas
seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada 3 kunci
utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai
pertimbangan serta tanggung jawab professionalnya dalam menemukan jalan
keluar jika pada awal penelitian di dapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua,
interaksi siklus yang terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum
secara keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada
tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi.
b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang
berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan
kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang
dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru
yang bertugas secara penuh.
c. Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel) sehingga guru dapat
mengendentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan.
Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “ kelonggaran – kelonggaran”
namun penerapan asas – asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
d. Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah
penelitian di usahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari
tanggung jawab professionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki
komitmen terhadap pengembangan profesinya.
e. Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian
tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi
terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian
harus diketahui oleh pimpinan Lembaga, di sosialisasikan kepada rekan – rekan
serta dilakukan sesuai dengan kaidah – kaidah ilmiah.
f. Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada prespektif kelas. Meskipun kelas
merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan
penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari
tindakan prespektif, tidak terlihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran
tertentu, melainkan prespektif misi sekolah secara keseluruhan.
9. Hopkins (1993) menyebutkan ada lima prinsip dasar atau karakteristik kunci
observasi, yang secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut ini :

a. Perencanaan Bersama

Observasi yang baik diawali dengan perencanaan bersama antara pengamat dan yang
diamati, dalam hal ini antara teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan
guru yang akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun
rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang akan diamati,
pelajaran yang akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan
dimana pengamat akan duduk.

b. Fokus

Fokus pengamatan mungkin sangat luas atau umum, tetapi dapat pula angat khusus
atau spesifik. Fokus yang luas akan menyebabkan pengamat lebih banyak
mengandalkan pertimbangan yang bersifat subjektif dalam menafsirkan data,
sehingga tidak akan banyak manfaatnya bagi guru yang diamati, kecuali jika berbagai
hal telah disepakati sebelumnya. Sebaliknya, fokus yang sempit atau spesifik akan
menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan profesional guru.

c. Membangun Kriteria

Observasi akan sangat membantu guru, jika kriteria keberhasilan atau sasaran yang
ingin dicapai sudah disepakati sebelumnya. Misalnya, guru menargetkan akan
melibatkan minimal 30 orang dari 35 orang siswanya dalam diskusi kelas. Dengan
kriteria seperti ini, pengamat dapatmerekam data yang memang relevan. Atau,
sebelum pengamatan, pengamat dan guru menyetujui bahwa pengamat akan
merekam kebermaknaan respons siswa dengan cara mencatat kemunculannya dan
memberi komentar.

d. Keterampilan Observasi

Seorang pengamat yang baik memiliki minimal tiga keterampilan, yaitu (1) dapat
menahan diri untuk tidak cepat memutuskan dalam menginterpretasikan satu
peristiwa; (2) dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan menghindari
terjadinya suasana yang menakutkan guru atau siswa: dan (3) menguasai berbagai
teknik untuk menemukan perstiwa atau interaksi yang tepat untuk direkam, serta
alat/instrumen perekam yang efektif untuk episode tertentu.
e. Balikan (Feedback)

Hasil observasi dapat memanfaatkan jika ada balikan yang tepat, yang disajikan
dengan meperhatikan hal-hal berikut :

1) Diberikan segera setelah pengamatan, dalam bentuk diskusi.

2) Balikan diberikan berdasarkan data faktual yang direkam secara cermat dan
sistematis.

3) Data diinterpretasikan sesuai denga kriteria yang sudah disepakati sebelumnya.

4) Guru yang diamati diberi kesempatan pertama untuk menafsirkan data.

5) Diskusi mengarah kepada perkembangan strategi untuk membangun apa yang


telah dipelajari.

10. Analisa data dan refleksi penelitian tindakan kelas PTK dilaksanakan sesudah data
terkumpul, baik data yang diperoleh melalui observasi, instrumen maupun rekaman.
Analisis data dilakukan secara bertahap.

Proses analisis data:

Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan interpretasi yang dilakukan pada
tahap observasi. Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan
data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tabel dan/atau
grafik, serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan.

Pertama, Seleksi dan dikelompokkan berdasarkan variabel atau berdasarkan


kelompok informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian, jika
perlu direduksi atau memisahkan (membuang) informasi yang tidak relevan dengan
tujuan penelitian. Kemudian data diorganisasikan untuk menjawab pertanyaan
penelitian atau menguji hipotesis tindakan;

Kedua, Mendeskripsikan data: data diberi makna dengan membuat kesimpulan


sementara dari hasil pengorganisasian atau pengolahan data. Output dari deskripsi
data adalah narasi (data kualitatif), grafik atau tabel. pengamatan sesuai dengan
variabel/aspek yang diteliti.

Ketiga, Menyimpulkan atau memberi makna dalam bentuk pernyataan atau atau
formula (hasil pengolahan data).
Refleksi

Berdasarkan hasil analisis dilakukan refleksi, yaitu renungan atau mengingat kembali
apa yang sudah dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru
melakukan perencanaan tindak lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana lama
atau baru sama sekali.

Guru melakukan refleksi dengan cara berpikir secara reflektif (reflective thinking):

Pertama, tentang kejadian-kejadian di kelas selama guru melakukan tindakan


perbaikan.

Kedua, Tentang kejadian munculnya hal-hal yang tidak diharapkan

Ketiga, Hasil dari tindakan perbaikan yang diberikan, mengapa hasilnya demikian.

Keempat, Hasil reflective thinking kemudian dianalisis dan disintesis (diuraikan


kembali) melalui pertanyaan ”mengapa demikian?

Kelima, Mengkaji komentar yang dibuat oleh teman sejawat baik sebagai pengamat
maupun sebagai rekan seprofesi.

Anda mungkin juga menyukai