Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK DAN MANAJERIAL

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan dan Supervisi


Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. H. M. Hizbul Muflihin, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. SEPTIANA UMI ZAHROH (1717402033)


2. SISI SETIANINGRUM (1717402035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2020
PENDAHULUAN

Menurut Purwanto (2000) supervisi merupakan suatu aktivitas pembinaan yang


direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif (Somad, 2014). Sedangkan menurut Manullang (2005) supervisi
merupakan suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana semula.1

Oleh karena itu, maka pelaksanaan supervisi harus direncanakan dengan baik dalam
peningkatan kualitas pembelajaran sehingga dapat dicapai dengan maksimal. Hal ini karena
adanya supervisi yang professional dengan tujuan utama mempelajari dan memperbaiki
bersama-sama dalam membimbing dan mempengaruhi pertumbuhan anak.

Supervisor memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas guru agar dapat
melaksanakan pembelajaran yang lebih berkualitas. Jabatan supervisor di sekolah meliputi
kepala sekolah dan pengawas. Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah diatur dalam
Permen Diknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Dimensi
kompetensi supervisi kepala sekolah yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat,
dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Disamping itu, supervisi yang dilakukan oleh pengawas diatur dalam
Permen Diknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Dimensi kompetensi pengawas sekolah/madrasah meliputi: (1) kompetensi kepribadian, (2)
kompetensi supervisi manajerial, (3) kompetensi supervisi akademik, (4) kompetensi evaluasi
pendidikan, (5) kompetensi penelitian pengembangan, dan (6) kompetensi sosial.
Berdasarkan Permen Diknas nomor 12 tahun 2007 dan Permen Diknas nomor 13 tahun 2007,
bahwa kepala sekolah dan pengawas sekolah/madrasah memiliki tanggung jawab dalam
meningkatkan profesionalitas guru.2

1
Muhammad Kristiawan, dkk, Supervisi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2019), hlm. 1.
2
Ahmad Sabandi, Supervisi Pendidikan untuk Pengembangan Profesionalitas Guru Berkelanjutan,
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Vol. XIII, No. 2, 2013, hlm. 2.

1
PEMBAHASAN

A. Supervisi Akademik
1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik merupakan salah satu fungsi pengawas dalam pelaksanaan
tugas pembinaan, pemantauan, penilaian, pembimbingan, dan pelatihan profesional
guru. Keterampilan utama yang dituntut dari seorang pengawas adalah melakukan
penilaian dan pembinaan kepada guru secara terus menerus untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan agar berdampak pada kualitas hasil
belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut, pengawas diharapkan dapat
melakukan pengawasan akademik yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru.
Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik sebagai serangkaian
kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian, esensi
supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalnya.3 Supervisi akademik menitikberatkan pengamatan supervisor pada
masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.4
Dalam melaksanakan supervisi akademik, seorang pengawas hendaklah
membuat perencanaan terlebih dahulu. Perencanaan program supervisi akademik
merupakan dokumen yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan
pemantauan dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.
2. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip supervisi akademik menurut Dodd (1972) adalah:
a. Praktis, mudah dikerjakan
b. Sistematis, dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi dan tujuan
pembelajaran
c. Objektif, masukan sesuai aspek-aspek instrument
d. Realistis, berdasarkan kenyataan sebenarnya
3
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Supervisi Akademik, (Jakarta: Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan, 2018), hlm. 10.
4
Sri Asih Yulianti, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di
MTs N Loano Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018, Skripsi IAIN Surakarta, 2017, hlm. 23.

2
e. Antisipatif, mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi
f. Konstruktif, mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran
g. Kooperatif, ada kerjasama yang baik antara supervisor dan guru dalam
mengembangkan pembelajaran
h. Kekeluargaan, mempertimbangkan sikap saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran
i. Demokratis,dalam pelaksanaan sepervisi, supervisor tidak boleh mendominasi
j. Aktif, guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi
k. Humanis, mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka,
jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor
l. Berkesinambungan, supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan.
m. Terpadu, menyatu dengan program pendidikan
n. Komprehensif, memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik.5
3. Tujuan Supervisi Akademik
Secara umum, Glickman (1981) menyatakan bahwa kegiatan supervisi
akademik adalah untuk membantu guru mengembangkan kemampuan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi murid-muridnya. Dengan demikian
tujuan yang paling pokok dalam supervisi pembelajaran bagaimana guru mencapai
tujuan pembalajaran yang telah ditetapkan. Tujuan supervisi akademik dalam konteks
pengawasan proses pembelajaran adalah untuk mengetahui:
a. Kompetensi guru dalam membuat persiapan atau perencanaan pembelajaran;
b. Ketepatan dalam memilih pendekatan, model, metode, dan teknik
pembelajaran sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa;
c. Kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan proses
pembelajaran di dalam kelas;
d. Kompetensi guru dalam mengembangkan intrumen penilaian;
e. Melaksanakan evaluasi, baik evaluasi selama proses pembelajaran atau
evaluasi hasil belajar;
f. Kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut pembelajaran kepada
siswa; dan

5
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ....., hlm. 11

3
g. Kelengkapan administrasi pembelajaran yang diperlukan dalam rangka
melaksanakan tugasnya sebagai seorang tenaga profesional dibidang
pendidikan.6

4. Program Supervisi Bidang Akademik


a. Perencanaan
Supervisi perlu disusun oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada guru
melalui rapat sekolah, sehingga guru-guru mengetahui dan memahami maksud
dan tujuan dari program supervisi itu. Dalam menyusun program supervisi
akademik, kepala sekolah juga dapat melibatkan guru-guru dalam menentukan
jadwal supervisi. Dengan demikian, mereka ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu
dan turut bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Kemudian pada sisi lain
mereka dapat mengetahui dan memahami supervisi akademik yang dilakukan
sejak dini, sehingga sudah dapat mempersiapkan diri untuk melengkapi
administrasi kelas maupun adminintrasi pembelajaran dan perangkat-perangkat
lainnya. Dengan adanya kebersamaan dalam menyusun suatu program, maka
semua pihak akan merasa dihargai dan dapat menghilangkan kesalahpahaman
antara kepala sekolah dengan guru.
b. Pelaksanaan
Supervisi akademik dilakukan di tiap awal semester atau ketika ada
pengarahan atau informasi yang sifatnya umum yang akan disampaikan kepada
semua guru maka perlu diadakan rapat. Untuk kunjungan kelas dilakukan ketika
kepala sekolah ingin mensupervisi guru dari segi kemampuan guru dalam
pengelolaan kelas dan penguasaan materi pelajaran untuk melihat kemampuan
guru di kelas.
c. Evaluasi
Evaluasi supervisi akademik dilakukan oleh kepala sekolah dengan 2 cara,
yaitu kelompok dan individu. Jika evaluasi yang akan disampaikan secara
bersamaan atau kepada banyak guru, maka evaluasi dilakukan secara kelompok
atau diadakan rapat pada akhir bulan atau akhir semester. Namun jika evaluasi
hanya beberapa orang guru saja maka evaluasi dilakukan secara perorangan.
Evaluasi adalah bantuan yang berkesinambungan untuk membantu guru dalam
menjalankan proses pembelajaran yang di embannya. Evaluasi supervisi pada
6
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, ....., hlm. 12.

4
dasrnya lebih menekankan kepada upaya bagaimana menganalisa para guru dalam
rangka memperbaiki kinerjanya yang masih kurang serta pemecahan masalah
dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan pembelajaran serta
meningkatkan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru.
d. Tindak Lanjut
Dalam kegiatan supervisi akademik, tindak lanjut sangat diharapkan agar
terjadi perubahan perilaku yang positif terhadap seorang guru yang pernah
disupervisi. Tujuan tindak adalah supaya guru menyadari kelemahan atau
kekurangannya dalam proses belajar mengajar, sehingga para guru berusaha
memperbaiki melalui pembinaan. Sedangkan terhadap guru yang belum
melengkapi perangkat pembelajaran tindak lanjut yang dilakukan dengan
memberikan teguran lisan. Teguran ini diberikan supervisor dalam suasana
kemitraan disertai dengan tenggang waktu untuk melengkapi perangkat yang
kurang.7

B. Supervisi Manajerial
1. Pengertian Supervisi Manajerial
Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas sekolah
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran.
Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan terhadap aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)
terlaksanannya pembelajaran. Dalam supervisi manajerial, pengawas sekolah
berperan sebagai kolaborator, asesor, evaluator, dan narasumber secara bersamaan
atau bergantian. Esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan
terhadap pengelolaan dan administrasi sekolah.8
2. Prinsip-prinsip Supervisi Manajerial
Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada hakekatnya tidak jauh berbeda
dengan supervisi akademik, yang membedakan hanyalah pada aspeknya. Supervisi
manajerial lebih terfokus pada aspek manajerialnya. Beberapa prinsip tersebut, antara
lain:

7
Anissyahmai, dkk, Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Jurnal Manajer Pendidikan, Vol.11, No.1,
2017, hlm. 93-95.
8
Sri Asih Yulianti, Pelaksanaan Supervisi Pendidikan...... hlm. 24.

5
a. Harmonis. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
kolegial dan terbuka.
b. Berkesinambungan. Supervisi harus dilakukan secara berkelanjutan atau terus
menerus dan bukan sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu berdasarakan
situasi dan kondisi.
c. Demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik
tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
d. Integral. Program dan pelaksananaan supervisi harus dilakukan secara terpadu
dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan melibatkan berbagai unsur untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek supervisi
yang saling berkaitan.
f. Konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari kesalahan-kesalahan
kepala sekolah/guru tetapi untuk membangun motivasi dan memperbaiki
kondisi.
g. Obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi keberhasilan
program supervisi harus berdasarkan persoalan dan kebutuhan nyata dan
masalah yang dihadapi sekolah.9
3. Teknik Supervisi Manajerial
Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat menerapkan teknik
supervisi individual dan kelompok. Teknik supervisi individual di sini adalah
pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada kepala sekolah atau personil lainnya
yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Teknik supervisi kelompok
adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau
lebih. Para kepala sekolah yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki
masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka diberikan
layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

4. Metode Supervisi Manajerial


Berikut ini diuraikan tentang beberapa metode supervisi manajerial, yaitu:

9
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pengelolaan Supervisi Manajerial, (Jakarta:
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan, 2018), hlm. 15-16.

6
a. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana,
program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-
hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. Monitoring lebih
berpusat pada pengontrolan selama program berjalan. Melalui monitoring, dapat
diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait untuk
menyukseskan ketercapaian tujuan. Sedangkan evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauh mana
keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu.
b. FGD atau Diskusi Kelompok Terpimpin (DKT)
Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan secara
terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, komite sekolah dan
guru. Secara bersama-sama pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap
data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta
pendukung yang selama ini mereka temukan disebut dengan DKT. Tujuan DKT
adalah untuk menyatukan pandangan semua stakeholder mengenai realitas
kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah
strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah.
c. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak
sekolah merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah. Metode Delphi dapat
disampaikan oleh pengawas kepada kepala sekolah ketika hendak mengambil
keputusan yang melibatkan banyak pihak.
d. Workshop
Metode ini bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah,
wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan
workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya. Sebagai contoh,
pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang
pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat, sistem
penilaian dan sebagainya.10
5. Program Pengawas Manajerial

10
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pengelolaan Supervisi Manajerial, ...., hlm. 16-23.

7
Pengawasan manajerial merupakan pengawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan
tugas pemantauan, pembinaan, bimlat, dan penilaian pada aspek pengelolaan dan
administrasi sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas
sekolah dalam mendukung terlaksananya program pembelajaran.
a. Pemantauan, adalah kegiatan untuk mengetahui keterlaksanaan SNP (Standar
Nasional Pendidikan) dalam penyelenggaraan pendidikan dan menemukan
hambatan-hambatan
b. Pembinaan, adalah kegiatan pengawasan dalam peningkatan kompetensi kerja
sekolah dan teknis pendidikan lainnya pada satuan pendidikan binaan sesuai
dengan kebutuan satuan pendidikan yang bersangkutan
c. Bimlat (Bimbingan dan Pelatihan), berupa kegiatan Bimlat kepala sekolah dan
Tendik lainnya dalam pengelolaan sekolah
d. Penilaian berupa penilaian kinerja sekolah dalam pengelolaan pendidikan pada
satuan pendidikan.

PENUTUP

Kesimpulan

8
Supervisi pendidikan terdiri dari supervisi manajerial dan supervisi akademik.
Supervisi manajerial ini merupakan supervisi yang dilakukan pengawas pendidikan terhadap
Kepala Sekolah yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan dan supervisi akademik
fokusnya adalah pada guru yaitu terdiri dari supervisi klinis dan supervisi kelas. Keberhasilan
pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak terlepas dari peran pengawas, Kepala Sekolah dan
guru. Tugas pokok guru adalah mengajar dan membantu siswa menyelesaikan masalah-
masalah belajar dan perkembangan pribadi dan sosialnya. Kepala Sekolah memimpin guru
dan siswa dalam proses pembelajaran serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi.
Pengawas melakukan supervisi dan memberikan bantuan kepada Kepala Sekolah, guru, dan
siswa dalam mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses pendidikan berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

9
Anissyahmai, dkk. 2017. Supervisi Akademik Kepala Sekolah. Jurnal Manajer Pendidikan.
Vol. 11. No. 1.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Modul Supervisi Akademik. Jakarta:


Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Kristiawan, Muhammad, dkk. 2019. Supervisi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.


Sabandi, Ahmad. 2013. Supervisi Pendidikan untuk Pengembangan Profesionalitas Guru
Berkelanjutan. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. Vol. XIII. No. 2.

Suryani, Cut. 2015. Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses


Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol. 16.
No. 1.

Yulianti, Sri Asih. 2017. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di MTs N Loano Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi IAIN Surakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai