Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Studi tentang kurikulum dewasa ini semakin mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan yang menekuni bidang pengembangan kurikulum, teknologi pendidikan dan administrasi pendidikan. Studi ini dianggap menepati bagian terpenting dalam studi pengembangan kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal ini wajar, sebab kurikulum adalah komponen penting dan merupakan alat pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Itu sebabnya, setiap institusi pendidikan, baik formal dan non formal, harus memiliki kurikulum yang sesuai dan serasi, tepat guna dengan kedudukan, fungsi dan peranan serta tujuan lembaga tersebut. Jadi artinya, bermutu atau tidaknya sebuah institusi pendidikan sangat bergantung pada sistem kurikulumnya. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai manajemen kurikulum.

B.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen? 2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum? 3. Apa yang dimaksud dengan manajemen kurikulum? 4. Bagaiamana ruang lingkup manajemen kurikulum? 5. Apa fungsi manajemen kurikulum? 6. Apa tujuan manajemen kurikulum? 7. Bagaimana proses manjemen kurikulum? 8. Bagaimana penyusunan kurikulum?

9. Bagaimana pengembangan kurikulum? 10. Apa saja faktor pendukung dan penghambat proses manajemen kurikulum?

C.

TUJUAN

1. Memahami pengertian manajemen 2. Memahami pengertian kurikulum 3. Memahami pengertian manajemen kurikulum 4. Memahami ruang lingkup manajemen kurikulum 5. Mengetahui fungsi manajemen kurikulum 6. Mengetahui tujuan kurikulum 7. Mengetahui proses manajemen kurikulum 8. Mengetahui penyusunan kurikulum 9. Mengetahui pengembangan kurikulum 10. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat proses manajemen kurikulum

BAB II PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola. Pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses. (Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika Aditama). Berikut pendapat para ahli : a. Menurut Hasibuan, manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. b. Stoner, seperti yang dikutip Fachruddin mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi pekerjaan organisasi dan untuk menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan dengan jelas. c. Gordon (1976) dalam Bafadal (2004:39), menyatakan bahwa manajemen merupakan metode yang digunakan administrator untuk melakukan tugastugas tertentu atau mencapai tujuan tertentu. d. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien. e. Harold Koontz & ODonnel dalam bukunya yang berjudul Principles of Management mengemukakan, manajemen adalah berhubungan dengan
3

pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain. f. Ensiclopedia of The Social Sciences, manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan dan diarvasi.

http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41

B.

PENGERTIAN KURIKULUM Kamus Websters New International Dictionary (1953) memberikan arti kurikulum sebagai berikut : a specified fixed course of study, as in school or college, as one leading to a degree. Pengertian ini memandang bahwa kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran tertentu yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat pendidikan. Kurikulum berasal dari kata curere(Latin) yang berati berlari cepat. Dari kata curre(katakerja) menjadi curricum (katabenda). Jadi, secara etimologi, kurikulum berarti tempat bagi siswa berlomba untuk mencapai suatu (tingkat pengetahuan-untuk dapat ijazah). Secara tradisional, kurikulum diartikan sebagai jumlah mata pelajar yang direncanakan di bawah tanggung jawab sekolah. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah segala kegiatan belajar yang terhubung dengan program pendidikan di sekolah yang meliputi kegiatan intrakurikuler,kokurikuler,dan ekstrakuler. Yang dimaksud dengan kurikulum (seperti yang disusun dalam Pedoman Kurikulum) adalah seperangkat rencana dan pengetahuan mengenai isi dan bahan pelajaran serta proses belajar mengajar. Beberapa ungkapan dalam kurikulum : 1. Intrakurikuler

Yang dimaksud dengan intrakurikuler adalah kegiatan proses belajarmengajar yang dilakukan sekolah sesuai dengan struktur program kurikulum yang terdapat dalam Silabus. 2. Kokurikuler Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan untuk lebih memperdalam apa yang telah dipelajarin pada kegiatan intrakuri kuler. Contoh : Siswa disuruh membuat kliping,

mengumpulkan berbagai bahan belajar tentang suatu materai pelajaran. 3. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran intrakurikuler dan kokurikuler.dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa. Contoh : Pramuka, PMR, Pecinta Alam, dan sebagainya. Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian kurikulum : a. Menurut Oemar Hamalik, Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. b. Menurut Supandi, Kurikulum adalah sebagai suatu perangkat pelbagai mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, batasan ini nampak jelas pada kurikulum 1968 Dikdasmen. c. Romine, Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities and experiences which pupils have under the direction of the school, wether in the classroom or not. Kegiatan kurikuler tidak terbatas dalam ruangan kelas saja, melainkan mancakup juga kegiatan di luar kelas. Karena itu menurut pandangan modern kegiatan intra kulikuler dan ekstra kulikuler tidak ada pemisahan yang tegas, semua kegiatan yang bertujuan memberikan pengalaman pendidikan bagi siswa adalah kurikulum. d. Alice Miel, Curriculum in composed of the experiences children undergo, it fallows as a corolary that the curriculum is the result of interaction of a complexity of factors, including the physical environment and the desires, beliefs, knowledge attitudes, and skill of the person served by and serving

the school, namely, the learners, community adults, and educators (not forgetting the custodians, clerks, secretaries and other non teaching amployees of the school). (Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bina Aksara) e. Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu. (Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA) f. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. g. Menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah. h. Sementara itu, Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the school). (Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) i. Nengky and Evars (1967), Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan dan dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.

j. Inlow (1966), Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran. k. Saylor (1958), Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk memengaruhi proses belajar mengajar baik langsung dikelas, tempat bermain, atau diluar sekolah. l. William B. Ragan, Kurikulum ialah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. m. Robert S. Flaming, pendapat Flaming sama dengan Ragan, yaitu kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah. n. David Praff, Kurikulum ialah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan. o. Kelly, All the lerning which is planned and guided by the school, whether it is carried on in groups or individually, inside, or outside the school. Yakni bahwa kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk merancang dan mempengaruhi siswa agar dapat belajar secara kelompok atau mandiri, baik dilakukan dalam ruangan kelas maupun diluar sekolah. p. Blenkin, Curriculum is a body of knowledge-content and/or subjects. Education in this sense, is the process by which these are transmitted or delivered to students by the most effective methods that can be devised. Yaitu bahwa kurikulum adalah suatu badan pengetahuan materi dan/atau subjek pengetahuan itu sendiri. Pendidik dalam pengertian ini adalah proses dimana pengetahuan tersebut ditularkan atau disampaikan kepada siswa dengan metode yang paling efektif yang dapat dibuat atau dirancang.

http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41

C.

PENGERTIAN MANAJEMEN KURIKULUM

Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam

pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan. Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. (Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada). Berikut beberapa pendapat yang lain mengenai manajemen kurikulum : a. Menurut Ibrahim Bafadhal, Manajemen Kurikulum pada tingkat kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. b. Manajemen Kurikulum adalah segenap proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.

c.

Manajemen Kurikulum adalah proses kerjasama dalam pengolahan kurikulum agar berguna bagi lembaga untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

d.

Manajemen Kurikulum merupakan suatu sistem kurikulum yang berorientasi pada produktivitas dimana kurikulum tersebut

beriorientasi pada peserta didik, kurikulum dibuat sebagaimana dapat membuat peserta didik dapat mencapai tujuan hasil belajar. e. Manajemen Kurikulum adalah pemberdayaan dan pendayagunaan manusia, materi, uang, informasi, dan rekayasa untuk dapat mengantarkan anak didik menjadi kompeten dalam berbagai kehidupan yang dipelajarinya. f. Manajemen Kurikulum adalah upaya untuk mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemenkurikulum.html diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41

D.

RUANG LINGKUP MANAJEMEN KURIKULUM Untuk menjelaskan ruang lingkup manajenem kurikulum, harus di beri batasan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kurikulum itu. Kurikulum sendiri dapat dipahami dengan arti sempit dan arti luas. Kurikulum dalam arti sempit adalah jadwal pelajaran. Sedangkan dalam arti luas, kurikulum adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama mengikuti pendidikan. Dengan membedakan penertian-pengertian kurikulum seperti ini akan berakibat pula ruang lingkup manajemennya. Jika yang diikuti pengertian kurikulum dalam arti yang sempit, maka ruang lingkup

manajemen

kurikulum

hanya

menyangkut

usaha

dalam

rangka

melancarkan pelaksanaan jadwal pelajaran. Tetapi jika yang dianut pengertian kurikulum dalam arti luas, maka ruang lingkup manajemen bukan hanya dibatasi dalam ruang kelas, tetapi menyangkut pula kegiatan pengelolaan di luar kelas. Bahkan di luar sekolah (asalkan masih diprogramkan oleh sekolah) yang terarah pada efektifitas pelaksanaan kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/

kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondidsi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebur merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulumdan.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30

E.

FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM Berkenaan dengan fungsi-fungsi manajemen ini, H. Siagian (1977) mengungkapkan pandangan dari beberapa ahli, sebagai berikut: Menurut G.R. Terry terdapat empat fungsi manajemen kurikulum, yaitu : 1. 2. 3. 4. Planning (perencanaan) Organizing (pengorganisasian) Actuating (pelaksanaan) Controlling (pengawasan) Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan, di bawah akan dipaparkan tentang fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam perspektif persekolahan, dengan merujuk kepada pemikiran G.R. Terry, meliputi :

10

1. Perencanaan (planning): 2. Pengorganisasian (organizing): 3. Pelaksanaan (actuating): 4. Pengawasan (controlling):

1.

Perencanaan (planning) Perencanaan (planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan

organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. T. Hani Handoko mengemukakan sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan: a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan lingkungan b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama c. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi f. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami h. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti i. Menghemat waktu, usaha dan dana

2.

Pengorganisasian (organizing) Fungsi manajemen George R. berikutnya Terry (1986) adalah pengorganisasian bahwa

(organizing).

mengemukakan

:Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja

11

sama

secara

efisien,

dan

memperoleh

kepuasan

pribadi

dalam

melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Berkenaan dengan pengorganisasian ini, Hadari Nawawi (1992)

mengemukakan beberapa asas dalam organisasi, diantaranya adalah : a. Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan b. Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian kerja c. Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan tanggung jawab d. Organisasi harus mencerminkan rentangan control e. Organisasi harus mengandung kesatuan perintah f. Organisasi harus fleksibel dan seimbang.

3.

Pelaksanaan (actuating) Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)

merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan

12

tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : a. b. c. Merasa yakin akan mampu mengerjakan, Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, d. e. tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

4.

Pengawasan (controlling) Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak

kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam perspektif persekolahan, agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka proses manajemen pendidikan memiliki peranan yang amat vital. Karena bagaimana pun sekolah merupakan suatu sistem yang di dalamnya melibatkan berbagai komponen dan sejumlah kegiatan yang perlu dikelola secara baik dan tertib. Sekolah tanpa didukung proses manajemen yang baik, boleh jadi hanya akan menghasilkan kesemrawutan lajunya organisasi, yang pada gilirannya tujuan pendidikan pun tidak akan pernah tercapai secara semestinya.

13

Dengan demikian, setiap kegiatan pendidikan di sekolah harus memiliki perencanaan yang jelas dan realisitis, pengorganisasian yang efektif dan efisien, pengerahan dan pemotivasian seluruh personil sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya, dan pengawasan secara berkelanjutan.

http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22 Kurikulum sebagai sistem mempunyai fungsi antara lain. fungsi untuk mencapai tujuan pendidikan : 1. Tujuan Nasioanl 2. Tujuan Pembangunan Nasional 3. Tujuan Institusional 4. Tujuan Kurikulum 5. Tujuan Pembelajaran Umum (SK/KD) 6. Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator) Fungsi untuk peserta didik : Memberi bekal untuk hidup di masyarakat dan untuk melanjutkan pelajaran. Fungsi untuk guru : Sebagai pedoman dalam menyusun kegiatan belajar-mengajar sebagai tolok ukur menilai tingkat kemampuan dan tingkat daya serap, pengalaman belajar yang di berikan guru. Fungsi bagi kepala sekolah : Sebagai administrator dan supervisor dalam mengelola sekolah dalam usaha mencapai tujuan sekolah. Fungsi bagi orang tua : Dalam hal membimbing cara belajar siswa di rumah. Fungsi bagi masyarakat : Untuk mewujudkan harapan masyarakat pada sekolah.

14

Fungsi bagi pemakai lulusan : Sebagai anggota masyarakat, dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan Sosial budaya dan alam sekitarnya (PP No.29/1990 Pasal 2 ingat juga pasal 3 ayat 1 PP No.29/1990 ) http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26 Fungsi Manajemen Kurikulum : 1. Meningkatkan pemberdayaan efisiensi sumber pemanfaatan maupun sumber daya kurikulum, dapat

komponen

kurikulum

ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. 2. Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakulrikuler,tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. 3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. 4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang professional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar. 5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembalajaran. Dengan demikian ketidak sesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu

15

termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum. 6. Meningkatakan mengembangkan partisipasi kurikulum, masyarakat kurikulum untuk yang membantu secara

dikelola

professional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulumdan.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30

F.

TUJUAN MANAJEMEN KURIKULUM Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: a. Kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran. d. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.

16

Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa kurikulum merupakan dokumen perencanaan yang mencakup: a. Tujuan yang harus diraih b. Isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa c. Strategi dan cara yang dapat dikembangkan d. Evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi

mengenai pencapaian tujuan e. Penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun. (Wina Sanjaya, 2008). Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22

G.

PROSES MANAJEMEN KURIKULUM Tahapan proses manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan,

pengendalian. Sedangkan dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006) mengemukakan tentang siklus proses manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap : a. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai : 1. Analisis kebutuhan

17

2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis 3. Menentukan disain kurikulum 4. Membuat rencana induk (master plan) pengembangan,

pelaksanaan, dan penilaian. b. Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : 1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran 2. Perumusan visi, misi, dan tujuan 3. Penentuan struktur dan isi program 4. Pemilihan dan pengorganisasian materi 5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran 6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar 7. Penentuan cara mengukur hasil belajar. c. Tahap implementasi atau pelaksanaan meliputi langkah-langkah: 1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan) 3. Penentuan strategi dan metode pembelajaran 4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran 5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar 6. Petting lingkungan pembelajaran d.Tahap penilaian: terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP) Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input: memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.

18

Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).

http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22

a. Manajemen Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan model-model aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologis (argumen-argumen kecenderungan sosial), dan psikologi (dalam menentukan urutan materi pelajaran).

Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut: 1. Bidang-bidang keilmuan yang terdiri atas ilmu-ilmu sosial,

administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program.

19

2. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kopetensi dan kopetensi dasar. 3. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus. Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukungpendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman.

b.

Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah

berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua: 1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum.

20

2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.

c. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis,

pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: 1. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi. 2. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.

21

3. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media,

pemeliharaan dan perawatan media. 4. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian. 5. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan. http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32

H.

PENYUSUNAN KURIKULUM

a. Landasan Penyusunan Kurikulum 1. Landasan Konstitusional:UUD 1945 1) Pembukaan alenia IV 2) Bab VII pasal 31 ayat 1 dan 2. 2. Landasan Ideal : TAP MPR RI No. II/MPR/2002 bidang pendidikan, UU No.2/1989 3. UU No.20/2003 tentang tentang sistem pendidikan nasional. 4. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). 5. Landasan Operasional Permendiknas Tahun 2006,2007,2008,2009 Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan pengetahuan,kemampuan,dan keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pendidikan dasar.

22

Sistem pendidikan nasional dilaksanakan melalui 2 jalur yaitu jalur pendidikan di sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jenjang pendidikan yang termasuk di sekolah tediri dari pendidikan

dasar,menengah,dan pendidikan tinggi. b. Pola Penyusunan Kurikulum Ada 3 asas yang menjadi tujuan dalam menyusun pola kurikulum : 1. Asas filosofis : Membicarakan sosok manusia yang hendak dibentuk melalui kurikulum yang diajarkan . 2. Asas psikologis: Yang mejadi dasar dalam menetapkan ruang lingkup (scope) dan tata urutan atau ke dalaman suatu kurikulum. Materi kurikulum di susun sesuai dengan tingkat perkembangan jiwa peserta didik. 3. Asas sosiologis; Yang menjadi dasar adalah kebutuhan dan tuntutan sutu masyarakat. Kurikulum di susun sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. c. Prinsip Penyusunan Kurikulum 1. prinsip berorientasi pada tujuan 2. prinsip relevansi 3. prinsip evektivitas 4. prinsip efesiensi 5. prinsip fleksibilitas 6. prinsip sinkronisasi http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26

23

Prinsip : a. Produktivitas Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikilum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum. b. Demokratisasi Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh

tanggungjawab untuk mencapai tujuan kurikulum. c. Kooperatif Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. d. Efektifititas dan efisiensi. Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus

mempertimbangkan efektifititas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut

memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relative singkat. e. Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan

mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk

memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber daya maupun komponen kurikulum.

24

http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalahmanajemen-kurikulum-dan-pembelajaran/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.29

I.

PENGEMBANGAN KURIKULUM

a. Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1. Kurikulum 1975 Kurikulum ini menganut sistem PPSI dan berorentasi pada tujuan. 2. Kurikulum 1984 Kurikulum ini disebut kurikulum yang disempurnakan. Ciri utama ialah mengembangkan keterampilan proses dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). 3. Kurikulum 1994 Kurikulum ini bertolak pada tema,pokok bahasa atau pengembangan konsep dan dikaitakan dalam konteks kehidupan. 4. Kurikulum 2004 Kurikulum ini berfokus pada pendidikan yang berbasis kompetensi, sehingga pada Tahun 2006 disempurnakan oleh satuan pendidikan, makanya disebut dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26 b. Perbaikan Kurikulum Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini

25

dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa). Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusiawi, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siwaswa, serta masyarakat mempuanyai sangat berperan besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal perencanaan program perbaikan kurikulum. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional. Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: (1) mengidentfikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, (2) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, (3) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan, (4) memilih pemecahan sebagai percobaan,(5) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk

melaksanakan penyelesaian, (6) melakukan solusi percobaan, (7) evaluasi.

http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32

26

c. Pengembangan Kurikulum Pendidikan tidak akan pernah lepas akan dampak lingkungan disekitar yang semakin hari semakin berkembang. Jika pendidikan tidak dapat mengikuti perkembangan dunia seperti perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang kian pesat, maka pendidikan akan jauh tertinggal dan tidak memberi manfaat relevan bagi peserta didik. Oleh sebab itu pendidikan harus ikut dikembangkan sesuai dengan perkembangan dunia saat ini. Cara mengembangkan pendidikan adalah dengan pengembangan kurikulum. Pengembanagn kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. (Oemar Hamalik, 2007 : 183) Dikatakan oleh Prof. Dr. H Oermar hamalik, pengembangan kurikulum merupakan proses yang dinamik sehingga dapat merespon terhadap tuntutan perubahan structural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun globalisasi. Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum haruslah sejalan dengan visi, misi, dan strategi pembangunan. Pengembagan kurikulum adalah hal yang dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan pendidikan pada setian jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum sendiri bertujuan untuk menyiapkan siswa atau peserta didik untuk menghadapi masa sekarang maupun masa yang akan datang. Pengembangan Kurikulum harus mampu mengantisispasi segala persoalan yang dihadapi masa sekarang dan masa yang akan datang. (Oemar Hamalik, 2006 : 90). Kurikulum juga memiliki dasar pengembangan yang harus diperhatikan dalam proses pengembangannya. Dasar-dasar pengembangan kurikulum tersebut adalah : 1. Kurikulum disusun untuk mewujudkan system pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangakan dengan pendekatan kemampuan. 3. Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masingmasing jenjang pendidikan.

27

4. Kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan 5. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdisversikasi sesuai dengan kebutuhan potensi dan minat pesererta didik 6. Kurikulum dikembangakan dengan memperhatikan tuntutan

pemanbangunan daerah maupun nasional, serta mempertimbangkan kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni. 7. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdiversifikasi sesuai dengan tuntutan lingkungan dan budaya setempat. 8. Kurikulum pada semua jenjang mencakup aspek spiritual keagamaan, intelektualitas, watak konsep diri, ketrampilan belajar, kewirausahaan, ketrampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, polahidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan. Pengembangan kurikulum dapat dilakukan mulai dari tingkat kelas sampai ketingkat nasional seperti kondisi sebagai berikut : 1. Pengembangan kurikulum oleh guru kelas 2. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah 3. Pengembangan kurikulum melalui pusat guru 4. Pengembangan kurikulum pada tingkat daerah 5. Pengembangan kurikulum melalui proyek nasional Seorang guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kelasnya asalkan kurikulum tersebut relevan dan konsisten terhadap program sekolah secara keseluruhan. Pengembangan kurikulum oleh sekelompok guru dalam suatu sekolah lebih menguntungkan karena banyak terjadi pertukaran pengalaman, ide, dan gagasan walau lebih menguntungkan jika pengembangan kurikulum dilakukan secara nasional karena akan lebih banyak melibatkan guru-guru ahli yang memberikan ide ataupun informasi sehingga gagasan pengembangan

28

menjadi semakin mantap. Jadi pendekatan nasional dalam pengembangan kurikulum dinilai lebih rasional dan mengikuti proses yang diharapkan pada pengembangan kurikulum. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum : 1. Pendidikan Tinggi Kurikulum minimal mendapatkan dua pengaruh dari pendidikan di perguruan tinggi, yaitu pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi dan pendidikan guru yang umumnya dilaksanakan diperguruan tinggi. Sehingga akan mempengaruhi kompentensi guru yang dihasilkan. 2. Masyarakat Pendidikan adalah bagian dari masyarakat, pendidikan dilaksanakan untuk menyiapakan peserta didik dalam bermasyarakat. Setelah selesai menempuh pendidikan formal maupun belum selesai menempung pendidikan formal, peserta didik akan kembali ke masyarakat. Dalam proses ini pendidikan harus bisa menjaga agar peserta didik tetap baik dalam bermasyarakat. Oleh karena itu, kondisi atau lingkungan masyarakat akan sangat mempengaruhi kebijakan pengembangan kurikulum yang dilakukan. 3. Sistem nilai Dalam pendidikan tidak akan lepas dengan sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah harus bisa menjaga agar sistem tersebut tidak semakin luntur dikalangan peserta didik maupun pendidik. Nilai dan norma yang ada juga mempengaruhi perkembangan kurikulum. Karena kurikulum hendaknya mencerminkan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat yang kemudian dintegrasikan dalam sebuah kurikulum. http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-manajemenkurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.40

29

J.

FAKTOR

PENDUKUNG

DAN

PENGHAMBAT

PROSES

MANAJEMEN KURIKULUM Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemumakan dibawah ini: 1. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 2. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. 3. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. 4. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan (di Sekolahsekolah). 5. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat. Pendidikan di Indonesia di arahkan untuk menciptakan suatu individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.

30

Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari : 1. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya. 2. Keterbatasan akan sarana dan prasarana. 3. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah. 4. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran.

http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22

31

BAB III PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Manajeman kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang komperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam

pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus di kembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). oleh karna itu, otonomi yang di berikan pada lembaga pendidika atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memproritaskan kebutuhan dan ketercapaian saran dan visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.

B.

SARAN

1. Manajemen kurikulum memiliki peranan penting dalam proses pendidikan yang diselenggarakan sekolah maupun pemerintah, oleh karena itu hendaknya baik pihak sekolah maupun pemerintah memperhatikan rambu-rambu dalam mengambil sebuah kebijakan dalam proses terjadinya pendidikan. 2. Manajemen kurikulum hendaknya menjadi pegangan dan pemahaman dalam menerapkan kurikulum yang semata bukan hanya sebatas pemahaman akan tetapi di terapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya dalam proses pembelajaran di sekolah, sehingga mutu dan nilai yang menjadi patokan dalam suatu lembaga bisa terwujud dengan baik.

32

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI dan PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina, Dr., M.Pd. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Wiryokusumo, Iskandar. 1988. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bina Aksara

Rohiat. 2010. Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Praktik. Bandung : PT Refika Aditama

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada http://eliadian.blogspot.com/2012/09/pengertian-manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 mei 2013 pukul 14.41 http://elbesuki.blogspot.com/2012/10/makalah-manajemen-kurikulum-dan.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.30 http://syahdansejarah.blogspot.com/2012/04/manajemen-kurikulum.html diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.22 http://nanangcds6.wordpress.com/2013/02/15/manajemen-kurikulum/ pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.26 http://kiswankurikulum.blogspot.com/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.32 http://sumberbelajarangga.wordpress.com/2012/12/10/makalah-manajemenkurikulum-dan-pembelajaran/ diunduh Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.29 http://ganieindraviantoro.wordpress.com/2012/04/05/makalah-manajemenkurikulum/ diunduh pada Senin, 6 Mei 2013 pukul 15.40 diunduh

33

Anda mungkin juga menyukai