Anda di halaman 1dari 15

MATA KULIAH

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

SEKOLAH DAN LINGKUNGAN

Dosen Pengajar:
Dr. INDRATI K, M.Pd
Drs. ELFI TASRIF, M.Kom

Oleh:

RAHMA DONI (2017/16138071)


ZULFADLI (2016/16138104)
YOCKY SYAIDA ADHA PUTRA (2016/16138100)

PROGRAM MAGISTER (S2) PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan ...............................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI SEKOLAH DAN LINGKUNGAN

2.1 Sekolah dan Lingkungan ..................................................................................2

2.1.1 Defenisi Sekolah dan Lingkungan ........................................................2

2.1.2 Lingkungan Internal Sekolah ...............................................................2

2.1.3 Lingkungan Eksternal Sekolah.............................................................4

2.2 Pentingnya Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat........................................7

2.3 Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat .....................................................7

2.4 Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat ...............................................9

2.5 Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri ..........................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................12

3.2 Saran .................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Administrasi pendidikan merupakan suatu proses kegiatan atau
rangkaian perbuatan yang diselenggarakan dalam rangka usaha kerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu sistem
yang memungkinkan proses pendidikan berlangsung secara konsisten dan
berkesinambungan dalam mencapai tujuannya adalah institusi atau lembaga
pendidikan. Lingkungan pendidikan merupakan institusi atau lembaga
pendidikan di mana pendidikan itu berlangsung. Selain itu, lingkungan
pendidikan merupakan salah satu faktor eksternal yang ikut berperan dalam
menciptakan prestasi belajar dalam proses kependidikan. Perlu kiranya
ditambahkan bahwa setiap pemimpin pendidikan, terutama kepala sekolah,
hendaknya mengetahui bahwa selain lingkungan internal sekolah,
lingkungan eksternal sekolah yaitu masyarakat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan lembaga pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah hubungan sekolah dengan lingkungan sebagai sistem
eksternalnya.
2. Apakah tujuan hubungan sekolah dan masyarakat.
3. Bagaimanakah jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat

1.3 Tujuan
1. Mengetahui hubungan sekolah dan lingkungan sebagai sistem eksternal
2. Mengetahui tujuan hubungan sekolah dan masyarakat
3. Mengetahui jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat.

1
2

BAB II
KAJIAN TEORI SEKOLAH DAN LINGKUNGAN

2.1 Sekolah dan Lingkungan


2.1.1 Defenisi Sekolah dan Lingkungan
Berdasarkan Permendikbud nomor 75 Tahun 2016 Sekolah adalah
satuan pendidikan formal yang terdiri dari Taman Kanak-kanak
(TK)/Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar
(SD)/Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama
(SMP)/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah
Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB),
Sekolah Menengah Kejuruan/ Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa
(SMKLB), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).
Istilah sekolah merupakan konsep yang luas, yang mencangkup baik
lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan nonformal.
Sedangkan istilah lingkungan eksternal merupakan konsep yang mengacu
kepada semua individu, kelompok, lembaga atau organisasi yang berada
diluar sekolah sebagai lembaga pendidikan. Oleh karena itu selain peran
lingkungan internal sekolah, peran lingkungan eksternal sekolah juga sangat
berpengaruh terhadap perkembangan lembaga pendidikan tersebut.
Lingkungan (environment) dalam lingkup yang luas memiliki arti
sesuatu yang bersifat fisik dan non fisik yang mempengaruhi kehidupan
seseorang. Lingkungan ternyata sangat berpengaruh terhadap
pengembangan kemampuan sebuah lembaga pendidikan.
2.1.2 Lingkungan Internal Sekolah
Menurut Slameto (2003:64) faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar mencakup :
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui didalam
mengajar. Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
3

tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik,maka metode
mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan efektif mungkin.
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran
agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran
itu.Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula ter-
hadap belajar.
c. Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses ini
dipengaruhi oleh relasi didalam proses tersebut. Relasi guru dengan
siswa baik, membuat siswa akan menyukai gurunya, juga akan
menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya.Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa
dengan baik menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar.
d. Relasi siswa dengan siswa
Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri atau
mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika hal
ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut
akan malas untuk sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak-
tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan
penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan
pengaruh positif terhadap belajar siswa.
e. Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam
sekolah dan belajar.Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru
dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam
mengelola sekolah, dan BP dalam memberikan layanan. Seluruh staf
sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan disiplin membuat
siswa disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat dibutuhkan
untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar lebih
4

maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah dan
lain-lain.
f. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat
pelajaran tersebut dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan
dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima
pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju.
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan
guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar.
g. Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar
disekolah. Waktu sekolah akan mempengaruhi belajar siswa. Memilih
waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh yang positif
terhadap belajar. Sekolah dipagi hari adalah waktu yang paling tepat di-
mana. Pada saat itu pikiran masih segar dan kondisi jasmani masih baik.
2.1.3 Lingkungan Eksternal Sekolah
Lingkungan pendidikan menunjuk kepada situasi dan kondisi yang
mengelilingi dan mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi.
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia,baik berupa benda mati,makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa
yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan
pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat pendidikan
berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini kemudian
secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis dan
tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.
Sedangkan lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok
manusia yang karena satu dan lain hal memikul tanggung jawab atas
terlaksananya pendidikan.Badan pendidikan ini bertugas memberi
pendidikan kepada terdidik.Secara umum fungsi lembaga-lembaga
pendidikan adalah menciptakan situasi yang memungkinkan proses
5

pendidikan dapat berlangsung,sesuai dengan tugas yang dibebankan


kepadanya.Karena itu situasi lembaga pendidikan harus berbeda dengan
situasi lembaga lain.
Menurut Hasbullah lingkungan pendidikan mencakup :
- Tempat (lingkungan fisik),keadaan iklim,keadaan tanah,keadaan
alam.
- Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu
seperti bahasa,seni,ekonomi,ilmu pengetahuan,pandangan hidup
dan pandangan keagamaan.
- Kelompok hidup bersama (lingkungan sosial atau masyarakat)
keluarga,kelompok bermain.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang berbeda-beda
terhadap peserta didik. Perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis
lingkungan pendidikan tempat peserta didik terlibat didalamnya.Hal ini
karena masing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi sosial
yang berbeda-beda.Situasi sosial yang di maksud meliputi faktor
perencanaan,sarana dan sistem pendidikan pada masing-masing jenis
lingkungan.Intensitas pengaruh lingkungan terhadap peserta didik
tergantung sejauh mana anak dapat menyerap rangsangan yang diberikan
lingkungannya dan sejauh mana lingkungan mampu memahami dan
memberikan fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.
Sedangkan Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orangtua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh
masyarakat yang peduli pendidikan. Komite Sekolah tidak dapat berasal dari
unsur (Permendikbud nomor 75 Tahun 2016):
a. Pendidik dan tenaga kependidikan dari Sekolah yang bersangkutan
b. Penyelenggara Sekolah yang bersangkutan
c. Pemerintah desa
d. Forum koordinasi pimpinan kecamatan
e. Forum koordinasi pimpinan daerah
f. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; dan/atau
6

g. Pejabat pemerintah/pemerintah daerah yang membidangi


pendidikan.
Anggota Komite berjumlah paling sedikit 5 (Lima) orang dan yang paling
banyak 15 (Lima Belas) orang yang terdiri dari.
a. Orang tua/wali dari siswa yang masih aktif pada Sekolah yang
bersangkutan paling banyak 50% (lima puluh persen)
b. Tokoh masyarakat paling banyak 30% (tiga puluh persen), antara lain:
- Memiliki pekerjaan dan perilaku hidup yang dapat menjadi
panutan bagi masyarakat setempat.
- Anggota/pengurus organisasi atau kelompok masyarakat peduli
pendidikan, tidak termasuk anggota/pengurus organisasi profesi
pendidik dan pengurus partai politik.
c. Pakar pendidikan paling banyak 30% (tiga puluh persen), antara lain:
- Pensiunan tenaga pendidik; dan/atau
- Orang yang memiliki pengalaman di bidang pendidikan.
Komite Sekolah berfungsi guna meningkatkan mutu pelayanan Sekolah dan
dalam menjalankan fungsinya Komite Sekolah harus secara gotong royong,
demokratis, mandiri, professional, dan akuntabel. Tugas komite sekolah
sebagai berikut (Permendikbud nomor 75 Tahun 2016):
a. memberikan pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan terkait:
- Kebijakan dan program Sekolah
- Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah/Rencana
Kerja dan Anggaran Sekolah (RAPBS/RKAS)
- Kriteria kinerja Sekolah
- Kriteria fasilitas pendidikan di Sekolah
- Kriteria kerjasama Sekolah dengan pihak lain.
b. Menggalang dana dan sumber daya pendidikan lainnya dari masyarakat
baik perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industry maupun
pemangku kepentingan lainnya melalui upaya kreatif dan inovatif
7

c. Mengawasi pelayanan pendidikan di Sekolah sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan
d. Menindaklanjuti keluhan, saran, kritik, dan aspirasi dari peserta didik,
orangtua/wali, dan masyarakat serta hasil pengamatan Komite Sekolah
atas kinerja Sekolah.
2.2 Pentingnya Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat
Pandangan filosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat
masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.
a. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia bukan
merupakan lembaga yang terpisah dalam masyarakat.
b. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada
masyarakat.
c. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-
anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
d. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi;
keduanya saling membutuhkan.
e. Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat
memerlukannya
2.3 Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Mengenai tujuan sekolah dan masyarakat, T. Sianipar meninjaunya
dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah
dan kepentingan kedua sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri.
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan
hubungan masyarakat bertujuan untuk:
Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Memperlancar proses belajar-mengajar.
Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Secara konkrit tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dan
masyarakat adalah:
8

Mengenalkan pentingnya sekolah dan masyarakat.


Mendapatkan dukungan dan bantuan sekolah maupun finansial yang
diperlukan bagi pengembangan sekolah.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan
program sekolah.
Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan
sekolah dalam mendidik anak-anak.
Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam tujuan seperti
dikemukakan diatas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok:
1. Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada
para pendidik, terutama guru-guru disekolah, agar pendidikan dan
pengajaran tidak lagi subject matter centerd, tetapi hendaknya
community life centerd. Konsep pendidikan yang demikian mengandung
implikasi-implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti
antara lain:
- Personel sekolah, terutama guru-guru, hendaknya mengetahui
benar-benar kondisi-kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-
anak yang sangat penting bagi program pendidikan seperti
lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah
pendidikan yang timbul di dalam masyarakat itu, adat istiadat dan
kepercayaan masyarakat, keadaan penghidupan dan ekonomi
mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
- Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk
dapat bekerja sama dan memanfaatkan sumber-sumber didalam
masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah.
- Sekolah hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-
organisasi dan instansi lain didalam masyarakat yang mempunyai
tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak.
9

- Guru-guru hendaknya mengikuti perkembangan masyarakat dan


selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat
yang dapat dimasukkan kedalam rencana perkembangan
pendidikan.
2. Meningkatkan tujuan dan kehidupan masyarakat.
Didalam masyarakat demokratis, sekolah seyogyanya dapat menjadikan
dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-
perubahan masyarakat didalam bidang-bidang kehidupan ekonomi,
kebudayaan, teknologi, ketingkat yang lebih tinggi. Sekolah harus dapat
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
o Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah hendaknya
mempunyai dwifungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan
juga pendidikan pendidikan nonformal, baik untuk para pemuda
maupun untuk orang dewasa pria-wanita.
o Sekolah hendaknya mempunyai kurikulum, metode mengajar, serta
evaluasi dan program yang menyenangkan, merangsang dan cocok
dengan tujuan pendidikan.
o Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat
sekitarnya dan berosientasi kepada pembangunan dan kemajuan.
o Sekolah hendaknya mempunyai mekanisme untuk menjamin
terpeliharanya dialog yang kontinyu antara orang-orang tua murid-
masyarakat. Dan juga dialog intera sekolah dan antar sekolah.
2.4 Jenis-jenis Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Hubungan kerja sama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung
arti yang luas mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang yang ada
hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat.
Hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan
menjadi tiga jenis hubungan yaitu:
a. Hubungan edukatif yaitu hubungan kerja sama dalam bidang
mendidik/murid, antara guru disekolah dan orang tua didalam
keluarga.
10

b. Hubungan kultural yaitu hubungan kerja sama antara sekolah dengan


masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada.
c. Hubungan institusional yaitu hubungan kerja sama antara sekolah
dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta
maupun pemerintah
2.5 Hubungan Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Dalam penyelenggara pendidikan, sekolah kejuruan ini menjalin
kerjasama baik anggota internal maupun eksternal sekolah, kerjasama yang
dijalin bersifat formal dan informal. Rohiat (2010:67) mengemukakan
esensi hubungan sekolah dan masyarakat adalah untuk meningkatkan
keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dukungan dari masyarakat,
terutama dukungan moral dan industri. Dalam arti sebenarnya, hubungan
sekolah dan masyarakat sudah disentralisasikan sejak lama.
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, hubungan kemitraan yang
dilakukann sekolah kejuruan meliputi kerjasama di berbagai aspek dengan
dunia usaha/industri yang menjadi mitra sekolah. Dalam kerjasama tersebut
antara lain meliputi pelaksanaan Prakerin, penyaluran tamatan, pengadaan
uji kompetensi, pengadaan fasilitas penunjang kegiatan belajar-mengajar,
serta dalam penyusunan program-program sekolah. Hal yang disarankan
oleh pihak dunia usaha dalam pelaksanaan kerjasama adalah melibatkan
dunia usaha dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program
pendidikan sekolah menengah kejuruan serta Mempersiapkan pengalaman
kerja.
Sebagai bagian dari pendidikan kejuruan (Caslin, 1984:19). Dari
aspek-aspek yang dikerjasamakan, Tentunya akan dirasakan dampak yang
positif maupun negatif yang dirasakan oleh pihak yang berkerjasama. Dalam
pelaksanaannya, dampak negatif jarang dirasakan oleh kedua belah pihak,
hal ini dikarenakan adanya rasa saling membutuhkan yang mendasari
program kerjasama ini. Dampak postif yang dapat dirasakan kedua belah
pihak tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut:
11

a. Bagi pihak sekolah, dampak yang dirasakan adalah sekolah dapat


menekan biaya pendidikan dengan adanya bantuan-bantuan yang
diberikan dunia usaha,
b. Siswa lebih terampil dan mendapatkan pengalaman kerja yang
sebenarnya;
c. Sekolah mampu menyesuaikan program-program sesuai kebutuhan
dunia usaha yang semakin berkembang;
d. sekolah tidak selalu mengandalkan dana dari negara, namun dengan
adanya sumbangan dari dunia usaha peningkatan kualitas pendidikan
dapat berjalan lebih cepat
e. Sedangkan bagi dunia usaha,dapat mempermudah dalam pencarian
tenaga kerja yang terampil dan berdedikasi tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia,baik berupa benda mati,makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa
yang terjadi termasuk kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan
pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan tempat pendidikan
berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul.Lingkungan ini kemudian
secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dangan jenis dan
tanggung jawab yang secara khusus menjadi bagian dari karakter lembaga.
Sekolah dan lingkungannya harus berjalan dengan baik, hubungan sekolah
dan masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan lembaga
pendidikan.

3.2 Saran
Sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus mampu mengelola dan
mengatur sekolah dan lingkungannya, baik yang internal maupun eksternal,
dengan begitu akan tercipta hubungan yang harmonis demi kemajuan dunia
pendidikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Annur, Saipul, 2008. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Grafika Tolendo Press.

Burhanuddin, Yusak,. 2005.Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Drs. M. Ngalim,. Administrasi Dan Suvervisi Pendidikan, PT. Remaja

Rosdakarya. Bandung: 2003. hlm.188.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 Tentang

Komite Sekolah

Anda mungkin juga menyukai