Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Report

PROFESI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Reynaldi Einar Pasaribu (1163311081)


Ekstensi B

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ‘Critical Book Report’ mata kuliah
Ilmu Pendidikan ini yang berjudul “Ilmu Pendidikan”. Saya berterima kasih kepada Bapak
Dr. Aman Simaremare MS, S.Psi yang sudah memberikan bimbingannya.

Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu saya
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

            Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan maupun hiburan bagi pembaca.

Medan, Oktober 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................

BAB II ISI BUKU ........................................................................................................


2.1 Informasi Bibliografi.....................................................................................
2.2 Ringkasan Isi Buku.......................................................................................

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................


3.1 Keunggulan Buku..........................................................................................
3.2 Kelemahan Buku...........................................................................................
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik,
untuk mencapai tujuan pendidikan yang belangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan
ini diatur serta di awasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu
mengembangkan semu potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kea rah yang
positif, baik bagi dirinya maupun lingkunganya.

Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus berinteraksi
seorang pendidik tidak hanya berinteraksi dengan guru , tetapi juga berinteraksi dengan
kehidupan sosial yaitu dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai lingkungan sosial. dan
sebagai seorang pendidik harus memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada peserta
didik agar pendidikan menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang, oleh karena itu untuk
meningkatkan keaktifan proses pembelajran ini, guru harus memahami apa yang ada di dalam
interaksi belajar, mengajar, dengan demikian , diharapkan hasil belajar lebih baik lagi
sehingga terjadi keseimbangan keaktifan baiik pada guru maupun di pihak siswa.

1.2 TUJUAN

1. Mengkritik sebuah buku secara kritis

2. Mencari informasi dalam buku

3. Untuk menambah pengetahuan tentang perkembangan pendidikan

1.3 MANFAAT

1. Dapat mengetahui bagaimana pendidikan beinteraksi dengan kehidupan sosial

2. Menambah pengetahuan bagaimana sebenarnya fungsi pendidikan

3. Dapat mengetahui tujuan pendidikan bagi para peserta didik


BAB II
ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU

Buku utama (buku yang di kritik)

1. Judul buku : Ilmu Pendidikan


2. Pengarang : Prof. I. P. Simandjuntak, M.A.
3. Penerbit : N.V.MASA BARU
4. Tahun terbit : 1972
5. Kota terbit : Bandung
6. Tebal buku : 121 halaman

Buku pembanding (buku pembanding)

1. Judul buku : Dasar-Dasar Pendidikan


2. Pengarang : Abdul Kadi
3. Penerbit : PRENADAMEDIA GROUP
4. Tahun terbit : 2012
5. ISBN : 978-602-9413-53-3
6. Tebal buku : 282 halaman
7. Ukuran : 15 x 23 cm
2.2 RINGKASAN ISI BUKU
INTERAKSI PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL

Berbagai Lingkungan Sosial


Kehidupan sosoial menurut keadaan tempat dan taraf perkembangan kebudayaan

Peggolongan besar, yang diakui oleh seluruh dunia ilmiah mengenai corak kehidupan
sosial. Yang pertama biasa disebut ‘’kegidupan sosial desa’’dan yang kedua disebut
‘’kehidupan sosial kota’’ kehidupan sosoial desa di Indonesia, corak kehidupan sosial di
daerah pedesaan Indonesia walupun pengaruh teknologi modern sudah mulai terasa sampai di
desa-desa yang letaknya jauh tersaingi dari kesibukan dunia internasioanl. Ciri yang
mencerminkan corak kehidupan , yang dilandasi oleh corak kehidupan psikhis mereka. Tetapi
corak demikian terutama diakibatkan oleh ikatan tradisi atas kehidupan sosial dan kehidupan
individu di kalangan orang sederhana di daerah pedesaan. Kemudian pada kehidupan sosial
di kota-kota besar di Indonesia, ada beberapa unsure yang mempengaruhi pertambahan
penduduk di Indonesia :

 Sebagai akibat revolusi fisik untuk memperjuangkan kemerdekaan muncul rasa


kurang aman bagi bannyak orang di daerah pedalaman dan mereka mnegungsi di
kota.
 Kemerdekaan bangsa dan Negara membuka pintu lebar-lebar untuk hubungan dengan
luar negeri dan banyak membuka kesempatan baru di kota untuk mendapatkan
pekerjaan.
 Perpindahan ke kota menimbulkan pula suatu kehausan akan pendidikan yang lebih
tinggi dari yang mungkin di dapatkan di daerah pedesaan.
 Perkembangan perdangangan dengan dunia luar, demikian pula perindustrian sering
di mulai di daerah kota

Oleh karena itu, maka penentuan ciri kehidupan sosial di kota lebih sulit , kalau
dibandingkan dengan yang dapat dilakukan dengan ciri kehidupan sosial di pedesaan.

Kehidupan Sosial dan Kebudayaan


Setelah kita lihat secara garis besar ciri kehidupan sosial di daerah pedesaan dan di
kota besar. Maka ada baiknya ditinjau juga dari kehidupan sosial yang mendapat coraknya
karena pengaruh kebudayaan. Secara sepintas telah disinggung bahwa di daerah pedesaan
masih kuat sekali berlaku tradisi, sebagai unsur yang menentukan bagi corak kehidupan
sosial karena adat-istiadat merupakan bagian dari kehidupan kebudayaan.

Kehidupan sosial yang dilandasi oleh sikap terhadap kebudayaan : ada keluarga yang
berpegang teguh pada corak kehidupan sosial, yang diterimanya dari orang tuanya terlebih
dahulu, tanpa memperhitungkan situasi soaial yang berlainan strukturnya di kota besar.
Akibat keadaan demikian ini sering mendekat benar pada suatu situasi yang tidak diinginkan
generasi muda di lingkungan seperti itu semakin asing pada kehidupan tradisional.

Struktur Kekeluargaan dan Kehidupan Sosial


Seperti halnya dengan kehidupan sosial di daerah pedesaan dalam hubungannya
dengan unsure kebudayaan , maka besar kecilnya jumlah anggota keluarga di daerah
pedesaan tidak banyak menyebabakan munculnya suatu keluarga. Kalau jumlah anak banyak,
sudah barang tentu ayah dan ibu akan lebih banyak memerlukan waktu untuk mencari
keperluan hidup keluarganya. Konsekwensi keadaan demikian ialah, bahwa anak-anak akan
lebih banyak pula di biarkan mengikuti jalanya masing-masing.

Aspek lain yang menyangkut struktur kekeluargaan berlaku di kota maupun di desa
ialah yang berkenaan dengan jenis kelamin anak dalam keluarga.

Kedudukan Ayah dan Ibu dalam Keluarga


Dari psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan dapat diketahui, betapa corak
kepribadian seseorang anak sering ditentukan polanya oleh sifat dan sikap, yang terutama
berlaku di lingkungan orang tuanya. Dikatakan disini di lingkungan orang tunya karena di
lingkungan itulah anak menerima goresan pertama dalam pembentukan wataknya. Maka dari
cabang ilmu pengetahuan yang banyak memberikan sumbaganya kepada ilmu pendidikan,
betapa corak kepribadian ayah dan ibu atau salah seorang di antara mereka memberikan
gambaran pola kepribadian anak.
INTERAKSI PENDIDIKAN DENGAN KEHIDUPAN SOSIAL

Proses Sosialisasi
Kehidupan sosial dalam suatu lingkungan berarti adanya suatu pola tertentu di dalam
lingkungan itu, yang mengatur cara setiap anggota di lingkungan itu bergaul satu dengan
yang lain proses berlangsung untuk mencapai taraf pergaulan demikian itu disebut ‘’proses
sosialisasi’’ dan tujuan sosialisasi itu dengan sadar maupun tidak dialami oleh individu yang
bersangkutan ialah, agar seseorang dapat bergual dengan bebas di lingkunganya itu berarti
bahwa individu yang bersangkutan itu telah mengenal lingkunganya dengan pola kehidupan
sosial yang berlaku di dalamnya. Itu sebabnya ada yang mengatakan, bahwa proses sosialisasi
berarti proses penyesuaian diri, paham ini didasarkan pada :

Adanya perbedaan yang disebut di atas, suatu perbedaan yang teradang tampak
sampai pada taraf keluarga.

Keharusan seorang individu bergerak dengan berbagai individu dari berbagai


lingkungan dalam suatu wilayah kebudayaan atau dengan individu dari daerah kebudayaan
yang jauh berlainan coraknya dari lingkungan kebudayaan sendiri
Keharusan tata tertib hidup bersama di dunia ini, agar tidak timbul perselisihan paham
di dalam pergaulan itu, karena adanya perbedaan dan ketersinggungan.

Bahasa dalam Proses Sosialisai


Dalam bersosisialisasi ialah yang menyangkut alat utama yang digunakan dalam
berkomunikasi dengan lingkungan yakni bahasa, di dalam perkembangan penguasaan bahasa
oleh anak ada beberapa hal yang perlu di catat sehubungan dengan jalanya proses sosialisasi
dalam kehidupan sosial

Psikologi perkembangan penguasaan bahasa telah menunjukkan adanya beberapa


tahap dalam perkemabangan anak. Pada tahap pertama sambil menggunakan alat komunikasi
dengan suara yang sifatnya sama di seluruh dunia , sehingga disebut bahasa internasioanal
anak-anak , yaitu yangis dan tawa anak memperhatikan serta berusaha meniru pengucapan
bunyi, yang banyak di dengarnya di lingkungannya. Pada tahap ini sudah mulai tampak
perbedaan kehidupan sosial di antara berbagai keluarga. Pada tahap berikutnya , yakni sejak
anak kecil itu menemukan makna bahasa. Berdasarkan dayaa eksplorasi yang mendorong dia
lebih mengenali lingkunganya, si anak berusaha pula untuk mengetahui nama segala yang
dijumpainya di dalam eksplorasinya di dalam hal ini anak mengalami perkembangan yang
bersesuaian dengan kehidupan sosial keluarga orang tuanya.

HETEROGENITAS LATAR PERKEMBANGAN DAN SOSIALISASI

Proses Penyamaan di Kelas


Bagaimana cara menghadapi proses penyamaan dan melaksnakan pendidikanya
terhadap anak dari berbagai lingkungan . akan diutamakan pemberian penerangan atau
informasi kepada murid-muridnya ajaran membangkit tetapi teladan itu berati bahwa
terutama bagi anak-anak yang masih amat muda yang dilihatnya akan besar kemungkinan
yang ditiru oleh anak yang diketahuinya itu akan diucapkan kalau ditanyakan kembali.

Sosialisasi pada Masa Pubertas


Pada usia 10-11 tahun, tindakan pendidiknya itu sudah turut di kritik, bukan saja
dalam hubungannya dengan ajaran yang diberikan oleh pendidiknya, melainkan tindakan itu
sendiri sudah di nilai secara kritis apalagi kalau di perhatikan bahwa yang ditirunya pada
umur demikian, ialah terutama hal-hal yang di anggapnya dapat menonjolkan dirinya dalam
pandangan orang di lingkunganya. Orang demikian itulah yang dijadikab obyek identifiksi
oleh manusia pada masa pubertasnya. Bila kehidupan sosial di lingkungan sosial di
lingkungan keluarga orang tuanya atau di lingkungan kehidupany di sekolah tidak
memungkinkan manusia muda itu menjumpai obyek nya maka ia akan mencari di lingkungan
lain.

Pendidikan Kependudukan
Pendidikan diartikan sebagai usaha orang dewasa untuk membina, membimbing, dan
mengarahkan perkembangan anak sehingga ia memiliki corak dan struktur kepribadian yang
diinginkan dalam kenyataanya yang tampak tidak lain dari sikap yang diarahkan . untuk
mengarahkan sikap anak didik itu dikenal sebagai komponen pendidikan yang di dalamnya
di urai berarti bagian dari usaha pendidikan , yang dilaksanakan melalui dan menggunakan
program tertentu. Salah satu komponen pendidikan yang masih baru di Indonesia dewasa ini
bahkan menurut hakekatnya masih juga baru di dunia pendidikan ialah pendidikan
kependudukan. Pendidikan kependudukan ialah salah satu bagian pendidikan yang bertujuan
untuk mengusahakan perubahan sikap lama dan menumbuhkan serta membina sikap rasionoil
dan tanggung jawab pada anak didik dalam menghadapi persoalan-persoalan kependudukan
sehubungan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan jenis pendidikan ini, maka
pendidikan kependudukan itu diberikan di sekolah-sekoalh, mulai dari tingkat pendidikan
dasar sampai ke perguruan tinggi.

Tujuan Pendidikan Kependudukan


Pengertian dan penyadaran tentang faktor-faktor yang menyebabkan perkembangan
jumlah penduduk yang pest, serta interaksi yang erat antara perkembangan jumlah yang cepat
itu dengan program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat

Pemahaman mengenai sebab dan akibat dari besar kecilnya keluarga, serta hubungan
dengan situasi kehidupan dalam lingkungan masyarakat sekitar.
Sikap yang resionil dan bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan masyarakat
di lingkunganya.
Sikap yang bertanggung jawab dalam lingkungan kehidupan bangsa dan kehidupan
bangsa-bangsa dunia.

Ruang Lingkup Pendidikan Kependudukan


Setiap lingkungan kehidupan memiliki faktor-faktor obyektif dan faktor subyektif.
Faktor keduanya ini berperan dalam penentuan corak dan sifat lingkungan kehidupan. Faktor
tersebut memiliki bermacam potensi.pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan agar
anak didik dapat turut kelak kalau sudah dewasa menciptakan corak kehidupan yang baik
yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DI SEKOLAH DASAR

 Ada beberapa alasan untuk melakukan ppengkhususan salam pembicaraan dalam


buku tentang pendidikan kependudukan di sekolah dasar :
 Pendidikan kependudukan telah dikemukakan hal itu di berikan pada setiap taraf
lembaga pendidikan jadi juga taraf sekolah dasar
 Menurut kenyataan pendekatan persoalan pendidikan kependudukan harus dilakukan
tersendiri di sekolah dasar sehubungan dengan taraf perkembangan anak di lembaga
pendidikan
 Di sekolah dasar sistem pendidikanya belum menggunkan sistem guru sehingga guru-
guru di sekolah dasar dapat lebih mudah menentukan sendiri bila dihadapinya
kesempatan terbaik dalam keterangan jadwal pengajaran untuk memberikan
pendidikan kependudukan
 Hubungan anak-anak sekolah dasar dengan orang tuanya masih pada taraf yang lebih
terbuka kalau dibandingkan dengan hubungan anak-anak sekolah menengah pertama
 Walaupun oleh banyak ahli pendidikan kependudukan selalu dikemukakan bahwa
mengikutssertakan dalam pendidikan kependudukan yang diberikan kepada anak-
anak sekolah

Yang terakhir ialah pembaca buku ini adalah mereka yang mempersiapkan diri untuk menjadi
guru di sekolah dasar sehingga berdasarkan itu saja sudah selayaknya membicarakan
pendidikan kependudukan di sekolah dasar secara khusus.

PENDIDIKAN PRASEKOLAH

Sejarah Perkembangan Pendidikan Pra Sekolah


Di dalam sejarah perkembangan pendidikan seiring tampak tokoh pendidikan
muncul,yang mencurahkan persoalan-persoalan kepada pendidikan tokoh demikian ialah,
Comenius dalam abad ke 17, Pestalozzi dalam abad ke-18, dan Froebel dalam abad ke -19,
friedrich Froebel merasa tertarik pada pendidikan Froebel bertolak ke swiss untuk belajar
tentang pendidikan pada Pestalozzi pengalaman di lembaga pendidikan,yang di bukanya di
griesheim jerman tengah pada tahun 1816 merupakan pendorong besar baginya untuk belajar
pada Pestalozzi yang diutamakannya ialah mendidik ibu-ibu dan gadis-gadis menjadi
pendidik di kindergarten taman kanak-kanak yang di cita-citanya. Dari nama yang diberikan
kepada lembaga pendidikan telah dapat di tanggapi tujuanya di dalam pendidikan. Selain
gejala penderitaan yang ditimbulkan oleh peperangan baik karena adanya musuh di luar
negeri maupun kerusuhan di dalam Negara. Pada saat itu Froebel memang tampak
berkembangpesat dari perindustrianya yang mengakibatkan urbanisasi yanga amat cepat dan
karena pemahaman tidak mencukupi . untuk memahami gagasan Froebel sebaik-baiknya
perlu diketahui juga tentang keyakinanya. Asuhan yang dikehendaki oleh Froebel supaya
diberikan kepada anak-anak ialah penyediaan kemungkinan bagi anak-anak untuk
mendapatkan kesenangan dan kebahagian dalam hidupnya.
Maria Montessori
Tokoh kedua pendidikan anak-anak di bawah umur sekolah dasar kemudian diluaskan
juga usaha pendidikanya kepada anak sekolah dasar , beliau memberikan corak dan jalan
pemikiran seseorang banyak dipengaruhi keadaan yang dihadapinya. Montessori
menciptakan alat-alat, yang ditujukan untuk melatih indera murid pada waktu mentossori
mula-mula bertindak di lapangan pendidikan. Ada lagi yang menarik dari ajaran montossori
bagi pendidikan anak di dalam masa perkembangnya. Yang dimaksud ialah soal yang
menyangkut masa peka di dalam kehidupan manusia bila masa peka seorang individu untuk
suatu pengetahuan ataupun keterampilan. Ada satu hal yang khusus menarik perhatian di
dalam ajaran Montessori anak-anak bebas memilih kesibukanya dengan alat-alat latihan yang
tersedia mereka tidak diharuskan untuk berbuat yang sama pada ketika yang bersamaaan

Pendidikan Pra Sekolah di Indonesia


Sejak colonial telah di kenal Indonesia suatu kelas Froebel yang biasanya
digabungkan dengan sekoalh untuk anak-anak beland. Pada HIS untuk anak sekolah anak-
anak Indonesia dari lapisan atas di dalam masyarakat perkembangan pendidikan di Indonesia.
Menjelang perang dunia II kelas Froebel di ubah menjadi kelas persiapan. Setelah Indonesia
mencapai kemerdekaannya, ditentukanlah oleh pemerintah , bahwa pendidikan pra sekolah
belum dapat ditanggung oleh pemerintah , seperti halnya dengan pendidikan dasar. Yang
dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membantu usaha masyarakat seperti telah
dikemukakan dalam bagian di atas di lapangan pendidikan pra sekolah ialah mendidik gruru
yang akan bertugas di taman kanak-kanak itu. Jumlah taman kanaka-kanak dewasa ini telah
beberapa puluh lebih besar dari pada yang pernah ada pada zaman permulaan kemerdekaan
jumlah lembaga pendidikan guru untuk taman kanak-kanak pun sudah lebih besar sekarang
ini. Tampak belakang ini gejala yang semakin nyata untuk menjadikan taman kanak-kanak
suatu kelas persiapan bagi sekolah dasa.

Fungsi Pendidikan Prasekolah


Semakin maju suatu masyarakat sebagai akibat industrialisasi semakin banyak wanita
juga yang telah berkeluarga yang harus meninggalkan rumah tangganya pada siang hari untuk
bekerja di luar rumah . tetapi keadaan seperti di desa yang dilukiskan di atas ini tidak
dijumpai di kota-kota , kalau persoalan dinilai dari keadaan biasa dan konkrit berdasarkan
corak kehidupan tradisionil, maka hanya anak-anak di kota sajalah yang memerlukan
pendidikan prasekolah, dengan demikian hendaknya diusahakan dengan sebaik-baiknya, agar
perletakan fondasi itu dilaksanakan sesuai dengan tuntutan zaman modern , supaya kelak si
anak jangan canggungmenghadapi masaa kedewasaanya. Setlah kita lihat betaap perlunya
pendidikan pra sekolah itu sehubungan degan kesibukan kebanyakan ibu-ibu di dalam
masyarakat Indonesia dewasa ini,

Aspek-Aspek dalam Pendidikan Pra Sekolah


Pada hakekatnya struktur pola kejiwaan kedua kelompok anak bersamaan yang berbeda
hanya berkenaan dengan jasmaniah, maupun dengan keadaan kejiwaan anak.biarpun aspek
jasmaniah ini tidak terlalu banyak mendaapat perhatian , karena mendapat pelayanan
secekupnya di lingkunganorang tua sendiri, tetapi hendaknya dikemukakan juga di sini
beberapa hal yang harus mendapat perhatian gurudi taman kanak-kanak

Perkembangan Psikis Anak pada Umur Pra Sekolah


Taraf perkembangan anak pada masa prasekolah dapat diteliti pada corak pergaulanya
dengan orang-orang di lingkunganya. Di dalam pergaulanya itu ada dua unsure, yang
memberikan indikasi tentang corak perkembangan psikhis itu yakni : tindakan dan tingkah
laku anak, dan bahasa yang digunkanya. Kedua unsure itu mencerminkan hal-hal yang
memenuhi dan bergelora dalam kehidupan psikhis anak kecil itu. Baik kedua aspek itu diteliti
lebih lanjut, supaya lebih mudah mengambil kesimpulan tentang tindakan pendidikan di
lembaga prasekolah

Peranan Eksplorasi dalam Kehidupan Anak Pra Sekolah


Di dalam kerangka ini hendaknya dikemukakan disini, bahwa didaktik modern
menginginkan dari pendidikan sekolah agar dorongan meneliti itu deperkembang . dikatakan
demikian, oleh karena hendaknya sekolah menanamkan dalam kejiwaan anak sikap hidup
modern. Padahal dalam kehidupan anak sekitar 4 tahun ini masa I prasekolah , eksplorasi
yang dilakukanya dan dorongan oleh rasa ingin tahu untuk mendapatkan keamanan sendiri ,
menurut hakekatnya tidak beda denganpertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan manusia
modern itu kepada dirinya, hal ini hendaknya mendapat perhatian setiap pendidik , baik di
sekolah maupun di lingkungankeluarga sendiri.
PENDIDIKAN ANAK BERKELAINAN

Pengertian Anak Berkelainan


Penggunaan istilah anak berkelainan memang maksud untuk menunjukkan suatu
kelainan pada anak-anak tertentu, sehingga mereka memerlukan pendidikan yang khusus
diberikan kepada mereka sehubungan dengan kelainan itu . kelainan itu dapat berkenaan
dengan perkembangan psikhis sehingga anak berkelainan itu menunjukkan hal-hal yang
menyebabkan dia harus mendapat perhatian khusus dan dapat juga karena perkembangan
atau keadaan fisiknya, bahkan ada yang berkenaan dengan perkembangan emosionalitasnya.

Tujuan Pendidikan anak Berkelainan


Penyelenggaran pendidikan untuk anak berkelainan harus berpedoman pada undang-
undang pendidikan dan pengajaran di dalam pasal 4 dari undang-undang itu di katakana,
bahwa pendidikan akan didasarkan pada asas-asas terdapat dalam pancasila,.

 Pendidikan itu diadakan berdasarkan kepercyaan akan kebesaran tuhan, yang


mengasihi semua manusia
 Demokrasi di dalam hidup kenegaraan memberikan hak kepada setiap warga Negara
untuk mendapatkan pendidikan
 Setiap anak merupakan tenaga potensial untuk membangun Negara
 Anak sanggup menghayati sendiri kemampuan diri pribadinya
 Anak dapat menerima kelainanya dengan sikap positif
 Keterampilan psikhis dan fisik yang membuat anak berkelainan itu berterima bagi
lingkunganya.

Perkembangan Usaha Pendidikan Anak Berkelainan


Yang menarik perhatian dalam sejarah perkembangan pemberian bantuan kepada
orang berkelainan itu, ialah kelompok Negara atau bangsa yang terutama mengadakan usaha
dan lapangan pemberian bantuan . perubahan sikap secara umum terhadap nasib orang
berkelainan itu baru muncul pada permulaan abad ke-19 sifat perhatian itu terutama di
dorong oleh cita-cita keagamaan sehubungan dengan itu maka corak bantuan yang diberikan
masih terutama bersifat amal. Perhatian itu mendapat kenyataannya dengan pembukaan
lembaga.
Pemerintah , Masyarkat dan Tanggung Jawabnya
Di dalam UUD 1945 dalam undang-undang pendidikan dan pengajaran no.4/50 yo no.
12/54 dapat dibaca, bahwa asas kehidupan bernegara di ndonesia , ialah demokrasi dalam
suatu Negara yang demokratis hakekat kemanusiaan individu mendapat penghargaanya. Oleh
karena keadaan perekonomian Negara sampai sekarang ini belum memungkinkan pemberian
perhatian sepenuhnya kepada persoalan sekitar pendidikan anak-anak berkelainan, maka
kepada masyarakat di anjurkan agar masyarakat berpartisipasi penuh di dalam hal ini jadi
bersamaan dengan yang dijumpai di lapangan pendidikan prasekolah.

Penyediaan Lembaga Pendidikan untuk Anak Berkelainan


Setelah ditelaah kewajiban pemerintah dan kesanggupanya memberikan pendidikan
bagi anak-anak yang berkelainan dewasa ini, ada baiknya dilihat sejenak sampai di mana
usaha masyarakat Indonesia memenuhi yang diharapkan mengenai kelompok anak-anak ini..
hal iu disebabkan kurangnya alat-alat untuk mengadakan perhitungan yang diperlukan

Hambatan dan kesulitan dalam pendidikan

 Si anak mungkin belum matang untuk mengikuti pelajaran di kelas I sekolah dasar
ingat akan irama dan kecepatan perkembangan manusia , yang diuraikan dalam buku
tentang psikologi perkembangan
 Metode mengajar yang digunakan oleh guru mungkin tidak merangsang anak belajar
 Anak mungkin juga menderita kekurangan psikhis tertentu, umpamanya tidak dapat
melihat bilangan selalu salah melihat rangkaian huruf dan sebagainya sehingga ia
mengalami kesulitan belajar
 Anak mungkin juga menderita kekurangan dalam penglihtan atau pendengaran
sehingga ia menderita kesulitan dalam belajar
 Mungkin juga si anak terlalu emosionil, sehingga keadaan ini merupakan penganggu
baginya untuk belajar
 Mungkin ada beberapa hal yang merupakan penganggu dalam proses belajar anak dan
sebagainya.
 Kelainan karena gangguan dalam sosialisasi dengan lingkungan

Manusia berdasarkan hakekatnya sebagai makhluk sosial selalu hidup dalam


hubungan dengan sesamenya manusia dan di kelilingn oleh benda, hubungan manusia dengan
lingkunganya ada yang berlatarkan aspek biologis yang mempunyai efeknya atas keadaan
psikis si individu

Sifat Autisme sebagai Kelainan


Perkataan otisme ada juga yag menyebutnya otitik berasal dari peristilahan yang
diberikan oleh bleuler yang di maksud dengan otisme itu ialah gejala psikis yang
menunjukkan si penderita seakan-akan kehilangan hubngan dengan keyataan hidup gejala ini
tampak pada anak yang tidak menunjukkan sifat kekanakan , kesulitan yang dihadapi dengan
anak yang menderita kelainan otitik ia ialah keterbatasan perhatinya kepada dunia diluarnya
membuat dia tidak menaruh perhatian sedikit pun terhadap pelajarn yang di sukainya.

Anak Psikhopatis
Anak psikopatis umumnya banyak menimbulkan persoalan dan kesulitan pada semua
orang yang bertugas di lapangan pendidikan sejak kecilnya anak demikian sudah mendapat
penilaian orang tuanya sebagai anak yang banyak menimbulkan kesukaran anak demikian di
anggap tidak dapat menyesuiakan dirinya pada lingkungan akibatnya ialah : anak yag
psikohopatis itu selalu dalam keadaan konflik dengan manusia-manusia lingkunganya,
dengan orang tuanya, dengan saudara-saudaranya, dengan teman sepermainan, dan guru-guru
di sekolah

Anak yang Neurotis


Neurose diakibatkan konflik psikis pada latar emosionalitas neurose itu dapat timbul
karena suasana di lingkungan orang tua anak, maupun karena pengalaman anak di sekolah,
neurose ini hanya muncul dalam kondisi psikis tertentu, antara lain taraf dan kwalitas
keharuan emosionalita anak amat sensitive sedang kekuatan atau kekuasaan tidak ada
padanya untuk melaksanakan dorongan keharuan itu.

Persoalan Sekitar Penyesuain Diri


Tiap fase perkembangan manusia itu mempunyi masalahnya, tetapi ada beberapa fase
perkembangan yang terkenal karena khusus menimbulkan kesukarn dan persoalan, yang
dapat mengakibatkan perubahan dalam jalan hidup seorang individu yang amat terkenal ,
ialah yang disebut fase praburtas dan pubertas oleh karena jangkauan dan ruang lingkup buku
ini tidak mengizinkan pembicaraan tentang masa pubertas.
PENDIDIKAN ANAK-ANAK BERKELAINAN

Pendidikan Anak yang Luar Biasa Pandai (brilyan)


Anak-anak yang digolongkan dalam kelompok brilyan ini baru menimbulkan
persoalan sejak abad ke19 untuk memcahkan kesulitan yang diimbulkan oleh besarnya minat
terhadap sekolah sehingga penyedian guru tidak mungkin pemenuhan tuntutan itu usaha
menanggulangi gejala mengakibatkan penemuan penelitian intelegasi oleh binet , akan tetapi
kalau pun usaha mengumpulkan mereka terbentuk pada ketiga persoalan yang orang di dunia
pendidikan mengakui bahwa sampai sekarang masih terlalu sedikit diberikan perhatian
kepada mereka

Pendidikan Anak-Anak Debil


Anak yang mempunyai kelainan psikhis , yang ditimbulkan oleh rendahnya taraf
kecerdasanya, ialah anak yang disebut debil.dalam penggolongan menurut IQ mereka ini
termasuk kelompok anak-anak yang mempunyai IQ di antara 51 dan 70 , atau kalau diukur
dengan tahun kecerdasan atau mental age maka mereka disebut sama kecerdasanya dengan
anak-anak berumur 9 tahun.

Pendidikan Anak-Anak Imbelis


Golongan anak imbelis, yang mempunyai IQ di antara 30 dan 50 jauh lebih banyak
menimbulkan persoalan untuk pendidikan, taraf kecerdasannya, seperti yang jelas tampak
dari IQ nya rendah walaupun masih lebih tinggi dari IQ anak-anak idiot .
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KEUNGGULAN BUKU

Pada buku Abdul Kadir juga memiliki banyak keunggulannya, pada buku dasar-dasar
pendidikan yang saya baca pembahasannya sangat banyak tentang ilmu-ilmu kependidikan
seperti hakikat pendidikan sampai dengan permasalahan dalam pendidikan pembahasan
dalam buku ini sangat luas dalam materi-materinya sehingga pembaca dapat mengetahui
banyak pengetahuan tentang pendidikan, dan di dalam buku dasar-dasar pendidikan juga
latihan soal-soal serta lembar power pointdan langkah-langkah perkuliahan, sehingga
mahasiswa mudah mengerti dan memahami dalam belajar.

Buku Prof.I.P. Simandjuntak,M.A. sudah bagus di pelajari oleh para pendidik di dalan
buku ini membahas bagaimana cara pendidikan berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan
pendidikan kependudukan serta pendidikan anak berkelainan, di dalam teori-teori tersebut
dalam menjelaskan materi atau poin sudah baik,dan keunggulan dari buku ini juga pada
setiap bab nya memiliki rangkuman dan soal latihan, meskipun buku ini sudah lama di
terbitkan tetapi buku ini bagus dan bisa menjadi pedoman bagi seorang pendidik yang dapat
di ajarkan oleh peserta didiknya.

3.2 KELEMAHAN BUKU

Dalam buku Abdul Kadir kelemahan dalam bukunya banyak kata-kata sulit
dimengerti misalnya seperti ” strategi disposisional,Phenomenologis,behavioral sehingga
pembaca sulit dalam mengerti dalam membacanya serta tidak memiliki gambar.

Kelemahan dalam buku Prof.I.P.Simandjuntak, M.A dalam isi bukunya tidak banyak
menjelaskan materi keseluruhan dalam pendidikan hanya saja interksi dalam pendidikan dan
pendidikan anak berkelainan tidak menjelaskan tujuan pendidikan dan sebagainya, dalam
materi lainya tidak di sajikan di dalam buku ini sehingga pembaca belum banyak
mendapatkan pengetahuan tentang apa itu pendidikan dan cover dalam buku ini sangat
sederhana sehingga pembaca kurang tertarik untuk membaca buku ini.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari generasi kegenerasi pengajaran, pada dasarnya
pendidikan itu dapat mempelajari bagaimana berinteraksi baik dengan guru dan lingkungan
sosial. Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus berinteraksi
seorang pendidik tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi juga berinteraksi dengan
kehidupan sosial yaitu dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai lingkungan sosial. Dan
sebagai seorang pendidik harus memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada peserta
didik agar pendidikan menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang.

4.2 SARAN
Pendidikan sangat penting bagi seorang individu untuk mendapatkan pengetahuan
agar peserta didik menjadi lebih berpendidikan dan dalam pendidikan itu siapa saja boleh
mengikuti pendidikan baik itu anak didik yang berkelainan dalam pisiknya, seorang pendidik
dalam mengajar dengan baik dan memberi pengetahuan dan pelajaran yang bermanfaat bagi
anak didiknya.
DAFTAR PUSTAKA

Dasar-Dasar

Pendidikan, D.-D. (2012). Abdul Kadir. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Ilmu Pendidikan, I. (1972). Prof.I.P.Simandjuntak,M.a. Bandung: N.V.MASA BARU.

Anda mungkin juga menyukai