Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KARAKTER MASYARAKAT

DESA BURAT DUSUN KRUNGSUNG


“Disusun guna memenuhi tugas UAS mata kuliah Pendidikan Karakter”

Dosen Pengampu:

Dr., Nur Khotimah., S.Ag., M.pd.I

Disusun Oleh:

AMRI MUDLOFI ( 2020010237 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL – QUR’AN (UNSIQ)
WONOSOBO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Karakter...................................................................................3

2.2 Karakteristik di ponpes al asyariyah 9...................................................3

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................17

3.1 Kesimpulan..........................................................................................17

3.2 Saran....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah “Pendidikan Karakter” dengan baik
sebagaimana yang diharapkan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menyempurnakan akhlak dan budi pekerti.

Tidak lupa, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah pendidikan karakter Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran khususnya
dari dosen pengampu serta para pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wonosobo, 28 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kemendiknas, karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budipekerti,
perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Seseorang yangberkarakter
baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaikterhadap Tuhan,
dirinya, sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Untukmelahirkan generasi yang
berkarakter baik diperlukan proses. Proses inilah kemudiandikenal dengan pendidikan
karakter.Pendidikan karakter adalah suatu proses transfer nilai dari pendidik
kepadapeserta didik, sehingga nilai tersebut diketahui, disadari dan dikukuhkan
dalampraktik kehidupan.
Pendidikan karakter harus dilaksanakan secara simultan. Biladilakukan di
sekolah, maka semua komponen (pemangku pendidikan) harusdiperhatikan, seperti isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penangananatau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas ataukegiatan ko-kurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerjaseluruh civitas pendidikan. Di
samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagaiperilaku warga sekolah dalam
menyelenggarakan pendidikan. Jadi pendidikankarakter di sekolah adalah segala
sesuatu yang dilakukan warga sekolah, yangmampu mempengaruhi karakter peserta
didik. Guru sebagai unsur penting darisekolah harus membantu pembentukan karakter
peserta didik. Hal ini mencakupketeladanan cara berbicara atau menyampaikan
materi pelajaran sampai kepadaketeladanan bersikap.Bila kita cermati, pendidikan
karakter sejatinya memiliki esensi dan maknayang sama dengan pendidikan akhlak,
bertujuan membentuk kepribadian pesertadidik agar menjadi orang yang baik. Orang
yang baik adalah orang yang menjunjungtinggi nilai-nilai sosial tertentu, baik nilai itu
dipengaruhi oleh agama maupunbudaya (kearifan lokal) bangsanya. Oleh karena itu,
hakikat dari pendidikan karakterdi Indonesia adalah proses transfer nilai religiusitas yang
bersumber dari al-Qur’an,al-Hadis dan budaya bangsa Indonesia yang adi luhung.
Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan
pendidikan karakter di intitusi pendidikan, terutama di lingkungan formal. Tuntutan
tersebut didasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya
kenakalan remaja, seperti tawuran, terlibat narkoba, terjebak perilaku seks bebas, korupsi
merajalela, dan berbagai kasus dekadensi moral lain yang melanda di negeri ini. Hal ini
terjadi bukan saja di kota-kota tetapi juga di desa-desa dan di hampir segala sektor
kehidupan. Oleh karena itu, institusi pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan
generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya pembentukan kepribadian
peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapatdirumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana pendidikan karakter anak – anak dan remaja di desa burat dusun
krungsung?
2. Apa saja permasalahan-permasalahan yang dihadapi terhadap pendidikan karakter
anak-anak dan remaja didesa burat dusun krungsung?
3. Apa sajakah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan karakter
disdesa burat dusun krungsung ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dari rumusan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah untuk mengetahui :
1. Peranan madrasah terhadap pendidikan karakter didesa burat dusun krungsung.
2. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi terhadap pendidikan karakter didesa burat
dusun krungsung.
3. Solusi dalam meningkatkan pendidikan karakter didesa burat dusun krungsung .

BAB II

PEMBAHASAN

Di desa saya tepatnya Dusun Krungsung, Desa Burat merupakan suatu desa kecil
yang sejuk dimana di sepanjang desa masih banyak terdapat pepohonan yang rindang dan
hamparan sawah yang begitu luas. Satu hal yang menarik perhatian saya di desa ini adalah
perubahan karakter dan pola pikir masyarakatnya. Dulu wangkaldoyong terkesan seperti desa
yang sepi dengan jarangnya kegiatan – kegiatan yang di lakukan oleh warga setempat.
Kebanyakan dari pemuda dan orang tua lebih memilih pergi merantau ke luar kota untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, imbasnya kehidupan di desa pun menjadi cenderung sepi,
kalaupun ramai juga hanya pada momen tertentu seperti, lebaran dan tahun baru.
Namun sekarang kehidupan masyarakat desa ini seolah berubah, hal ini di tandai
dengan banyaknya kegiatan – kegiatan positif yang mulai menjamur di masyarakat.
Contohnya saja dari sisi pendidikan anak usia dini, di desa kecil ini terdapat 2 sarana
pendidikan anak yaitu Taman kanak – kanak (TK) dan TPQ/MDA. Dua sarana pendidikan
yang dulunya sepi itu kini sudah ramai dengan murid / anak didik yang kebanyakan dari desa
burat, Jika kita ke desa ini di pagi hari kita akan di suguhkan pemandangan anak – anak TK
yang seringkali belajar keluar mengenal lingkungan seperti berjalan mengunjungi peternakan
kambing, belajar bagaimana kambing itu hidup sekaligus belajar memberi makan nya,
kemudian belajar mengenal tumbuhan seperti padi, singkong dengan cara membawa anak –
anak TK tersebut ke persawahan/perkebunan desa serta masih banyak lainnya. Dan yang tak
kalah menarik tentu kondisi TPQ/MDA yang sekarang telah ramai oleh anak – anak yang
ingin belajar pendidikan agama, jika kita ke desa ini pada sore hari kita akan menyaksikan
anak – anak TPQ/MDA belajar dengan bahagianya, satu hal yang membuat hati saya bergetar
adalah sebelum pulang di depan sekolah TPQ/MDA anak – anak yang masih berusia sekitar 4
– 8 tahun itu berbaris dan bersama – sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Yalal
wathon (lagu yang identik dengan Nahdotul Ulama/NU). Bagaimana tidak, untuk anak seusia
itu banyak yang sudah hafal dan dengan semangatnya menyanyikan kedua lagu Perjuangan
tersebut. Dari sini saya melihat ada suatu pembangunan karakter sejak usia dini yang coba di
terapkan oleh para ustadz / guru meraka yang merupakan para warga desa wangkaldoyong.
Mereka ingin agar anak – anak dusun wangkaldoyong menjadi anak – anak yang terdidik,
cerdas dan cinta pada tanah air sehingga anak – anak tersebut dapat menjadi generasi penerus
bangsa yang dapat di banggakan di kemudian hari.

Tak cukup hanya di situ di luar pendidikan formal pun anak – anak juga di biasakan
untuk bermasyrakat, seperti setiap malam jumat ada kegiatan rutinan Yasinan & Tahlil. Jika
di desa lain Yasin & tahlil biasanya hanya di lakukan oleh orang tua maka di Krungsung anak
– anak pun sudah di biasakan untuk Yasinan & Tahlil sejak usia dini, bahkan di desa yang
mayoritas Warganya NU ini Yasinan anak – anak di bagi dua, yaitu jemaah anak laki – laki
dan jemaah anak perempuan. Dengan adanya kegiatan tersebut secara tidak langsung anak –
anak dapat saling berinteraksi secara langsung satu sama lain yang mana tentu hal ini
merupakan hal yang sangat positif mengingat sekarang dengan kemajuan teknologi tak
sedikit anak yang hanya mengurung diri di rumah sambil memainkan gadgetnya.

Kemudian dari sisi anak – anak yang beranjak remaja hingga dewasa pun kini
memiliki kegiatan rutinan yang tak kalah menarik, yaitu Maulidan. Ya maulidan merupakan
kegiatan spirutual yang di lakukan di bulan maulid untuk memperingati maulid Nabi
Muhammad SAW, yang juga sekaligus di maksudkan untuk meningkatkan rasa cinta pada
Nabi. Namun  istimewanya di dusun Wangkaldoyong Kegiatan Maulidan bersama tidak
hanya di lakukan ketika datangnya bulan maulid, tetapi di setiap bulan satu minggu sekali.
Kegiatan ini di lakukan di mushola – mushola desa seperti di Rt saya Rt 1 Maulidan di
laksanakan setiap malam sabtu, kemudian Rt 3 yaitu setiap malam selasa dan Rt 2 setiap
malam kamis. Dapat di bayangkan bagaimana pemandangan itu dapat kita lihat dan dengar
hampir setiap hari yang tentu saja membuat desa ini menjadi lebih berwarna dengan maulidan
dan lantunan sholawat yang  terus di kumandangkan dengan semangat dan rasa cinta kepada
nabinya.

Dari sisi organisasi kemasyarakatan pun di burat terdapat IPNU (Ikatan Pelajar
Nahdhotul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdhotul Ulama) yang aktif
menjalankan kegiatannya, bahkan dari wadah itu juga terbentuk dua Grup Hadroh & Majelis
Sholawat  yang tentunya menambah nilai Plus dan Kesyemarakan. Selain itu tak hanya
tentang organisasi kegamaan, organisasi lain pun juga hidup di desa ini seperti karang taruna
dan tentunya panitia Lomba hari kemerdekaan atau kami seringkali menyebutnya panitia
agustusan. Dimana panitia yang mayoritas para pemuda ini setiap tahun dengan konsisten
bersama – sama berusaha meraimakan dan menyemarakan desa ini di hari ulang tahun
Republik Indonesia.

Dari beberapa kegiatan tersebut tentu akan semakin meningkatkan kebersamaan dan
rasa kekeluargaan antar warga desa khususnya untuk para anak – anak dan pemuda desa.
Tentu hal – hal tersebut membuat saya seringkali tersenyum kecil dan berfikir bahwa benar
kata orang kebahagiaan itu kita yang menciptakan sendiri. Atau jika saya tafsirkan ke dalam
kehidupan desa, saya baru menyadari ternyata memang tidak begitu penting berlomba –
lomba membangun bangunan yang banyak di desa, tidak juga terlalu penting untuk
memaksakan desa kita harus punya ini itu, atau bahkan barangkali tidak perlu juga untuk
membanding – bandingkan desa kita dengan desa lain yang lebih maju. Tetapi satu hal yang
paling sederhana namun begitu penting ialah Kebahagian desa dapat tercipta dari
kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang terjalin erat antar warga desa itu sendiri. Dan dari
sudut pandang saya cara paling bijak untuk mewujudkan itu semua adalah dengan
membangun karakter dan merubah pola pikir masyarakat desa ke arah yang lebih positif,
yaitu sejak dini terutama kepada anak – anak generasi penerus bangsa atau anak – anak
generasi penerus desa. Karena dari setiap kegiatan – kegiatan positif yang mereka lakukan
bersama tentu akan meningkatkan Kualitas SDM (sumber daya manusia) desanya serta pada
akhirnya dapat memberi dampak yang positif bagi kelangsungan dan kemajuan Desa mereka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan masyarakat desa ini seolah berubah, hal ini di tandai dengan banyaknya
kegiatan – kegiatan positif yang mulai menjamur di masyarakat. Contohnya saja dari sisi
pendidikan anak usia dini, di desa kecil ini terdapat 2 sarana pendidikan anak yaitu
Taman kanak – kanak (TK) dan TPQ/MDA. Dua sarana pendidikan yang dulunya sepi itu
kini sudah ramai dengan murid / anak didik yang kebanyakan dari desa burat, Jika kita ke
desa ini di pagi hari kita akan di suguhkan pemandangan anak – anak TK yang seringkali
belajar keluar mengenal lingkungan seperti berjalan mengunjungi peternakan kambing,
belajar bagaimana kambing itu hidup sekaligus belajar memberi makan nya, kemudian
belajar mengenal tumbuhan seperti padi, singkong dengan cara membawa anak – anak
TK tersebut ke persawahan/perkebunan desa serta masih banyak lainnya. Dan yang tak
kalah menarik tentu kondisi TPQ/MDA yang sekarang telah ramai oleh anak – anak yang
ingin belajar pendidikan agama, jika kita ke desa ini pada sore hari kita akan
menyaksikan anak – anak TPQ/MDA belajar dengan bahagianya, satu hal yang membuat
hati saya bergetar adalah sebelum pulang di depan sekolah TPQ/MDA anak – anak yang
masih berusia sekitar 4 – 8 tahun itu berbaris dan bersama – sama menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan Yalal wathon (lagu yang identik dengan Nahdotul Ulama/NU).
Bagaimana tidak, untuk anak seusia itu banyak yang sudah hafal dan dengan
semangatnya menyanyikan kedua lagu Perjuangan tersebut. Dari sini saya melihat ada
suatu pembangunan karakter sejak usia dini yang coba di terapkan oleh para ustadz / guru
meraka yang merupakan para warga desa wangkaldoyong. Mereka ingin agar anak – anak
dusun wangkaldoyong menjadi anak – anak yang terdidik, cerdas dan cinta pada tanah air
sehingga anak – anak tersebut dapat menjadi generasi penerus bangsa yang dapat di
banggakan di kemudian hari.

B. Saran
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan bagi
pembaca semuanya.serta diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini,baik pembaca
maupun menyusun dapat menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam
dalam kehidupan sehari hari.walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad
SAW,setidaknya kita termasuk golongan kaumnya.

DAFTAR PUSTAKA

APPI. 2010. Rekomendasi Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter Bangsa.


Konferensi dan Workshop tentang Peran Pendidikan dalam Pembangunan Karakter Bangsa
pada 16—17 Oktober 2010 di Universitas Negeri Malang (UM).

Budimansyah, D. 2007. “Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks Civic Education di Negara-


negara Berkembang”, Jurnal Acta Civicus, Vol.1 No.1, hlm.11-26.

Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat Dokumentasi


Depdiknas.

Depdiknas. 2005. Undang-undang Guru dan Dosen. Bandung: Adicita Karya Nusa.

Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Guru dalam Jabatan. Jakarta: Direktorat Peningkatan
Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter. Roma: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Kepausan Salesian.

Raka, I.I.D.G. 2008. Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa: Menengok Kembali
Peran Perguruan Tinggi. Bandung: Majelis Guru Besar ITB.

Anda mungkin juga menyukai