Anda di halaman 1dari 26

RESENSI BUKU

MANAJEMEN PENDIDIKAN
Karya: Mohamad Mustari, Ph.D.
Tugas Resensi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan
Dosen pengampu:
Elfridawaty M.Dhuhani M.Pd

Disusun Oleh:
Nama : Safitriana Bey
Nim : 160301005
Kelas : PAI-A
Semester : III

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
AMBON
2017
RESENSI BUKU MANAJEMEN PENDIDIKAN

A. IdentitasBuku
1. Judul Buku : Manajemen Pendidikan
2. Pengarang : Mohamad Mustari, Ph.D
3. Penerbit : Raja Wali
4. ISBN : 978-979-769-775-4
5. Edisi/Cet : 1/II
6. TahunTerbit : 2015
7. Bahasa : Indonesia
8. Jumlah Halaman : 249 Hlm
9. Kertas Isi : HVS
10. Cover : Soft
11. Ukuran : 16 x 23 cm
12. Berat : 400 Gram
13. Kondisi : Lama
14. Harga :

B. Resensi Buku
1. Isi Pembahasan Buku
Perubahan sosial dan globalisasi telah menimbulkan ekonomi pengetahuan bar
mana isu esensialnya adalah apa yang disebut sebuah pengetahuan dalam sebuah organi
bagaimana pengetahuan ini ditransmisikan dan dipelihara, siapa yang memilikinya,
bagaimana ini menjadi milik bersama. Demikianlah, globalisasi memengaruhi segi-
ekonomi, politik, kultural, teknis, dan sosial di semua negara, yang secara tak terelak
membawa pada ketidakpastian (uncertain); misalnya, dalam pasar kerja yang sedang beruba
Di sinilah manajemen pendidikan, sebagai suatu ilmu khusus yang menan
pengorganisasian pendidikan, perlu memberikan jawaban pada ketidakpastikan tadi da
rangka perannya sebagai perangkat untuk memerangi ekslusisosial. Manajemen pendid
dituntut untuk menjawab tantangan di masa-masa mendatang yang berkaitan den
manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegi
yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama kelompok manusia yang tergabung da
organisasi pendidikan dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan efesien, u
mendaya gunakan semua sumber dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendid
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Buku ini berupaya untuk menemukan garis besar yang ada pada seluk b
manajemen pendidikan di Indonesia berdasarkan pada pengalaman mengurus mas
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang:

A. Pengertian Manajemen Pendidikan


Secara umum manajemen adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk menc
tujuan tertentu. Banyak sekali pendapat para ahli tentang defenisi manajemen di antaranya:
1. Hasibuan (1995), manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfa
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secar efektif dan efisien u
mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Henry Fayol, manajemen menganudung gagasan lima fungsi utama yaitu, meranc
mengorganisasian, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
3. Hilman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan o
lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
4. Rohiat (2010), manajemen adalah melakukan pengelolaan sumberdaya yang dim
oleh sekolah atau organisasi yang di antaranya adalah manusia, uang, met
materiil, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu pros

Sedangkan manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan y


berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung da
organisasi penidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelum
agar efektif dan efesien.

B. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan


Tujuan dan manfaat manajemen pendidikan anatara lain:
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efe
menyenangkan dan bermakna (Pakemb).
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mem
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdas
akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
Negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjang
kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien.
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas adminis
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagaimana jer atau konsultan manaje
pendidikan).
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan.
1. Planning
Planning adalah merencanakan atau perencanaan, yang terdiri dari lima hal, yaitu:
a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan bagaiam
melakukannya.
b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja untuk menc
efektifitas maksimum melalui proses penentuan target.
c. Mengumpulkan dan menganalisis informasi.
d. Mengembangkan alternative-alternatif.
e. Mempersiapkan dan mengomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-keputu
2. Organizing
Organizing adalah pengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan susu
organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit ada dalam organisasi
3. Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupa penyusunan person
pada suatu organisasi dan pengembangannya sampai dengan usaha agar pet
member daya guna maksimal kepada organisasi.
4. Directing
Directing merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha mem
bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan da
pelaksanaan tugas masing-masing bawahan tersebut, agar tugas dapat dilaksana
dengan baik dan benar-benar tujuan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
5. Leading
Leading adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebab
orang-orang lain bertindak.
6. Coordinating
Coordinating adalah salah sat fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegi
agar tidak terjadi kekacauan, percekokan, kekosongan kegiatan, dangan j
menghubung-hubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan pekerjaan-peker
bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tu
bersama atau tujan organisai.
7. Motivating
Motivating atau pendorong merupakan pemberian inspirasi, semangat kepada bawa
agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang dikehendaki
atasan tersebut.
8. Controlling
Controlling merupakan pengadaan penilaian dan sekaligus pengadaan koreksi sehin
bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik se
lisan maupun secara tulisan.
10. Forecasting
Forecasting adalah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taks
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rencana yang l
pasti dapat dilakukan.

D. Prinsip Manajemen Pendidikan


Douglas merumuskan prinsip-prinsip manajemen pendidikan sebagai berikut:
1. Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekani
kerja.
2. Mengoordinasikan wewenang dan tanggung jawab.
3. Memberikan tanggung jawab pada personel sekolah hendaknya sesuai dengan s
sifat dan kemampuannya.
4. Mengenal secara baik faktor-faktor psikologis manusia.
5. Relativitas nilai-nilai.

E. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Secara yuridis, ruanh lingkup manajemen pendidikan yang dilaksanakan oleh ke
sekolah di sekolah mengacu pada Permendiknas No. 19 thn 2005 tentang Pengelo
Sekolah/Madrasah adalah:
1. Rencana program sekolah
2. Pelaksanaan program sekolah
3. Kepemimpinan
4. Pengawasan/evaluasi
5. System informasi manajemen

F. Urgensi Manajemen Pendidikan


Dalam ranah aktivitas, implementasi manajemen terhadapa pengelolaan pendid
haruslah berorientasi pada efektifitas (ketepatgunaan) terhadap segala aspek pendidikan
dalam pertumbuhan, perkembangan, maupun keberkahan (dalam perpektif syariah). Beriku
merupakan urgensi manajemen terhadapa bidang manajemen pendidikan:
1. Manajemen Kurikulum
2. Manajemen Kesiswaan/Peserta Didik
3. Manajemen Saran dan Prasarana
4. Manajemen Tenaga Pendidik (teacher development dan staff development)
5. Manajemen Hubungan Masyarakat
1. Manajemen sebagai suatu system
2. Manajemen sebagai suatu proses
3. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

H. Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku manajemen pendidikan adalah:
1. Interaksi antarmanusia
2. Iklim organisasi
3. System pendidikan yang dianut (sisdiknas)
4. Lingkungan eksternal

I. Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan


1. Visi
Visi adalah wawasan yang menjdi sumber aahan bagi sekolah dan digunakan u
memandu perumusan visi sekolah. Dengan kata lain, visi adalah pandangan jau
depan sekolah akan dibawa.
2. Misi
Misi adalah tindakan untuk mewujudkan/merelisasikan visi tersebut. Dengan kata
misi adalah bentuk layanan bentuk layangan untuk memenuhi tuntunan y
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
3. Sasaran
Bertolak dari visi dan misi, selanjutnay sekolah merumuskan tujuan. Tujuan merupa
“apa” yang akan dicapai/dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan dan “kap
tujujan akan dicapai. Dengan demikian, tujuan pada dasarnya merupakan taha
wujud sekolah menuju visi yang telah dicanangkan.
4. Tujuan
Meskipun sasaran bersumber dari tujuan namun dalam penentuan sasaran yang m
dan berapa besar kecilnya sasaran, tetap harus didasarkan atas tantangan nyata y
dihadapi oleh sekolah.
a. Mengidentifikasi Tantangan Nyata Sekolah
b. Merumuskan Sasaran (Tujuan Situasional)
c. Mengidentifikasi Fungsi-Fungsi yang Diperlukan untuk Mencapai Sasaran
d. Melakukan Analisis SWOT
e. Alternatif Langka Pemecahan Persolan
f. Menyusun Rencana dan Program Peningkatan Mutu Baru

BAB II
Anak yang baru lahir tak berdaya sama sekali. Anak itu takkan dapat hidup bila ibunya
segera menyusui dan memeliharanya. Dalam bulan-bulan pertama bayi itu hanya membutuh
ibunya. Ia hidup dalam lingkungan yang sekecil-kecilnya dan mesra-mesranya: lingkungan
dan anak.
Di situ ia belajar bertingkah laku sebagaimana pantasnya dalam hidup bersama den
orang lain. Ia belajar menyesuaikan diri dengan orang lain dan menghormati kepentingan o
lain. Ia belajar berbuat seperti orang lain: ia meniru kelakuan para anggota keluarga. M
cukuplah umurnya untuk dipersiapakan untuk kehidupan dalam lingkungan hidup y
terbesar: lingkungan masyarakat.
Dalam masyarakat yang sederhana pendidikan anak laki-laki dijalankan oleh ayah
pendidikan anak perempuan oleh ibu. Dalam masyarakat yang lebih terbelit-belit sekola
yang menjalankan sebagian besar tugas itu. Anak itu mendapat pendidikan dan pengaja
hingga ia akhirnya dapat berdiri sendiri.
Sekarang nilai pengajaran dan pendidikan itu dapat kita temukan lagi lebih lanjut dan
katakan:
1. Pendidikan dan pengajaran adalah usaha-usaha untuk mengembangkan masyaraka
2. Cerita-cerita yang dilisankan turun-temurun tentang adat istiadat, pekerjaan
agama merupakan satu-satunya bahan pendidikan yang utama bagi anak-anak.
3. Sejarah, agama, dan pengetahuan teknik merupakan tiga sumber pendidikan
pengajaran.

B. Pendidikan Masyarakat Homogen


Pendidikan masyarakat homogen ini terdiri dari:
1. Pendidikan Masyrakat Nelayan
2. Pendidikan Masyarakat Berburu

C. Pendidikan Masyarakat Heterogen


1. Pendidikan Masyarakat Peternak
2. Pendidikan Masyarakat Petani

D. Pendidikan Demokratis

BAB III
MANAJEMEN KURIKULUM
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang:
A. Pengertian Kurikulum
Istilah “kurikulum” pada mulanya digunakan dalam dunia olah raga pada za
Yunani Kuno. Curriculum, barasal dari kata Curir,artinya pelari; dan Curere artinya tem
istilah ini, kiranya akan mudah bagi kita untuk lebih lanjut memahami pengertian dan ma
kurikulum.
Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 19 adalah seperangkat rencana
pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan seb
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertent

B. Pengertian Manajemen Kurikulum


Manajemen kurikulum adalah pengaturan yang dilakukan untuk keberhasilan kegi
belajar-mengajar-istilah sekarang pembelajaran- agar kegiatan tersebut sesuai den
lingkupnya, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen kurikulum ad
segenap proses usaha brsama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran den
dititikbertakan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.
Walhasil, manajemen kurikulum adalah suatu proses usaha bersama (kerja sama) da
suatu organisasi melalui poses yang sistematis dan terkoordinasi yang mengatur
memperlancar pencapaian tujuan dan pengajaran di sekolah secara efektif dan efesien.

C. Sejarah Kurikulum di Indonesia


Dalam era globalisasi tentunya kita perlu memerhatikan perubahan-perubahan sis
pembelajaran dalam hal ini kurikulum, sebab kurikulum merupakan alat untuk mencapai tu
pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan.
Perubahan-perubahan kurikulum dapat dibagi sebagai berikut:
1. Kurikulum 1947, 6. Kurikulum 1994,
2. Kurikulum 1952, 7. KBK 2004,
3. Kurikulum 1968, 8. KTSP 2006,
4. Kurikulum 1975, 9. Kurikulum 2013.
5. Kurikulum 1984,

D. Paradigma dan Perencanaan Kurikulum


Menurut Wiles dan Bondi (1989) menjelaskan kurikulum pada dasarnya merupakan s
satu masukan instrumental yang menjadi variabel bebas yang memengaruhi terha
keberadaan keluaran (produk) pendidikan. Keberadaan kurikulum itu sendiri mempunyai
dimensi, yaitu dimensi visi dan dimensi struktual.

E. Struktur dan Fungsi Kurikulum


1. Struktur Kurikulum
Salah satu tujuan keluaran (output) pendidikan adalah agar siswa menguasai pengetah
dasar dalam bidang Matematika, IPA, IPS dan Bahasa agar dapat berpikir dan berkelak
(bertindak) sesuai dengan tuntutan masyarakat. Tujuan ini menyiratkan bahwa sekolah seb
tersebut. Bila struktur dikuasai, maka banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu itu a
dapat dipahami maknanya.
Struktur kutikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Ka
begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada ada yang diingin
di capai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
2. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tu
pendidikan. Dengan demikian,
a. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum meruapakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan m
dalam proses belajar-mengajar,
c. Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses be
mengajar.
Bagi sekolah yang bersangkutan, kurikulum mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
b. Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah, fungsi
meliputi:
1) Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan.
2) Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan.
3) Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
F. Pengorganisasian Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diber
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat m
pelajaran ini disesuaikan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidkan da
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapanga kerja.
Pengorganisasian dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni dalam konteks manajemen
dalam konteks akademik.
1. Kurikulum Mata Ajaran
2. Kurikulum yang Berkolerasi dengan Mata Pelajaran
3. Kurikulum Bidang Studi
4. Kurikulum Berintegrasi/Terpadu
5. Core Curriculum (Kurikulum Inti)
6. Ecletic Program

G. Pelaksanaan Kurikulum
Dalam pelaksanaan kurikulum penulis menjelaskan tentang:
Peran guru dalam pembelajaran pada konteks KBK, menurut Sanjaya (2005), ad
sebagai: fasilitator, manajer, demonstrator, administrator, motivator, organisator
evaluator.

H. Pengawasan dan Evaluasi Kurikulum


1. Tujuan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dimaksud untuk tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang i
diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Indicator yang dievaluasi adalah efektif
relevansi, efisiensi dan kelaikan program.
a. Perbaikan Program
b. Pertanggungjawaban
2. Model Evaluasi
Secara garis besar, berbagai konsep atau model evaluasi yang telah dikembanga
selama ini dapat digolongkan ke dalam empaat rumpun mode: Measurem
Congruence, Illumination dan Educational System of Evaluation.
3. Kebijakan dan Teori
Dalam pembahasan ini penulis menjelaskan tentang:
a. Kebijakan Evaluasi KTSP
b. Teori Evaluasi Kurikulum. Sejumlah teoritikus menawarkan model-model u
evaluasi kurikulum yang telah mereka kembangkan, antara lain:
1) Model Tyler. Model penilaian kurikulum yang dikembangkan oleh Tyler (1
dinamakan dengan Goal Attainment Model.
2) Model Bloom, Hastings, dan Madaus. Dalam penilaiannya kuriku
mengembangkan model penilaian sumatif dan formatif.
3) Model Stufflebeam. Dikenal dengan model penilaian yang ia namakan con
evaluation, input evaluation, process evaluation dan product evalution,
singkatnya popular dengan singkatan CIPP Model Evaluation Con
Evaluation.
4) Model Stake. Stake (1967) mengembangkan suatu model penilaian kuriku
dengan nama Contingency-Congruence Model (CCM) atau sering dis
dengan Countenance Model.
5) Model Provus. Provus (1971;1972) mengembangkan suatu penekatan y
menggabungkan penilaian dengan teori manajemen. Provus menamakan m
penilaiannya dengan the discrepancy evaluation model.
4. Metodologi Evaluasi Kurikulum
Para evaluator harus secara berhati-hati menentukan metodologi evaluasi kuriku
karena hal itu akan menentukan kualitas informasi yang diperlukan dari sas
 Apakah kurikulum ini adalah yang paling cocok untuk para siswa yang ada
 Bagaimana hal ini dilakukan ?
5. Ruang Lingkup Evaluasi Kurikulum
Cakupan evaluasi kurikulum sanagt terantung pada informasi yang diinginkan
dihasilkan dari penyelenggaraan evaluasi.oleh karena itu, cakupan dapat berskala
atau sempit. Adapun di anataranya:
 Tujuan-Kejelasan.
 Konten-Level.
 Metode Pengajaran dan Alat Bantu Pendidikan,
 Mengevaluasi Siswa.
 Mengevaluasi Guru.
6. Pemanfaatan Temuan Evaluasi Kurikulum
Temuan atau findings adalah jantungnya dari seluruh proses evaluasi kuriku
Temuan akan sangat ditentukan oleh metodologi yang digunakan dalam eval
kurikulum. Jika instrumen yang digunakan relevan, shaih, dan valid, temuan idak p
diragukan lagi otentisitasnya dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
7. Pelaporan Hasil Evaluasi.

I. Pengembangan Kurikulum
1. Pengertian Pengembangan Kurikulum
Dari pengertian yang paling sederhana bahwa kurikulum adalah pengalaman y
diberikan kepada peserta didik agar menjadi pribadi unggul yang mampu mandiri, m
kurikulum harus tidak terlepas dai masyarakat di mana pada lulusan akan menja
kehidupannya. Pengembangan kurikulum merupakan suatu keharusan. Istilah pengemban
sendiri dapat diartikan dengan beberapa makna, antara lain penyusunan awal dalam
pembuatan, perubahan, perbandingan, perluasan, pembaruan, dan penyempurnaan.
2. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Gall mengemukakan Sembilan tahap yang harus dilalui, yaitu:
a. Identifikasi kebutuhan (Identify Your Needs)
b. Mendapat Bahan Kurikulum (Acces to Curriculum Materials)
c. Analisis Bahan (Analyze the Materials)
Daftar analisis bahan itu biasanya dkelompokkan dalam empat kategori, y
publikasi dan informasi, kelayakan fisik bahan, isi bahan dan kelayakan ba
untuk pengajaran.
d. Penilaian Bahan Kurikulum (Appraisal of Curiculum Materials)
e. Pembuatan Keputusan Adopsi Bahan (Make an Adoption Decission)
kedalam sistem yang ada? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara y
bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada?.

BAB IV
MANAJEMEN PESERTA DIDIK

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik


Pengertian peserta didik menurut ketentuan umum UU RI No. 20 tahun 2003 ten
sistem pendidikan nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan pot
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendid
tertentu. Peserta dididk adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu se
dengann cita-cita dan harapan masa depan.
Dari pengertian beberapa ahli, bisa dikatakan bahwa peserta didik adalah orang/indi
yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan
tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelaj
yang diberikan oleh pendidiknya.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen peserta didik (Pupil Personel Administrat
adalah layanana yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan pelaya
sisiwa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftran, layanan individual se
pengembangan keseluruhn kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta d
kegiatan-kegiatan tersebut mnunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (seko
lebih lanjut, proses pembelajaran di lembaga dapat memberikan kontribusi bagi pencap
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secra keseluruhan. Tujuan manajemen peserta d
adalah menata proses peserta didik mulai dari perekrutan, mengikuti pembelajaran hin
dengan lulus sesuia dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif
efesien.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik u
mengembangkan diri soptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi potensi pes
didik lainnya.
Ada tiga pilar manajemen pembinaan peserta didik:
1. Berwawasan masa depan, maksudnya mendidik para siswa untuk optimis, aktif,
berfikir positif untuk mampu membina diri menuju kualitas hidup yang lebih hidup
2. Memiliki keteraturan pribadi (self regulation), maksudnya membina para siswa u
memilki kehidupan yang terarah dan terpogram.
3. Membina siswa untuk memilki rasa kepedulian social yang baik (social care).

B. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)


1. Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
2. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didk baru y
dilakukan secara terbuka.
3. Tahapan seleksi siswa. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a. Melalui tes atau ujian
b. Melalui penelusuran bakat kemampuan
c. Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN
4. Pendataan siswa setelah penerimaan siswa baru.

C. Pembinaan Siswa/Peserta Didik


Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak sekolah adalah:
1. Memberikan orientasi kepada siswa baru.
2. Mengatur dan mencatat kehadiran siswa.
3. Mencatat prestasi dari kegiatan yang diraih atau dilakukan oleh siswa.
4. Mengatur disipiln siswa selaku peserta didk di sekolah.
5. Melakukan pemantapan program siswa.

D. Pemberdayaan Organisasi Siswa


Selian pengembangan dan pembinaan siwa yang ditinjau dari segi kokurikuler juga
kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan kokurikulum bertujuan agar siswa lebih mendalami
menghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Sementara itu, kegi
ekstrakulikuler merupakan kegiatan dilakukan di luar jam pelajaran, baik itu dilakuka
sekolah mampu di luar sekolah, namun masih dalam ruang lingkup tanggung jawab ke
sekolah. Ada beberapa hal yang perlu dan harus diperhatikan dalam melaksanakan kegi
ekstrakulikuler seperti:
1. Meningkatkan aspek pengetahuan sikap dan keterampilan siswa.
2. Mendorong bakat dan monat mereka.
3. Menentuakan waktu.
4. Objek kekuatan sesuai dengan kondisi lingkungan.
Adapun bentuk-bentuk kegiatannya seperti:
1. Kepramukaan; 5. Pengenalan alam sekitarnya;
2. usaha kesehatan sekolah; 6. Kelompok ilmiah;
3. Patrol keamanan sekolah; 7. Olah raga/seni dan lain sebagainya.
4. Peringatan hari-hari besar agama dan nasional;

BAB V
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA
Menurut Ketentuyan Umum Permendiknas No. 24 tahun 2007, sarana adalah perlengka
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar u
menjalankan fungsi sekolah. Menurut Rugaiyah (2011), manajemen sarana dan prasa
adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam up
menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehin
seluruh kegiatan berjalan dengan lancar.
Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan menurut Bafadal (2003) antara lain:
1. Prinsip Pencapaian Tujuan. 4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab.
2. Prinsip Efisiensi. 5. Prinsip Kekohesifan.
3. Prinsip Administratif.

B. Fungsi Manajemen Sarana dan Prasarana


1. Perencanaan atau Analisis Kebutuhan
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan sutu proses analisis
penetapan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Perencanaan d
dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas dan guru-guru bidang studi dan dibantu oleh
sarana dan prasarana.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah proses kegiatan mengadakan sarana dan prsarana yang d
dilakukan dengan cara-cara membeli, menyumbang, hibah dan lain-lan dapat berbe
pengadaan buku, alat, perabot dan bangunan.
3. Peginventarisasian
Peginventarisasian adalah kegiatan melaksanakan penggunaan, penyelenggar
pengaturan dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sek
ke dalam satu daftar investaris barang secara teratur.
4. Penggunaan Sarana dan Prasarana
Penggunaan saran dan prasarana adalah pemanfaatan segala jenis barang yang se
dengan kebutuhan secra efekif dan efisien. Dalam hal pemanfaatan sarana, h
mempertimbangkan hal berikut:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Kesesuian antarmedia yang akan digunakan dengan materi yang akan dibahas.
c. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang.
d. Karakteristik siswa.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan barang-ba
sesuai dengan bentuk-bentuk jenis barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan la
Dalam pemeliharaan, ada hal-hal khusus yang harus dilakukan oleh petugas khusus p
a. Ditinjau dari sifatnya: pemeliharaan yang bersifat pengecekan, pencega
perbaikan ringan dan perbaikan berat.
b. Ditinjau dari waktunya: pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berskala.
6. Penghapusan
Penghapusan barang investasi adalah pelepasan suatu barang dari kepemilikan
tanggung jawab pengurusnya oleh pemerintah ataupun swasta.
7. Pertanggungjawaban
Penggunaan barang-barang sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan
membuat laporan penggunaan barang-barang tersebut yang diajukan pada pimpinan.

C. Peran Guru dalam Manajemen Sarana dan Prasarana


Sebagai pelaksana tugas pendidikan guru juga mempunyai andil dalam perencanaan sa
dan prasarana pendidikan. Peranan guru dalam manajemen sarana dan prasarana dimulai
perencanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan, serta pengawasan sarana dan prasarana y
dimaksud.

BAB VI
MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK

A. Pengertian Profesi Guru


Kata profesi berasal dari Bahasa Yunani “propbaino” yang berarti menyatakan se
publik, dan dalam bahasa latin disebut “profession” yang digunakan untuk menunju
pernyataan public yang dibuat sseorang yang bermaksud menduduki jabatan publik. Se
tradisional, profesi mengandung arti prestise, kehormatan, status social, dan otonomi l
besar yang diberikan masyarakat kepadanya.
Dalam UU RI No. 14 tahu 2015 tentang guru dan dosen dikemukakan bahwa; profesi g
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip yang t
ditentukan.

B. Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru


Istilah kompetensi guru mempunyai banyak makna, Broke dan Stone (dalam Muly
2008: 25) mengemukakan bahwa kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif ten
hakikat perilaku guru yang pernuh arti. Sedangkan dalam UU RI No. 14 tahun 2005 ten
guru dan dosen, dijelaskan bahwa: “Kompetensi adalah seperangkat pengetah
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau do
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.
1. Kompetensi Kognitif Guru
Kompetensi kognitif (ranah cipta) merupakan kompetensi utamayang wajib dim
2. Kompetensi Afektif Guru
Kompetensi afektif ranah guru bersifat tertutup dan abstrak sehingga amat s
diidentifikasi. Kompetensi ranah ini sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaan dan em
Sikap dan perasaan diri itu meliputi: Self-Concept dan Self-Esteem, Self Efficacy
Contextual Efficacy, Self-Acceptance dan Others-Acceptance.
3. Kometensi Psikomotor Guru
Kompetensi psikomotor guru meliputi segala keterampilan dan kecakapan yang ber
jasmaniah yang pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Secra g
besar, kompetensi ranag karsa guru terdiri dari dua katogeri yaitu kecakapan fisik umum
kecakapan fisik khusus.

C. Deskripsi Tugas Guru


Sebagaimana yang dipaparkan oleh undang-undang ini menyatakan bahwa gru ad
pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarah
melatih, menilai dan mengevaluasi pada pendidikan usia dini jalur pendidikan for
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tugas dan fungsi guru dapat dilihat dari-s
satunya- pada perumusan oleh P2TK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departe
Pendidikan Nasional, yang harus dilakukan oleh guru sebgai pekerja profesional.

BAB VII

MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT

Dalam bab ini penulis menjabarkan tentang:


A. Pengertian Manajemen Hubungan Masyarakat
Manajemen hubungan masyarakat (humas) adalah proses penelitian, perencan
pelaksanaan, dan pengevalusian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organi
Menurtu Frank Jeffkins, humas merupakan segala sesuatu yang terdiri dari semua be
komunikasi berencana, baik ke dalam maupun ke luar, untuk mencapai tujuan khusus, y
pengertian bersama. Menurut George R. Terry, seorang praktisi humas perlu –mempersiapa
unsur-unsur yang diperlukan demi tercapainya tujuan yang maksimal, yani:
1. Manusia baik laki-laki maupun perempuan (men and women).
2. Alat-alat yang diperlukan (materials).
3. Sarana yang digunakan (machines).
4. Metode yang dipakai (methods).
5. Dana (money).
6. Pasar atau khalayak yang akan dituju (market).
Tahapan dalam menajemen humas merupakan proses yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
B. Sekolah dan Keluarga
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyrakat mandapat peran sangat pen
karena membentuk kepribadian karakter dan watak anggota masyarakat. Sedangkan masyar
terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan unutk t
mewariskan standar watak dan kepribadian karakter yangbaik yang diakui oles semuagolon
masyarakat, salah satu institusi yang mewariskan kepribadian dan watak kepada masyar
adalah sekolah.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan informal yang pertama dan yang paling ut
dalam proses sosialisasi anak. Selain itu juga sekolah yang merupakan lingkungan pendid
formal, memegang peran penting dalam proses sosialisasi anak. Untuk itu kedua lingkun
pendidikan ini, baik formal maupun informal tidap dapat berdiri sendiri dan harus terinteg
dengan melakukan hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orangtua. A
tidak kesalahpahaman maupun jurang pemisah anntara sekolah dan keluarga.

C. Sekolah dan Masyarakat


1. Sekolah masyarakat
Adapun kriteria sekolah masyarakat (community school) dapat diringkas seb
berikut:
a. Sekolah sebagai guru kehidupan masyarakat terhadap anak-anak:
1) Sekolah mempunyai suatu pemerintahan sekolah di mana anak-anak be
untuk memerintahan mereka sendiri, dia mempunyai program yang bermac
macam, dia mengizinkan semua anak untuk mendapat sesuatu yang konstru
yang dapat mereka kerjakan secra sukses.
2) Sekolah bekerja untuk memperbaiki masyarakat lokal.
3) Menggunakan sumber masyarakat local.
4) Sekolah cenderung untuk mengorganisasian kurikulum pada kelas-kelas y
mula-mula di sekitar masalah local dan isu local.
b. Sekolah sebagai pusat kehidupa masyarakat dan tindakan untuk penduduk
semua umur dan kelas:
1) Membantu fasilitas-fasilitas fisik untuk belajar dan berekreasi.
2) Sekolah mempunyai program pendidikan orang dewasa.
3) Membawa para guru ke dalam kehidupan masyarakat sebagai rekan u
menyelesaiakan setiap masalah.
2. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Menurut Mulyasa (2007), tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a. Memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik;
b. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidu
3. Komunikasi Sekolah dengan Masyarakat
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan d
komunikasinya dengan masyrakat. Teknik-teknik tersebut dapat dikelompokan menjadi
yaitu:
a. Teknik Tertulis c. Teknik Peragaan
b. Teknik Lisan d. Teknik Elektronik

BAB VIII
MANAJEMEN KEUANGAN

A. Pengertian Manajemen Keuangan


Manajemen keuangan adalah sesuatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriks
pengelolaan, pencarian, pengendalian dan penyimpangan dana yang dimiliki oleh s
organisasi atau perusahaan.
Menurut Depdiknas (2000) manajemen keuangan merupakan tindakan penguru
ketatausahaan keungan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksan
pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah d
diartikan sebagai rangkaian aktifitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencan
pembukuan, pembelanjaan, pengawasaan dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.
1. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam manajemen keuangan, yaitu:
a. Transparansi c. Efektifitas
b. Akuntabilitas d. Efesiensi
2. Tujuan Dan Fungsi Manajemen Keuangan
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sek
dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan di guna
untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tu
manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan keefektifitas dan efesiensi penggunaan keuangan sekolah.
b. Meningkatkan akuntabilitas dan traansparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Adapun fungsi-fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan keuangan, e. Penyimpanan keuangan,
b. Penganggaran keuangan, f. Pengendalian keuangan,
c. Pengelolaan keuangan, g. Pemeriksaan keuangan,
d. Pencarian keuangan, h. Pelaporan keuangan.
a. Manjemen Pembayaran SPP
b. Manajemen Keuangan yang Berasal dari Negara (Pemerintah)
c. Lain-lain. Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru atau karyawan se
mempunyai sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan terutama gaji. Da
hubungan ini misalnya kegiatan arisan di sekolah koperasi antar guru dan lain-
Oleh karenanya kepala sekolah wajib mengetahui dengan jelas berapa gaji be
yangditerima anak buahnya, usaha pembinaan kesehjateraan pegawai kiranya p
diperhatikan data tersebut.
2. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Kepala sekolah sebagai manajerberfungsi sebagai otorisator, dan limpahi fu
ordonator untuk memerintahkan pembayaran.Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fu
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan
samping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsiordonator u
menguji hak atas pembayaran. Intinya, tugas pokok manajer keuangan berkaitan den
keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam menjalankan fungsinya, tugas man
keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok sekolah dan berpengaruh terhadap
sekolah.
3. Sumber dan Pengeluaran Keuangan Sekolah
Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah secar gari besar ad
sebagai berikut:
a. Dana dari Pemerintahan.
b. Dana dari Orangtua Siswa, dikenal dengan istilah iuran Komite.
c. Dana dari Masyrakat.
d. Dana dari Alumni.
e. Dana dari Peserta Kegiatan.
f. Dana dari Kegiatan wirausaha sekolah.

C. Penyusunan dan Pengembangan RAPBS


Pada sub bab ini penulis menjabarkan tentang:
1. Membentuk Tim Penyusun RAPBS
Dalam penyusuan RAPBS, kepala sekolah pertama kali membentuk tim punyusu
RAPBS dengan personel yang kompeten dan dipandang menguasaia permaslahannya.
punyusan RAPBS ini juga merupakan tim yang akan menyusun RAPBS untuk jangka w
satu tahunan.
Adapun langkah-langkah penyusunan tim penyusun RAPBS:
a. Kepala sekolah menyosialisasikan rencana penyusunan RAPBS.
b. Menyusun tim melalui rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah. Semua wakasek, se
d. Tim penyusun RAPBSKS melakukan koordinasi, konsolidasi dan musyaw
menyusun rincian tugas masing-masing bagian.

2. Melakukan Analisis Strategi Sekolah


Dalam naalisis lingkunagnstrategis sekolah, pihak sekolah melakukan kajian ten
faktpr-faktor eksternal sekolah yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan pendidi
Berbagai factor tersebut anatar lain mencakup kondisi social, ekonomi masyarakat, geog
lingkunagn sekolah, demografis masyarakat sekitar, kodisi perpolitikan, kondisi keama
lingkungan, perkembangan globalisasi, perkembangan IPTEK, tuntutan masyarakat dan ba
dan regulasi/kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Hasil kajian ini dapat dipergunakan u
menentukan visi, misi dan tujuan serta program-program pengembangan sekolah.

3. Menetapkan Visi, Misi dan Tujuan.


a. Merumuskan Visi Sekolah
Visi sekolah harus tetap dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional, te
sesuai dengan kebutuhan sekolah untuk pelayanan masyarakat. Dengan tu
pendidikan nasional yang rumusannya sama. Profil sekolah dan kebutu
mayarakat yang dilayani sekolah tidak selalu sama. Oleh karena itu, sek
memilki visi yang tidak sama dengan sekolah lain. Asalkan tidak keluar
koridor tujuan pendidikan nasional.
b. Merumuskan Misi Sekolah
Misi adalah tindakajn autau upaya untuk mewujudkan visi. Misi mengacu kep
indicator. Satu indicator bisa dicapai dengan lebih dari satu misi, ada ben
merahnya dengan misi, redaksinya operasional, terukur, menggunakan kata k
dan sebagainya.
c. Merumuskan Tujuan Sekolah untuk Empat Tahun ke Depan
Tujuan mengarahkan perumusan sasaaran, kebijaksanaan, program dalam ran
merelisasikan misi. Pencapaaian tujuan dapat dijadikan indicator untuk me
kinerja sebuah organisasi.
4. Pola Perancangan RAPBS
Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada RAPBS pada umunya di
pada awal tahun pertama untuk satu tahun pelajaran dan harus memerhatikan kebuthan seko
masyarakat serta sesuai dengan Standar Nasional Indonesia.

5. Penyusunan RAPBS
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam penyusuna RAP
yaitu:
a. Rencana sumber atau target penerimaan/pendapat dalam setahun yang bersagku
b. Rencana sumber atau target keuangan dalam satu tahun yang bersangkutan, se
penggunaan keuangan sekolah dalam satu tahun anggaran perlu direncana
dengan baik agar kehidupan sekolah dapat berjalan dengan baik.

6. Langkah-langkah Penyusunan RAPBS


Penyusunan hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b. Menyusun rencana berdasarkan skla prioritas pelaksanaannya
c. Menetukan program kerja dan rincian program
d. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e. Menghitung dana yang dibutuhkan
f. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana

D. Pelaksanaan Keuangan Sekolah


Dalam sub bab ini penulis menjelaskan secara rinci tentang:
1. Asas Umum Penatalaksanaan
2. Penatausahaan Penerimaan
3. Penatausahaan Pengeluaran
4. Akuntasi Keuangan Dana Bos, yang terdiri dari:
a. Sasaran Program dan Besar Bantuan
b. Penggunaan Dana Bos

E. Evaluasi Keuangan sekolah


Adapun yang dijelaskan penulis yaitu tentang:
1. Pola Umum Evaluasi
2. Pola Pengawasan Keuanagan Sekolah, yang terdiri dari:
a. Pola umum pengawasn
b. Pelaksanaan pemeriksaan kas bendaharawan
c. Pemeriksaan tata usaha keuangan bendaharawan
3. Pola Pelaporan Keuangan Sekolah

BAB IX
MANAJEMEN TENAGA PENDIDIKAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang:
A. Pengertian Manjemen Tenaga Kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetap no
standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penataksanaan, kesejahteraan dan pemberhen
tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menc
Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Tenaga struktual: Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jab
eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik secra langsung maupun t
langsung atas satuan pendidikan.
2. Tenaga fungsional: Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jab
fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keah
akedemis kependidikan.
3. Tenaga teknis kependidikan: Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksan
pekerjaannya lebih tuntut kecakapan teknis operasional atau teknis administrasi.

C. Tugas Tenaga Kependidikan


Pasal 39 ayat 1 UUSPN No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependid
itu adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

D. Pengadaan Tenaga Kependidikan


Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga kependidikan adalah
1. Formasi
2. Mengacu pada analisis jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan kualifi
maupun syarat yang ditentukan.
3. Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut nepoti
dan kolusi (pemberian sesuatu)
4. Prinsip “the right man on the right place”, kesesuaian tugas dengan kemampuan y
dimiliki pegawai.
Pengadaan tenaga kependidikan diselenggarakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumuman Formasi
2. Pendaftaran
3. Seleksi atau Penyaringan (penyaringan administrasi dan ujian atau tes)
4. Pengumuan Kelulusan

E. Pengangkatan dan Penempatan Tenaga Kependidikan


Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang bersangk
selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula memenuhi persyaratan beriku
1. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang berwenang
2. Berkepribadian, yang meliputi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
b. Berkepribadian Pancasila.
(2000), ditinjau dari sudut manajemen secar umum, proses pembinaan dan pengemban
meliputi beberapa langkah, yaitu:
1. Menganalisis kebutuhan
2. Menyusun rancangan instruksional
3. Mengesahkan program latihan
4. Tahap implementasi
5. Tahap evaluasi dan tindak lanjut

G. Pemberhentian Tenaga Kependidikan


Pemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang ten
kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya baik u
sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.
Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan atas dasar:
1. Permohonan sendiri.
2. Meninggal dunia.
3. Mencapai usia pensiun.
Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan dilakukan atas dasar:
1. Hukuman jabatan.
2. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempu
kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan y
bersangkutan.
Selain itu, dalam pemberhentian tenaga kependidikan dapat dilakukan karena sebab lai
antaranya sebagai berikut:
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri.
2. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun.
3. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi.
4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran.
5. Perberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani.
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas.
7. Pemberhentian karena meningal dunia atau hilang.

BAB X
MANAJEMEN PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI
A. Globalisi Pendidikan
1. Pengertian Globalisasi Pendidikan
Globalisasi didefenisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penya
seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. Kekuatan global
c. Kerja sama regional dan internasional yang telah menyatukan kehidupan bers
dari bangsa-bangsa tanpa mengenal batas negara.
d. Meningkatkan kesadaran terhadap hak-hak asasi serta kewajiban manusia di da
kehidupan bersama, dan sejalan dengan itu semakin meningkatkan kesad
bersama dalam alam demokrasi.
Kemajuan IPTEK yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia memb
dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Sebagai contoh, berbagai jenjang pendidikan m
dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta membuka prog
kelas internasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga k
berkualitas yang semakin ketat. Inilah yang dimaksud dengan globalisasi pendidikan.

2. Pendidikan Berwawasan Global


Pendidikan yang berwawasan global dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendid
kurikuler dan pendidikan reformatif.
a. Perpektif Kurikuler
Berdasarkan perspektif kurikuler, pendidikan berwawasan global merupakan s
proses pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga terdidik k
menengah dan profesional dengan meningkatkan kemampuan individu da
memahami masyarakatnya dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia
b. Perpektif Reformasi
Berdasarkan perspektif reformasi pendidikan berwawasan global merupakan s
proses pendidikan yang dirancang untuk mempersediakan anak didik den
kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan y
bersifat kompetitif dan dengan derajat saling menggantungkan antarbangsa y
sangat tinggi.

3. Globalisasi dan Manajemen Pendidikan


Pendidikan merupakan aspek penting dalam era globalisasi. Tiga persoalan ini sa
berpengaruh dalam berkembangkan dunia pendidikan. Sebab peningkatan SDM, yang men
tugas dan tanggung jawab utama pendidikan, sangat dipengaruhi faktor globalisasi
teknologi. Pengaruh globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi serta perubahan nilai-
sosial harus diperhitungkan dalm penyelenggaran pendidikan, apalagi tangung jawab d
pendidikan untuk mencapai tujuan pokok melahirkan manusia yang berkualitas.

B. Manajemen Pendidikan di Indonesia


1. Strategi Pendidikan Nasional
Pembangunan pendidikan nasional mendapat roh baru dalam pelaksanaannya s
disahkannya UU No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sel
Ada beberapa hal dalam UU Guru dan Dosen yang sampai saat ini masih ha
dibicarakan, hal-hal tersebut adalah:
a. Standardisasi Penyelenggaraan Pendidkan
b. Standardisasi Kompetensi Guru
c. Kesejahteraan atau Tunjangan

3. Pendidikan Indonesia di Tengah Globalisasi


Istilah globalisasi sering digunakan untuk menggambarkan penyebaran dan keterka
produksi, komunikasi, dan teknologi di seluruh dunia. Pemerintah Indonesia pun menya
bahwa pendidikan berperanpenting dalam pembangunan manusia Indonesia guna mengha
kuatnya arus globalisasi, terbukti dengan adanya kebijakan wajib 12 tahun sebagai pendid
dasar yang wajib ditempuh oleh seluruh masyarakat Indonesia yang disebut dengan is
PMU (Pendidikan Menengah Universal).
Pendidikan merupakan aspek penting dalam era globalisasi. Paling tidak ada
persolan pokok yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan, yaitu:
a. Masalah penting mutu manusia dan masyarakat Indonesia.
b. Menyangkut masalah globalisasi.
c. Perkembangan dan kemajuan teknologi.

Alhasil, pendidikan memiliki keterkaitan erat dengan globalisasi. Dalam proses menuju
globalisasi itulah, Indonesia harus melakukan reformasi dalm proses pendidikan, yaitu den
tekanan menciptakan sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehinga
lulusan dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global.
Kelebihan Buku:
Buku ini memberikan wawasan baru tentang manajemen pendidikan yang dileng
dengan materi-materi yang menggunakan pendekatan baru yang telah diujikan oleh
pendidik dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. Selain itu, buku ini meng
tuntas dengan menuliskan ruang lingkup manajemen, fungsi-fungsi manajemen, prinsip-pri
manajemen, dan dilengkapi dengan pokok-pokok atau fungsi manajemen sperti plann
organizing, commanding, coordinating, dan controlling dan juga banyak mengguna
referensi terpercaya dan banyak menggunakan pendapat para ahli yang bahasanya yang mu
di pahami oleh pembaca buku ini terutama para mahasiswa dan dosen.
Buku ini bisa membantu mendukung mutu pembelajaran bagi mahasiswa yang
mengenal manajemen pendidikan, membantu praktisi para pendidik/dosen sebagai ac
dengan kata-kata yang digunakan cukup mudah dipahami dan runtut dalam pembahasannya

Kelemahan Buku:
sebenarnya buku ini sudah tersusun dengan baik, pembahasannya pun sederhana
mudah dipahami untuk para mahasiswa yang baru mengenal manajemen pendidikan na
kekurangan buku ini yakni pembahasan yang sederhana membuat perincian pembah
beberapa per sub bab kurang mendetail. Selain itu, kurang adanya kesimpulan atau glukos
untuk mengetahui kata-kata yang sulit dipahami dan indeks untuk mempermudah penik
buku dalam mengulas buku ini.

Saran:
Buku ini sesuai digunakan untuk seorang pendidik, khususnya sebagai landasan da
manajemen pendidikan. Sebagai mahasiswa buku ini sangat membantu untuk bahan tamba
atau referensi atau wawasan pengetahuan dalam perkuliahan maupun pembuatan tugas mak
khususnya untuk mata kuliah manajemen pendidikan. Oleh karena itu, buku ini penting u
dipelajari oleh generasi penerus bangsa, terutama bagi mereka yang bergerak dalam d
pendidikan, terutama pendidikan persekolahan; agar kita tetap ajeg di tengah perubahan so
dan globalisasi yang kian hari kian komplrks.

Anda mungkin juga menyukai