Anda di halaman 1dari 8

2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA


DENGAN KEMAMPUAN NUMERIK PADA MATERI
BILANGAN BERPANGKAT
Fariz Setyawan1, Nuriza Adheatma Saputri2, & Azizah Zulfiani3
1
Fariz.setyawan@pmat.uad.ac.id, 2Nuriza2000006040@webmail.uad.ac.id, 3Azizah2000006037@webmail.uad.ac.id

Key Words:
Abstrak Students with high learning motivation often have high
achievement scores, while students who have low learning
Kemampuan Numerik, Motivasi motivation will also have low achievement scores. Due to the
Belajar, Bilangan Berpangkat difficulty and fear of students in mathematics lessons, students
feel lazy to learn mathematics. Based on the data that is
processed and collected, the numerical ability categories of
students can be seen based on the normal criteria interval which
can be seen in Table I. It can be seen that the average score of
students' numerical ability tests is 73.5. Student Learning
Motivation The learning motivation questionnaire in this
research is a questionnaire given to students to find out how
much motivation students have in learning mathematics,
especially in the form of numbers with powers. The survey
results obtained regarding student learning motivation can be
seen in Table II, that the number of students in the low category
is 0, the medium category is 3 people, the high category is 7
people and the very high category is 0. In teaching and learning
activities, it can be seen It is said that motivation is the most
important thing that motivates students in the good and right
direction in learning activities.

How to Cite: Setyawan, Saputri, Zulfiani. (2023). Article Title. Hubungan Motivasi Belajar Matematika
Dengan Kemampuan Numerik Pada Materi Bilangan Berpangkat (APA 7th Edition Style)

PENDAHULUAN

Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari konsep, teori, dan aplikasi
terkait angka, kuantitas, pola, ruang, dan struktur. Matematika merupakan mata Pelajaran inti
yang dipelajari di semua jenjang Pendidikan, dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menengah atas, universitas, bahkan jenjang Pendidikan yang lebih tinggi (Utami,
2020). Dalam umunya mata pelajaran matematika dianggap sebagai ratunya ilmu akademik.
Jadi, bisa dikatakan matematika merupakan kunci dari segala ilmu pengetahuan yang biasa
diajarkan disekolah. Matematika sering diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
kuantitas, struktur, ruang dan hubungan. Ini juga sering dianggap sebagai Bahasa universal
yang digunakan untuk merumuskan dan memahami fenomena alam serta memecahkan
masalah dalam berbagai bidang. Sehingga pada saat mempelajari matematika membutuhkan
kemampuan mengerjakan soal yang merupakan cara terbaik untuk memahami konsep dan
mengasah kemampuan numerik. Yang dimana kemampuan numerik melibatkan kemampuan
numerik melibatkan pemahaman dan keterampilan dalam bekerja dengan angka, bilangan,
operasi matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta
kemampuan untuk menafsirkan dan memanipulasi data numerik.

SEMNAS PLP 1
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

Kemampuan numerik merupakan suatu kemampuan untuk memahami, mengolah, dan


menggunakan angka dan konsep matematika dalam berbagai konteks. Menurut Sari 2022,
kemampuan numerik yaitu kemampuan individu dalam berpikiran logis, dan menguasai
konsep-konsep bilangan yang memiliki keterkaitan dengan proses pembelajaran matematika
(Dwitasari & Yudhanegara, 2023). Jadi, dapat dikatakan bahwa kemampuan numerik adalah
kemampuan suatu individu untuk memahami konsep matematika yang kompleks, memecahkan
masalah, dan melakukan operasi matematika dengan baik. Kemampuan numerik sangat
penting dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dala Pendidikan, pekerjaan, pengambilan
keputusan, dan pengembangan pribadi. Dengan meningkatkan kemampuan numerik, seseorang
dapat lebih percaya diri dalam menyelesaikan berbagai tugas dan masalah yang melibatkan
angka.

Kemampuan numerik sangat penting di tingkat sekolah menengah pertama, terutama


dalam pembelajaran matematika yang sering melibatkan perhitungan yang kompleks.
Mengembangkan kemampuan numerik peserta didik dalam pembelajaran matematika adalah
salah satu tujuan utama pendidikan. Hal ini membantu peserta didik untuk: (1) Memahami dan
menguasai konsep-konsep matematika yang lebih lanjut. (2) Mampu mengaplikasikan
matematika dalam berbagai konteks dalam kehidupan dan dalam karir masa depan mereka. (3)
Mengasah kemampuan pemecahan masalah, analisis, dan kritis. Dengan memiliki kemampuan
numerik yang baik, peserta didik akan lebih siap menghadapi tantangan dalam pelajaran
matematika dan juga dapat memanfaatkan pengetahuan matematika mereka di dunia nyata. Itu
juga membantu dalam pengembangan keterampilan berpikir logis dan analitis yang bermanfaat
dalam banyak aspek kehidupan.

Dalam pembelajaran matematika peserta didik harus memiliki motivasi yang cukup
baik. Motivasi merupakan faktor yang mendorong tingkah laku dan memberikan arah tingkah
laku pada suatu kegiatan (Rahman, 2021). Menurut Mc Donald, motivasi dapat ditandai dengan
adanya perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan (Rahman, 2021). Jadi, motivasi merupakan suatu hal yang
dapat mempengaruhi diri seseorang untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan
sesuatu yang ada dalam pribadi peserta didik yang ingin melakukan sesuatu yang bermanfaat
untuk mencapai keberhasilan belajar (Rahman, 2021). Keberhasilan belajar peserta didik dapat
ditentukan oleh motivasinya. Peserta didik dengan motivasi belajar yang tinggi seringkali
mempunyai nilai prestasi yang tinggi, sedangkan peserta didik yang mempunyai motivasi
belajarnya rendah juga akan mempunyai nilai prestasi yang rendah.

Pada saat dilakukan wawancara kepada peserta didik kelas VIII-C SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta, kebanyakan peserta didik menganggap matematika adalah
mata pelajaran yang sulit. Sehingga pelajaran matematika dianggap menakutkan oleh peserta
didik. Dengan sulitnya dan adanya rasa takut peserta didik pada pelajaran matematika maka
peserta didik merasa malas untuk belajar matematika. Hal ini menunjukan bahwa motivasi
belajar peserta didik masih rendah. Sudirman (2012) menjelaskan bahwa peserta didik
dianggap berhasil secara akademis jika mereka termotivasi untuk belajar, sehingga mereka tahu
apa yang harus dipelajari dan dipahami, kemudian mengapa mereka pertu memahaminya.
Berdasarkan observasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta bahwa pembelajaran didalam
kelas beberapa peserta didik aktif dan ada beberapa yang pasif, karena pembelajaran masih
berpusat pada pendidik. Pada saat pendidik menjelaskan peserta didik lebih sibuk untuk
mencatat dan hanya sedikit peserta didik yang mau mengajukan pertanyaan tentang materi
yang belum paham. Namun, ada juga yang hanya bermain dengan temannya, dan ketika
diberikan pertanyaan oleh pendidik tidak bisa menjawab dan malah saling melemparkan

SEMNAS PLP 2
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

pertanyaan pada teman sebangkunya. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya rasa acuh
tentang apa yang telah pendidik sampaikan. Rosanti (2012) menyatakan bahwa motivasi
belajar peserta didik pada saat belajar matematika rendah (Noviarti et al., 2020). Maka dari itu,
peneliti bermaksud mengadakan penelitian tentang “Hubungan Motivasi Belajar Matematika
Dengan Kemampuan Numerik Pada Materi Bilangan Berpangkat Di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta”

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi atau hubungan dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitiam ini menggunakan desain penelitian asosiatif yaitu hubungan antara
variable bebas dan variable terikat, dengan variable bebas motivasi belajar dan variable
terikatnya kemampuan numerik peserta didik. Berdasarkan observasi lingkungan dan
pertimbangan yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta beralamatkan di Jl. Kapan II No.7A, Semaki, Kec. Umbulharjo,
Kota Yogyakarta. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2023 sampai 8
September 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII-C. Sampel pada
penelitian ini adalah 10 peserta didik yang diambil dari kelas VIII-C. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis data kriteria kurva normal, presentase rata-rata indikator motivasi
dan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan Program SPSS Statistic 23

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kemampuan Numerik Peserta Didik

Berdasarkan data hasil penelitian, maka peneliti melakukan uji normalitas


menggunakan Chi Kuadrat. Diperoleh hasil perhitungan uji normalitas untuk variabel
kemampuan numerik, yaitu x2 hitung < x2 tabel. Karena x2 hitung < x2 tabel, maka H0 diterima
dan H1 ditolak, maka variabel kemampuan numerik memiliki distribusi normal. Pengumpulan
data diperoleh dari hasil skor kemampuan numerik peserta didik pada materi bilangan
berpangkat. Penilaian kemampuan numerik diperoleh berdasarkan skor rata-rata kemampuan
numerik perserta didik. Berdasarkan hasil observasi, skor rerata ideal (µ) adalah 73,5 dan skor
simpangan baku ideal (σ) adalah 16,67.

Berdasarkan data yang diperolah dan dikumpulkan, maka kategori kemampuan


numerik peserta didik dapat dilihat berdasarkan interval kriteria normal yang dapat dilihat pada
Tabel I berikut.

Tabel I
Hasil Perhitungan Skor Rata-Rata, Varians Dan Simpangan Baku
Jumlah Peserta Skor Rata – Rata Varians Simpangan Baku
Didik Peserta Didik
10 73,5 205,833 14,3469

Dari Tabel I dapat dilihatbahwa skor rerata tes kemampuan numerik peserta didik
adalah 73,5. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria kurva normal kemampuan numerik peserta
didik di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta termasuk kategori sedang.

SEMNAS PLP 3
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

Berikut merupakan jawaban dari tes kemampuan numerik peserta didik pada materi
bilangan berpangkat dengan kategori peserta didik rendah

Gambar 1 Jawaban Peserta Didik

Pada gambar 1 jawaban peserta didik dengan kategori rendah, terlihat bahwa peserta
didik tersebut hanya mengerjakan soal yang menurut mereka mudah yaitu nomor 1 dan nomor
3, sedangkan nomor 2, 4, dan 5 tidak dikerjakan. Kemudian peserta didik dengan kriteria yang
termasuk kategori tinggi 3 orang peserta didik. Berikut ini adalah salah satu jawaban dengan
kategori tinggi.

Gambar 2 Jawaban Peserta Didik

Pada gambar 2 jawaban dengan kategori tinggi terlihat pada nomor 1, 2, 3, dan nomor
5 sudah tepat dalam menjawab soal. Sedangkan pada nomor 4 masih terdapat kekeliruan dalam
pengerjaannya sehingga bisa dikatakan pengerjaan pada nomor 4 kurang tepat.
Berdasarkan jawaban dari tes kemampuan numerik yang telah dikerjakan oleh peserta didik,
beberapa dari mereka masih belum mengerti mengoperasikan bilangan pecahan dan bilangan
bulat negatif atau positif. Maka dari itu, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik belum
terampil dalam mengoperasikan bilangan bulat dan bilangan pecahan.

SEMNAS PLP 4
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, nampaknya siswa SMA Muhammadiyah


2 Yogyakarta sebagian besar mempunyai kemampuan numerik yang baik. Hal ini terlihat jelas
pada hasil Tes Kemampuan Numerik yang mencapai rata-rata rata-rata. Untuk menjaga daya
tampung jumlah peserta didik pada tingkat menengah atas, perlu dilakukan latihan
penyelesaian soal-soal yang lebih sulit, yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
numerik peserta didik khususnya pada pelajaran matematika.

2. Motivasi Belajar Peserta Didik


Angket motivasi belajar dalam penelitian ini merupakan angket yang diberikan kepada
siswa untuk mengetahui seberapa besar motivasi peserta didik dalam belajar matematika
khususnya dalam bentuk bilangan berpangkat. Tes motivasi belajar yang digunakan berbentuk
angket dan peserta didik hanya dapat memilih satu jawaban dari lima pilihan jawaban (Sangat
setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, tidak setuju). Angket motivasi belajar yang
diberikan kepada siswa berisi 10 pernyataan positif dan negatif. Hasil survei yang diperoleh
mengenai motivasi belajar siswa dapat dilihat pada Tabel II di bawah ini.

Tabel II
Kategori Motivasi Belajar Peserta Didik
Kategori Jumlah Peserta Didik
Kurang 0
Sedang 3
Tinggi 7
Sangat Tinggi 0

Dapat dilihat dari Tabel II, bahwa peserta didik dengan kategori kurang berjumlah 0,
kategori sedang berjumlah 3 orang, kategori tinggi berjumlah 7 orang dan kategori sangat
tinggi berjumlah 0. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar peserta didik diperoleh skor rata-
rata keseluruhan hasil angket peserta didik dapat dilihat pada Tabel III berikut.

Tabel III
Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi Belajar
Jumlah Peserta Rata-rata seluruh hasil
Kriteria
Didik angket peserta didik
10 29,6 Tinggi

Dari Tabel V diatas, Terlihat rata-rata hasil angket seluruh peserta didik yang berada
pada kategori kriteria tinggi adalah sebesar 29,6. Dari uraian sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik pada pembelajaran matematika dapat
tergolong tinggi ditinjau dari kelebihannya.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pembagian angket motivasi belajar, rata-rata
peserta didik cenderung memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang menurutnya belum
dipahami, selalu mengulang-ulang materi dan percaya diri terhadap tugas mudah atau sulit,
percaya diri bertanya kepada guru jika ada, apakah mereka tidak mengerti; masih tidak
mengerti. Kemudian peserta didik pada kategori motivasi tinggi berpendapat tidak senang jika
pelajaran matematika kosong dan tidak diberikan tugas, peserta didik selalu semangat dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik. Terlihat bahwa motivasi belajar pada
pembelajaran matematika sudah baik. Berdasarkan rata-rata skor angket motivasi belajar
peserta didik tergolong tinggi. Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa konsisten dalam hasil
belajarnya.

SEMNAS PLP 5
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

Motivasi belajar terdapat beberapa fungsi yaitu, 1) Mendorong perilaku belajar ; 2)


Peningkatan konsestrasi, meningkatkan kualitas konsentrasi belajar ; 3) Meningkatkan daya
tahan, 4) Meningkatkan daya ingat ; 5) Meningkatkan efektivitas pembelajaran ; 6)
Meningkatkan kreativitas. Motivasi belajar diperlukan untuk berbagai alasan yang sangat
penting dalam konteks Pendidikan dan pengembangan pribadi.
Pada kegiatan belajar mengajar, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan hal
terpenting yang memotivasi peserta didik ke arah yang baik dan benar dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan pernyataan berikut dapat dikatakan bahwa siswa SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta mengikuti pelajaran matematika dengan antusias, aktif dan serius mengikuti semua
petunjuk atau kegiatan yang diberikan di kelas. Untuk menjaga motivasi peserta didik yang
tinggi maka upaya yang perlu dilakukan adalah menciptakan suasana dan menggunakan
strategi. Pembelajaran dapat menarik perhatian peserta didik agar peserta didik dan pendidik
termotivasi untuk belajar memberikan dorongan dan umpan balik yang positif, untuk
meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, khususnya matematika.

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Kemampuan Numerik Peserta Didik


Uji korelasi dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan
antara variabel motivasi belajar dengan variabel kemampuan numerik siswa. Namun sebelum
melakukan pengujian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Tabel IV
Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kuesioner .171 10 .200* .897 10 .201
*
nilai .196 10 .200 .937 10 .518
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil uji normalitas terlihat p-value normal Shapiro-Wilk untuk motivasi belajar
sebesar 0,201 > 0,05 dan untuk kemampuan numerik sebesar 0,518 > 0,05 sehingga dikatakan
variabel motivasi belajar dan variabel kemampuan numerik peserta didik berdistribusi normal,
maka penulis menyelidiki lebih lanjut hubungan antara motivasi belajar dan keterampilan
numerik siswa dengan uji korelasi Pearson.
Tabel V
Uji Korelasi Pearson
Correlations
Kemampuan
Motivasi Belajar Numerik
Motivasi Belajar Pearson Correlation 1 .053
Sig. (2-tailed) .884
N 10 10
Kemampuan Pearson Correlation .053 1
Numerik Sig. (2-tailed) .884
N 10 10

SEMNAS PLP 6
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

Berdasarkan analisis korelasi Pearson dengan menggunakan perhitungan SPSS


Statistics 23 diperoleh signifikansi 0,884 > 0,05. Hasil signifikan menunjukkan kedua variabel
tersebut tidak signifikan. Namun nilai Korelasi Pearson antara motivasi belajar dengan
kemampuan numerik siswa sebesar 0,53 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
motivasi belajar dengan kemampuan numerik peserta didik berada pada tingkat yang sangat
rendah. Tabel kriteria koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel VI di bawah ini.

Tabel VI
Kriteria Koefisien Korelasi
Besarnya Nilai R Interpretasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
(Arikunto, 2002:245)

Berdasarkan hasil analisis data skor motivasi belajar siswa dan kemampuan numerik
peserta didik yang diambil dari sampel 10 siswa kelas VI diketahui bahwa masing-masing
variabel berdistribusi normal. Namun, hasil analisis korelasi product moment menunjukkan
adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara motivasi belajar dengan keterampilan
numerik peserta didik. Hubungan negatif tersebut terlihat dari nilai koefisien korelasi yang
sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel menunjukkan penurunan nilai, maka
otomatis variabel kemampuan numerik peserta didik juga mengalami penurunan.
Hal ini juga dapat dibuktikan pada hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik
SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang dimana hasil dari motivasi belajar matematika
peserta didik masuk pada kategori tinggi, tetapi kemampuan numerik peserta didik berada pada
kategori cukup. Sehingga apabila motivasi belajar dan kemampuan numerik menunjukkan
hasil yang tidak sama maka kedua variable tersebut bisa dikatakan tidak memiliki hubungan
yang signifikan. Adapun juka motivasi belajar peserta didik itu tinggi maka kemampuan
numeriknya juga tinggi, dan peserta didik akan mengalami kemudahan dalam menyelesaikan
soal-soal matematika. Dengan demikian terlihat bahwa motivasi belajar matematika tidak
mempunyai hubungan dengan kemampuan numerik peserta didik.
Maka, analisis hubungan motivasi belajar dengan kemampuan numerik peserta didik dapat
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pembelajaran matematika dengan keterampilan
numerik siswa pada materi kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan peneliti dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan kemampuan numerik pada data
numerik kelas VIII. Dari sini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika berada pada kategori
tinggi berdasarkan rangkuman hasil angket motivasi belajar.
2. Pada materi bilangan berpangkat kemampuan numerik siswa tergolong cukup atau
sedang.
3. Pada materi bilangan berpangkat di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta Kelas VIII
tidak terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan kemampuan numerik
siswa yang sangat rendah.

SEMNAS PLP 7
2023 Prosiding Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan; e-ISSN: 2964-1888

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan artikel tentang “Hubungan Motivasi Belajar Matematika
Dengan Kemampuan Numerik Pada Materi Bilangan Berpangkat” sebagai bentuk luaran PLP
2. Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh piha yang telah terlibat dalam penelitian ini yaitu:

1. Ibu. Naning Hidayati, S.Pd., M.Pd, selaku kepala sekolah di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta
2. Bpk. Fajar Arif Widodo, S.Pd., selaku pendidik pamong di SMP Muhammadiyah 2
Yogyakarta
3. Bpk. Fariz Setyawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbingan lapangan dan dosen
coordinator lapangan
4. Peserta didik kelas VIII – C

Kami menyadari bahwa penulisan artikel ini masih jauh dari kata sempurna. Penelitian
ini diharapkan mampumenjadi referensi sumber dan pengetahuan serta memperluas maupun
memperkuat ruang lingkup penelitian yang lebih lanjut. Mohon maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan dalam artikel ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Dwitasari, D., & Yudhanegara, M. R. (2023). Hubungan antara Kemampuan Numerik Siswa
dengan Hasil Belajar Matematika RADIAN Journal: Research and Review. 2(2), 76–82.
https://doi.org/10.35706/rjrrme.v2i2.9263
Noviarti, Utami, C., & Prihatiningtyas, N. C. (2020). Hubungan Motivasi Belajar Matematika
Dengan Kemampuan Numerik Siswa Pada Materi Aljabar. Jurnal
PendidikanMatematika Indonesia, 5(2), 92–99.
https://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPMI/article/view/937
Rahman, S. (2021). Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Merdeka
Belajar, November, 289–302.
Utami, R. A. (2020). Pengaruh Model Role Playing terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa pada Materi Limit. Variabel, 3(1), 20.
https://doi.org/10.26737/var.v3i1.1716

SEMNAS PLP 8

Anda mungkin juga menyukai