net/publication/333649367
CITATIONS READS
0 315
3 authors, including:
Silfanus Jelatu
STKIP Santu Paulus
20 PUBLICATIONS 27 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Silfanus Jelatu on 07 June 2019.
Abstrak
Prestasi belajar matematika merupakan istilah yang berhubungan dengan pencapaian
hasil belajar yang ditandai dengan penguasaan materi setelah mengikuti pembelajaran.
Prestasi belajar matematika siswa pun beragam, dari yang tinggi sampai yang rendah.
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, peneliti berhipotesis bahwa faktor
yang mempengaruhi atau yang melatarbelakangi masalah rendahnya prestasi belajar
siswa adalah faktor inteligensi dengan indikatornya terletak pada tingkat kemampuan
numerik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar
matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 647 orang siswa kelas XI
APH SMK Sadar Wisata Ruteng. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik proporsional random sampling. Jumlah anggota sampel keseluruhannya adalah
87 siswa. Data kemampuan numerik dan data prestasi belajar matematika siswa
dikumpulkan menggunakan metode tes. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan
teknik analisis korelasi. Hasil analisis data dari penelitian ini memberikan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,612 dan nilai thitung= 7,135 lebih besar dari ttabel= 1,6629
(7,135>1,6629). Selanjutnya Hasil analisis uji signifikan diperoleh nilai t hitung = 7,135,
sedangkan nilai ttabel = 1,663 pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dan dk = n-2 = 87-2= 85.
Ternyatayaitu 7,135 > 1,663. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi
belajar matematika siswa, artinya semakin tinggi kemamuan numerik seseorang maka
prestasi belajarnya pun semakin baik. Begitupun sebaliknya. Dari hasil analisis juga
diperoleh informasi bahwa besarnya sumbangan atau kontribusi kemampuan
numerikterhadap prestasi belajar matematikaadalah 37,46%, sedangkan sisanya 62,54%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Abstract
Mathematics learning achievement is one of the goals achieved by students after
learning. Students' mathematics learning achievements also vary, from high to low.
Based on the facts found in the field, the researchers hypothesized that the factors that
influence or underlie the problem of low student achievement are intelligence factors
with the indikator located at the level of students' numerical abilities. This purpose of
this researh is to determine whether there is a positive and significant relationship
between numerical abilities and student mathematics learning achievement. The number
of population in this study was 647 of class XI APH SMK Sadar Wisata Ruteng. 87
students were selected as a sample by using proportional random sampling technique.
Numerical ability data and student mathematics learning achievement data were
collected using the test method. The research hypothesis was tested using correlation
analysis techniques. The results of data analysis from this study provide a correlation
coefficient of 0. 612, and the value of tcount = 7. 135 is greater than ttabel = 1. 6629 (7.
135>1. 6629). Furthermore the results of the significant test analysis obtained a value
of tcount = 7. 135, while the value of ttabel = 1. 663 at the significance level (α) = 0. 05
and dk = n-2 = 87-2 = 85. It turns out that is 7. 135>1. 663. From the results of this
analysis it can be concluded that there is a positive and significant relationship between
numerical ability and students' mathematics learning achievement, meaning that the
higher the numerical ability of a person, the better the learning achievement or vice
versa. From the results of the analysis also obtained information that the magnitude of
the contribution or contribution of numerical abilities to mathematics learning
achievement is 37. 46%, while the remaining 62. 54% is explained by other variables
not examined.
penalaran. Senada dengan Gardner, prestasi yang baik pula dalam bidang
menurut Dandy (Indrawati, 2011) matematika.
kemampuan numerik lebih ditunjukan Menilik pada paparan atau
pada kemampuan berhitung yang uraian-uraian masalah di atas, maka
melibatkan angka-angka. Dengan kata peneliti memandang perlu untuk
lain kemampuan memahami ide dan mengkaji kembali relasi kemampuan
konsep yang direpresentasikan melalui numerik dalam perolehan prestasi
angka-angka dapat diukur melalui belajar matematika. Peneliti
kemampuan numerik seseorang. Hal mengangkat permasalahan yang perlu
yang sama juga berlaku untuk diteliti ini melalui suatu studi yang
mengukur kemampuan berfikir serta diadakan di SMK Sadar Wisata Ruteng
memecahkan masalah melalui Tahun Ajaran 2018/2019 dengan judul
penggunaan angka-angka. “Relasi antara Kemampuan Numerik
Merangkum berbagai pandangan dengan Prestasi Belajar Matematika
atau defenisi yang diutarakan di atas, Siswa”. Tempat dan waktu penelitian,
maka kemampuan numerik dapat karakteristik subyek penelitian
digambarkan sebagai kemampuan dasar (populasi dan sampel penelitian), materi
dalam menggunakan angka yang di penelitian, serta hasil penelitian dan
dalamnya meliputi kemampuan lain-lain merupakan pembeda penelitian
berhitung, kemampuan berpikir logis, ini dengan penelitian relevan yang telah
kemampuan menyelesaiakan masalah diuraikan di atas.
matematis, dan penalaran. Adapun tujuan dari penelitian
Seseorang yang memiliki ini adalah untuk mengkaji apakah
kemampuan numerik tinggi, secara terdapat hubungan yang positif dan
umum memiliki cara berpikir yang signifikan antara kemampuan numerik
terorganisir dalam menyelesaikan dengan prestasi belajar matematika
masalah, mampu memfiltrasi dan siswa SMK Sadar Wisata Ruteng Tahun
mengelola informasi, serta mampu Ajaran 2018/2019 dan untuk
melakukan perhitungan atau operasi mengetahui besarnya sumbangan
matematika yang kompleks (Darma, et kemampuan numerik terhadap prestasi
al. 2018). Selain itu, kemampuan belajar matematika siswa SMK Sadar
numerik juga sangat diperlukan dalam Wisata Ruteng Tahun Ajaran
pelajaran matematika serta memiliki 2018/2019.
hubungan yang sangat erat dengan
kemampuan-kemampuan matematika 2. METODE
lainnya seperti kemampuan verbal, Jenis penelitian ini adalah
berpikir logis, dan sebagainya. penelitian kuantitatif dengan
Hubungan serta kesamaan-kesamaan korelasional. Arikunto (2006)
tersebut dapat direfleksikan melalui mendefenisikan penelitian kuantitatif
aspek-aspek seperti: kesamaan dalam sebagai penelitian yang banyak
aspek penggunaan hitungan, kesamaan menggunakan angka, mulai dari
dalam aspek penggunaan logika, dan pengumpulan data, penafsiran data,
kesamaan dalam aspek penggunaan serta penampilan hasilnya. Mengingat
angka-angka. Sehingga, sangat tepat penelitian menggunakan metode
apabila kita mengeneralisasikan bahwa korelasi, maka variabel yang akan diuji
kemampuan numerik yang baik, korelasinya adalah kemampuan numerik
kemungkinan besar akan memberikan dan prestasi belajar matematika siswa.
deviasi sebesar 9,63. Sedangkan rata- pada indikator ini berada pada
rata prestasi belajar matematika siswa kategori tinggi.
sebesar 61,6 dengan standar deviasi 2. Berpikir Logis
sebesar 14,12. Hasil ini memberikan arti Indikator ini terdiri dari 2 soal yang
bahwa prestasi belajar matematika terletak pada nomor 4 dan 5 dengan
siswa dikategorikan sebagai kelompok skor tertinggi 6 pada masing-
sedang. masing soal. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh skor
Deskripsi Hasil Tes Kemampuan tertinggi yang dicapai siswa pada
Numerik pada Setiap Indikator indikator berpikir logis adalah
1. Melakukan Perhitungan Matematis. sebesar 12 dan skor terendah
Indikator ini terdiri dari 3 soal yang sebesar 4. Sedangkan Mean ideal
terletak pada nomor 1, 2, dan 3 (Mi) dan Standar Deviasi ideal
dengan skor tertinggi 4 pada (SDi) masing-masing bernilai 8 dan
masing-masing soal. Berdasarkan 1,3. Untuk mengetahui
hasil perhitungan, skor tertinggi kecenderungan data, berikut ini
yang dicapai siswa pada indikator disajikan tabel distribusi
melakukan perhitugan matematis kategorisasi pada indikator berpikir
adalah sebesar 12 dan skor terendah logis.
sebesar 5. Sedangkan Mean ideal
(Mi) dan Standar Deviasi ideal Tabel 5. Distribusi kategorisasi
(SDi) masing-masing bernilai 8,5 indikator berpikir logis
dan 0,6. Untuk mengetahui Skor F Presentasi Kategori
kecenderungan data, berikut ini X≥9 33 37,93% Tinggi
disajikan tabel distribusi
7 ≤ X < 9 25 28,74% Sedang
kategorisasi pada indikator
X<7 29 33,33% Rendah
melakukan perhitungan matematis.
Jumlah 87 100%
Tabel 4. Distribusi kategorisasi Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
indikator melakukan pada data kemamapuan numerik
perhitungan matematis dalam indikator berpikir logis,
sebanyak 33 orang (37,93%)
Skor F Presentasi Kategori
siswa yang berkategori tinggi,
X≥9 56 64,4% Tinggi sebanyak 25 orang (28,74%) siswa
8≤X<9 24 27,6% Sedang berkategori sedang, dan sebanyak
X<8 7 8,0% Rendah 29 orang (33,33%) siswa
Jumlah 87 100% berkategori rendah. Jadi, pada
indikator ini, kecenderungan data
Pada tabel 4 tentang data siswa juga berada pada pada
kemampuan numerik pada kategori tinggi.
indikator melakukan perhitungan 3. Pemecahan Masalah
matematis dapat diuraikan bahwa Indikator ini terdiri dari 2 soal yang
sebanyak 56 orang (64,4%) siswa terletak pada nomor 7 dan 8 dengan
berkategori tinggi, sebanyak 24 skor tertinggi 6 pada masing-
orang (27,6%) siswa berada pada masing soal. Berdasarkan hasil
berkategori sedang, dan sebanyak 7 perhitungan diperoleh skor tertinggi
orang (8%) siswa berkategori yang dicapai siswa pada indikator
rendah. Jadi, dapat disimpulkan pemecahan masalah adalah sebesar
bahwa kecenderungan data siswa 12 dan skor terendah sebesar 4.
2 hitung 2 tabel atau 2,549 12,59 , analisis korelasi pada tahap ini. Tujuan
dari penggunaan analisis korelasi adalah
maka dapat dikatakan data kemampuan
untuk mengetahui hubungan antara
numerik siswa berdistribusi normal.
variabel bebas (kemampuan numerik)
Sedangkan untuk uji normalitas prestasi
dan variabel terikat (prestasi belajar).
belajar matematika siswa diperoleh nilai
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan
2 hitung sebesar 6,09 dan nilai analisis menunjukan bahwa besar
2tabel 12,59 untuk 5% Hasil olah koefisien korelasi (rxy) kemampuan
numerik terhadap prestasi belajar
data tersebut juga menunjukkan
matematika siswa bernilai positif yakni
2
hitung 2
atau 6,09 12,59 , maka
tabel sebesar 0,612. Selain itu, dapat
dapat dikatakan data prestasi belajar ditunjukan pula bahwa besar kontribusi
matematika siswa berdistribusi normal. kemampuan numerik terhadap
Oleh kerena itu dapat disimpulkan perolehan prestasi belajar matematika
bahwa H0 diterima, artinya persyaratan siswa adalah sebesar 37,46% dan
normalitas sebaran data kemampuan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
numerik dan prestasi belajar matematika Selanjutnya dari hasil analisis uji
siswa masing-masing terpenuhi. signifikan diperoleh nilai thitung = 7,135,
Pada pengujian lineariltas, sedangkan nilai ttabel = 1,663 pada taraf
hipotesis yang diajukan, yaitu: signifikansi (α) = 0,05 dan dk = =
H 0 : hubungan kemampuan numerik 87-2= 85. Hasil ini menunjukan nilai
dan prestasi belajar matematika t hitung t tabel yaitu 7,135 > 1,663.
tidak linear. Berdasarkan hasil analisis di
H1 : hubungan kemampuan numerik atas diketahui bahwa hipotesis yang
dan prestasi belajar matematika penulis ajukan diterima atau dengan
berpola linear . kata lain “terdapat hubungan yang
Perhitungan dibantu dengan positif dan signifikan antara
program microsoft office excel 2007. kemampuan numerik dengan prestasi
Kriteria pengujian yang diberikan belajar matematika siswa kelas XI APH
adalah apabila nilai Fhitung Ftabel maka SMK Sadar Wisata Ruteng Tahun
Ajaran 2018/2019”. Tingkat hubungan
data berpola linear, artinya H0 ditolak. yang terjadi cukup kuat, karena nilai
Sedangkan, apabila Fhitung Ftabel maka koefisien korelasi (rxy) = 0,612 berada
data tidak berpola linear, artinya H0 pada interval 0,60 – 0,799.
diterima Hasil penelitian ini memiliki
Dari hasil olah data uji linearitas paritas dengan temuan sebelumnya dari
diperoleh bahwa nilai f hitung sebesar Alauddin (2017) yang menunjukan
terdapat hubungan yang positif dan
5,05 dan nilai f tabel sebesar 0,45 signifikan antara bakat numerikal yang
Ternyata f hiutng f tabel atau dimiliki siswa dengan prestasi belajar
matematika. Hal ini ditunjukan dengan
5,05 0,45 . Oleh kerena itu dapat
besarnya nilai t hitung 0,74 yang lebih
disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya
data berpola linear. besar dari nilai t tabel 0,468 pada taraf
Mengingat kedua uji prasyarat signifikan 5% atau 1%. Fatkhurrohman,
telah dilakukan dan hasilnya terpenuhi, (2016) dalam penelitiannya menunjukan
peneliti selanjutnya melakukan uji terdapat hubungan positif antara
hipotesis. Peneliti menggunakan kemampuan berhitung dan kemampuan
yang ada. Hasil ini juga menunjukan dengan taraf signifikan α = 0,05 nilai r
adanya karakteristik kemampuan tabel = 0,361.
numerik siswa. Keterampilan dalam melakukan
Konotasi yang melekat pada operasi hitung tidak dapat menjamin
matematika sebagai dunia hitung keberhasilan siswa dalam mengerjakan
menghitung melahirkan istilah soal-soal matematika lainnya. Untuk
kemampuan perhitungan matematika dapat menyelesaikan soal tersebut siswa
atau kemampuan dalam melakukan diharapkan mampu berpikir logis.
perhitungan matematis. Selanjutnya, Kemampuan berpikir logis berarti siswa
kemampuan ini disetarakan dengan harus mampu menjelaskan, menyusun,
fondasi atau kemampuan dasar dalam serta mengaitkan secara logis dan
memelajari matematika. Gardner (Uno, sistematis sebab-akibat suatu persoalan
2009) mengelompokan kemampuan dengan syarat bahwa siswa harus
tersebut ini dalam tiga jenis yakni menguasai semua konsep-konsep dasar
kemampuan melakukan operasi hitung matematika yang membangun persoalan
secara manual baik operasi matematika yang sedang dipikirkan. Hal
penjumlahan, pengurangan, perkalian, ini relevan dengan hakikat matematika
pembagian, perpangkatan, maupun yang menegaskan tentang konsep
penarikan akar. Manakala siswa tidak matematika yang hirarkis. Kegagalan
bisa melakukan operasi hitung dalam memahami konsep akan
sederhana secara manual, maka dapat berimbas pada kesalahan mengerjakan
dipastikan bahwa apapun bentuk soal soal. Atau dengan kata lain penguasaan
dalam matematika, siswa tersebut tidak konsep dasar menjadi pijakan untuk
akan mampu mengerjakannya dengan menguasai konsep yang lebih tinggi.
benar. Sebaliknya jika siswa mahir Mengingat kelemahan siswa
melakukan operasi hitung sederhana, dalam menganalisis soal-soal non-rutin
maka ada kemungkinan soal-soal yang maka selain memiliki kemampuan
diberikan dapat dikerjakan dengan berpikir logis, kemampuan mengenali
benar. pola serta hubungan antar bilangan juga
Sifat korelatif kemampuan mempunyai pengaruh yang besar dalam
numerik juga dibuktikan oleh menyelesaikan soal. Pada dasarnya
Fatkhurrohman, (2016) melalui sebuah tujuan utama kemampuan mengenali
penelitian yang secara spesifik meninjau pola bilangan adalah untuk melatih
bagaimana kemampuan siswa dalam kemampuan bernalar siswa dalam
menyelesaikan soal cerita jika siswa menganalisis soal, yang selanjutnya
tersebut memiliki kemampuan kemampuan bernalar ini akan
berhitung baik pada level tinggi maupun mempengaruhi kemampuan
rendah. Ia memilih materi himpunan memecahkan masalah matematis siswa.
untuk mengkaji hubungannya. Hasil Dengan kata lain siswa berkemampuan
penelitiannya menunjukan bahwa ada nalar rendah memiliki kinerja yang
kemampuan berhitung memiliki sifat kurang optimal dalam dalam
korelatif yang positif dengan menyelesaikan soal pemecahan
kemampuan menyelesaikan soal cerita. masalah, sebaliknya siswa yang mampu
Kesimpulan ini didasari oleh hasil bernalar dengan baik akan menampilkan
analisis yang memberikan nilai kinerja atau akan bekerja lebih baik
koefisien korelasi ganda R2 sebesar dalam menyelesaikan soal pemecahan
0,6008, derajat kebebasan (dk) = 30 masalah. Dalam kurikulum pendidikan
nasional maupun pada standar