Anda di halaman 1dari 19

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333649367

RELASI ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA

Article · March 2019


DOI: 10.31849/lectura.v10i1.2390

CITATIONS READS

0 315

3 authors, including:

Silfanus Jelatu
STKIP Santu Paulus
20 PUBLICATIONS   27 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Mathematic View project

All content following this page was uploaded by Silfanus Jelatu on 07 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1

RELASI ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA

Silfanus Jelatu1], Mayona Emenensia Mon2], Selvianus San3]


STKIP Santu Paulus, Ruteng
E-mail: 1]silfanusjelatu@yahoo.co.id
2]
nensimon137@gmail.com
3]
Hezosansel_24@yahoo.com

Abstrak
Prestasi belajar matematika merupakan istilah yang berhubungan dengan pencapaian
hasil belajar yang ditandai dengan penguasaan materi setelah mengikuti pembelajaran.
Prestasi belajar matematika siswa pun beragam, dari yang tinggi sampai yang rendah.
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, peneliti berhipotesis bahwa faktor
yang mempengaruhi atau yang melatarbelakangi masalah rendahnya prestasi belajar
siswa adalah faktor inteligensi dengan indikatornya terletak pada tingkat kemampuan
numerik siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi belajar
matematika siswa. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 647 orang siswa kelas XI
APH SMK Sadar Wisata Ruteng. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik proporsional random sampling. Jumlah anggota sampel keseluruhannya adalah
87 siswa. Data kemampuan numerik dan data prestasi belajar matematika siswa
dikumpulkan menggunakan metode tes. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan
teknik analisis korelasi. Hasil analisis data dari penelitian ini memberikan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,612 dan nilai thitung= 7,135 lebih besar dari ttabel= 1,6629
(7,135>1,6629). Selanjutnya Hasil analisis uji signifikan diperoleh nilai t hitung = 7,135,
sedangkan nilai ttabel = 1,663 pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dan dk = n-2 = 87-2= 85.
Ternyatayaitu 7,135 > 1,663. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan numerik dengan prestasi
belajar matematika siswa, artinya semakin tinggi kemamuan numerik seseorang maka
prestasi belajarnya pun semakin baik. Begitupun sebaliknya. Dari hasil analisis juga
diperoleh informasi bahwa besarnya sumbangan atau kontribusi kemampuan
numerikterhadap prestasi belajar matematikaadalah 37,46%, sedangkan sisanya 62,54%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci: Relasi, Kemampuan Numerik, Prestasi Belajar Matematika

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


2

THE RELATIONSHIP BETWEEN NUMERIC ABILITY AND MATHEMATICS


LEARNING ACHIEVEMENT

Abstract
Mathematics learning achievement is one of the goals achieved by students after
learning. Students' mathematics learning achievements also vary, from high to low.
Based on the facts found in the field, the researchers hypothesized that the factors that
influence or underlie the problem of low student achievement are intelligence factors
with the indikator located at the level of students' numerical abilities. This purpose of
this researh is to determine whether there is a positive and significant relationship
between numerical abilities and student mathematics learning achievement. The number
of population in this study was 647 of class XI APH SMK Sadar Wisata Ruteng. 87
students were selected as a sample by using proportional random sampling technique.
Numerical ability data and student mathematics learning achievement data were
collected using the test method. The research hypothesis was tested using correlation
analysis techniques. The results of data analysis from this study provide a correlation
coefficient of 0. 612, and the value of tcount = 7. 135 is greater than ttabel = 1. 6629 (7.
135>1. 6629). Furthermore the results of the significant test analysis obtained a value
of tcount = 7. 135, while the value of ttabel = 1. 663 at the significance level (α) = 0. 05
and dk = n-2 = 87-2 = 85. It turns out that is 7. 135>1. 663. From the results of this
analysis it can be concluded that there is a positive and significant relationship between
numerical ability and students' mathematics learning achievement, meaning that the
higher the numerical ability of a person, the better the learning achievement or vice
versa. From the results of the analysis also obtained information that the magnitude of
the contribution or contribution of numerical abilities to mathematics learning
achievement is 37. 46%, while the remaining 62. 54% is explained by other variables
not examined.

Keywords: Relation, Numerical Ability, Mathematics Learning Achievement

1. PENDAHULUAN menyatakan bahwa matematika hidup


Peran matematika sangat relevan untuk dirinya sendiri.
apabila dikaitkan dengan dunia Susilo (2012) menerangkan
teknologi informasi dan komunikasi bahwa mempelajari matematika
yang kita hadapi di era sekarang merupakan jalan untuk masuk, adaptasi,
maupun era yang telah lalu. Hal ini serta menguasai ilmu pengetahuan.
disebabkan oleh keuniversalan Untuk itu, memahami dan mempelajari
matematika sebagai ilmu yang matematika tidak hanya pada tingkat
melandasi perkembangan teknologi menegah bahkan perguruan tinggi tetapi
modern, sebagai ilmu yang berfaedah sekurang-kurangnya bermula sejak
bagi bidang ilmu lainnya, serta sebagai tingkat dasar. Pemerintah melalui
ilmu yang memperkaya daya daya pikir Kurikulum Pendidikan Indonesia telah
manusia (Nurjanah, 2017; Jelatu, et al, mengaplikasikan hal ini melalui
2018). Mengingat begitu pentingnya penekanan pada pentingnya
matematika dalam kehidupan sehinga pembelajaran matematika untuk
sangat tidak tepat apabila kita diajarkan pada semua tingkatan
pendidikan. Pada pendidikan TK

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


3

maupun PAUD sudah mulai jika berpedoman pada taksonomi


mengarhkan siswa untuk dekat dengan Bloom, maka nampak jelas bahwa
matematika. Melalui roses pembelajaran prestasi belajar merupakan perwakilan
matematika yang dilakukan di sekolah, ketercapaian siswa pada aspek kognitif.
siswa akan dibekali untuk memiliki Prestasi belajar matematika
kemampuan atau kecakapan berfikir merupakan indikator keberhasilan siswa
objektif, kritis, cermat, analitis dan logis terhadap penguasaan matematika
(Maulana, 2016). Mereka juga akan setelah melalui proses belajar di sekolah
dibekali untuk mampu mengelolah dan yang direpresentasikan melaui skor
memanfaatkan informasi. yang diperoleh dari hasil tes (Nasution
Walaupun matematika dipelajari dalam Achdiyat, dkk. 2017). Selaras
di setiap jenjang pendidikan tidak dengan pendapat ini, Kurnila (2011),
berarti bahwa penguasaan siswa akan menambahkan bahwa pencapaian
materi matematika sudah optimal. standar kompetensi matematika dapat
Kenyataan menunjukan bahwa prestasi dilihat dari prestasi belajar.
belajar matematika setiap siswa Pengukurannya menggunakan alat
bervariasi atau berbeda-beda, ada yang penilaian berupa tes yang memuat
memiliki prestasi belajar matematika standar kompetensi serta kompetensi
tinggi dan ada pula siswa yang memiliki dasar yang diukur. Kurniati, dkk (2018)
prestasi belajar matematika yang juga menggambarkan prestasi belajar
rendah. Perbedaan ini tentunya matematika dalam perpspektif yang
disebabkan oleh banyak faktor. sama yakni penilaian yang berbentuk
Menurut Bloom (Lorensia angka untuk menggambarkan
2016), hasil belajar atau prestasi belajar pencapaian belajar atau indikator
matematika dapat dikelompokan mengenai penguasaan materi setelah
kedalam tiga domain, yaitu kognitif guru melakukan proses pembelajaran
atau pengetahuan, afektif atau sikap, matematika.
dan psikomotor atau keterampilan. Perbedaan prestasi belajar
Domain kognitif meliputi pengetahuan matematika tentunya memiliki
(knowledge), pemahaman penyebab. Beberapa kajian menujukan
(comprehension), penerapan bahw prestasi belajar dapat terbentuk
(application), analisis (analysis), dari faktor yang bersumber dari siswa
sintesis (sinthesis), dan evaluasi itu sendiri maupun faktor lain di luar
(evaluation). Domain afektif mencakup diri siswa. Sikap, minat, motivasi dan
kemauan menerima (receiving), dan lain yang menujukan dorongan
kemauan menanggapi (responding), bertindak merupakan aspek internal
menilai (valuing), dan organisasi yang dimaksud (Turgut, & Turgut,
(organization). Domain psikomotor 2018). Sedangkan lingkungan
meliputi motor skill, manipulations of merupakan aspek eksternal yang
materials or objects, neuromuskular dimaksud.
coordination (mengamati, menerapkan, Menilik pada beberapa masalah
dan menghubungkan). yang ditemukan peneliti di SMK Sadar
Prestasi belajar merupakan Wisata Ruteng, Kabupaten Manggarai,
representasi dari kemajuan belajar. Provinsi Nusa Tenggara Timur, peneliti
Secara eksplisit prestasi belajar menemukan berbagai variasi prestasi
diartikan sebagai tingkat penguasaan belajar yang diraih siswa. Namun,
materi yang diperoleh melalui proses sebagian besar dari mereka masuk
belajar mengajar. Dengan demikian, dalam kategori prestasi belajar rendah.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


4

Pada objek pengamatan yang lain Perhitungan secara matematis adalah


peneliti menemukan sebuah masalah kemampuan dalam melakukan
yang hampir dialami oleh sebagian perhitungan dasar yang meliputi
besar siswa yaitu kesulitan dalam hitungan biasa, logaritma, akar
melakukan operasi hitung sederhana. kuadrat, dan lain sebagainya. Operasi
Misalnya pada materi bangun datar perhitungan terdiri dari penjumlahan,
diberikan soal sebuah layang-layang pengurangan, perkalian, dan
kemudian ditanya berapakah luas dan pembagian.
keliling layang-layang tersebut. Dari Contoh:
hasil pekerjaan siswa yang terdapat di 4  12   8
lembar kerja siswa (LKS), penulis  ...
3
melihat bahwa kesalahan siswa 2. Berpikir logis
umumnya terletak pada kemampuan Berpikir logis yaitu kecakapan yang
menghitung. Contohnya: menyangkut kemampuan
4 2  8, 8 2  6 2  16  12 , 30% dari menjelaskan secara logis dan
30  100 sistematis sebab akibat suatu
50   60 dan masih banyak permasalah yang sedang dihadapi.
50 Dalam berpikir logis siswa tidak
lagi kesalahan-kesalahan yang penulis
hanya memerlukan keterampilan
temukan baik pada materi bangun datar
melakukan perhitungan matematis
maupun pada materi barisan dan deret.
tetapi juga dituntut untuk memiliki
Kesalahan yang dilakukan
pemahaman yang kuat terhadap
siswa-siswa ini betul-betul murni.
konsep-konsep matematika. Menurut
Selain itu, kesalaha-kesalahan ini terjadi
Barrett (Yunida, 2012) kemampuan
hampir setiap kali memberikan tugas
berpikir logis mengarah pada
atau latihan. Penulis menemukan nama
kemampuan siswa dalam mengelolah
yang sama dan kadangkala semakin
kata-kata dan bilangan.
tinggi level kesulitan materi yang
Contoh:
disajikan semakin bertambah pula siswa
Pada tahun 2011 lalu usia Yuin
yang salah dalam berhitung.
adalah setengah dari usia ibunya, jika
Berdasarkan fakta di lapangan,
pada saat ini adalah tahun 2018 dan
penulis berhipotesis bahwa faktor yang
ibu Yuin lahir pada tahun 1976,
mempengaruhi atau yang
maka pada tahun berapakah Yuin
melatarbelakangi masalah rendahnya
dilahirkan?
prestasi belajar siswa di atas adalah
3. Pemecahan masalah
faktor inteligensi dengan indikatornya
Pemecahan masalah adalah
terletak pada tingkat kemampuan
kemampuan mencernah sebuah cerita
numerik siswa. Hipotesis ini didasari
kemudian merumuskan cerita
oleh beberapa kajian yang menyatakan
tersebut ke dalam persamaan atau
bahwa berbagai kesalahan yang
bentuk matematika. Oleh karena itu,
dilakukan oleh siswa dalam
kemampuan berpikir abstrak menjadi
menyelesaikan operasi serta masalah
dasar utama dalam memecahkan
matematika erat hubungannya dengan
persoalan-persoalan matematika
indikator kemampuan numerik.
yang dituangkan dalam bentuk cerita.
Gardner (Uno, 2009)
Contoh :
menjelaskan bahwa indikator-indikator
Pak Markus adalah seorang
kemampuan numerik terdiri atas:
karyawan di sebuah perusahaan. Gaji
1. Melakukan perhitungan matematis.
yang diperoleh Pak Markus sebesar

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


5

Rp. 2.000.000 per-bulan. Pak bahwa kemampuan numerik merupakan


Markus sendiri pernah meminjam prediktor yang baik untuk pencapaian
uang kepada perusahaan tempat ia dalam mata pelajaran matematika dan
bekerja sebesar Rp. 5.000.000. Jika sains.
perjanjian pembayarannya ialah Gunarti (2017) meneliti tentang
setiap bulan gaji Pak Markus kreativitas, kemampuan numerik dan
dipotong sebesar 25%. Berapa sikap terhadap pelajaran matematika
bulankah Pak Markus dapat melunasi dalam mencapai prestasi belajar
utangnya? matematika siswa kelas VIII SMP
4. Mengenali pola serta hubungan Negeri Se-Kecamatan Pundong Tahun
antara bilangan. Ajaran 2013/2014. Hasil yang
Indikator ini dapat didefenisikan disimpulkan dari penenlitian ini adalah
sebagai kemampuan menganalisa ketiga variabel yang dianalisis termasuk
permasalahan matematika yang yang di dalamnya adalah kemampuan
direfleksikan dalam permasalahan numerik memiliki relasi yang positif
barisan ataupun deret. Kemampuan dan signifikan dengan prestasi belajar
yang dituntut adalah Kemampuan matematika siswa. Alauddin (2017)
menganalisa bentuk yang paling dalam penelitiannya tentang “Hubungan
logis dan konsisten dari angka-angka Hasil Tes Bakat Numerikal dengan
yang disajikan. Dalam hal para siswa Prestasi Belajar Matematika Siswa
dituntut untuk memiliki kemampuan SMA” juga menyimpulkan bahwa ada
menganalisis pola-pola perubahan hubungan yang positif dan signifikan
sehingga angka-angka atau huruf- antara kedua varibel yang dianalisis
huruf tersebut menjadi deret yang yakni bakat numerikal dan prestasi
utuh. belajar matematika.
Contoh: Hasil penelitian-penelitian yang
1, 4, 9, 16, 25 … telah dilakukan di atas memberikan
Hipotesis di atas juga didukung sebuah kesimpulan yang sama bahwa
oleh hasil kajian para peneliti yakni siswa yang mempunyai
sebelumnya yang telah menetapkan kemampuan numerik tinggi cenderung
fakta bahwa antara kemampuan mampu menyelesaikan soal-soal
numerik dan kinerja dalam mata matematika dengan mudah. Sebaliknya,
pelajaran matematika dan Sains siswa yang cenderung kesulitan dalam
berhubungan yang kuat (Badru & menyelesaikan soal-soal matematika
Ademola, 2016; Jayantika, dkk. 2013; dapat diklaim sebagai siswa
Yunker & Krull, 2009; Darma, et al. berkemampuan numerik rendah.
2018). Astuti dalam Irawan (2016)
Badru & Ademola (2016) dalam mengeneralisasikan kecepatan serta
penelitian mereka telah membuktikan kecermatan berhitung dasar berkaitan
adanya efek yang signifikan dengan kemampuan numerik. Istilah
kemampuan numerik dalam perolehan kemampuan numerik dapat digunakan
prestasi belajar matematika siswa. atau memiliki kesamaan dengan istilan
Yunker, et al (2009) melaporkan bahwa bakat, kecerdasan, dan penelaran
ada efek positif dan signifikan dari numerik (Indarawati, 2015). Gardner
kemampuan numerik terhadap kinerja (Darma, et al. 2018) menyebutkan
atau aktifitas siswa dalam pembelajaran kemampuan numerik sebagai
matematika. Selanjutnya, Jayantika, dkk kecerdasan logis matematika yang
(2013) juga menegaskan fakta tersebut berhubungan dengan konsep angka dan

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


6

penalaran. Senada dengan Gardner, prestasi yang baik pula dalam bidang
menurut Dandy (Indrawati, 2011) matematika.
kemampuan numerik lebih ditunjukan Menilik pada paparan atau
pada kemampuan berhitung yang uraian-uraian masalah di atas, maka
melibatkan angka-angka. Dengan kata peneliti memandang perlu untuk
lain kemampuan memahami ide dan mengkaji kembali relasi kemampuan
konsep yang direpresentasikan melalui numerik dalam perolehan prestasi
angka-angka dapat diukur melalui belajar matematika. Peneliti
kemampuan numerik seseorang. Hal mengangkat permasalahan yang perlu
yang sama juga berlaku untuk diteliti ini melalui suatu studi yang
mengukur kemampuan berfikir serta diadakan di SMK Sadar Wisata Ruteng
memecahkan masalah melalui Tahun Ajaran 2018/2019 dengan judul
penggunaan angka-angka. “Relasi antara Kemampuan Numerik
Merangkum berbagai pandangan dengan Prestasi Belajar Matematika
atau defenisi yang diutarakan di atas, Siswa”. Tempat dan waktu penelitian,
maka kemampuan numerik dapat karakteristik subyek penelitian
digambarkan sebagai kemampuan dasar (populasi dan sampel penelitian), materi
dalam menggunakan angka yang di penelitian, serta hasil penelitian dan
dalamnya meliputi kemampuan lain-lain merupakan pembeda penelitian
berhitung, kemampuan berpikir logis, ini dengan penelitian relevan yang telah
kemampuan menyelesaiakan masalah diuraikan di atas.
matematis, dan penalaran. Adapun tujuan dari penelitian
Seseorang yang memiliki ini adalah untuk mengkaji apakah
kemampuan numerik tinggi, secara terdapat hubungan yang positif dan
umum memiliki cara berpikir yang signifikan antara kemampuan numerik
terorganisir dalam menyelesaikan dengan prestasi belajar matematika
masalah, mampu memfiltrasi dan siswa SMK Sadar Wisata Ruteng Tahun
mengelola informasi, serta mampu Ajaran 2018/2019 dan untuk
melakukan perhitungan atau operasi mengetahui besarnya sumbangan
matematika yang kompleks (Darma, et kemampuan numerik terhadap prestasi
al. 2018). Selain itu, kemampuan belajar matematika siswa SMK Sadar
numerik juga sangat diperlukan dalam Wisata Ruteng Tahun Ajaran
pelajaran matematika serta memiliki 2018/2019.
hubungan yang sangat erat dengan
kemampuan-kemampuan matematika 2. METODE
lainnya seperti kemampuan verbal, Jenis penelitian ini adalah
berpikir logis, dan sebagainya. penelitian kuantitatif dengan
Hubungan serta kesamaan-kesamaan korelasional. Arikunto (2006)
tersebut dapat direfleksikan melalui mendefenisikan penelitian kuantitatif
aspek-aspek seperti: kesamaan dalam sebagai penelitian yang banyak
aspek penggunaan hitungan, kesamaan menggunakan angka, mulai dari
dalam aspek penggunaan logika, dan pengumpulan data, penafsiran data,
kesamaan dalam aspek penggunaan serta penampilan hasilnya. Mengingat
angka-angka. Sehingga, sangat tepat penelitian menggunakan metode
apabila kita mengeneralisasikan bahwa korelasi, maka variabel yang akan diuji
kemampuan numerik yang baik, korelasinya adalah kemampuan numerik
kemungkinan besar akan memberikan dan prestasi belajar matematika siswa.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


7

Dalam penelitian ini, seluruh (C4), mengevaluasi (C5), dan


siswa kelas XI APH SMK Sadar Wisata menciptakan (C6). Adapun materi yang
Ruteng yang berjumlah 647 siswa menjadi fokus peneliti dalam menyusun
merupakan populasi. Sebanyak 87 siswa soal-soal tes prestasi belajar matematika
dipilih menggunakan teknik adalah materi Barisan dan Deret.
proporsional random sampling sebagai Peneliti menggunakan tes
sampel penelitian. Penelitian ini objektif berbentuk pilihan ganda untuk
menggunakan tes sebagai instrumen mengumpulkan data prestasi belajar
yang digunakan untuk pengumpulan matematika siswa. Soal tes tersebut
data. Baik data kemampuan numerik dibuat oleh penulis dengan rumusan
maupun data prestasi belajar indikator soal berdasarkan materi ajar
matematika keduanya dimpulkan semester I kelas XI SMK Sadar Wisata
menggunakan tes. Ruteng dengan jumlah butir soal yang
Instrumen yang digunakan untuk diuji sebanyak 20 nomor.
mengetahui kemampuan numerik siswa Tabel 2 berikut ini
adalah tes berbentuk esai dimana menggambarkan distribusi penyebaran
soalnya berkaitan dengan rumusan soal pada aspek materi, indikator, dan
indikator soal tes kemampuan numerik jumlah soal untuk instrumen prestasi
yang sudah disusun dalam kisi-kisi. belajar matematika.
Adapun tes kemampuan numerik
matematika ini terdiri dari 10 soal Tabel 2. Instrument prestasi belajar
dengan perincian sebagai berikut: Materi Indikator Banyak
Level Kognitif Soal
Tabel 1. Instrumen kemampuan Mengingat (C1) 3
numerik Barisan Memahami (C2) 9
Indikator Banyak Soal dan Mengaplikasikan 5
- Melakukan 3 Deret (C3)
perhitungan Menganalisis 3
matematis (C4)
- Berpikir logis 3 Jumlah 20
- Mengenali pola serta 2 Uji coba terpakai dterapkan
hubungan antara peneliti untuk menganalisis data yang
bilangan dikumpulkan. Artinya, data setelah
- Pemecahan masalah 2 ujicoba langsung dianalisis. Uji coba
TOTAL 10 yang dilakukan diantaranya uji validitas
Untuk mengetahui tingkat dan reliabilitas dari kedua variabel. Uji
prestasi belajar siswa, terlebih dahulu coba instrumen dilakukan pada tanggal
peneliti menetapkan indikator-indikator 24 September 2018 dan diberikan
prestasi belajar matematika yakni pada kepada 40 siswa. Uji coba dilakukan
ranah kognitif. Ranah kognitif yang dengan cara memberikan instrumen tes
dimaksud merupakan salah satu aspek kemampuan numerik dan prestasi
dari tiga taksonomi belajar Bloom revisi belajar matematika siswa. Waktu
2016. Pada ranah kognitif secara pengerjaan soal yang diberikan adalah
terperinci Bloom (Lorensia, 2016) 90 menit untuk kemampuan numerik
mengklasifikasinya ke dalam enam dan 120 menit untuk prestasi belajar
tingkatan, yakni: mengingat (C1), matematika.
memahami (C2), menerapkan atau Uji validitas item kemampuan
mengaplikasikan (C3), menganalisis numerik menggunakan rumus korelasi

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


8

product moment. Hasilnya menunjukan positif dan signifikan antara


terdapat 8 soal yang dinyatakan valid kemampuan numerik
dari total soal sebanyak 10 item. dengan prestasi belajar
Sementara rumus korelasi point-biserial matematika siswa Kelas XI
dipakai oleh peneliti untuk menguji SMK Sadar Wisata Ruteng
validitas item prestasi belajar Tahun Ajaran 2018/2019.
matematika. Hasil analisisnya Adapun hipotesis statistiknya yakni:
menunjukan bahwa semua soal yang H O :  xy  0
berjumlah 20 item dikategorikan valid.
H1 :  xy  0
Setelah menguji validitas dari kedua
variabel, selanjutnya kedua data diuji Dengan;
tingkat reliabilitasnya. Pengujian  xy : Kuatnya hubungan antara
tingkat reliabilitas kemampuan numerik kemampuan numerik dengan
(X) dan prestasi belajar matematika (Y), prestasi belajar matematika
masing-masing menggunakan rumus siswa.
Alpha Cronbach (untuk variabel X) dan
KR-21 (untuk variabel Y). Hasil uji 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
reliabilitas tersebut menjukan bahwa Statistik deskriptif dan statistik
kedua instrumen berada pada kategori inferensial digunakan oleh peneliti
reliabilitas tinggi sehingga layak untuk untuk menganalisis data. Adapun hasil
dijadikan soal atau instrumen penelitian. yang diperoleh setelah dilakukan
Statistik deskriptif dan statistik analisis adalah sebagai berikut:
inferensial digunakan oleh peneliti
untuk menganalisis data. Pertama, Analisis Statistik Deskriptif
untuk mendeskripsikan nilai mean, Dari hasil tes yang telah
median, modus, simpangan baku dan dilakukan, peneliti menggambaran hasil
varians baik pada data kemampuan analisis statistik deskritif data
numeric maupun prestasi belajar kemampuan numerik dan prestasi
matematika siswa digunakan statistik belajar matematika siswa. Data tersebut
deskriptif. Kedua, statistik inferensial dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
yang terdiri uji prasyarat analisis serta
pengujian hipotesis. Proses pengujian Tabel 3. Hasil Analisis Statistik
hipotesis menggunakan teknik analisis Deskriptif Variabel X dan
korelasi Pearson Product Moment Y
(PPM) untuk melakukan. Uji prasyarat Statistik Kemampuan Prestasi
analisis dilakukan sebelum uji hipotesis. Desktiptif Numerik(X) Belajar (Y)
Uji prasyarat analisis meliputi uji Maximum 86 85
normalitas dan uji linearitas. Minimum 45 30
Adapun hipotesis dalam Rata-Rata 65,1 61,6
penelitian ini adalah sebagai berikut: Median 64 65
Modus 73 65
HO : Tidak terdapat hubungan
Varians 92,76 199,25
yang positif dan signifikan Standar 9,63 14,12
antara kemampuan numerik Deviasi
dengan prestasi belajar Berdasarkan data pada tabel 3 di
matematika siswa Kelas XI atas, dapat diuraikan bahwa bahwa rata-
SMK Sadar Wisata Ruteng rata kemampuan numerik siswa sebesar
Tahun Ajaran 2018/2019. 61,1 yang selanjutnya dikategorikan
H1 : Terdapat hubungan yang kedalam kategori sedang dengan standar

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


9

deviasi sebesar 9,63. Sedangkan rata- pada indikator ini berada pada
rata prestasi belajar matematika siswa kategori tinggi.
sebesar 61,6 dengan standar deviasi 2. Berpikir Logis
sebesar 14,12. Hasil ini memberikan arti Indikator ini terdiri dari 2 soal yang
bahwa prestasi belajar matematika terletak pada nomor 4 dan 5 dengan
siswa dikategorikan sebagai kelompok skor tertinggi 6 pada masing-
sedang. masing soal. Berdasarkan hasil
perhitungan, diperoleh skor
Deskripsi Hasil Tes Kemampuan tertinggi yang dicapai siswa pada
Numerik pada Setiap Indikator indikator berpikir logis adalah
1. Melakukan Perhitungan Matematis. sebesar 12 dan skor terendah
Indikator ini terdiri dari 3 soal yang sebesar 4. Sedangkan Mean ideal
terletak pada nomor 1, 2, dan 3 (Mi) dan Standar Deviasi ideal
dengan skor tertinggi 4 pada (SDi) masing-masing bernilai 8 dan
masing-masing soal. Berdasarkan 1,3. Untuk mengetahui
hasil perhitungan, skor tertinggi kecenderungan data, berikut ini
yang dicapai siswa pada indikator disajikan tabel distribusi
melakukan perhitugan matematis kategorisasi pada indikator berpikir
adalah sebesar 12 dan skor terendah logis.
sebesar 5. Sedangkan Mean ideal
(Mi) dan Standar Deviasi ideal Tabel 5. Distribusi kategorisasi
(SDi) masing-masing bernilai 8,5 indikator berpikir logis
dan 0,6. Untuk mengetahui Skor F Presentasi Kategori
kecenderungan data, berikut ini X≥9 33 37,93% Tinggi
disajikan tabel distribusi
7 ≤ X < 9 25 28,74% Sedang
kategorisasi pada indikator
X<7 29 33,33% Rendah
melakukan perhitungan matematis.
Jumlah 87 100%
Tabel 4. Distribusi kategorisasi Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa
indikator melakukan pada data kemamapuan numerik
perhitungan matematis dalam indikator berpikir logis,
sebanyak 33 orang (37,93%)
Skor F Presentasi Kategori
siswa yang berkategori tinggi,
X≥9 56 64,4% Tinggi sebanyak 25 orang (28,74%) siswa
8≤X<9 24 27,6% Sedang berkategori sedang, dan sebanyak
X<8 7 8,0% Rendah 29 orang (33,33%) siswa
Jumlah 87 100% berkategori rendah. Jadi, pada
indikator ini, kecenderungan data
Pada tabel 4 tentang data siswa juga berada pada pada
kemampuan numerik pada kategori tinggi.
indikator melakukan perhitungan 3. Pemecahan Masalah
matematis dapat diuraikan bahwa Indikator ini terdiri dari 2 soal yang
sebanyak 56 orang (64,4%) siswa terletak pada nomor 7 dan 8 dengan
berkategori tinggi, sebanyak 24 skor tertinggi 6 pada masing-
orang (27,6%) siswa berada pada masing soal. Berdasarkan hasil
berkategori sedang, dan sebanyak 7 perhitungan diperoleh skor tertinggi
orang (8%) siswa berkategori yang dicapai siswa pada indikator
rendah. Jadi, dapat disimpulkan pemecahan masalah adalah sebesar
bahwa kecenderungan data siswa 12 dan skor terendah sebesar 4.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


10

Sedangkan Mean ideal (Mi) dan indikator mengenali pola serta


Standar Deviasi ideal (SDi) hubungan antara bilangan.
masing-masing bernilai 8 dan 1,3.
Untuk mengetahui kecenderungan Tabel 7. Distribusi kategorisasi
data, berikut ini disajikan tabel indikator mengenali pola
kategorisasi pada indikator serta hubungan antara
pemecahan masalah. bilangan
Skor F Presentasi Kategori
Tabel 6. Distribusi kategorisasi X≥7 0 0% Tinggi
indikator pemecahan 2 ≤ X < 7 73 83,9% Sedang
masalah X<2 14 16,1% Rendah
Skor F Presentasi Kategori Jumlah 87 100%
X≥9 43 49,43% Tinggi Tabel 7 di atas, memberikan
7 ≤ X < 9 32 36,78% Sedang gambaran yang berbeda dengan tiga
X<7 12 13,79% Rendah indikator sebelumnya. Perbedaan yang
Jumlah 87 100% paling jelas dari tabel 7 di atas adalah
Tabel di atas, memberikan tidak terdapat perolehan jumlah siswa
gambaran bahwa pada indikator yang berada pada kategori tinggi (0%).
pemecahan masalah, sebanyak 43 Namun, sebanyak 73 orang (83,9%)
orang (49,43%) siswa berkategori siswa berkategori sedang, dan sebanyak
tinggi, sebanyak 32 orang (36,78%) 14 orang (16,1%) siswa pada kategori
siswa berada pada kategori sedang rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dan berada pada kategori rendah kecenderungan data siswa pada
sebanyak 12 orang (13,79%). Jadi indikator ini berada pada kategori
pada indikator pemecahan masalah, sedang.
hasilnya serupa dengan dua
indikator sebelumya yakni Deskripsi Data Prestasi Belajar
cendrung berada pada kategori Matematika
tinggi. Setelah diberikan tes kepada
4. Mengenali Pola Serta Hubungan siswa untuk mengukur kemampuan
Antara Bilangan kognitif yakni prestasi belajar
Indikator mengenali pola serta matematika, peneliti memperoleh data
hubungan antara bilangan terdiri yakni skor maksimum (tertinggi)
dari 1 soal yang terletak pada diperoleh adalah 85 dan minimum
nomor 6 dengan skor tertinggi 8. (terendah) adalah 30. Nilai rata-rata
Berdasarkan hasil perhitungan (mean) yang diperoleh siswa sebesar
diperoleh skor tertinggi yang sebesar 61,6. Nila median (Me) sebesar
dicapai siswa pada indikator 65, nilai modus (Mo) sebesar 65,
mengenali pola serta hubungan varians sebesar 199,25 dan standar
antara bilangan adalah sebesar 4 deviasi sebesar 14,12.
dan skor terendah sebesar 0. Tabel 7 berikut merupakan tabel
Sedangkan Mean ideal (Mi) dan distribusi frekuensi skor prestasi belajar
Standar Deviasi ideal (SDi) yang diperoleh siswa.
masing-masing bernilai 2 dan 0,7.
Untuk mengetahui kecenderungan
data, berikut ini disajikan tabel
distribusi kategorisasi pada

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


11

Tabel 8. Distribusi frekuensi prestasi Tabel 9 memberikan gambaran


belajar matematika siswa bahwa hasil diperoleh siswa setelah
Kelas mengerjakan tes data prestasi belajar
F
Interval Presentasi matematika adalah sebanyak 31 orang
30 – 37 5 5,75% (35,6%) siswa memiliki prestasi belajar
38 – 45 10 11,49% pada kelompok tinggi, sebanyak 41
46 – 53 10 11,49% orang (47,2%) siswa memili prestasi
54 – 61 15 17,24% belajar pada kelompok sedang, dan
sebanyak 15 orang (17,2%) siswa
62 – 69 16 18,39%
memiliki prestasi belajar pada
70 – 77 20 22,99% kelompok rendah. Jadi, dapat
78 – 85 11 12,64% disimpulkan bahwa kecenderungan
Total 87 100% variabel prestasi belajar matematika
Tabel di atas menunjukan siswa berada pada kategori sedang.
frekuensi variabel prestasi belajar
matematika siswa paling banyak Statistik Inferensial
terletak pada interval 70-77 yang terdiri Setelah statistik deskriptif
dari 20 siswa dengan presentasi sebesar dilakukan, peneliti selanjutnya
22,99% dan paling sedikit terletak pada melakukan analisis statistik inferensial.
interval 30-37 yang terdiri dari 5 siswa Pada proses ini, pertama-tama penelitia
dengan presentasi sebesar 5,75%. melakukan uji prasyarat sebelum masuk
Untuk menentukan pada pengujian hipotesis. Uji
kecenderungan variabel prestasi belajar persyaratan analisis data yaitu uji
matematika siswa, terlebih dahulu normalitas dan uji linearitas.
peneliti mencari nilai rata-rata ideal Pada pengujian normalitas,
(Mi) dengan Rumus peneliti mengajukan hipotesis sebagai
1 berikut:
M i  (max  min)
2 H 0 : data kemampuan numerik dan
dan standar deviasi ideal (SDi) dengan prestasi belajar matematika siswa
rumus: berdistribusi normal
1
SDi  (max  min) H 1 : data kemampuan numerik dan
2 prestasi belajar matematika siswa
Berdasarkan acuan tersebut, tidak berdistribusi normal
Mean Ideal variabel prestasi belajar Dengan kriteria keputusannya adalah:
matematika siswa adalah 57,5 dan
Standar Deviasi ideal adalah 9,2. Jika X
2
hitung  X 2 tabel maka distribusi
Selanjutnya untuk mengetahui kriteria data normal. Sedangkan, jika
kecenderungan data, maka data prestasi X 2
hitung X 2
tabel maka distribusi data
belajar matematika dapat dikategorikan tidak normal.
dalam 3 kelas seperti tabel pada berikut: Berdasarkan hasil uji normalitas
data, diperoleh hasil pada data
Tabel 9. Distribusi kategorisasi kemampuan numerik siswa
variabel y
nilai 
2
Skor F Presentasi Kategori menunjukkan hitung sebesar
X ≥ 68 2,549 dan nilai  tabel  12,59 pada
31 35,6% Tinggi 2
48 ≤ X <68 41 47,2% Sedang
X < 48 15 17,2% Rendah taraf signifikansi   5% . Hasil olah
Jumlah 87 100% data tersebut menunjukkan

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


12

 2 hitung   2 tabel atau 2,549  12,59 , analisis korelasi pada tahap ini. Tujuan
dari penggunaan analisis korelasi adalah
maka dapat dikatakan data kemampuan
untuk mengetahui hubungan antara
numerik siswa berdistribusi normal.
variabel bebas (kemampuan numerik)
Sedangkan untuk uji normalitas prestasi
dan variabel terikat (prestasi belajar).
belajar matematika siswa diperoleh nilai
Hasil yang diperoleh setelah dilakukan
 2 hitung sebesar 6,09 dan nilai analisis menunjukan bahwa besar
 2tabel  12,59 untuk   5% Hasil olah koefisien korelasi (rxy) kemampuan
numerik terhadap prestasi belajar
data tersebut juga menunjukkan
matematika siswa bernilai positif yakni
 2
hitung  2
atau 6,09  12,59 , maka
tabel sebesar 0,612. Selain itu, dapat
dapat dikatakan data prestasi belajar ditunjukan pula bahwa besar kontribusi
matematika siswa berdistribusi normal. kemampuan numerik terhadap
Oleh kerena itu dapat disimpulkan perolehan prestasi belajar matematika
bahwa H0 diterima, artinya persyaratan siswa adalah sebesar 37,46% dan
normalitas sebaran data kemampuan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.
numerik dan prestasi belajar matematika Selanjutnya dari hasil analisis uji
siswa masing-masing terpenuhi. signifikan diperoleh nilai thitung = 7,135,
Pada pengujian lineariltas, sedangkan nilai ttabel = 1,663 pada taraf
hipotesis yang diajukan, yaitu: signifikansi (α) = 0,05 dan dk = =
H 0 : hubungan kemampuan numerik 87-2= 85. Hasil ini menunjukan nilai
dan prestasi belajar matematika t hitung  t tabel yaitu 7,135 > 1,663.
tidak linear. Berdasarkan hasil analisis di
H1 : hubungan kemampuan numerik atas diketahui bahwa hipotesis yang
dan prestasi belajar matematika penulis ajukan diterima atau dengan
berpola linear . kata lain “terdapat hubungan yang
Perhitungan dibantu dengan positif dan signifikan antara
program microsoft office excel 2007. kemampuan numerik dengan prestasi
Kriteria pengujian yang diberikan belajar matematika siswa kelas XI APH
adalah apabila nilai Fhitung  Ftabel maka SMK Sadar Wisata Ruteng Tahun
Ajaran 2018/2019”. Tingkat hubungan
data berpola linear, artinya H0 ditolak. yang terjadi cukup kuat, karena nilai
Sedangkan, apabila Fhitung  Ftabel maka koefisien korelasi (rxy) = 0,612 berada
data tidak berpola linear, artinya H0 pada interval 0,60 – 0,799.
diterima Hasil penelitian ini memiliki
Dari hasil olah data uji linearitas paritas dengan temuan sebelumnya dari
diperoleh bahwa nilai f hitung sebesar Alauddin (2017) yang menunjukan
terdapat hubungan yang positif dan
 5,05 dan nilai f tabel sebesar 0,45 signifikan antara bakat numerikal yang
Ternyata f hiutng  f tabel atau dimiliki siswa dengan prestasi belajar
matematika. Hal ini ditunjukan dengan
 5,05  0,45 . Oleh kerena itu dapat
besarnya nilai t hitung  0,74 yang lebih
disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya
data berpola linear. besar dari nilai t tabel  0,468 pada taraf
Mengingat kedua uji prasyarat signifikan 5% atau 1%. Fatkhurrohman,
telah dilakukan dan hasilnya terpenuhi, (2016) dalam penelitiannya menunjukan
peneliti selanjutnya melakukan uji terdapat hubungan positif antara
hipotesis. Peneliti menggunakan kemampuan berhitung dan kemampuan

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


13

verbal dengan kemampuan perbandingan hasil analisis keempat


menyelesaikan soal cerita materi pokok indikator kemampuan numerik siswa,
himpunan. Selanjutnya, Irawan (2016) maka peneliti dapat
dalam penelitiannya tentang “Peranan mendeskripsikannya sebagai berikut:
Kemampuan Numerik Dan Verbal Pertama, pada indikator
Dalam Berpikir Kritis Matematika Pada melakukan perhitungan matematis.
Tingkat Sekolah Menengah Atas” Hasil analisis atau perhitungan
menyimpulkan bahwa terdapat menunjukan bahwa sebagian besar
pengaruh antara kemampuan numerik siswa telah memenuhi indikator ini
dan verbal secara bersama terhadap dengan besar presentasinya adalah
kemampuan berpikir kritis 64,4% dan berada pada kategori tinggi.
matematika. Secara terpisah pada Kedua, indikator berpikir logis. Hasil
Irawan (2016) juga menyimpulkan analisis atau perhitungan yang telah
bahwa terdapat pengaruh kemampuan dilakukan memberikan informasi
numerik terhadap kemampuan kepada peneliti bahwa sebesar 37,93%
berpikir kritis matematika. dari seluruh responden memiliki
Matematika selalu diidentikan kemampuan berpikir logis pada kategori
dengan angka-angka dan dikonotasikan tinggi. Hasil ini lebih besar dari kategori
dengan dunia hitung menghitung. sedang sebesar 28,74% dan kategori
Kemampuan numerik merupakan rendah sebesar 33,33%. Ketiga,
kemampuan yang paling dekat jika kita pemecahan masalah. Identik dengan dua
berbicara tentang kemampuan dasar indikator sebelumnya, soal-soal pada
matematika. Defenisi kemampuan indikator pemecahan masalah juga pada
numerik merupakan bukti atas umumnya dapat dikerjakan oleh siswa.
pernyataan ini sehingga kemampuan Dari hasil analisis yang dilakukan,
numerik mempunyai urgensi dalam peneliti menemukan bahwa sebagian
peningkatan atau pencapaian prestasi besar siswa menduduki kategori tinggi
belajar matematika (Sugiharti, dkk, dengan besar presentasinya mencapai
2018). Pada umumnya, hasil penelitian 49,43% lebih besar dari kategori sedang
sebelumnya menunjukan bahwa sebesar 36,78% dan kategori rendah
semakin tinggi kemampuan numerik sebesar 13,79%. Keempat, indikator
siswa, maka prestasi belajarnya juga mengenali pola serta hubungan antar
tinggi. Sedangkan pada siswa yang bilangan. Pada indikator ini penulis
berkemampuan numerik rendah melihat bahwa rata-rata siswa belum
sebagian besar memberikan prestasi mampu mengerjakan soal yang
yang rendah pula. mengukur indikator ini. Hal ini
Terkait dengan profil ditunjukan dari nilai siswa dimana tidak
kemampuan numerik siswa, hasil ada siswa yang menduduki kategori
analisis perindikator kemampuan tinggi. Pada umumnya skor siswa
numerik siswa, penulis menemukan terletak pada rentangan 2 – 6 dari skor
bahwa kesulitan siswa dalam totalnya 8. Kemampuan siswa dalam
mengerjakan tes kemampuan numerik mengenali pola serta hubungan antar
terletak pada soal mengenali pola serta bilangan rata-rata berada pada kategori
hubungan antara bilangan. Berdasar sedang dengan presentasinya sebesar
pada temuan ini maka peneliti dapat 83,9%. Jadi, berdasarkan nilai yang
mengklasifikasikan siswa ke dalam sudah dipaparkan di atas, peneliti dapat
kelompok numerik tinggi dan kelompok menyimpulkan bahwa sebagian besar
numerik rendah. Jika diamati dari siswa telah memenuhi setiap indikator

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


14

yang ada. Hasil ini juga menunjukan dengan taraf signifikan α = 0,05 nilai r
adanya karakteristik kemampuan tabel = 0,361.
numerik siswa. Keterampilan dalam melakukan
Konotasi yang melekat pada operasi hitung tidak dapat menjamin
matematika sebagai dunia hitung keberhasilan siswa dalam mengerjakan
menghitung melahirkan istilah soal-soal matematika lainnya. Untuk
kemampuan perhitungan matematika dapat menyelesaikan soal tersebut siswa
atau kemampuan dalam melakukan diharapkan mampu berpikir logis.
perhitungan matematis. Selanjutnya, Kemampuan berpikir logis berarti siswa
kemampuan ini disetarakan dengan harus mampu menjelaskan, menyusun,
fondasi atau kemampuan dasar dalam serta mengaitkan secara logis dan
memelajari matematika. Gardner (Uno, sistematis sebab-akibat suatu persoalan
2009) mengelompokan kemampuan dengan syarat bahwa siswa harus
tersebut ini dalam tiga jenis yakni menguasai semua konsep-konsep dasar
kemampuan melakukan operasi hitung matematika yang membangun persoalan
secara manual baik operasi matematika yang sedang dipikirkan. Hal
penjumlahan, pengurangan, perkalian, ini relevan dengan hakikat matematika
pembagian, perpangkatan, maupun yang menegaskan tentang konsep
penarikan akar. Manakala siswa tidak matematika yang hirarkis. Kegagalan
bisa melakukan operasi hitung dalam memahami konsep akan
sederhana secara manual, maka dapat berimbas pada kesalahan mengerjakan
dipastikan bahwa apapun bentuk soal soal. Atau dengan kata lain penguasaan
dalam matematika, siswa tersebut tidak konsep dasar menjadi pijakan untuk
akan mampu mengerjakannya dengan menguasai konsep yang lebih tinggi.
benar. Sebaliknya jika siswa mahir Mengingat kelemahan siswa
melakukan operasi hitung sederhana, dalam menganalisis soal-soal non-rutin
maka ada kemungkinan soal-soal yang maka selain memiliki kemampuan
diberikan dapat dikerjakan dengan berpikir logis, kemampuan mengenali
benar. pola serta hubungan antar bilangan juga
Sifat korelatif kemampuan mempunyai pengaruh yang besar dalam
numerik juga dibuktikan oleh menyelesaikan soal. Pada dasarnya
Fatkhurrohman, (2016) melalui sebuah tujuan utama kemampuan mengenali
penelitian yang secara spesifik meninjau pola bilangan adalah untuk melatih
bagaimana kemampuan siswa dalam kemampuan bernalar siswa dalam
menyelesaikan soal cerita jika siswa menganalisis soal, yang selanjutnya
tersebut memiliki kemampuan kemampuan bernalar ini akan
berhitung baik pada level tinggi maupun mempengaruhi kemampuan
rendah. Ia memilih materi himpunan memecahkan masalah matematis siswa.
untuk mengkaji hubungannya. Hasil Dengan kata lain siswa berkemampuan
penelitiannya menunjukan bahwa ada nalar rendah memiliki kinerja yang
kemampuan berhitung memiliki sifat kurang optimal dalam dalam
korelatif yang positif dengan menyelesaikan soal pemecahan
kemampuan menyelesaikan soal cerita. masalah, sebaliknya siswa yang mampu
Kesimpulan ini didasari oleh hasil bernalar dengan baik akan menampilkan
analisis yang memberikan nilai kinerja atau akan bekerja lebih baik
koefisien korelasi ganda R2 sebesar dalam menyelesaikan soal pemecahan
0,6008, derajat kebebasan (dk) = 30 masalah. Dalam kurikulum pendidikan
nasional maupun pada standar

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


15

international dirumuskan bahwa yang telah memenuhi setiap indikator


pemecahan masalah merupakan bagian kemampuan numerik.
esensial dalam proses pembelajaran Dari pembahasan-pembahasan
matematika. Melalui pengajaran yang di atas, dapat ditegaskan kembali bahwa
berorientasi pada kemampuan ini, siswa dalam mempelajari serta menguasai
akan difasilitasi memperoleh matematika, siswa perlu menggunakan
pengalaman dalam suatu penalaran serta pemikiran secara
mengimplementasikan pengetahuan logis. Kemampuan penalaran serta
serta keterampilan yang sudah dimiliki pemikiran secara logis ini
untuk memecahkan persoalan-persoalan direpresentasikan dalam kemampuan
matematika berupa masalah yang numerik. Kemampuan numerik yang
bersifat maupun tidak rutin. dimiliki siswa akan memfasilitasi serta
Kreatifitas atau kemampuan mempercepat mereka dalam proses
melakukan operasi hitung, berpikir berhitung. Selain itu, mereka akan
logis, mengenali pola bilangan dan berkompeten dalam penyelesaian
kemampuan memecahkan masalah permasalahan-permasalahan
dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya matematika dengan menggunakan
kemampuan numerik siswa. Siswa yang pemikiran yang logis. Carter (2010)
berkemampuan numerik tinggi akan berpendapat bahwa kita semua
menunjukan perform yang optimal membutuhkan keterampilan numerik
dalam menyelesaikan tugas matematika. dalam hidup kita. Kemampuan numerik
Hal serupa cendrung tidak terjadi pada (matematis) merupakan indikator kuat
siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi umum, karena banyak tugas
numerik rendah. sehari-hari yang membutuhkan
Hasil lain yang peneliti temukan operasional aritmatika atau proses
dalam penelitian ini adalah adanya berpikir meskipun tidak melibatkan
kondisi dimana beberapa siswa yang angka. Kemampuan numerik yang baik
mempunyai kemampuan numerik tinggi merupakan batu loncatan yang unggul
tetapi prestasi belajarnya rendah. untuk kesuksesan karier dalam bidang
Menurut peneliti, keadaan ini akuntansi atau perbankan. Orang yang
membenarkan fakta bahwa selain faktor memiliki kemampuan numerik yang
kemampuan numerik, faktor lain juga tinggi juga unggul dalam pekerjaan
mempunyai pengaruh terhadap prestasi sebagai auditor, konsultan bisnis,
belajar matematika siswa yang mana analisis finansial, guru matematika atau
peneliti tidak kaji dalam tulisan ini. sains, penasihat pajak, sekertaris
Hasil identifikasi yang dilakukan secara perusahan, Programer komputer atau
spesifik pada aspek prestasi belajar broker saham. Jadi, apabila siswa
matematika juga menunjukan bahwa mempunyai kemampuan numerik
siswa yang mampu mengerjakan soal tinggi, besar kemungkinan akan sangat
pada level kognitif mengingat (C1) dan membantu dalam permasalahan-
memahami (C2) pada tes prestasi permasalahan matematika. Prestasi
belajar pada umumnya dapat dikerjakan belajar pun akan turut meningkat.
oleh siswa yang kategori kemampuan
numeriknya tinggi dan sedang. 4. KESIMPULAN
Sedangkan indikator atau level kognitif Berdasarkan hasil penelitian dan
mengaplikasikan (C3) dan menganalisis pembahasan di atas dapat disimpulkan
(C4) rata-rata bisa dikerjakan oleh siswa bahwa: (1) Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


16

kemampuan numerik dengan prestasi Matematika Siswa SMA.


belajar matematika siswa. Kemampuan Prosiding Seminar dan
numerik yang tinggi akan menghasilkan Bimbingan Konseling. 1(1): 303-
prestasi belajar matematika yang tinggi 312.
pula. Begitupula sebaliknya, semakin
rendah kemampuan numerik siswa Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
maka prestasi belajar matematika yang Penelitian Suatu Pendekatan
diperoleh oleh siswa tersebut juga Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
rendah. (2) Besarnya koefisien
korelasinya (rx ) kemampuan numerik Badru & Ademola. 2016. Problem-
dengan prestasi belajar matematika Based Instructional Strategy and
siswa adalah 0,612, sedangkan besar Numerical Ability as
sumbangan variabel kemampuan Determinants Of Senior
numerik terhadap prestasi belajar Secondary Achievement In
matematika siswa adalah 37,46%. Hasil Mathematics. Journal of
ini memberikan informasi bahwa masih Education and Practice, 7(13),
ada faktor lain yang berpengaruh dalam 89-95.
perolehan prestasi belajar matematika
siswa. Charter, Philip. 2010. Tes IQ dan Tes
Pada aspek kontribusi atau Bakat. Jakarta : Indeks.
besarnya pengaruh, kemamuan numerik
memiliki kontribusi secara positif dalam Darma, dkk. 2018. The Effect of
menghasilkan prestasi belajar Problem Based Learning Model
matematika yang lebih baik. Hal ini and Authentic Assessment on
menyiratkan serta memberikan pesan Mathematical Problem Solving
kepada para guru untuk lebih Ability By Using Numeric Ability
memperhaikan kemampuan numerik as The Covariable. Journal of
pada setiap proses pembelajaran. Physics Conference Series.
Kemampuan numerik harus lebih
diupayakan baik oleh guru maupun Fatkhurrohman, L. (2016). Pengaruh
siswa sendiri dengan diadakannya tes Kemampuan Verbal dan
kemampuan numerik, pemberian tugas, Kemampuan Berhitung Terhadap
dan latihan secara terus menerus demi Kemampuan Menyelesaikan Soal
meningkatkan prestasi belajar Cerita Materi Pokok Himpunan
matematika siswa. Siswa Kelas VII MTs Al Huda
Bandung.

DAFTAR PUSTAKA Gunarti, E. (2017). Hubungan Antara


Kreativitas, Kemampuan Numerik
Achdiyat, dkk. 2017. Kecerdasan dan Sikap Siswa terhadap
Visual-Spasial, Kemampuan Pelajaran Matematika dengan
Numerik, dan Prestasi Belajar Matematika
PrestasinBelajarnMatematika. Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-
JurnalnFormatif, 7(3): 234-245 Kecamatan Pundong. UNION:
Jurnal Ilmiah Pendidikan
Alauddin, Nurlatifah. 2017. Hubungan Matematika, 5(1), 1-10.
Hasil Tes Bakat Numerikal
Dengan Prestasi Belajar

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


17

Indrawati, Farah. 2011. Pengaruh Lorensia, dkk. 2016. Evaluasi


Kemampuan Numerik dan Cara Pembelajaran Matematika.
Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif, Maulana, A. (2017). DESKRIPSI
3(3): 215-223, diakses 3 Maret KEMAMPUAN LITERASI
2018). MATEMATIKA SISWA KELAS
VIII-2 SMP NEGERI 15
Irawan, Ari. 2016. Peranan Kemampuan KENDARI. Jurnal Penelitian
Numerik dan Verbal Dalam Pendidikan Matematika, 4(2), 1-
Berpikir Kritis Matematika Pada 14.
Tingkat SMA. AdMathEdu. 6 (2),
121-130. Nurjanah, Eka. 2017. Metode
Multisensori Terhadap
Jayantika, dkk. 2013. Kontribusi Bakat Kemampuan Mengenal Lambang
Numerik, Kecerdasan Spasial dan Bilangan 1-10 Pada Anak Autis.
Kecerdasan Logis Jurnal Pendidikan Khusus. 9(2):
MatematisTerhadap Prestasi 1-10.
Belajar Matematika Siswa SD
Negeri Di Kabupaten Buleleng. e- Sugiharti. 2018. Influence Of Learning
Journal Program Pascasarjana Model Using Laboratory And
Universitas Pendidikan Ganesha Numeric Ability To Student
Program Studi Matematika. Learning Result On
N2(1),,1-12. Thermochemical Material.
Journal International Education
Jelatu, S., Sariyasa, & Ardana, I. M. Studies 1(5), 154-160.
(2018). Effect of GeoGebra-Aided
REACT Strategy on Susilo, Frans. 2012. Landasan
Understanding of Geometry Matematika.Yogyakarta: Graha
Concepts. International Journal Ilmu.
of Instruction, 11(4), 325-336.
https://doi. org/10. 12973/iji. Turgut, S., & GĆ¼lsen Turgut, I.
2018. 11421a (2018). The Effects of
Cooperative Learning on
Kurniati, K., Prahmana, R. C. I., Makur, Mathematics Achievement in
A. P., & Jelatu, S. (2018). Math Turkey: A Meta-Analysis Study.
Comics, Vectors, and the Strategy International Journal of
of Preview, Question, Read, Instruction, 11(3), 663-680.
Reflect, Recite, Review
(PQ4R). Formatif: Jurnal Ilmiah Uno, Hamzah dan Masri Kuadrat. 2019.
Pendidikan MIPA, 8(3). Mengelolah Kecerdasan Dalam
Pembelajaran: Sebuah Konsep
Kurnila, Valeria. 2011. Keefektifan Pembelajaran Berbasis
Permainan Interaktif Ditijau dari Kecerdasan. Jakarta: Bumi
Prestasi Belajar Matematika dan Aksara.
Sikap Siswa SD pada Matematika
Jurnal Pendidikan dan Yarmayani, Ayu. 2016. Analisis
Kebudayaan Missio. 3 (2):120- Kemampuan Pemecahan Masalah
125. MatematisSiswa Kelas XI MIPA

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019


18

SMA Negeri 1 Kota Jambi. Jurnal


Ilmiah Didaya. 18(3), 12-19.

Yunida, Rachma. 2012. Hubungan


Antara Tingkat Kemampuan
Numerik dengan Tingkat Prestasi
Belajar Matematika Siswa Kelas
XI IPA Program SBI Di SMA
Nahdlatul Ulama 1 Gresik. Jurnal
Psikosains. 4 (1): 1-14.

Yunker, J. A. , Yunker, P. J. , & Krull,


G. (2009). The influence of
mathematical ability on
performance in principles of
accounting. The Accounting
Educators' Journal, 19.

Lectura: Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No. 1 Februari 2019

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai