JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSUTAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2009
Macam-Macam Alat dan Mesin Pertanian
Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu
perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan
perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya
tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan
tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen.
Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap
kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang
pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja
pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini
sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di
sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat
mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian, apalagi dengan sistem pertanian
tradisional.
Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi
(mekanisasi pertanian). Dengan mekanisasi, kendala yang menyangkut kelangkaan
tenaga kerja dapat lebih teratasi. Efisiensi dapat dicapai melalui waktu, tenaga dan biaya.
Dampak selanjutnya adalah dapat meningkatkan pendapatan petani, efektivitas kerja serta
optimalisasi pemanfaatan lahan secara lebih produktif.(litbang deptan, 2002). Selain itu
penerapan teknologi diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil dan kerja dari
kegiatan itu sendiri misalnya keseragaman pengolahan tanah, penanaman maupun
efektivitas dan efisiensi pengendalian gulma tanaman.
1. Alat Penanam Benih (Seeder)
Dalam kondisi keterbatasan biaya dan tenaga kerja, pengenalan serta penggunaan
alat dan mesin pertanian memegang peranan penting. Efisiensi dapat dicapai apabila
terjadi penurunan atau penghematan biaya produksi dan peningkatan pendapatan
petani. Biaya terbesar dalam usahatani jagung dan kedelai misalnya, terletak pada
komponen tenaga kerja, masing-masing 53% untuk jagung dan 57 % untuk kedelai, dari
total biaya produksi usahatani. Di sisi lain, usahatani yang dilakukan secara manual
memerlukan waktu lebih lama dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi (mahal).
Untuk penanaman benih secara
manual misalnya dibutuhkan
sekitar 52 jam/ha, sedangkan
bila menggunakan mesin
penanam benih yang ditarik
traktor roda dua hanya
dibutuhkan waktu 6 jam/ha.
Balai Besar Pengembangan Alat
dan mesin Pertanian telah
merancang prototype alat mesin
(alsin) penanam benih dan
pemupuk untuk tanaman jagung
dan kedelai. Kapasitas kerja
mesin ini adalah 1,05 jam/ha.
Biaya operasional mesin ini
adalah Rp. 117.000/ha. Alsin
tanam skala besar yang diimpor
hara dan biayanya cukup mahal.
Alat penanam (seeder) berfungsi untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada
kedalaman dan jumlah tertentu dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian
besar alat penanam dilengkapi dengan alat penutup tanah. Penebaran benih dan
pola pertanaman dengan alat penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5
macam diantaranya :
Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat penanam yaitu : ukuran, bentuk,
keseragaman bentuk dan ukuran, density per satuan volume, dan ketahanan
terhadap tekanan pad agesekan. Mesin penanam (seeder) mempunyai 4 komponen
(alat) utama yaitu : seed matering devices, tabung penyalur, furrow opener dan alat
penutup alur.
Seeding matering devices yaitu alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu
sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh pertumbuhan tanaman. Terdapat
bervariasi bentuk tergantung dari sifat karakteristik benih dan jarak yang
dikehendaki.
Tabung penyalur, alat ini berfungsi untuk menyaluirkan benih ke dalam alur yang
dibuat oleh furrow opener. Bentuk, panjang dan kesaran alat mempengaruhi
pengaliran benih.
Alat pembuat alur (furrow opener). Untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang
baik diperlukan suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh
jenis tanaman, kelengasan, dan temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan
keadaan permukaan tanah atau jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran
permukaan. Hal ini erat hubungannya dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan
bentuk alur.
Alat penutup alur. Alat ini berfungsi untuk menutupi benih yang sudah berada dalam
tanah yang lembab. Dalam penutup ini diharapkan tanah yang menutupi dalam
keadaan yang cukup baik untuk dapat ditempus oleh tanaman.
Penyetelan
Penyetelan ini berfungsi untuk mengatur seeder sehingga diperoleh penebaran benih
dengan jumlah dan jarak (lebar alur) yang diharapkan kecuali pola penebaran
broadcasting.
Kebutuhan benih
Untuk suatu jenis tanaman erat hubungannya antara jarak tanam atau jumlah
populasi per satuan luas dengan hasil yang akan diperoleh (pada suatu tingkat
kesuburan dan penyediaan air tertentu). Untuk itu harus diperhitungkan jumlah
benih yang optimum dan kemungkinan pengolahan lain sesudah tanam dan panen.
Hal ini ada hubungannya dengan jenis dan penggunaan peralatan yang dipakai
selama budidaya tanaman. Kebutuhan benih per hektar dapat dihitung dengan
mempertimbangkan jumlah populasi tanaman per hektar dan faktor kualitas benih.
N = (100 AQ)/X dimana N adalah jumlah benih per hektar (Kg), A adalah jumlah
populasi tanaman per hektar (dalam jutaan) serta X merupakan faktor kualitas benih
(%).
Transplanter mekanis
Alat ini dilengkapi dengan beberapa komponen pelengkap, antara lain : bak
penampung bibit, pembuat lubang, penanam bibit dan sumberdaya penggerak
berupa traktor. Salah satu jenis alat penanam mekanis yang sudah dikembangkan
adalah Model 1000. Alat ini dilengkapi dengan dua piringan pembuka alur dan dapat
menanam lebih dari 1 baris.
Spesifikasi Mesin
Kekuatan
Kapasitas Kerja 1 orang
Kedalaman Penanaman 0.3-0.4 ha/hari
Penempatan Tray 3-5 cm
Ketinggian Air Sawah 1.0/1.3 cm
Berat 1-5 cm
Dimensi 20 kg
-Panjang
-Lebar 85 cm
Bahan Konstruksi 125 cm
Persiapan Penanaman Besi dan Kayu
-Ukuran bedeng semai/ha
-Kebutuhan benih/ha 1.2 m x 45 m
30-40 kg
Kelangkaan tenaga kerja yang terjadi di beberapa daerah dan efisiensi biaya produksi
dapat dilakukan dengan mekanisasi. Penggunaan alsintan dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja dan lahan. Rekayasa mesin penyiang bermotor (power weeder)
padi sawah telah dilakukan oleh Balai besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian,
Serpong.
Mesin ini dirancang agar dapat bekerja dengan jarak tanam padi yang berbeda yaitu 20-
25 cm. Selain itu dapat pula digunakan untuk penyiangan kedua saat tanaman padi sudah
lebih tinggi dan lebih rapat jaraknya. Selain itu berdasarkan pertimbangan ergonomika,
bobot mesin dikurangi dan stang diperpanjang. Untuk mengurangi bobot mesin ini maka
bahan komponen diganti dengan bahan yang lebih ringan dengan tidak mengurangi
kekuatannya.
Kegunaan:
Alat mesin yang dapat digunakan untuk menyebarkan pupuk organik di lahan
sawah/lahan kering.
AGRINDO
MODEL HC 6 BV
152,4 x 222,25
Ukuran Rol Karet ( mm )
(6"x8¾")
Tenaga ( HP ) 6
Berat ( kg ) 180
Tersedia tipe dan model lain. Spesifikasi bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.
Fungsi : untuk mengeringkan gabah (padi), jagung , kedelai, dan produk lainnya. Mesin
pengering (dryer) ini berfungsi menggantikan cara tradisional yang mengandalkan panas
matahari untuk mengeringkan produk
Mesin pengering 21 rak untuk berbagai produk (tampak pintu rak dibuka)