Anda di halaman 1dari 2

TEKNOLOGI ALSINTAN MENDUKUNG PERCEPATAN TANAM PADI DI DESA

ABANG KABUPATEN KARANGASEM

Alat dan mesin pertanian merupakan salah satu aspek yang berperan penting untuk
mendukung pencapaian target program swasembada beras nasional. Peranan alat dan mesin
pertanian menjadi sangat penting karena tuntutan kebutuhan teknologi budidaya tanaman.
Kontribusi mekanisasi pertanian untuk tanaman pangan ditandai dengan meningkatnya
kebutuhan tenaga kerja pada pengolahan lahan, karena makin langkanya tenaga kerja manusia
dan ternak pada daerah daerah beririgasi yang mempunyai intensitas tanam tinggi. Teknologi
mekanisasi pertanian (penggunaan alsintan) dapat meningkatkan produksi sebanyak 10 persen,
mengurangi kehilangan panen 10,2 persen dan mampu menghemat biaya produksi mencapai 40
persen. Mekanisasi pun dapat menyelamatkan kehilangan panen padi 10,2 persen atau setara 7
juta ton nilai Rp 28 trilun yang diambil ke depanya.

Desa Abang Kabupaten Karangasem berjarak sekitar 15 km ke arah utara dari Kota
Amlapura. Wilayah ini terdiri atas lahan basah dan lahan kering, sebagian besar lahan yang ada
di Kecamatan Abang merupakan lahan kering yang seluas 665 ha., tanaman pangan seperti
jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar banyak ditemukan di daerah ini. Tanaman padi terpusat
pada tiga subak yang ada di Desa Abang yaitu Subak Abang, Subak Waliang, dan Subak Tanah
Aji dengan luas ketiga subak 53 Ha. Penggunaan alsintan di Desa Abang sudah mulai diminati
utamanya pada lahan sawahdikarenakan jumlah tenaga kerja pertanian yang mulai berkurang dan
efisiensi alsintan yang sudah mulai dirasakan oleh petani.

Dalam usahatani padi alsintan utama yang penting guna menunjang kegiatan antara lain
traktor, power threser, serta mesin tanam padi (rice transplanter).

1. Traktor
Lebih dari separuh energi yang digunakan untuk proses produksi adalah pengolahan tanah
(Djoyowasito, 1989). Pengolahan tanah pertama memerlukan energi yang paling banyak karena
pada kegiatan ini berlangsung pemotongan dan pembalikan tanah yang keras ke dalam
bongkahan-bongkahan tanah yang kelak akan dihancurkan dalam pengolahan tanah kedua.
Dilihat dari efisiensi waktu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Banten, selisih curahan waktu kerja antara usahatani menggunakan
manual/bajak kerbau dengan hand traktor adalah 7,8 HOK. Usahatani menggunakan bajak
kerbau rata – rata memerlukan waktu 9-10 hari/ha untuk pengolahan tanah, sedangkan
menggunakan hand tractor memerlukan waktu 3-4 hari/ha. Selain menekan waktu kerja
penggunaan alat pengolah tanah bermesin juga mengurangi biaya kerja, sehingga secara
keseluruhan terjadi peningkatan efisiensi. Perbedaan curahan waktu tenaga kerja usahatani
dengan manual bajak dan dengan menggunakan hand tractor mengakibatkan perbedaan biaya
yang dikeluarkan oleh petani.
2. Power Thresher
Pascapanen atau kegiatan setelah panen merupakan tahapan kegiatan usahatani padi yang paling
kritis, baik yang terkait dengan ketersediaan tenaga kerja maupun susut panen atau kehilangan
hasil. Perontokan dengan menggunakan power thresher, disamping dapat meningkatkan
kapasitas perontokan juga dapat menekan gabah hampa, gabah tidak terontok, dan kehilangan
hasil bila dibandingkan dengan cara digebot (Rachmat dan Hendiarto, 1998). Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan power thresher, dan perontokan cara gebot masing-
masing mempunyai kapasitas perontokan 526,2 kg/jam, dan 41,8 kg/jam, serta memberikan 1,7%
dan 3,5% untuk gabah hampa, 0,7% dan 2,8% untuk gabah tak terontok, dan 1,2%, dan 3,1%
untuk kehilangan hasil.

3. Rice transplanter
Rice transplanter adalah inovasi teknologi mesin tanam pindah bibit pada tanaman padi. Mesin
Rice Transplantar berpeluang dapat mempercepat waktu tanam bibit padi dan mengatasi
kelangkaan tenaga kerja tanam bibit padi pada daerah-daerah tertentu. Dalam budidaya padi,
salah satu kegiatan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah kegiatan tanam bibit padi (tanam
bibit pindah). Kegiatan tersebut memerlukan tenaga kerja sekitar 25% dari seluruh kebutuhan
tenaga kerja budidaya padi. Inovasi teknologi rice transplanter merupakan inovasi teknologi yang
dipergunakan untuk menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur
tertentu, pada areal tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan
berlumpur (puddle). Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat
pengapung

Anda mungkin juga menyukai