Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anggi Koenjaini Putri

NMP : 19044010040

1. Kritik english school terhadap realisme. Pertama, hubungan internasional tidak seharusnya
dipahami hanya dalam konteks "anarki" (ketiadaan pemimpin internasional) yang menentukan
perilaku (code of conducts) hidup bernegara atau dalam konteks kecenderungan saling berperang
seperti sinyalemen Thomas Hobbes. Sebaliknya hubungan internasional harus dipahami secara
lebih optimis di mana negara bersikap bijak (prudent) dan menahan diri demi kepentingan
bersama. kedua, masyarakat (society) dalam masyarakat negara-negara (society of states) tidak
serta-merta merujuk pada hubungan yang harmonis, damai, dan non-konfliktual. Sebaliknya
hubungan kekuasaan sebagaimana digambarkan Thomas Hobbes tetap mewarnai hubungan
internasional. Namun demikian keberadaan nilai-nilai, moralitas tertentu dan aturan internasional
berkontribusi dalam meredam negara-negara - terutama kelompok negara besar (great powers)
untuk menahan diri dan tidak terlibat dalam peperangan. Dalam konteks ini, negara-negara besar
diharapkan menjaga moralitas dunia untuk senantiasa mendukung perdamaian.

2. Bagaimana pandangan Handley Bull mengenai konsep masyarakat internasional, digambarkan


sebagai berikut : " A society of states (or international society) exists when a group of states
conscious of certain common interests and common values, form a society in the sense that they
conceive themselves to be bound by a set of common rules in their relations with one another,
and share in the working of common institutions". (Suatu masyarakat negara [masyarakat
internasional] terbentuk manakala sekelompok negara, yang memiliki suatu kepentingan dan
nilai yang sama, membentuk suatu masyarakat dalam arti menyediakan diri untuk mematuhi
seperangkat peraturan dalam hubungannya satu sama lain, dan bersedia berbagi dan menyepakati
berfungsinya lembaga-lembaga yang dibuat secara kolektif).

Berangkat dari definisi tersebut, Bull berpandangan bahwa jika negara-negara saat ini
membentuk "masyarakat internasional," ini karena mereka meyakini adanya kepentingan
bersama (common interests) dan mungkin juga beberapa nilai bersama (common values), Dalam
sebuah "masyarakat internasional" negara-negara tersebut menganggap diri mereka terikat oleh
aturan-aturan tertentu dalam hubungan mereka satu sama lain. Sebab itu mereka harus saling
menghormati kemerdekaan satu sama lain, menghormati perjanjian yang telah mereka buat
bersama, dan harus tunduk pada batasan-batasan tertentu dalam penggunaan kekuatan untuk
melawan satu sama lain. Bagi Bull, masyarakat internasional terdiri dari tiga pilar utama: (1)
sistem internasional yang terbentuk atas adanya perimbangan kekuasaan (balance of power); (2)
masyarakat internasional yang didasarkan pada kepatuhan kepada norma dan aturan yang
disepakati; dan (3) masyarakat dunia yang merepresentasi interaksi aktor-aktor sub-negara, non-
negara, dan individu yang lazim disebut TNAs (Trans-national Actors).

Anda mungkin juga menyukai