Anda di halaman 1dari 4

Kekuasaan ekonomi negara lebih banyak berkenaan dengan kekuasaan negara terhadap kekayaannya,

sistem ekonomi dan aturan-aturan perjanjian dalam hubungan-hubungan ekonomi internasional.

Ce e ar di as inia-liena ble
Keinginan untuk mengatur atau memonopoli ini sebenarnya merupakan keinginan negara sedang
berkembang. Aspek yang penting dalam hal ini adalah hak suatu negara atas pembangunan (right to
development), suatu prinsip yang diakui dalam hukum internasional.16
Kata full (penuh) dan permanent (tetap) dalam Piagam CERDS Ce e ar di as di atas memiliki arti
berbeda. Kata full menunjukkan arti bahwa kedaulatan negara terhadap kekayaan alamnya tidak dapat
dibatasi oleh adanya fakta bahwa kekayaan tersebut dibutuhkan oleh negara lain. Kata permanent
berarti bahwa suatu negara dapat memanfaatkan kedaulatannya setiap saat. Secara singkat kedaulatan
ekonomi internal merupakan kemampuan dan hak suatu negara untuk mengatur kegiatan
perekonomian pemerintahnya secara bebas tanpa adanya intervensi dari negara lain.
Kesepakatan yang telah dituangkan ke dalam perjanjian merupakan komitmen negara tersebut untuk
melaksanakannya dan pelanggaran terhadap kesepakatan tersebut, melahirkan pertanggung jawaban
internasional kepada negara-negara yang telah sepakat atau menjadi anggota dari suatu perjanjian
internasional. Keterikatan suatu negara bukan berarti bahwa kekuasaan tertinggi (kedaulatan) negara
tersebut menjadi hilang. Setiap perjanjian yang membatasi jurisdiksi atau kewenangan suatu negara
demi untuk tujuan bersama dengan subyek hukum internasional lainnya berarti membatasi pelaksanaan
kedaulatannya. Namun di sini negara tersebut tetap berdaulat, hanya untuk tindakan-tindakan tertentu
saja yang terkait dengan kesepakatan yang diberikan, negara tersebut terikat untuk melakukan
tindakan-tindakan yang sesuai dengan kesepakatannya.

Dalam suatu perjanjian ekonomi internasional dan keinginan suatu negara untuk turut serta pada suatu
perjanjian terdapat di dalamnya adanya kepentingan negara yang bersangkutan. Kepentingan itu
biasanya berupa adanya sesuatu yang negara harapkan atau akan didapatkan. Namun di balik itu negara
pun harus menyerahkan sesuatu untuk mendapatkannya, dalam hal ini sesuatu tersebut adalah
kekuasaan (kedaulatan) negara tersebut terhadap obyek yang diatur dalam kesepakatan.

Pelanggaran terhadap suatu perjanjian akan melahirkan pertanggung jawaban internasional, terutama
terhadap negara peserta perjanjian yang dirugikan. Pelanggaran terhadap perjanjian juga
mengakibatkan pihak yang melakukan pelanggaran tidak lagi dipercaya dengan itikad baik pihak lain
untuk melaksanakan perjanjian. Khususnya dalam hal perjanjian atau kesepakatan ekonomi, kehilangan
kepercayaan dapat dipandang sebagai sanksi.

Tidak percayanya suatu subyek hukum ekonomi internasional terhadap subyek hukum lainnya hanya
akan mengurangi integritas negara yang bersangkutan. Karena itu, ketika suatu negara telah
menandatangani suatu perjanjian atau kesepakatan, maka sejak itulah daya mengikat suatu perjanjian
internasional telah lahir.

Anda mungkin juga menyukai