Anda di halaman 1dari 5

Kelompok kepentingan merupakan kelompok yang dibentuk oleh sekelompok orang

yang memiliki kepentingan yang sama untuk mewakili suara mereka dalam suatu hal yang
menjadi perhatian bersama. Kelompok kepentingan dapat terdiri dari berbagai jenis, seperti
kelompok anomik, non-asosiasional, institusional, dan asosiasional. Tidak hanya itu,
artikulasi kepentingan juga dapat dilakukan melalui berbagai tindakan, seperti artikulasi
melalui tindakan kelompok-kelompok yang mewakili sekumpulan orang, politik, duduk
dalam badan-badan penasihat pemerintah dan memberikan kesaksian di sidang parlemen.
Melalui bacaan yang tersedia, kita dapat mengetahui lebih lanjut tentang jenis-jenis kelompok
kepentingan dan bagaimana kelompok ini dapat mempengaruhi kebijakan politik suatu
negara.

1. Kelompok Anomik
Kelompok anomik adalah kelompok yang tiba-tiba terbentuk ketika banyak individu
bereaksi terhadap suatu peristiwa yang merangsang frustrasi, kekecewaan, atau emosi kuat
lainnya. Kelompok ini bersifat sekejap, muncul dan tenggelam secara tiba-tiba, dan tidak
memiliki pengorganisasian atau perencanaan sebelumnya. Kelompok anomik sering muncul
secara spontan dan dapat membawa dampak yang tidak terduga, termasuk kekerasan.
Contoh-contoh kelompok anomik dan peran mereka dalam peristiwa politik:
- Penduduk di lingkungan minoritas yang melakukan kerusuhan dan penjarahan
setelah pembebasan petugas polisi yang dituduh melakukan kekerasan berlebihan dalam
pemukulan seorang tersangka warga Afrika-Amerika di Los Angeles pada tahun 1992.
- Protes meletus di banyak negara Muslim atas penggambaran Nabi Muhammad di
media Barat, mengakibatkan kematian dan kekerasan massal pada tahun 2005 hingga 2006.

Dalam kedua peristiwa ini, kelompok anomik muncul sebagai reaksi terhadap
peristiwa yang memicu kemarahan dan ketidakpuasan masyarakat. Mereka bersifat sekejap
dan tidak terorganisir sebelumnya, namun aksi mereka dapat memicu kekerasan dan
menuntut perubahan secara politik. Kelompok anomik juga dapat memberikan suara kepada
individu atau sekelompok orang yang merasa tidak terwakili oleh struktur kelembagaan yang
ada. Dalam banyak kasus, kelompok anomik dapat menjadi pemicu bagi perubahan
kebijakan atau tindakan yang diperlukan karena kesalahan pemerintah yang merugikan atau
tindakan yang dianggap tidak adil. Kelompok kepentingan anomik juga dapat memainkan
peran penting dalam mengurangi ketidaksetaraan sosial dan politik dalam masyarakat.
2. Kelompok Non-Asosiasional
Kelompok non-asosiasional didasarkan pada kepentingan dan identitas yang sama
dari suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu dengan latar belakang yang serupa,
seperti etnis, wilayah, agama, pekerjaan, atau mungkin kekerabatan. Kelompok ini
mempunyai kesinambungan yang lebih besar daripada kelompok anomik dan cenderung
muncul dalam bentuk kelompok terorganisir dengan baik meskipun aktivitas yang mereka
lakukan biasanya bersifat episodik. Sementara itu, kelompok anomik adalah kelompok yang
tiba-tiba terbentuk ketika banyak individu bereaksi terhadap suatu peristiwa yang merangsang
frustrasi, kekecewaan, atau emosi kuat lainnya. Tanpa pengorganisasian atau perencanaan
sebelumnya, orang-orang yang frustrasi dapat tiba-tiba turun ke jalan untuk melampiaskan
emosi mereka karena berita tentang tindakan pemerintah atau ketidakadilan baru. Kelompok
ini bersifat sekejap, muncul dan tenggelam secara tiba-tiba, dan tidak terorganisir dengan
baik.

Perbedaan utama antara kelompok anomik dan non-asosiasional terletak pada sumber
kesatuan mereka. Kelompok anomik terikat hanya oleh emosi yang mendalam dan seringkali
terbentuk tiba-tiba tanpa perencanaan atau pengorganisasian yang cukup, sementara
kelompok non-asosiasional didasarkan pada ideologi, kepentingan, dan identitas yang sama
dari suatu kelompok yang terorganisir dengan baik. Contoh kelompok non-asosiasional yang
didasarkan pada kesamaan identitas atau wilayah adalah kelompok etnis, kelompok wilayah,
atau kelompok agama. Kelompok-kelompok ini terdiri dari individu atau anggota kelompok
yang memiliki ikatan-ikatan yang sama, seperti identitas etnis yang sama atau tinggal di
wilayah yang sama. Kelompok-kelompok nonasosiasional ini biasanya tidak terorganisir
dengan baik, namun mereka memiliki kesinambungan yang lebih besar daripada kelompok
anomik. Beberapa contoh kelompok nonasosiasional adalah kelompok etnis minoritas,
kelompok wilayah tertentu, dan kelompok agama yang memiliki tujuan dan kepentingan yang
sama.

Kelompok non-asosiasional memiliki peran penting dalam proses politik sebagai


kelompok yang berbasis pada identitas yang sama seperti etnis, wilayah, agama, pekerjaan,
atau mungkin kekerabatan. Kelompok ini memiliki kesinambungan yang lebih besar daripada
kelompok anomik dan dapat bertindak sebagai minoritas yang bubar seperti kelompok
anomik. Namun, kelompok non-asosiasional jarang terorganisir dengan baik dan aktivitas
mereka bersifat episodik. Subkelompok dalam kelompok besar seperti etnis minoritas atau
pekerja dapat bertindak sebagai kelompok anomali. Meskipun kelompok non-asosiasional
memiliki ikatan yang kuat, tetapi mereka sulit untuk mengorganisir karena para anggotanya
memiliki masalah yang sama namun tidak ada yang berusaha mengorganisir anggota lainnya
karena biaya individu lebih besar daripada manfaat individu. 

Kelompok non-asosiasional memiliki manfaat karena dapat mewakili kepentingan


kelompok yang lebih besar, seperti etnis, wilayah, agama, pekerjaan, atau kekerabatan, tanpa
harus memiliki organisasi yang terorganisir dengan baik. Mereka memiliki kesinambungan
yang lebih besar daripada kelompok anomik, meskipun aktivitas mereka bersifat episodik.
Kelompok non-asosiasional dapat melakukan aksi kolektif seperti unjuk rasa, mogok kerja,
atau petisi untuk menuntut dukungan dan pelatihan yang lebih baik. Selain itu, pemahaman
tentang aksi kolektif membantu kita untuk melihat mengapa beberapa kelompok lebih
terorganisir daripada yang lain, dan dalam situasi apa hambatan-hambatan untuk aksi kolektif
dapat diatasi.

3. Kelompok Institusional
Kelompok institusional adalah kelompok-kelompok yang berbasis pada organisasi
formal yang memiliki fungsi politik atau sosial selain artikulasi kepentingan. Kelompok ini
dapat berasal dari perusahaan bisnis, partai politik, badan legislatif, tentara, birokrasi, gereja,
dan lain sebagainya. Kelompok institusional dapat memiliki kelompok politik yang terpisah
dengan tanggung jawab khusus untuk mewakili kepentingan kelompok. Di negara-negara
demokrasi industri, kepentingan birokrasi dan perusahaan penggunaan sumber daya dan
informasi khusus untuk mempengaruhi kebijakan.

Kelompok institusional memiliki pengaruh signifikan dalam artikulasi kepentingan


dan pengambilan kebijakan. Kelompok institusional biasanya memiliki organisasi formal
yang memiliki fungsi politik atau sosial lainnya sebagai tambahan selain artikulasi
kepentingan. Beberapa contoh kelompok institusional adalah perusahaan bisnis, partai politik,
badan legislatif, tentara, birokrasi, dan gereja. Kelompok-kelompok institusional memiliki
pengaruh dari kekuatan basis organisasi utama mereka, seperti ukuran keanggotaan mereka
atau pendapatan mereka. Kelompok institusional dapat memiliki kelompok politik yang
terpisah dengan tanggung jawab khusus untuk mewakili kepentingan kelompok. Banyak
kelompok institusional berpartisipasi dalam proses politik dan memiliki akses langsung
kepada para pembuat kebijakan. Kelompok institusional non-politik juga dapat berpartisipasi
dalam proses politik. Sebagai contoh, di Italia, gereja Katolik Roma telah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pemerintah. Kelompok institusional seperti gereja atau
organisasi agama lainnya dapat mempengaruhi kebijakan yang berkaitan dengan isu-isu
moral dan sosial. Mereka berupaya untuk mewakili pandangan dan nilai-nilai keagamaan
dalam kebijakan publik.

Kelompok institusional memiliki keuntungan dalam artikulasi kepentingan karena


mereka memiliki struktur kelembagaan yang formal dan jelas, seperti partai politik,
perusahaan bisnis, badan legislatif, atau tentara. Kelompok institusional dapat memobilisasi
sumber daya dan informasi yang mereka miliki, dan dapat mempengaruhi kebijakan secara
langsung melalui akses mereka kepada para pembuat kebijakan. Dalam beberapa situasi
politik, kepentingan kelompok institusional dapat dipandang lebih serius dan dianggap lebih
meyakinkan daripada kelompok-kelompok lain. Selain itu, kelompok institusional dapat
memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masyarakat
secara lebih luas.

4. Kelompok Asosiasional
Kelompok asosiasional adalah kelompok yang dibentuk secara eksplisit untuk
mewakili kepentingan kelompok tertentu, seperti serikat pekerja, kamar dagang, asosiasi
produsen, dan asosiasi etnis. Organisasi-organisasi ini memiliki prosedur untuk merumuskan
kepentingan dan tuntutan, dan biasanya mempekerjakan staf profesional. Kelompok-
kelompok ini sangat aktif dalam mewakili kepentingan anggotanya dalam proses kebijakan.
Tujuan eksplisit kelompok asosiasi adalah untuk mempengaruhi kebijakan publik yang sesuai
dengan kepentingan kelompok mereka, seperti mengadvokasi perubahan kebijakan atau
pengaruh dalam proses legislatif. Kelompok asosiasi dapat mempengaruhi proses politik dan
kebijakan dengan cara seperti memberikan informasi dan testimoni kepada pembuat
kebijakan, berpartisipasi dalam kegiatan lobbing, mendanai kampanye politik, atau
melakukan kampanye untuk membentuk opini publik. Kelompok asosiasi juga dapat
memainkan peran penting dalam mempengaruhi persidangan dan proses pengambilan
keputusan melalui partisipasi dalam pengadilan dan pengawasan pemilihan umum. Sebagai
contoh, dalam perdebatan yang berulang tentang perawatan kesehatan di Amerika Serikat,
banyak kelompok penekan dan pelobi yang sangat besar, seperti perwakilan dokter dan
organisasi asuransi kesehatan hingga kelompok konsumen dan Asosiasi Pensiunan Amerika
(AARP), yang berusaha untuk mempengaruhi legislasi dan menghasilkan perubahan yang
sesuai dengan kepentingan kelompok mereka.

Kelompok asosiasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam beberapa hal.
Pertama, mereka memungkinkan anggotanya untuk bersatu dan memperjuangkan tujuan-
tujuan bersama yang mereka anggap penting. Kedua, kelompok asosiasi dapat memperkuat
suara masyarakat dalam proses kebijakan dan politik dengan melakukan lobi serta advokasi
kebijakan publik yang mencakup kepentingan kelompok mereka. Ketiga, kelompok asosiasi
juga dapat memberikan edukasi serta informasi yang sangat diperlukan bagi masyarakat
dalam topik atau isu tertentu yang menjadi fokus atau concern kelompok mereka.

Anda mungkin juga menyukai