2. M. Hasyim Asy’ari (16) 3. Nurul Silviyatur R (27) 4. Rissalatul Mu’awanah (28) Partisipasi politik secara harafiah berarti keikutsertaan, dalam konteks politik hal ini mengacu pada pada keikutsertaan warga dalam berbagai proses politik. Jadi Partisipasi politik adalah keterlibatan warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan sampai dengan penilaian keputusan, termasuk juga peluang untuk ikut serta dalam pelaksanaan keputusan. Secara umum partisipasi politik adalah suatu bentuk tindakan seseorang atau kelompok dalam kehidupan politik yang dapat mempengaruhi kebijakan umum baik itu secara langsung ataupun tidak langsung. 1. kelas – individu-individu dengan status sosial, 5. golongan atau faksi – individu-individu yang pendapatan, dan pekerjaan yang serupa. dipersatukan oleh interaksi yang terus menerus antara satu sama lain, yang akhirnya 2. kelompok atau komunal – individu-individu membentuk hubungan patron-client, yang dengan asal-usul ras, agama, bahasa, atau etnis berlaku atas orang-orang dengan tingkat status yang serupa. sosial, pendidikan, dan ekonomi yang tidak 3. lingkungan – individu-individu yang jarak tempat sederajat. tinggal (domisilinya) berdekatan. 4. partai – individu-individu yang mengidentifikasi diri dengan organisasi formal yang sama yang berusaha untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas bidang-bidang eksekutif dan legislatif pemerintahan, dan Dalam perumusannya, politik luar Negri Indonesia memiliki tiga landasan yang menjadi pilar utamanya berdiri, ketiga landasan tersebut ialah landasan idiil, konstitusional, dan operasional Landasan idiil politik luar Negri Indonesia adalah pacasila sebagai dasar Negara Indonesia. landasan konstitusional dari politik luar Negri berupa Undang – undang dasar 1945. Landasan yang terahir merupakan landasan operasional politik luar Negri Indonesia. Landasan ini selalu berubah mengikuti perkembangan zaman demi tercapainya kepentinangan Nasional. 1. Kegiatan Pemilihan – yaitu kegiatan pemberian 4. Contacting – yaitu upaya individu atau kelompok suara dalam pemilihan umum, mencari dana dalam membangun jaringan dengan pejabat- partai, menjadi tim sukses, mencari dukungan pejabat pemerintah guna mempengaruhi bagi calon legislatif atau eksekutif, atau tindakan keputusan mereka. lain yang berusaha mempengaruhi hasil pemilu. 5. Tindakan Kekerasan (violence) – yaitu tindakan 2. Lobby – yaitu upaya perorangan atau kelompok individu atau kelompok guna mempengaruhi menghubungi pimpinan politik dengan maksud keputusan pemerintah dengan cara menciptakan mempengaruhi keputusan mereka tentang suatu kerugian fisik manusia atau harta benda, isu. termasuk di sini adalah huru-hara, teror, kudeta, 3. Kegiatan Organisasi – yaitu partisipasi individu pembutuhan politik (assassination), revolusi dan ke dalam organisasi, baik selaku anggota pemberontakan. maupun pemimpinnya, guna mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. a. Sebagai sarana untuk mengejar kebutuhan ekonomi b. Sebagai sarana untuk memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuaian sosial c. Sebagai sarana mengejar nilai – nilai husus d. Sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan alam bawah sadar dan kebutuhan psikologis tertentu a. Mendorong progam – progam pemerintah b. Sebagai institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah dalam mengarahkan dan menigkatkan pembangunan c. Sebagai sarana untuk memberikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan progam – progam pembangunan
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri